• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

pengetahuan bagi peneliti dan guru tentang seberapa besar minat belajar

siswa saat kegiatan belajar mengajar, dan mengetahui pengaruh minat belajar

terhadap prestasi belajar siswa. Setelah itu guru diharapkan mau dan mampu

Prestasi belajar dari siswa dapat dilihat dari nilai rata-rata lima mata

pelajaran inti di Sekolah Dasar yang ada pada rapor. Kelima mata pelajaran

tersebut adalah Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan

Sosial, Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Kewarganegaraan. Untuk

mendapatkan prestasi belajar yang baik dalam kelima mata pelajaran tersebut,

peserta didik harus rajin belajar dan memiliki minat yang tinggi, dan harus

mampu mengatasi kesulitan dan hambatan yang dialaminya.

Melalui penelitian yang dilaksanakan ini, peneliti ingin mengetahui

apakah ada hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar yang

dicapai peserta didik. Judul penelitian yang akan dilaksanakan ini adalah “

Hubungan Antara Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa kelas VI SD

Negeri Babarsari Tahun Pelajaran 2011/2012”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang akan diteliti, masalah

dikhususkan pada :

1. Bagaimana minat belajar pada siswa kelas VI SD Negeri Babarsari

Tahun Pelajaran 2011/2012 ?

2. Bagaimana prestasi belajar siswa kelas VI SD Negeri Babarsari

Tahun Pelajaran 2011/2012 ?

3. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat

belajar dan prestasi belajar siswa kelas VI SD Negeri Babarsari

4. Seberapa besar pengaruh minat belajar dan prestasi belajar siswa

kelas VI SD Negeri Babarsari Tahun Pelajaran 2011/2012 ?

C. Batasan Masalah

Peneliti merumuskan dua batasan istilah di dalam penelitian ini :

1. Minat belajar siswa adalah dorongan yang muncul dari dalam diri

siswa untuk merasa senang dan tertarik untuk mengikuti

aktvitas-aktivitas selama proses pembelajaran dalam rangka memenuhi

kebutuhan belajar demi mencapai prestasi belajar yang optimal.

2. Prestasi Belajar adalah hasil yang telah didapat atau dicapai oleh

peserta didik dalam menuntut suatu pelajaran yang menunjukkan

tingkat kemampuannya dalam mengikuti proses pembelajaran

dalam kurun waktu tertentu, sesuai dengan kurikulum yang telah

ditentukan.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk

mencapai tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui minat belajar pada siswa kelas VI SD Negeri

Babarsari Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa kelas VI SD Negeri

3. Untuk mengetahui hubungan yang positif dan signifikan antara

minat belajar dan prestasi belajar siswa kelas VI SD Negeri

Babarsari Tahun Pelajaran 2011/2012.

4. Mengetahui seberapa besar pengaruh minat belajar terhadap

prestasi belajar siswa kelas VI SD Negeri Babarsari Tahun

Pelajaran 2011/2012.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut :

1. Bagi Guru

a. Memberikan masukan atau bahan pertimbangan mengenai

pentingnya menumbuhkan minat belajar siswa.

b. Memberi tahukan hubungan antara minat belajar dan prestasi

belajar dari penelitiannya.

2. Bagi Siswa

a. Membangkitkan dan meningkatkan minat belajarnya.

b. Meningkatkan prestasi belajarnya.

3. Bagi peneliti

a. Sebagai seorang calon guru, peneliti diharapkan mau dan

mampu membangkitkan serta meningkatkan minat belajar siswa.

b. Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang akan ia didik

4. Bagi rekan-rekan mahasiswa atau siapa saja yang tertarik pada

bidang penelitian

a. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan

informasi bagi penelitian-penelitian yang relevan.

8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Minat

1. Pengertian Minat Belajar

Minat memiliki banyak definisi yang disampaikan oleh para ahli atau

tokoh-tokoh pemerhati pendidikan. Berikut akan disampaikan beberapa

pengertian minat yang disampaikan para ahli.

W.J.S Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

menyampaikan bahwa minat berarti perhatian; kesukaan (kecenderungan

hati) kepada sesuatu; keinginan.

Winkel (1989:105) memberikan pendapat bahwa minat diartikan

sebagai kecenderungan subjek yang menetap, untuk merasa tertarik pada

bidang studi tertentu atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang

mempelajari materi itu.

Slameto ( 2010: 180 ) menyampaikan bahwa minat adalah suatu rasa

lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada

yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu

hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau

dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

Menurut Gunarso ( 1995: 68 ) minat adalah sesuatu yang pribadi dan

berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi

dapat menyebabkan seseorang giat dalam melakukan sesuatu yang telah

menarik minatnya.

2. Pentingnya Minat

Nurkancana (1983:225) menyatakan bahwa minat yang timbul dari

kebutuhan anak, akan menjadi faktor pendorong bagi anak dalam

melaksanakan usahanya. Jadi dapat dilihat bahwa minat adalah sangat

penting dalam pendidikan, sebab merupakan sumber dari usaha. Anak

tidak perlu mendapat dorongan dari luar, apabila pekerjaan yang

dilakukannya cukup menarik minatnya.

3. Ciri-ciri Minat

Hurlock (1995:117) menjelaskan ciri-ciri minat anak antara lain

sebagai berikut:1)

a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental.

Minat di semua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik dan

mental. Pada waktu pertumbuhan terlambat dan kematangan dicapai,

minat menjadi lebih stabil. Dengan demikian perkembangan fisik dan

mental seorang siswa akan tumbuh bersamaan dengan minat siswa

tersebut.

b. Minat bergantung pada kesiapan belajar

Anak-anak tidak dapat mempunyai minat sebelum mereka siap secara

minat yang sungguh-sungguh untuk permainan bola sampai mereka

memiliki kekuatan dan koordinasi otot yang diperlukan untuk

permainan bola tersebut.

c. Minat bergantung pada kesempatan belajar

Kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan dan minat,

baik anak-anak maupun dewasa, yang menjadi bagian dari lingkungan

anak. Karena lingkungan anak kecil sebagian besar terbatas pada

rumah. Minat mereka “tumbuh dari rumah.” Dengan bertambah

luasnya lingkup sosial, mereka menjadi tertarik pada minat orang di

luar rumah yang mulai mereka kenal.

d. Perkembangan minat mungkin terbatas

Ketidakmampuan fisik dan mental serta pengalaman sosial yang

terbatas membatasi minat anak. Anak yang cacat fisik misalnya, tidak

mungkin memiliki minat yang sama pada olahraga seperti teman

sebayanya yang perkembangan fisiknya normal.

e. Minat dipengaruhi pengaruh budaya

Anak-anak mendapat kesempatan dari orang tua, guru, dan orang

dewasa lain untuk belajar mengenai apa saja yang oleh kelompok

budaya mereka dianggap minat yang sesuai dan mereka tidak diberi

kesempatan untuk menekuni minat yang dianggap tidak sesuai bagi

f. Minat berbobot emosional

Bobot emosional-aspek afektif dari minat menentukan kekuatannya.

Bobot emosional yang tidak menyenangkan melemahkan minat, dan

bobot emosional yang menyenangkan memperkuatnya.

g. Minat itu egosentris

Sepanjang masa kanak-kanak, minat itu egosentris. Misalnya minat

anak laki-laki pada matematik, sering berlandaskan keyakinan bahwa

kepandaian itu bidang matematik di sekolah akan merupakan langkah

penting menuju kedudukan yang menguntungkan dan bergengsi di

dunia usaha.

4. Cara Membangkitkan Minat Siswa

Menurut Slameto ( 2010 ) berdasarkan kesimpulan dari pendapat

beberapa ahli mengenai cara paling efektif untuk membangkitkan minat

siswa pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan

minat-minat siswa yang telah ada. Misalnya siswa menaruh minat-minat pada olah raga

balap mobil. Sebelum mengajarkan percepatan gerak, pengajar dapat

menarik perhatian siswa dengan menceritakan sedikit mengenai balap

mobil yang baru saja berlangsung, kemudian sedikit demi sedikit

diarahkan ke materi pelajaran yang sesungguhnya.

Sardiman (1986:95) menjelaskan beberapa cara untuk menciptakan

minat, adalah : Membangkitkan adanya suatu kebutuhan untuk belajar,

masa lampau, Memberi kesempatan kepada siswa untuk berlomba

mendapatkan hasil yang lebih baik, Menggunakan berbagai macam cara

mengajar supaya siswa tidak merasa bosan.

5. Faktor yang Mempengaruhi Minat

W. S. Winkel (1983:31) menjelaskan tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi minat, antara lain:

a. Perasaan senang dapat menimbulkan minat. Perasaan tidak senang

menghambat dalam belajar.

b. Sikap positif didapatkan dari perasaan senang. Sikap positif

berpengaruh dalam membentuk minat yang positif juga.

6. Cara Mengukur Minat

Minat siswa dapat diukur menggunakan penilaian non tes. Masidjo

(1995: 59) menjelaskan bahwa non tes merupakan rangkaian pernyataan

atau pertanyaan yang harus dijawab secara sengaja dalam situasi yang

kurang distandarisasikan. Di mana yang dimaksudkan untuk mengukur

kemampuan atau hasil belajar yang dapat diamati secara konkrit dari

individu atau kelompok. Penilaian non tes dapat berupa pengamatan

(observasi), catatan anekdot, daftar cek, skala nilai, angket dan wawancara.

Pada penelitian ini minat siswa diukur menggunakan pengamatan

Selain pengamatan (observasi), minat siswa dapat didukung dengan

menggunakan wawancara. Wawancara adalah suatu cara untuk

mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang

lain (Hopkins dalam Kunandar, 2008 : 157). Wawancara dilakukan secara

bertatap muka langsung kepada guru dan beberapa siswa.

7. Indikator Minat Belajar

Minat belajar memiliki beberapa indikator yang bisa digunakan

apakah seorang peserta didik sungguh-sungguh memiliki minat untuk

belajar. Peneliti menyimpulkan beberapa indikator minat belajar

berdasarkan teori yang telah dikemukakan diatas. Indikator ini juga

mengacu pada indikator yang digunakan oleh Nindya Ayu Wulandari

dalam skripsi berjudul Hubungan Minat Belajar dan Prestasi Belajar Siswa

Kelas V SD Negeri 4 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011, Indikator

tersebut antara lain :

a. Menunjukan minat terhadap pelajaran.

Bersemangat saat mengikuti pelajaran dan menyukai terhadap semua

pelajaran akan menunjukan minat siswa terhadap pelajaran.

b. Selalu mengingat pelajaran dan mempelajari lagi.

Mengulangi pelajaran dirumah atau dalam kesempatan lain diluar jam

sekolah merupakan bukti bahwa siswa mengingat dan mempelajari lagi

c. Tekun menghadapi tugas

Belajar diidentifikasikan dengan macam-macam tugas yang diterima

siswa. Siswa akan mengerjakan tugas seperti PR atau soal-soal dengan

senang hati merupakan bukti bahwa mereka tekun dalam menghadapi

tugas.

d. Ulet menghadapi kesulitan belajar.

Banyak tugas yang pada kenyataannya sulit dan dihindari siswa. Tugas

yang sulit bukan penghalang bagi siswa untuk belajar sebaliknya

menjadi pemacu untuk lebih maju. Siswa yang berminat dalam belajar

akan senantiasa ulet dan tidak menyerah dalam mengerjakan tugas yang

sulit.

e. Perasaan hati setelah belajar.

Rasa puas dan senang merupakan bukti bahwa siswa berminat dalam

belajar. Jika siswa dalam belajar merasa mendapatkan sesuatu maka

akan merasakan sebuah kepuasan bahwa belajar bukan suatu kegiatan

atau usaha yang sia-sia.

f. Senang menghadapi kesulitan

Kesulitan akan dihadapi oleh siswa yang berminat belajar sebagai

tantangan yang perlu dipecahkan namun siswa yang kurang berminat

dalam belajar akan merasa bahwa kesulitan adalah penghambat dan

penyebab siswa menjadi malas belajar.

g. Mempunyai antusias yang tinggi dalam belajar di kelas.

Berbagai kegiatan di sekolah atau di kelas ditujukan untuk keaktifan

siswa dalam belajar. Jika kegiatan tersebut dirasa menyenangkan bagi

siswa tentunya kegiatan itu akan diminati dan dijalankan dengan

sepenuh hati.

h. Senang berdiskusi dengan teman dalam mempelajari mata pelajaran.

Diskusi merupakan salah satu bentuk belajar. Diskusi pada dasarnya

merupakan kegiatan belajar yang mengharuskan siswa bertukar ide atau

pendapat dengan siswa lain. Diskusi sebagian dinikmati siswa sebagai

kegiatan yang penting namun ada juga siswa yang menganggap bahwa

diskusi merupakan kegiatan yang tidak perlu dan membosankan.

i. Keinginan untuk maju dan mencapai keberhasilan.

Anak dengan minat belajar yang baik akan merasa bahwa belajar akan

membawa mereka pada suatu langkah keberhasilan.

j. Orientasi pada masa depan, kegiatan belajar sebagai jalan menuju

kreatifitas dan cita-cita.

Masa depan, cita-cita dan harapan dimasa yang akan datang akan

mendorong minat siswa dalam belajar dan berkembang.

B. Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar

Winkel sebagaimana dikutip dalam Riyanto ( 2009: 5) menyatakan

dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan, dan nilai-sikap

Slameto (2010:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.

Muhibbin Syah (2008: 63) menyatakan bahwa belajar merupakan

suatu kegiatan berproses dan merupakan unsur fundamental dalam

penyelenggaran setiap jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berati, berhasil

atau tidaknya suatu pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada

proses belajar yang dialami oleh siswa.

Morgan seperti dikutip dalam Suprijono ( 2009: 3) menyatakan

Belajar adalah perubahan relatif permanen dalam perilaku yang merupakan

hasil pengalaman masa lalu. (Belajar adalah perubahan perilaku yang

bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman)

Hamalik (1983:21) berpendapat belajar adalah suatu bentuk

pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam

cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas peneliti menyimpulkan bahwa

belajar merupaka proses untuk mengetahui dan memahami sesuatu yang

berlangsung secara berkesinambungan dalam rangka menuju proses

2. Pengertian Prestasi Belajar

Zaenal Arifin ( 2009: 12 ) Prestasi belajar (achievement) berbeda

dengan hasil belajar (learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya

berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi

aspek pembentukan watak siswa. Kata prestasi sering digunakan dalam

berbagai bidang dan kegiatan, antara lain dalam kesenian, olah raga, dan

pendidikan, khususnya pembelajaran.

Winkel ( 1986 ) berpendapat bahwa prestasi belajar merupakan salah

satu bukti yang menunjukan kemampuan atau keberhasilan seseorang yang

melakukan proses belajar sesuai dengan bobot atau nilai yang berhasil

diraihnya.

Winkel ( 1987: 294 ) menerangkan bahwa prestasi diperoleh pada

akhir proses belajar. Prestasi belajar membuktikan bahwa hasil belajar

sudah diperoleh atau tujuan instruksionalnya sudah tercapai.

3. Tujuan Belajar

Tujuan belajar menurut Ali Imron ( 1996 )adalah :

a. Tujuan belajar dikaitkan dengan perubahan tingkah laku, salah satu ciri

belajar pada diri seseorang adalah terdapatnya perubahan tingkah laku

pada dirinya. Adanya perubahan tingkah laku ini menjadikan seorang

pembelajar berubah dari kondisi ke kondisi tertentu.

b. Tujuan belajar dan pembentukan pemahaman, nilai dan sikap, serta

4. Ciri-ciri Belajar

Menurut Syah (2002: 117-119) setiap perilaku belajar selalu ditandai

oleh ciri-ciri perubahan spesifik. Diantara ciri-ciri perubahan khas yang

menjadi karakteristik perilaku belajar yang terpenting adalah :

a. Perubahan itu intensional

Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman

atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan disadari, atau dengan

kata lain bukan kebetulan. Siswa dapat merasakan perubahan dalam

dirinya. Karakteristik ini mengandung konotasi bahwa siswa menyadari

akan adanya perubahan yang dialami atau sekurang-kurangnyan ia

merasakan adanya perubahan dari dalam, seperti penambahan

pengetahuan, kebiasaan, sikap dan pandangan tertentu, keterampilan

dan sebagainya.

b. Perubahan positif dan aktif

Positif berarti baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan. Perubahan

aktif artinya tidak terjadi dengan sendirinya seperti proses kematangan

(misalnya bayi yang bisa merangkak setelah bisa duduk), tetapi karena

usaha siswa itu sendiri.

c. Perubahan efektif dan fungsional

Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif, yakni

berhasil guna. Artinya perubahan tersebut membawa pengaruh, makna,

dan manfaat bagi siswa. Selain itu perubahan dalam proses belajar

apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat direproduksi dan

dimanfaatkan.

5. Pengukuran Prestasi Belajar

Norman E. Gronlund (1977) dalam bukunya mengenai penyusunan

test prestasi merumuskan beberapa prinsip dasar dalam pengukuran

prestasi sebagai berikut.

a. Test prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara

jelas sesuai dengan tujuan instruksional.

b. Test prestasi harus mengukur suatu sampel yang representatif dari hasil

belajar dan dari hasil belajar dan materi yang dicakup oleh program

instruksi atau pengajaran.

c. Test prestasi harus berisi item-item dengan tipe yang paling cocok guna

mengukur hasil belajar yang diinginkan.

d. Test prestasi harus dirancang agar cocok dengan tujuan penggunaanya.

e. Test prestasi harus dibuat sereliabel mungkin dan kemudian harus

ditafsirkan hasilnya dengan hati-hati.

f. Test prestasi belajar harus digunakan untuk meningkatkan belajar para

siswa.

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar akan dibedakan ke

dalam dua hal yakni faktor yang berasal dari luar diri dan faktor yang

berasal dari dalam diri (Winkel, 1987: 249).

a. Faktor yang berasal dari dalam adalah :

Faktor non sosial dalam belajar : lebih berkaitan pada lingkungan

sekitar, misalnya ; cuaca, suhu udara, waktu ( pagi, siang, sore), tempat

( dataran rendah, dataran tinggi). Namun, bisa juga berasal dari sarana

yang di pakai misalnya alat menulis, alat peraga, buku-buku.

b. Faktor-faktor sosial dalam belajar

Winkel (1987: 250) mengungkapkan faktor-faktor sosial di sini adalah

faktor manusia ( sesama manusia ), baik manusia itu ada ( hadir )

maupun kehadirannya tidak dapat disimpulkan atau tidak langsung

hadir. Faktor ini lebih di maksudkan sebagai hal-hal di luar yang tidak

berkaitan dengan proses belajar. Misalnya keadaan di luar kelas yang

gaduh, dekatnya sekolah atau kelas dengan pasar atau bisa di kakatakan

faktor lingkungan sosial.

Syah (2003:144-155) memberikan pendapat mengenai faktor-faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar. Antara lain :

a. Faktor Internal atau faktor yang berasal dari dalam diri siswa yakni

1) Aspek Fisiologis (bersifat jasmaniah)

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai

tingkat kebugaran tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi

semangat dan intesitas siswa dalam mengikuti pelajaran.

2) Aspek Psikologis (bersifat rohaniah)

Faktor-faktor yang terdapat dalam aspek psikologis umumnya

dipandang lebih esensial. Adapun faktor-faktor dalam aspek

psikologis tersebut adalah:

a) Tingkat Kecerdasan atau Inteligensi Siswa

Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan

psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri

dengan lingkungan dengan cara yang tepat.

b) Sikap Siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang

relatif tetap terhadap objek orang, dan sebagainya baik secara

positif maupun negatif.

c) Bakat Siswa

Secara umum bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki

seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan

datang. Bakat akan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya

d) Minat Siswa

Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan

kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap

sesuatu.

e) Motivasi Siswa

Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal yang mendorong

siswa untuk berbuat sesuatu. Dalam perkembangan selanjutnya,

motivasi dibedakan menjadi dua macam yaitu motivasi intrinsik

dan motivasi ekstrinsik.

b. Faktor Eksternal atau faktor yang berasal dari luar diri siswa

1) Lingkungan Sosial

Yang termasuk dalam lingkungan sosial siswa adalah masyarakat

dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar

perkampungan siswa tersebut. Lingkungan sosial yang lebih banyak

mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa

itu sendiri.

2) Lingkungan Non Sosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung

sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan

letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang

C. Penelitian yang Relevan

1. Untuk penelitian yang relevan menggunakan penelitian yang disusun oleh:

Andi Setyawan dengan judul : HUBUNGAN MINAT BELAJAR

DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI

MARGOMULYO 1 SEYEGAN SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN

2011/2012. Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun 2012.

Hasil penelitian yang dilakukan Andi Setyawan menyatakan minat belajar

rendah 15,8%, sedang 39,5%, dan tinggi 44,7%. Sedangkan prestasi

belajar rendah 34,2%, sedang 39,5%, dan tinggi 26,3%. Penelitian

menunjukkan ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat

belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Margomulyo 1

Seyegan semester 1 tahun pelajaran 2011/2012 dengan nilai koefisen

korelasi sebesar 0,806 dan berada pada tingkat koefisien korelasi sangat

kuat (±0,80 - ±1,000) dan nilai uji signifikansi sebesar 8,1842. Sedangkan

sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD

Negeri Margomulyo 1 Seyegan semester 1 tahun pelajaran 2011/2012

adalah sebesar 65,04%, sedangkan 34,96% dari faktor lainnya.

2. Skripsi yang disusun oleh Nindya Ayu Wulandari dengan judul:

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR

SISWA KELAS V SD NEGERI 4 SRAGEN TAHUN PELAJARAN

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi ini

merupakan acuan awal untuk menyusun indikator minat belajar.

Dari hasil penelitian menunjukkan minat belajar rendah sebesar 13,3%,

minat belajar sedang sebesar 6,7% , minat belajar tinggi sebesar 80%.

Prestasi belajar siswa rendah 10% , sedang sebesar 58,33%, dan tinggi

sebesar 31,67%. Minat belajar memiliki hubungan yang positif dan

signifikan terhadap prestasi belajar siswa dengan mnilai r= 0,834 dan

signifikan pada taraf 1%. Minat belajar memberikan sumbangan 83,4%

dengan prestasi belajar siswa.

Keterkaitan antara penelitian yang dilakukan oleh Andi setyawan, Nindya

Ayu Wulandari dan penelitian yang saya lakukan adalah untuk

mengetahui adakah hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar,

dan seberapa besar sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar

pada siswa yang diteliti.

D. Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar

Menurut Muhibbin ( 2003: 151 ) “ minat seperti yang dipahami dan

dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil

belajar siswa dalam bidang studi tertentu”. Misalnya, siswa yang menyukai hal-hal yang berkaitan dengan hitungan, bangun ruang, peluang dan lain

Dokumen terkait