• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

1. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Pada Sebelum Tindakan

Setelah menganalisis hasil tes awal, yang telah diketahui bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia tergolong kurang mampu dengan rata-rata persentase 57,3% atau berada pada rentang 55-69%. Artinya secara keseluruhan kemampuan membaca pemahaman siswa belum mencapai

keberhasilan yang akan dicapai, yaitu sebesar 75%. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini.

TABEL IV. 4.

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SDN 021 KUALU KABUPATEN KAMPAR PADA SEBELUM TINDAKAN

1 2 3 4

1 Asrobi 10 10 15 15 50 Tidak Tuntas

2 Al Hadi Pernando 10 15 10 10 45 Tidak Tuntas

3 Aini Mardiyah 15 15 15 20 65 Tuntas

4 Darwana 15 10 10 10 45 Tidak Tuntas

5 Edo Wahyudi 10 10 10 10 40 Tidak Tuntas

6 Erni Nazira 20 15 10 20 65 Tuntas

7 Era Fazira 20 10 20 25 75 Tuntas

8 Fitri Yani 15 15 10 10 50 Tidak Tuntas

9 Haldilal Hamdi 15 15 20 15 65 Tuntas

10 Hasbi Andika 15 15 15 15 60 Tidak Tuntas

11 Herliza Wati 15 20 15 15 65 Tuntas

12 Lisa Febiola 15 15 10 20 60 Tidak Tuntas

13 M. Safri 20 10 10 10 50 Tidak Tuntas

14 M. Dryon Dani 15 15 15 15 60 Tidak Tuntas

15 M. Iklas 20 15 15 20 70 Tuntas

16 M. Anwar 15 15 20 15 65 Tuntas

17 Mega Wati 10 10 20 15 55 Tidak Tuntas

18 Mila Yulandari 15 10 10 15 50 Tidak Tuntas

19 Nopal Ramadhan 20 15 15 15 65 Tuntas

20 Nursafika 20 20 15 15 70 Tuntas

21 Roni Perjuangan 10 10 10 10 40 Tidak Tuntas

22 Yogi Miswandi 15 10 15 10 50 Tidak Tuntas

320 285 290 315 1260

58.2% 51.8% 52.7% 57.3% 57.3%

SKOR Ketuntasan

RATA-RATA

NO NAMA SISWA INDIKATOR

JUMLAH

Sumber : Hasil Tes, 2010

Keterangan Indikator Kemampuan Siswa :

1 Siswa mampu mengetahui gagasan pokok atau bagian yang penting dalam sebuah cerita,

2 Siswa mampu menyebutkan kalimat penjelas dalam sebuah cerita. 3 Siswa mampu menyimpulkan teks bacaan dalam cerita

4 Siswa mampu menyebutkan amanat atau pandangan yang terkandung dalam cerita

Selanjutnya berdasarkan tebel diatas, dapat diketahui rata-rata kemampuan membaca pemahaman siswa adalah 57,3%, dengan ketegori kurang mampu karena sebagian siswa berada pada rentang 55%-69%. Adapun rincian kemampuan membaca pemahaman siswa per aspek dapat dijelaskan sebagai berikut :

1 Siswa mampu mengetahui gagasan pokok atau bagian yang penting dalam sebuah cerita, diperoleh rata-rata persentase 58,2%.

2 Siswa mampu menyebutkan kalimat penjelas dalam sebuah cerita, diperoleh rata-rata persentase 51,8%.

3 Siswa mampu menyimpulkan teks bacaan dalam cerita, diperoleh rata-rata persentase 52,7%.

4 Siswa mampu menyebutkan amanat atau pandangan yang terkandung dalam cerita, diperoleh rata-rata persentase 57,3%.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa belum mencapai 75%. Oleh karena itu, peneliti melakukan langkah untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui metode Know-Want-Learn (KWL).

2. Hasil Penelitian Siklus I a. Pelaksanaan Tindakan

Siklus Pertama dilaksanakan pada tanggal 04, 07, dan 11 September 2010. Teks cerita yang dibahas adalah “Lebih Beruntung”. Indikator yang dicapai pada pertemuan 1 adalah menentukan gagasan pokok dalam cerita “Lebih Beruntung”, dan menyebutkan kalimat penjelas dalam cerita “Lebih Beruntung”. Pertemuan 2 indikator yang dicapai adalah menyimpulkan teks bacaan dalam cerita “Lebih Beruntung”.

Sedangkan indikator yang dicapai pada pertemuan 3 adalah menyebutkan amanat yang terkandung dalam cerita “Lebih Beruntung”. Aktivitas yang diamati adalah aktivitas guru dan aktivitas siswa dengan metode Know-Want-Learn (KWL). Aktivitas guru diobservasi sedemikian rupa yaitu oleh teman sejawat, sedangkan aktivitas siswa diobservasi oleh observer dan dibantu oleh guru. Aktivitas guru tersebut adalah gambaran pelaksanaan pada kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir proses pembelajaran. Untuk lebih jelas gambaran kegiatan pembelajaran pada siklus pertama dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Kegiatan awal : (10 Menit)

a) Memulai pelajaran dengan membaca do'a b) Melakukan absensi Siswa

c) Guru memberikan apersepsi tentang materi palajaran 2) Kegiatan inti : ( 45 Menit)

a) Guru memberikan pengantar pelajaran.

b) Guru membagikan teks bacaan berupa lembaran yang memuat materi yang dipelajari.

c) Sebelum membaca teks bacaan tersebut, guru meminta siswa untuk menuliskan apa yang siswa ketahui tentang teks bacaan tersebut. (K)

d) Kemudian guru meminta siswa untuk menuliskan apa yang ingin mereka ketahui tentang teks bacaan tersebut. (W).

e) Setelah siswa menuliskan apa yang mereka ketahui dan ingin mereka ketahui, guru meminta siswa untuk memulai membaca teks cerita tersebut. f) Setelah membaca guru meminta siswa untuk menuliskan apa yang mereka

3) Kegiatan akhir : (15 Menit) a) Menyimpulkan pelajaran

b) Guru memberi penugasan terhadap materi yang disampaikan. c) Menutup pembelajaran dengan doa dan salam

Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, maka hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa pada pertemuan pertama, pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga dapat disajikan dibawah ini.

b. Pengamatan (Observation) 1) Observasi Aktivitas Guru

Aktivitas guru yang diamati terdiri atas 6 aspek. Observasi dilakukan oleh observer atau teman sejawat. Berhubung siklus I terdiri dari tiga kali pertemuan, maka observasi terhadap aktivitas guru pada siklus I dilakukan tiga kali. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga dapat dijelaskan dibawah ini.

TABEL IV.5.

AKTIVITAS GURU MELALUI METODE KNOW-WANT-LEARN (KWL) PADA SIKLUS I (PERTEMUAN PERTAMA, PERTEMUAN KEDUA DAN KETIGA)

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

1 Guru memberikan pengantar pelajaran. 1 2

2 Guru membagikan teks bacaan berupa lembaran yang memuat materi yang

dipelajari. 3 0

3 Sebelum membaca teks bacaan tersebut, guru meminta siswa untuk menuliskan apa yang siswa ketahui tentang teks bacaan tersebut. (K)

3 0

4 Kemudian guru meminta siswa untuk menuliskan apa yang ingin mereka ketahui tentang teks bacaan tersebut. (W).

3 0

5 Setelah siswa menuliskan apa yang mereka ketahui dan ingin mereka ketahui, guru meminta siswa untuk memulai membaca teks cerita tersebut.

0 3

6 Setelah membaca guru meminta siswa untuk menuliskan apa yang mereka

pelajari . (L) 3 0

JUMLAH 4 2 4 2 5 1 13 5

RATA-RATA 66.67% 33.33% 66.67% 33.33% 83.33% 16.67% 72.2% 27.8% NO AKTIVITAS YANG DIAMATI

SIKLUS PERTAMA TOTAL Pertemuan I

ALTERNATIF ALTERNATIFPertemuan II ALTERNATIFPertemuan III ALTERNATIF

Sumber: Hasil Observasi, 2010

Dari tabel VI. 5 di atas, dapat digambarkan bahwa aktivitas guru dalam pembelajaran melalui metode Know-Want-Learn (KWL) dengan alternatif jawaban “Ya” dan “Tidak”, maka setelah dilakukan tiga kali observasi (pertemuan pertama, pertemuan kedua dan ketiga) diperoleh jawaban “Ya” sebanyak 13 kali dengan persentase 72,22%, serta jawaban “Tidak” sebanyak 5 kali dengan persentase 27,8%. Setelah dibandingkan dengan standar klasifikasi yang telah ditetapkan di Bab III, maka aktivitas guru melalui metode Know-Want-Learn (KWL) pada siklus I ini berada pada klasifikasi “Tinggi”, karena 72,2% berada pada rentang 56-75%. Berdasarkan hasil

pengamatan observer bahwa aktivitas guru pada siklus I terdapat kelemahan-kelemahan, diantaranya sebagai berikut :

1) Aspek 1. Yaitu guru memberikan pengantar pelajaran. Setelah diamati sebanyak tiga kali (pertemuan pertama, pertemuan kedua dan ketiga), maka pada aspek ini guru 1 kali melaksanakannya. akibatnya siswa masih merasa kesulitan untuk memahami materi yang sedang dipelajari.

2) Aspek 5. Yaitu guru meminta siswa untuk mulai membaca teks cerita. Setelah diamati sebanyak tiga kali (pertemuan pertama, pertemuan kedua dan ketiga), maka pada aspek ini guru tidak pernah melaksanakannya. Akibatnya terdapat sebagian siswa yang merasa kebingungan, apakah sudah boleh atau belum untuk mulai membaca teks cerita “Lebih Beruntung”. 3) Selain itu kurangnya pengaturan waktu yang ditetapkan guru, sehingga

ketika siswa menuliskan apa yang telah mereka pelajari dari teks cerita “Lebih Beruntung” belum berjalan dengan maksimal.

4) Kurangnya pengawasan guru ketika siswa menuliskan apa yang telah mereka pelajari dari teks cerita “Lebih Beruntung”, sehingga masih terdapat siswa yang menyontek dengan teman yang lain.

2) Observasi Aktivitas Siswa

Kelemahan-Kelemahan aktivitas guru pada siklus pertama ini akan mempengaruhi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

TABEL IV.6.

AKTIVITAS SISWA DALAM KEGIATAN BELAJAR MELALUI METODE

KNOW-WANT-LEARN (KWL) PADA SIKLUS I (PERTEMUAN PERTAMA,

PERTEMUAN KEDUA DAN KETIGA)

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya % Tidak %

1 Siswa mendengarkan guru

memberikan pengantar pelajaran. 12 10 14 8 15 7 14 62.12% 8 37.88%

2

Siswa menerima teks bacaan berupa lembaran yang memuat materi yang

dipelajari. 13 9 14 8 15 7 14 63.64% 8 36.36%

3 Siswa menuliskan apa yang di

ketahui tentang teks bacaan tersebut. 11 11 13 9 14 8 13 57.58% 9 42.42%

4

Siswa menuliskan apa yang ingin mereka ketahui tentang teks bacaan

tersebut. 12 10 13 9 15 7 13 60.61% 9 39.39%

5 Siswa membaca teks cerita yang

diberikan guru. 13 9 14 8 14 8 14 62.12% 8 37.88%

6

Siswa menuliskan apa yang mereka pelajari/yang mereka ketahui dari

teks cerita tersebut 12 10 13 9 14 8 13 59.09% 9 40.91%

JUMLAH 73 59 81 51 87 45 80 60.86% 52 39.14% No Aktivitas Yang Diamati Pertemuan 1Alternatif Pertemuan 2Alternatif Pertemuan 3Alternatif AlternatifRata-RataAlternatif

SIKLUS 1

Sumber: Hasil Observasi, 2010

Berdasarkan tabel rekapitulasi di atas, diketahui total alternatif “Ya” aktivitas siswa pada siklus I (pertemuan 1, 3, dan 3) adalah 80 dengan persentase 60,86%. Sedangkan total alternatif “Tidak” adalah 52 dengan persentase 39,14%. Maka aktivitas siswa pada siklus I (pertemuan 1, 3, dan 3) ini berada pada klasifikasi “Tinggi” karena 60,86% berada pada rentang 56%-75%. Walupun aktivitas siswa pada siklus I sudah tergolong tinggi, namun masih terdapat beberapa kelemahan yang dijumpai khususnya pada aspek 3, yaitu siswa menuliskan apa yang diketahui tentang teks bacaan tersebut, dan aspek 6, yaitu siswa menuliskan apa yang mereka pelajari/yang mereka ketahui dari teks cerita tersebut. Sedangkan rincian aktivitas siswa secara klasikal atau rekapitulasi pertemuan pertama, kedua dan Ketiga adalah:

a) Siswa mendengarkan guru memberikan pengantar pelajaran. Setelah diamati selama tiga kali pertemuan, diperoleh jumlah alternatif “Ya” sebanyak 14 dengan persentase 62,12%, sedangkan jumlah alternatif “Tidak” sebanyak 8 dengan persentase 37,88%.

b) Siswa menerima teks bacaan berupa lembaran yang memuat materi yang dipelajari. Setelah diamati selama tiga kali pertemuan, diperoleh jumlah alternatif “Ya” sebanyak 14 dengan persentase 63,64%, sedangkan jumlah alternatif “Tidak” sebanyak 8 dengan persentase 36,36%.

c) Siswa menuliskan apa yang di ketahui tentang teks bacaan tersebut. Setelah diamati selama tiga kali pertemuan, diperoleh jumlah alternatif “Ya” sebanyak 13 dengan persentase 57,58%, sedangkan jumlah alternatif “Tidak” sebanyak 9 dengan persentase 42,42%.

d) Siswa menuliskan apa yang ingin mereka ketahui tentang teks bacaan tersebut. Setelah diamati selama tiga kali pertemuan, diperoleh jumlah alternatif “Ya” sebanyak 13 dengan persentase 60,61%, sedangkan jumlah alternatif “Tidak” sebanyak 9 dengan persentase 39,39%.

e) Siswa membaca teks cerita yang diberikan guru. Setelah diamati selama tiga kali pertemuan, diperoleh jumlah alternatif “Ya” sebanyak 14 dengan persentase 62,12%, sedangkan jumlah alternatif “Tidak” sebanyak 8 dengan persentase 37,88%.

f) Siswa menuliskan apa yang mereka pelajari/yang mereka ketahui dari teks cerita tersebut. Setelah diamati selama tiga kali pertemuan, diperoleh jumlah alternatif “Ya” sebanyak 13 dengan persentase 59,09%, sedangkan jumlah alternatif “Tidak” sebanyak 9 dengan persentase 40,91%.

c. Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Siklus I

Setelah pelaksanaan tindakan selesai dilaksanakan, maka dilakukan evaluasi untuk mengukur kemampuan membaca pemahaman siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Hasil evaluasi pelaksanaan siklus pertama dapat dilihat pada tabel berikut.

TABEL IV. 7.

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SDN 021 KUALU KABUPATEN KAMPAR PADA SIKLUS PERTAMA

1 2 3 4

1 Asrobi 15 15 20 15 65 Tuntas

2 Al Hadi Pernando 15 20 10 15 60 Tidak Tuntas

3 Aini Mardiyah 20 15 20 20 75 Tuntas

4 Darwana 15 10 15 15 55 Tidak Tuntas

5 Edo Wahyudi 15 20 15 15 65 Tuntas

6 Erni Nazira 25 20 10 20 75 Tuntas

7 Era Fazira 25 15 20 25 85 Tuntas

8 Fitri Yani 20 15 10 15 60 Tidak Tuntas

9 Haldilal Hamdi 15 15 20 15 65 Tuntas

10 Hasbi Andika 20 15 15 20 70 Tuntas

11 Herliza Wati 15 20 15 15 65 Tuntas

12 Lisa Febiola 20 20 15 20 75 Tuntas

13 M. Safri 20 10 10 15 55 Tidak Tuntas

14 M. Dryon Dani 15 15 15 15 60 Tidak Tuntas

15 M. Iklas 25 15 20 20 80 Tuntas

16 M. Anwar 20 15 20 20 75 Tuntas

17 Mega Wati 15 10 20 15 60 Tidak Tuntas

18 Mila Yulandari 15 15 15 15 60 Tidak Tuntas

19 Nopal Ramadhan 20 15 20 15 70 Tuntas

20 Nursafika 25 20 20 15 80 Tuntas

21 Roni Perjuangan 15 10 15 15 55 Tidak Tuntas

22 Yogi Miswandi 20 15 15 10 60 Tidak Tuntas

390 325 340 355 1470

70.9% 59.1% 61.8% 64.5% 66.8%

SKOR Ketuntasan

JUMLAH RATA-RATA

NO NAMA SISWA INDIKATOR

Sumber :Hasil Tes, 2010

Keterangan Indikator Kemampuan Siswa :

1 Siswa mampu mengetahui gagasan pokok atau bagian yang penting dalam sebuah cerita,

2 Siswa mampu menyebutkan kalimat penjelas dalam sebuah cerita. 3 Siswa mampu menyimpulkan teks bacaan dalam cerita

4 Siswa mampu menyebutkan amanat atau pandangan yang terkandung dalam cerita

Selanjutnya berdasarkan tebel IV.7 di atas, dapat diketahui rata-rata kemampuan membaca pemahaman siswa adalah 66,8%, dengan ketegori kurang

mampu karena sebagian siswa berada pada rentang 55%-69%. Adapun rincian kemampuan membaca pemahaman siswa per aspek dapat dijelaskan sebagai berikut :

1 Siswa mampu mengetahui gagasan pokok atau bagian yang penting dalam sebuah cerita, diperoleh rata-rata persentase 70,9%.

2 Siswa mampu menyebutkan kalimat penjelas dalam sebuah cerita, diperoleh rata-rata persentase 59,1%.

3 Siswa mampu menyimpulkan teks bacaan dalam cerita, diperoleh rata-rata persentase 61,8%.

4 Siswa mampu menyebutkan amanat atau pandangan yang terkandung dalam cerita, diperoleh rata-rata persentase 64,5%.

Selanjutnya berdasarkan tebel diatas, diketahui keberhasilan siswa belum mencapai 75%. Walaupun kemampuan membaca pemahaman siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia meningkat dari sebelum tindakan ke siklus pertama, namun kemampuan membaca pemahaman siswa belum mencapai 75%.

d. Refleksi Pada Siklus I

Memperhatikan hasil penelitian Siklus I yang dikemukakan di atas, dapat diketahui rata-rata kemampuan membaca pemahaman siswa adalah 66,8%, dengan ketegori kurang mampu karena sebagian siswa berada pada rentang 55%-69%. Dengan demikian, pada siklus I kemampuan membaca pemahaman siswa belum mencapai 75%. Maka berdasarkan hasil pembahasan peneliti dan pengamat terhadap pembelajaran pada siklus pertama, diketahui penyebab kemampuan membaca pemahaman siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, disebabkan ada beberapa kelemahan aktivitas guru

dengan penerapan metode Know-Want-Learn (KWL) yang tidak terlaksana dengan baik, yaitu pada aspek :

1) Aspek 1. Yaitu guru memberikan pengantar pelajaran. Setelah diamati sebanyak tiga kali (pertemuan pertama, pertemuan kedua dan ketiga), maka pada aspek ini guru 1 kali melaksanakannya. akibatnya siswa masih merasa kesulitan untuk memahami materi yang sedang dipelajari.

2) Aspek 5. Yaitu guru meminta siswa untuk mulai membaca teks cerita. Setelah diamati sebanyak tiga kali (pertemuan pertama, pertemuan kedua dan ketiga), maka pada aspek ini guru tidak pernah melaksanakannya. Akibatnya terdapat sebagian siswa yang merasa kebingungan, apakah sudah boleh atau belum untuk mulai membaca teks cerita “Lebih Beruntung”. 3) Selain itu kurangnya pengaturan waktu yang ditetapkan guru, sehingga

ketika siswa menuliskan apa yang telah mereka pelajari dari teks cerita “Lebih Beruntung” belum berjalan dengan maksimal.

4) Kurangnya pengawasan guru ketika siswa menuliskan apa yang telah mereka pelajari dari teks cerita “Lebih Beruntung”, sehingga masih terdapat siswa yang menyontek dengan teman yang lain.

Berdasarkan hasil pembahasan peneliti dan observer pada siklus I, diketahui kelemahan-kelemahan yang perlu dibenahi adalah :

1) Akan memberikan pengantar pelajaran terlebih dahulu, agar sebelum siswa memahami teks cerita “Lebih Beruntung” secara mendalam, siswa sudah mengetahui inti dari cerita “Lebih Beruntung”.

2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca teks cerita “Lebih Beruntung”, sehingga ketika siswa menuliskan apa yang telah dipelajari dari teks cerita “Lebih Beruntung” memperoleh hasil yang baik.

3) Lebih meningkatkan pengaturan waktu pada siklus berikutnya.

4) Lebih meningkatkan pengawasan, agar ketika siswa menuliskan apa yang telah mereka pelajari dari teks cerita “Lebih Beruntung”, tidak terdapat yang menyontek dengan teman yang lain.

3. Hasil Penelitian Siklus II a. Pelaksanaan Tindakan

Siklus II dilaksanakan pada tanggal 14, 18, dan 21 September 2010. Teks cerita yang dibahas adalah “Matilda Si Jenius”. Indikator yang dicapai pada pertemuan 3 adalah menentukan gagasan pokok dalam cerita “Matilda Si Jenius”, dan menyebutkan kalimat penjelas dalam cerita “Matilda Si Jenius”. Pertemuan 4 indikator yang dicapai adalah menyimpulkan teks bacaan dalam cerita “Matilda Si Jenius”. Sedangkan indikator yang dicapai pada pertemuan 6 adalah menyebutkan amanat yang terkandung dalam cerita “Matilda Si Jenius”. Aktivitas yang diamati adalah aktivitas guru dan aktivitas siswa dengan metode Know-Want-Learn (KWL). Aktivitas guru diobservasi sedemikian rupa yaitu oleh teman sejawat, sedangkan aktivitas siswa diobservasi oleh observer dan dibantu oleh guru. Aktivitas guru tersebut adalah gambaran pelaksanaan pada kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir proses pembelajaran. Untuk lebih jelas gambaran kegiatan pembelajaran pada siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) Memulai pelajaran dengan membaca do'a b) Melakukan absensi Siswa

c) Guru memberikan apersepsi tentang materi palajaran 2) Kegiatan inti : ( 45 Menit)

a) Guru memberikan pengantar pelajaran.

b) Guru membagikan teks bacaan berupa lembaran yang memuat materi yang dipelajari.

c) Sebelum membaca teks bacaan tersebut, guru meminta siswa untuk menuliskan apa yang siswa ketahui tentang teks bacaan tersebut. (K) d) Kemudian guru meminta siswa untuk menuliskan apa yang ingin mereka

ketahui tentang teks bacaan tersebut. (W).

e) Setelah siswa menuliskan apa yang mereka ketahui dan ingin mereka ketahui, guru meminta siswa untuk memulai membaca teks cerita tersebut. f) Setelah membaca guru meminta siswa untuk menuliskan apa yang mereka

pelajari. (L).

3) Kegiatan akhir : (15 Menit) a) Menyimpulkan pelajaran

b) Guru memberi penugasan terhadap materi yang disampaikan. c) Menutup pembelajaran dengan doa dan salam

Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, maka hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa pada pertemuan pertama, pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga dapat disajikan dibawah ini.

1) Observasi Aktivitas Guru

Aktivitas guru yang diamati terdiri atas 6 aspek. Observasi dilakukan oleh observer atau teman sejawat. Berhubung siklus II terdiri dari tiga kali pertemuan, maka observasi terhadap aktivitas guru pada siklus II dilakukan tiga kali. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan ketiga, keempat dan keenam dapat dijelaskan dibawah ini.

TABEL IV.8.

AKTIVITAS GURU MELALUI METODE KNOW-WANT-LEARN (KWL) PADA SIKLUS II (PERTEMUAN 4, PERTEMUAN 5 DAN 6)

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

1 Guru memberikan pengantar pelajaran. 3 0

2 Guru membagikan teks bacaan berupa lembaran yang memuat materi yang

dipelajari. 3 0

3 Sebelum membaca teks bacaan tersebut, guru meminta siswa untuk menuliskan apa yang siswa ketahui tentang teks bacaan tersebut. (K)

3 0

4 Kemudian guru meminta siswa untuk menuliskan apa yang ingin mereka ketahui tentang teks bacaan tersebut. (W).

3 0

5 Setelah siswa menuliskan apa yang mereka ketahui dan ingin mereka ketahui, guru meminta siswa untuk memulai membaca teks cerita tersebut.

3 0

6 Setelah membaca guru meminta siswa untuk menuliskan apa yang mereka

pelajari . (L) 2 1

JUMLAH 5 1 6 0 6 0 17 1

RATA-RATA 83.33% 16.67% 100.00% 0.00% 100.00% 0.00% 94.4% 5.6%

ALTERNATIF TOTAL

Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III

NO AKTIVITAS YANG DIAMATI

SIKLUS KEDUA

ALTERNATIF ALTERNATIF ALTERNATIF

Sumber: Hasil Observasi, 2010

Dari tabel VI. 8 di atas, dapat digambarkan bahwa aktivitas guru dalam pembelajaran melalui metode Know-Want-Learn (KWL) dengan alternatif jawaban “Ya” dan “Tidak”, maka setelah dilakukan tiga kali observasi (pertemuan 4, pertemuan

5 dan 6) diperoleh jawaban “Ya” sebanyak 17 kali dengan persentase 94,4%, serta jawaban “Tidak” sebanyak 1 kali dengan persentase 5,6%. Setelah dibandingkan dengan standar klasifikasi yang telah ditetapkan di Bab III, maka aktivitas guru melalui metode Know-Want-Learn (KWL) pada siklus II ini berada pada klasifikasi “Sangat Tinggi”, karena 94,4% berada pada rentang 76-100%.

2) Observasi Aktivitas Siswa

Meningkatnya aktivitas guru pada siklus II ini akan mempengaruhi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

TABEL IV.9.

AKTIVITAS SISWA DALAM KEGIATAN BELAJAR MELALUI METODE KNOW-WANT-LEARN (KWL) PADA SIKLUS II

(PERTEMUAN 4, PERTEMUAN 5 DAN 6)

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya % Tidak %

1 Siswa mendengarkan guru

memberikan pengantar pelajaran. 16 6 17 5 18 4 17 73.91% 5 21.74%

2

Siswa menerima teks bacaan berupa lembaran yang memuat materi yang

dipelajari. 17 5 18 4 21 1 19 81.16% 3 14.49%

3 Siswa menuliskan apa yang di

ketahui tentang teks bacaan tersebut. 15 7 16 6 17 5 16 69.57% 6 26.09%

4

Siswa menuliskan apa yang ingin mereka ketahui tentang teks bacaan

tersebut. 17 5 18 4 19 3 18 78.26% 4 17.39%

5 Siswa membaca teks cerita yang

diberikan guru. 16 6 17 5 18 4 17 73.91% 5 21.74%

6

Siswa menuliskan apa yang mereka pelajari/yang mereka ketahui dari

teks cerita tersebut 15 7 16 6 18 4 16 71.01% 6 24.64%

JUMLAH/PESENTASE 96 36 102 30 111 21 103 78.03% 29 21.97% No Aktivitas Yang Diamati Pertemuan 4Alternatif Pertemuan 5Alternatif

SIKLUS 2

Alternatif Alternatif Alternatif Pertemuan 6 Rata-Rata

Berdasarkan tabel rekapitulasi di atas, diketahui total alternatif “Ya” aktivitas siswa pada siklus II (pertemuan 4, 5, dan 6) adalah 103 dengan persentase 78,03%. Sedangkan total alternatif “Tidak” adalah 29 dengan persentase 21,97%. Maka aktivitas siswa pada siklus II (pertemuan 4, 5, dan 6 ini berada pada klasifikasi “Sangat Tinggi” karena 78,03% berada pada rentang 76%-100%. Sedangkan rincian aktivitas siswa secara klasikal atau rekapitulasi pertemuan 4, 5 dan 6 adalah:

a) Siswa mendengarkan guru memberikan pengantar pelajaran. Setelah diamati selama tiga kali pertemuan, diperoleh jumlah alternatif “Ya” sebanyak 17 dengan persentase 73,91%, sedangkan jumlah alternatif “Tidak” sebanyak 5 dengan persentase 21,74%.

b) Siswa menerima teks bacaan berupa lembaran yang memuat materi yang dipelajari. Setelah diamati selama tiga kali pertemuan, diperoleh jumlah alternatif “Ya” sebanyak 19 dengan persentase 81,16%, sedangkan jumlah alternatif “Tidak” sebanyak 3 dengan persentase 14,49%.

c) Siswa menuliskan apa yang di ketahui tentang teks bacaan tersebut. Setelah diamati selama tiga kali pertemuan, diperoleh jumlah alternatif “Ya” sebanyak 16 dengan persentase 69,57%, sedangkan jumlah alternatif “Tidak” sebanyak 6 dengan persentase 26,09%.

d) Siswa menuliskan apa yang ingin mereka ketahui tentang teks bacaan tersebut. Setelah diamati selama tiga kali pertemuan, diperoleh jumlah alternatif “Ya” sebanyak 18 dengan persentase 78,26%, sedangkan jumlah alternatif “Tidak” sebanyak 4 dengan persentase 17,39%.

e) Siswa membaca teks cerita yang diberikan guru. Setelah diamati selama tiga kali pertemuan, diperoleh jumlah alternatif “Ya” sebanyak 17 dengan persentase 73,91%, sedangkan jumlah alternatif “Tidak” sebanyak 5 dengan persentase 21,74%.

f) Siswa menuliskan apa yang mereka pelajari/yang mereka ketahui dari teks cerita tersebut. Setelah diamati selama tiga kali pertemuan, diperoleh jumlah alternatif “Ya” sebanyak 16 dengan persentase 71,01%, sedangkan jumlah alternatif “Tidak” sebanyak 6 dengan persentase 24,64%.

c. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Pada Siklus II

Setelah pelaksanaan tindakan selesai dilaksanakan, maka dilakukan evaluasi untuk mengukur kemampuan membaca pemahaman siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Hasil evaluasi pelaksanaan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.

TABEL IV. 10.

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SDN 021 KUALU KABUPATEN KAMPAR PADA SIKLUS KEDUA

1 2 3 4

1 Asrobi 20 20 20 20 80 Tuntas

2 Al Hadi Pernando 20 25 15 20 80 Tuntas

3 Aini Mardiyah 25 20 20 20 85 Tuntas

4 Darwana 20 10 15 15 60 Tidak Tuntas

5 Edo Wahyudi 20 20 20 20 80 Tuntas

6 Erni Nazira 25 25 20 25 95 Tuntas

7 Era Fazira 25 20 25 25 95 Tuntas

8 Fitri Yani 25 20 20 20 85 Tuntas

9 Haldilal Hamdi 20 20 20 25 85 Tuntas

10 Hasbi Andika 20 20 15 20 75 Tuntas

11 Herliza Wati 20 20 20 15 75 Tuntas

12 Lisa Febiola 25 20 15 20 80 Tuntas

13 M. Safri 25 10 10 15 60 Tidak Tuntas

14 M. Dryon Dani 20 20 20 20 80 Tuntas

15 M. Iklas 25 15 20 20 80 Tuntas

16 M. Anwar 25 20 20 25 90 Tuntas

17 Mega Wati 15 10 20 15 60 Tidak Tuntas

18 Mila Yulandari 20 20 20 20 80 Tuntas

19 Nopal Ramadhan 25 20 25 20 90 Tuntas

20 Nursafika 25 20 20 15 80 Tuntas

21 Roni Perjuangan 20 15 20 20 75 Tuntas

22 Yogi Miswandi 25 20 20 25 90 Tuntas

Dokumen terkait