• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum

4.2 Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 38 responden di tempat pembuatan gamping UD Telaga Agung, desa Tambaksari, Blora, didapatkan data hasil penelitian yang kemudian akan dianalisis secara univariat dan bivariat. 4.2.1 Analisis Univariat

Hasil analisis univariat meliputi : 4.2.1.1 Karakteristik responden

Karakteristik responden meliputi umur, masa kerja, riwayat penyakit,

kebiasaan merokok, penggunaan alat pelindung diri, dan status gizi.

4.2.1.1.1 Umur

Data hasil kuesioner menunjukkan bahwa dari 38 tenaga kerja yang mempunyai umur rata-rata >40 tahun lebih banyak dibanding dengan tenaga kerja

Tabel 8

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Umur No Umur responden ( tahun ) Jumlah Persentase (%) 1 ≤ 40 8 21 2 > 40 30 79 Jumlah 38 100,0

Dari tabel 8 diketahui umur responden ≤ 40 tahun sebanyak 8 orang

(21%), dan umur responden > 40 tahun sebanyak 30 orang atau sebesar 79%

(gambar 5).

Gambar 5

Distribusi Frekuensi Umur Responden

4.2.1.1.2 Pendidikan

Data hasil kuesioner menunjukkan bahwa dari 38 tenaga kerja dengan pendidikan rata-rata SD atau tidak tamat lebih banyak dibanding dengan tenaga kerja dengan pendidikan rata-rata SMP atau SMA (tabel 9).

Tabel 9

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Jumlah Persentase

(%)

1 Tidak tamat SD 14 37

2 SD 15 40

3 SMP 7 19

Jumlah 38 100,0 Dari tabel 9 dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai pendidikan tidak tamat SD sebanyak 14 orang atau sebesar 37 %, yang mempunyai pendidikan SD sebanyak 15 orang atau sebesar 40%, yang mempunyai pendidikan SMP sebanyak 7 orang atau sebesar 29 %, dan yang

mempunyai pendidikan SMA sebanyak 2 orang atau sebesar 5% (gambar 6). 

Gambar 6

Distribusi Frekuensi Pendidikan

4.2.1.1.3 Riwayat Penyakit

Riwayat penyakit pernafasan dari 38 responden didapatkan hasil bahwa semua responden (100 %) tidak memiliki riwayat penyakit pernafasan sebelum bekerja di UD Telaga Agung, desa Tambaksari, Blora.

4.2.1.1.4 Kebiasaan Merokok

Data hasil kuesioner menunjukkan bahwa dari 38 tenaga kerja yang mempunyai kebiasaan merokok lebih banyak dibanding dengan tenaga kerja yang tidak mempunyai kebiasaan merokok (tabel 10).

Tabel 10

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Kebiasaan Merokok No Kebiasaan Merokok Jumlah Persentase

(%)

1 Merokok 24 63

2 Tidak merokok 14 37

Jumlah 38 100,0

Dari tabel 10 dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai kebiasaan merokok sebanyak 24 orang atau sebesar 63 %, dan yang tidak mempunyai kebiasaan merokok sebanyak 14 orang atau sebesar 37 % (gambar 7).

Gambar 7

Distribusi Frekuensi Kebiasaan Merokok

4.2.1.1.5 Penggunaan Alat Pelindung Diri

Data hasil kuesioner menunjukkan bahwa dari 38 tenaga kerja yang tidak memakai alat pelindung diri lebih banyak dibanding dengan tenaga kerja yang memakai alat pelindung diri (tabel 11).

Tabel 11

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Penggunaan APD No Penggunaan APD Jumlah Persentase

(%)

2 Tidak memakai 20 53

Jumlah 38 100,0

Dari tabel 11 dapat diketahui bahwa responden yang memakai alat pelindung diri pada saluran pernafasan (masker) sebanyak 18 orang atau sebesar 47%, dan yang tidak memakai alat pelindung diri pada saluran pernafasan (masker) sebanyak 20 orang atau sebesar 53 % (gambar 8).

Gambar 8

Distribusi Frekuensi Penggunaan Alat Pelindung Diri

4.2.1.1.6 Status Gizi

Status Gizi pada 38 responden di UD Telaga Agung, desa Tambaksari, Blora didapatkan hasil bahwa semua responden (100 %) memiliki status gizi baik atau normal. Hal itu dibuktikan dengan tidak adanya responden yang memiliki indeks massa tubuh dibawah atau diatas normal.

4.2.1.1.7 Masa Kerja

Data hasil kuesioner menunjukkan bahwa dari 38 tenaga kerja yang

mempunyai masa kerja ≥ 5 tahun lebih banyak dibanding dengan tenaga kerja

Tabel 12

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Masa Kerja

No Masa Kerja Jumlah Persentase

(%)

1 < 5 tahun 18 47

2 ≥ 5 tahun 20 53

Jumlah 38 100,0

Dari tabel 12 diketahui bahwa responden yang mempunyai masa kerja dibawah 5 tahun sebanyak 18 orang atau sebesar 47 %, dan yang mempunyai masa kerja diatas dan sama dengan 5 tahun sebanyak 20 orang atau sebesar 53 % (gambar 9).

Gambar 9

Distribusi Frekuensi Masa Kerja 4.2.1.2 Pengukuran Kadar Debu

Dari hasil pengukuran menunjukkan bahwa dari 38 tenaga kerja yang bekerja pada titik kadar debu diatas NAB lebih banyak dibanding dengan tenaga kerja yang bekerja pada titik kadar debu dibawah NAB (tabel 13).

Tabel 13

Distribusi Frekuensi Pengukuran Kadar Debu

No Kadar Debu Jumlah Persentase

(%)

1 Dibawah NAB 17 45

2 Diatas NAB 21 55

Jumlah 38 100,0

Berdasarkan tabel 13 tampak bahwa persentase responden yang bekerja pada titik dengan kadar debu dibawah NAB, sebanyak 17 responden (45%), sedangkan responden yang bekerja pada titik dengan kadar debu diatas NAB sebanyak 21 responden atau sebesar 55 % (gambar 10).

Gambar 10

Distribusi Frekuensi Kadar Debu 4.2.1.3 Pemeriksaan Kapasitas Vital Paru

Dari hasil pengukuran kapasitas vital paru menunjukkan bahwa dari 38 tenaga kerja yang mempunyai kapasitas vital paru normal ternyata lebih banyak

dibanding dengan tenaga kerja yang mempunyai kapasitas vital paru tidak normal (tabel 14).

Tabel 14

Distribusi Frekuensi Pemeriksaan Kapasitas Vital Paru Responden

No Kriteria Jumlah Persentase

(%)

1 Normal 26 68

2 Tidak Normal 12 32

Jumlah 38 100,0

Berdasarkan tabel 14, tampak bahwa masing-masing responden memiliki kapasitas vital paru yang bervariasi, yaitu sebanyak 26 orang (68%) memiliki kapasitas vital paru yang normal sedangkan yang lainnya yaitu sebanyak 12 orang (32%) memiliki kapasitas vital paru yang tidak normal (gambar 11)

Gambar 11

Distribusi Frekuensi Kapasitas Vital Paru 4.2.2 Analisis Bivariat

Data hasil pengukuran menunjukkan bahwa dari 38 tenaga kerja yang mempunyai kapasitas vital paru tidak nomal lebih banyak dialami oleh pekerja yang bekerja pada titik kadar debu diatas NAB sedangkan tenaga kerja yang mempunyai kapasitas vital paru normal cenderung bekerja pada titik kadar debu yang sama (tabel 14).

Tabel 15

Pengaruh Kadar Debu terhadap Kapasitas Vital Paru Kadar Debu

Kapasitas Vital Paru

Normal Tidak Normal

α t R

Jml Persentase Jml Persentase

Dibawah NAB 13 76,5 4 23,5

0,05 5,350 0,443

Diatas NAB 13 61,9 8 38,1

Pada tabel 15 menunjukkan bahwa persentase kapasitas vital paru yang tidak normal lebih banyak dialami oleh pekerja yang terpapar debu dengan kadar debu diatas NAB (38,1%), jika dibandingkan dengan pekerja yang terpapar debu dengan kadar debu dibawah NAB (23,5%).

Hasil statistik kadar debu dengan kapasitas vital paru menunjukkan bahwa ada pengaruh kadar debu gamping terhadap kapasitas vital paru pada pekerja, karena t hitung (5,350) > t tabel (1,684), maka Ho ditolak. Jadi koefisien regresi signifikan. Model persamaan regresi yang terbentuk adalah: Y= 4710,244 – 158,103X.

Dokumen terkait