• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

5.2 Hasil Penelitian

5.2.1 Kekuatan Impak Resin Akrilik Polimerisasi Panas

Kekuatan impak dari kelompok A didapat dengan cara memberikan energi yang menyebabkan patahnya sampel resin akrilik polimerisasi panas. Pada tabel 1 terlihat, kekuatan impak resin akrilik polimerisasi panas yang terkecil adalah 3,33 x 10-3 J/mm2 dan yang terbesar adalah 7,78 x 10-3 J/mm2. Kekuatan impak bervariasi pada setiap sampel, hal ini mungkin disebabkan oleh karena faktor-faktor yang mempengaruhi pada proses polimerisasi resin akrilik yang tidak dikendalikan selama penelitian berlangsung antara lain kandungan sisa monomer, suhu pengadukan dan teknik pengadukan.

Pada penelitian ini diperoleh kekuatan impak resin akrilik polimerisasi panas adalah 4,81 x 10-3 J/mm2. Hasil yang diperoleh ini sama dengan besar kekuatan impak resin akrilik polimerisasi panas kelompok kontrol pada penelitian yang dilakukan oleh L Goguta (2006) sebesar 4,73 x 10-3 J/mm2.25

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Arudanti R dan Patil NP, kekuatan impak resin akrilik polimerisasi panas dengan merek Luciton 199 adalah 15,47 x 10-3 J/mm2. Kekuatan impak yang diperoleh dari penelitian tersebut lebih tinggi daripada hasil kekuatan impak yang diperoleh pada penelitian ini. Hal tersebut disebabkan karena resin akrilik polimerisasi panas tersebut termasuk resin akrilik yang dimodifikasi dengan penambahan butadiene-stryrene rubber sehingga terjadi peningkatan kekuatan impak dari resin akrilik.20,28

Menurut penelitian Dagar SR dkk (2008), kekuatan impak resin akrilik polimerisasi panas kelompok kontrol adalah 1,26 x 10-3 J/mm2.29 Hasil ini menunjukkan bahwa resin akrilik polimerisasi panas tersebut mempunyai kekuatan impak yang lebih rendah daripada resin akrilik polimerisasi panas pada penelitian ini. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu bahan resin akrilik yang digunakan adalah merek DPI dengan perbandingan bubuk dan cairan 2,4 : 1, sedangkan pada penelitian ini perbandingan bubuk dan cairan adalah 2 : 1. Pada penelitian tersebut, proses kuring dilakukan mulai suhu 70°C dibiarkan selama 90 menit kemudian dinaikkan pada suhu 100°C dan dibiarkan selama 40 menit, sedangkan pada penelitian ini proses kuring dilakukan pada suhu 70°C dibiarkan selama 30 menit kemudian dinaikkan pada suhu 100°C dan dibiarkan selama 90 menit. Waktu dan suhu selama proses kuring akan mempengaruhi kekuatan impak resin akrilik.12 Perbedaan hasil kekuatan impak resin akrilik pada suatu penelitian tergantung pada komposisi, cara manipulasi, proses kuring bahan yang digunakan dalam suatu penelitian.

5.2.2 Kekuatan Impak Termoplastik Nilon

Kekuatan impak dari kelompok B didapat dengan cara memberikan energi impak pada sampel yang terbuat dari termoplastik nilon. Pada tabel 2 terlihat, kekuatan impak terkecil dan terbesar termoplastik nilon adalah 28,33 x 10-3 J/mm2 dan 41,67 x 10-3 J/mm2.

Menurut Matthews dan Smith (1955), termoplastik nilon mempunyai ketahanan terhadap impak serta dapat meneruskan tekanan yang diterima. Menurut Stern (1964), bahan termoplastik nilon mempunyai kekuatan lentur dan kekuatan tekan yang tinggi, ketahanan terhadap abrasi dan fraktur, serta mempunyai sifat translusen sehingga dapat menampakkan warna gingiva asli. Pada penelitian ini, kekuatan impak yang terbesar belum dapat menyebabkan patahnya sampel. Hal ini disebabkan termoplastik nilon mempunyai fleksibilitas yang tinggi sehingga memiliki kekuatan impak yang tinggi.18

Kekuatan impak diperoleh melalui energi dibagi dengan lebar dan tebal, dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kekuatan impak juga dipengaruhi oleh ketebalan dari bahan termoplastik nilon. Ketebalan bahan termoplastik nilon yang digunakan pada penelitian ini sesuai dengan ketebalan bahan basis gigitiruan termoplastik nilon yang direkomendasikan yaitu 2 mm.15 Pada besar energi yang sama tetapi dengan ketebalan yang berbeda, akan diperoleh kekuatan impak yang berbeda.25

Menurut Hargreaves dkk (1971), setelah penambahan serat kaca pada bahan termoplastik nilon, bahan ini masih dapat mempertahankan fleksibilitas yang tinggi sehingga mempunyai ketahanan terhadap impak yang tinggi pula, permukaan yang

halus, creep yang rendah, dan mempunyai kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan bahan resin lainnya.18

5.2.3 Perbedaan Kekuatan Impak Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dengan Termoplastik Nilon.

Pada tabel 3 terlihat, rerata kekuatan impak resin akrilik polimerisasi panas adalah 4,81 x 10-3 J/mm2 sedangkan untuk termoplastik nilon adalah 34,58 x 10-3 J/mm2 , dari rerata tersebut terlihat jelas perbedaan kekuatan impak antara resin akrilik polimerisasi panas dengan termoplastik nilon adalah sebesar 29,77 x 10-3 J/mm2. Dari hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa kekuatan impak termoplastik nilon tujuh kali lebih tinggi dibandingkan resin akrilik polimerisasi panas.

Pada tabel 3 terlihat, rerata dan standar deviasi dari kekuatan impak resin akrilik polimerisasi panas dengan termoplastik nilon adalah 4,81 x 10-3 1,59 x 10-3 J/mm2 dan 34,58 x 10-3 4,85 x 10-3 J/mm2. Pada tabel ini terlihat standar deviasi kelompok B lebih besar daripada kelompok A.

Hasil analisis uji-T yang menggunakan α = 0,05 terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05) antara kekuatan impak resin akrilik polimerisasi panas dengan termoplastik nilon. Hasil statistik uji-T tidak berpasangan yang diperoleh terlihat, pada tabel Lavene’s Test for Equality of Variences dengan nilai F-test 34,683 maka probabilitasnya 0,0001 kemudian digunakan nilai Equal variences yang diasumsikan adalah 0,0001 menunjukkan p<0,05 maka hipotesis penelitian diterima.

Pada penelitian ini menunjukkan termoplastik nilon memiliki kekuatan impak yang lebih besar dibandingkan dengan resin akrilik polimerisasi panas. Hal ini disebabkan karena perbedaan bahan dasar antara kedua kelompok bahan tersebut. Meskipun resin akrilik dan termoplastik nilon merupakan turunan polimer, akan tetapi terdapat perbedaan kekuatan impak yang menyebabkan perbedaan ketahanan terhadap fraktur dari kedua bahan tersebut. Kekuatan impak dipengaruhi oleh modulus elastisitas, dan kekuatan tarik. Modulus elastisitas dan kekuatan tarik dari termoplastik nilon adalah sebesar 356 MPa dan 76 Mpa, sedangkan modulus elastisitas dan kekuatan tarik dari resin akrilik polimerisasi panas adalah 22000 MPa dan 50 MPa.13 Kekuatan tarik termoplastik nilon lebih tinggi daripada resin akrilik polimerisasi panas, sedangkan modulus elastisitas termoplastik nilon lebih rendah daripada resin akrilik polimerisasi panas sehingga dapat disimpulkan bahwa termoplastik nilon bersifat lebih fleksibel serta memiliki kekuatan impak yang tinggi sedangkan resin akrilik bersifat lebih kaku dan memiliki kekuatan impak yang rendah. Besar kekuatan impak juga dipengaruhi oleh berat molekul. Menurut Williams dan Cunningham (1979), berat molekul yang tinggi akan menyebabkan ketahanan terhadap impak juga menjadi tinggi. Termoplastik nilon termasuk makromolekul sehingga memiliki berat molekul yang tinggi, sedangkan resin akrilik tersusun dari berat molekul yang rendah. Hal ini mengakibatkan termoplastik nilon mempunyai kekuatan impak yang lebih tinggi dibandingkan dengan resin akrilik.16,18,19,25

BAB 6

Dokumen terkait