• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN Karakteristik Informan

Dari penelitian yang telah saya lakukan, relawan adalah seseorang atau sekelompok orang yang secara ikhlas karena panggilan nuraninya memberikan apa yang dimilikinya (pikiran, tenaga, waktu, harta, dan yang lainnya) kepada masyarakat sebagai perwujudan tanggung jawab sosialnya tanpa mengharapkan

pamrih baik berupa imbalan upah, kedudukan, kekuasaan, ataupun kepentingan apapun. Sedangkan dalam bidang sosial, relawan didefinisikan sebagai mereka yang bergerak di bidang kesejahteraan sosial, tetapi bukan lulusan atau tidak mendapat pendidikan khusus dari sekolah pekerjaan sosial ataupun Ilmu Kesejahteraan Sosial.

Terdapat 4 jenis relawan yang terkait dengan peran relawan, yaitu:

1. policy making volunteers: relawan yang membuat kebijakan bekerja pada gugus tugas, planel peninjau, komisi, dan dewan.

2. administrative volunteers: relawan administrasi yang memberi dukungan perkantoran melalui aktivitas seperti pengolahan kata dan data, mengkoordinasi jadwal, dan mengurus surat menyurat.

3. advocacy volunteers: relawan advokasi yang memberikan dukungan melalui upaya pencarian dana, menulis surat dan menghubungi anggota perwakilan rakyat, memberi kesaksian pada saat sidang publik, mengorganisir dukungan komunitas.

4. direct service volunteers: relawan pelayanan langsung yang mungkin terlibat dalam aktivitas-aktivitas seperti konseling, rekreasi, dan pengajaran. Kecenderungannya sekarang adalah mengaitkan klien, terutama yang melatih relawan sebagai bagian dari rencana intervensi keseluruhan.

Program Pendampingan

Relawan dan Pekerja Sosial Medis bersama-sama mendampingi anak penderita kanker dalam menjalankan beberapa program di Rumah Sakit Kanker Dharmais:

1. Terapi bermain yaitu dalam keadaan bermain di mana anak dalam keadaan bebas tetapi dapat menggali informasi memberi saran dan mengobservasi emosi problem sosial dan kognitif.

2. Seni terapi yaitu terapi psikoterapi yang menggunakan setting seni di mana terapis melakukan pemeriksaan psikologi.

3. Komputer Terapi yaitu terapi berdasarkan teori psikologi kognitif dimana menggunakan komputer dalam merangsang kognitif pada anak dengan memadukan teori Piaget.

4. Ruang bermain yaitu memfasilitasi ruangan utnuk bermain yang disesuaikan dengan keadaan anak juga keamanan ruangan.

5. School in Hospital yaitu pendampingan belajar untuk usia anak sekolah di Rumah Sakit didasarkan pada teori perkembangan anak.

6. Bed site art therapyyaitu memberi kegiatan atau kesenian di tempat tidur yang diperuntukkan pasien yang tidak dapat turun atau keluar kamar.

Jika dilihat lebih lanjut, peran relawan yang dijabarkan di atas tampak seperti peran yang dijalankan oleh pekerja sosial. Fungsi dasar pekerjaan sosial yang dilakukan oleh seorang pekerja sosial adalah melaksanakan peranan sosial serta proses-prosesnya yang bertujuan memperbaiki dan mengembangkan

kepribadian dan sistem sosial dengan kebutuhan-kebutuhan sistemnya yang terdiri dari habilitasi, rehabilitasi, penyediaan sumber, dan pencegahan terhadap disfungsi sosial.

PEMBAHASAN

Pekerja sosial adalah bidang keahlian yang memiliki kewenangan untuk melaksanakan berbagai upaya guna meningkatkan kemampuan individu dalam melakukan tugas dan fungsi sosialnya. Ciri dari adanya bidang keahlian ini adalah pemahaman dan keterampilan dalam memanipulasi perilaku manusia sebagai makhluk sosial.

Body of knowledge, kerangka pengetahuan pekerjaan sosial yaitu suatu kerangka pengetahuan yang berisi, berasal dari, atau diramu dari konsep ilmu perilaku dan ilmu-ilmu sosial. Materi-materi pengetahuan yang diramu tersebut dibentuk atau dikonsentrasikam secara ekliktik dan dikembangkan melalui penelitian dan praktek sehingga benar-benar memiliki keunikan. Oleh sebab itu pengetahuan ilmiah pekerjaan sosial memiliki ciri-ciri, pluralistik-eclectic dan applied.

Penanganan pasien anak penderita kanker memerlukan pendekatan yang berbeda pada penanganan terhadap orang dewasa. Unsur tumbuh kembang harus menjadi perhatian utama dalam menangani pasien anak. Jika dilihat secara menyeluruh, maka masalah yang dihadapi oleh anak penderita kanker dan keluarganya meliputi aspek biologis, psikologis, sosial, kultural, dan spiritual.

Sehubungan dengan ke-4 jenis relawan yang terkait dengan peran relawan yang dikemukakan oleh Mitchell maka relawan yang berada di Bangsal Kanker Anak - Rumah Sakit Kanker Dharmais termasuk pada jenis:

a. advocacy volunteers (relawan advokasi)

advokasi yang diberikan relawan di Bangsal Kanker Anak – Rumah Sakit Kanker Dharmais dalam bentuk :

- Upaya pencarian dana

Relawan membantu mencarikan donatur untuk membantu biaya pengobatan pasien, terutama bagi pasien yang berasal dari keluarga yang tidak mampu. Relawan juga membantu memberikan informasi mengenai prosedur pengurusan asuransi atau jaminan kesehatan. Selain itu, relawan juga membantu mencarikan donatur yang ingin menyumbangkan barang- barang untuk keperluan belajar, bermain, dan berkreasi pasien selama menjalani pengobatan di rumah sakit. Relawan juga membantu mencarikan pendonor darah bagi pasien yang membutuhkan darah. Relawan melakukan kampanye ke sekolah-sekolah mengenai penyakit kanker, agar masyarakat mengetahui dan dapat berupaya dalam pencegahan penyakit kanker.

- Mengorganisir dukungan komunitas

Relawan mengorganisisr dukungan komunitas melalui kerjasama dengan pihak-pihak lain yang ingin membuat kegiatan di rumah sakit. Kegiatan-

kegiatan tersebut selain dapat memberikan hiburan kepada pasien, dapat pula memberikan hiburan kepada keluarga pasien.

- Bekerja di bidang hubungan masyarakat

Relawan membantu tim medis untuk menyebarluaskan informasi mengenai kanker, terutama kanker pada anak. Kegiatan penyebarluasan informasi ini biasanya dilakukan dengan cara penyuluhan yang dilakukan di puskesmas, posyandu, sekolah-sekolah, atau lingkungan sekitar pasien.

b. Direct Service Volunteers (Relawan Pelayanan Langsung) Bentuk pelayanan yang diberikan oleh relawan antara lain:

- Konseling

konseling biasanya dilakukan oleh relawan yang memiliki latar belakang pendidikan psikologi. Konseling dilakukan ketika pasien dan keluarganya sedang mengalami permasalahan terkait dengan prosedur pengobatan atau ketika pasien sudah memasuki tahap terminal.

- Rekreasi

rekreasi dilakukan melalui kegiatan bermain dan berekreasi, serta acara hiburan yang dilakukan baik di dalam maupun di luar rumah sakit. Tujuan utama dari diadakannya rekreasi ini adalah untuk mengusir rasa jenuh pasien dan keluarga saat menjalani pengobatan di rumah sakit.

- Pengajaran

relawan membantu pasien dengan menjadi pengajar dalam kegiatan belajar mengajar ketika pasien sedang menjalani rawat inpa di rumah sakit. Tujuannya agar pasien dapat tetap mengikuti pelajaran yang ada di sekolah, walaupun pasien pada kenyataannya berada di rumah sakit.

- Pendampingan medis

yang dilakukan relawan dalam pendampingan medis adalah membantu persiapan ketika akan melakukan tindakan-tindakan prosedur pengobatan dengan memberikan penjelasan mengenai bentuk-bentuk dari tiap tindakan yang akan dijalani oleh pasien.

Kemudian, berikut ini akan dijabarkan beberapa peran-peran yang dijalankan oleh relawan dengan mempergunakan pengetahuan dan keterampilan pekerja sosial:

1. Konsultan

seperti yang sudah diungkapkan pada konseling di relawan pelayanan langsung, peran relawan sebagai konsultan lebih banyak dijalankan oleh relawan yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang psikologi. 2. Peneliti

peran sebagai peneliti dijalankan oleh relawan dengan melakukan penelitian terkait dengan keadaan psikologis serta sosial antara pasien dan keluarganya.

3. Pembimbing

pemberian informasi untuk pasien dan keluarganya oleh relawan merupakan salah satu bentuk peran pembimbing yang dijalankan. Pemberian informasi

tersebut meliputi informasi mengenai keberadaan relawan di Bangsal Kanker Anak – Rumah Sakit Kanker Dharmais atau mengenai kanker itu sendiri.

4. Penghubung

peran penghubung dijalankan oleh relawan dengan menjadi penghubung antara pasien dan keluarga serta tim medis di rumah sakit. Tujuanya adalah agar relawan dapat membantu hal-hal yang sulit disampaikan oleh pihak keluarga kepada pihak rumah sakit, seperti misalnya terkait pembiayaan di rumah sakit.

Akan tetapi, selain menjalankan peran PSM secara menyeluruh, relawan juga menjalankan beberapa peran pekerja sosial seperti yang diungkapkan oleh Zastrow, yaitu:

1. Empowerer (pemberdayaan)

relawan menjalankan peran sebagai empowerer dengan membuat kegiatan untuk orangtua pasien selama mendampingi anak mereka di rumah sakit. Hasil dari kerajinan tangan yang dibuat nantinya akan dijual. Setelah itu, sebagian dari hasil penjualan akan diberikan kepada orangtua pasien.

2. Group Facilitator (fasilitator kelompok)

Peran fasilitator yang dijalankan relawan di sini bukan menjadi fasilitator dalam kelompok, tetapi lebih mengarahkan kepada memfasilitasi kebutuhan pasien dan keluarga selama menjalani perawatan di rumah sakit. Seperti salah satunya, fasilitas Rumah Singgah Anak (RSA) untuk pasien dan keluarga yang berasal dari luar kota Jakarta. Tujuannya adalah pasien dan keluarga dapat lebih menghemat waktu, biaya, dan lebih bisa menjaga kondisi kesehatan pasien dibandingkan dengan harus pulang pergi ke daerah asal.

Menurut Zastrow,21 dalam bekerja dengan individu, kelompok, keluarga, organisasi, dan komunitas, seorang pekerja sosial diharapkan mempunyai pengetahuan dan keahlian dalam memenuhi perannya yang bermacam-macam, di mana sekurang-kurangnya ada 13 peran yang dapat dikembangkan oleh pekerja sosial, yaitu enabler (pemercepat perubahan), broker (perantara), advocate (advokat), empowerer (pemberdaya), activist (aktifis), mediator (penengah), negotiator (perunding), educator (pendidik), initiator (pemrakarsa), coordinator (koordinator), researcher (peneliti), group fasilitator (fasilitator kelompok), dan public speaker (pembicara).

Fink dalam Adi mengajukan beberapa bidang pekerjaan sosial yang dapat dilakukan oleh seorang pekerja sosial, di mana salah satunya adalah bidang yang terkait dengan pelayanan di bidang perawatan kesehatan. Pekerja sosial dalam setting ini biasa disebut sebagai Pekerja Sosial Medis (PSM). Meskipun keterlibatan utama PSM adalah dalam pelayanan langsung kepada pasien dan

21

keluarganya, namun ada beberapa kegiatan pelayanan yang tidak langsung dilakukan oleh PSM, antara lain melakukan perencanaan kegiatan, mengatur jalannya program penelitian. Namun PSM bertanggung jawab penuh pada relawan yang akan mengikuti program.

Pendampingan yang dilakukan baik oleh pekerja sosial maupun relawan hampir sama. Yang menjadi perbedaan adalah peran untuk melakukan konseling dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait dengan permasalahan yang dihadapi oleh korban. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Zastrow di mana diungkapkan bahwa kemampuan untuk melakukan konseling terhadap klien secara efektif mungkin adalah keahlian dasar yang paling dibutuhkan oleh pekerja sosial. Hal penting kedua yang dibutuhkan oleh pekerja sosial adalah kemampuan untuk berinteraksi secara efektif dengan kelompok-kelompok dan profesi-profesi lain. Jadi peran pekerja sosial dan relawan dibedakan dari latar belakang pendidikan dan pelatihan mereka dalam mendapatkan bekal ketika mereka akan ataupun sedang menggeluti bidang pekerjaan sosial.