• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik adalah unit pelaksana teknis dilingkungan Kementerian Kesehatan yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan. Berlokasi di Jalan Bunga Lau no. 17 Kecamatan Medan Tuntungan. RSUP Haji Adam Malik merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Propinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau. Memiliki instalasi Rawat Jalan seluas 7000 m² yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan rawat jalan. Salah satunya Pusat Pelayanan Khusus (Pusyansus) merupakan pelayanan pertama di Sumatera Utara bagi orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang mulai beroperasional tahun 2005 ( Profil RSUP Haji Adam Malik, 2015 ).

Pusyansus menyediakan fasilitas VCT (Voluntary Counseling and Testing), konselor, perawat, dokter, obat anti retroviral (ARV), hingga memiliki CST (Care Support Treatment) untuk dukungan dan perawatan ODHA. Pemeriksaan yang disediakan meliputi pemeriksaan dan pengobatan infeksi oportunistik, pemeriksaan penunjang diagnostik, hingga program PMTCT (Program Mother To Child

Transmission) untuk pencegahan penularan dari ibu ke anak ( Profil RSUP Haji

5.2 Hasil Penelitian

Table 5.1 Karakteristik Responden

Karakteristik Responden Frekuensi (n) Persentase (%)

Usia 15 – 25 tahun 9 18.0 26 – 35 tahun 34 68.0 36 - 40 tahun 7 14.0 Jenis Kelamin laki laki 29 58.0 perempuan 21 42.0 Status Perkawinan menikah 32 64.0 belum menikah 13 26.0 janda/duda 5 10.0

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.1, mayoritas responden berusia dalam lingkungan yaitu 26-35 tahun seramai 34 orang (68%). Usia responden dari 15 – 25 tahun hanya 9 orang (18%) manakala responden yang berusia 36 – 40 adalah 7 orang (14.0%). Berdasarkan tabel hampir tidak ada perbedaan jumlah banyaknya responden dalam jenis kelamin karena jumlah responden laki-laki adalah 29 orang (58%) dan 21 orang (42%) adalah responden perempuan. Menurut status perkawinan mayoritas responden telah menikah yaitu seramai 32 orang (64%) manakala yang belum menikah adalah hanya 13 orang (26%). Responden yang janda/duda adalah hanya sebanyak 5 orang (10%).

Tabel 5.2 Tingkat depresi pada pasien HIV/AIDS di Pusyansus

Tingkat Depresi Frekuensi (n) Persentase (%)

Normal 14 28 Depresi ringan 1 2 Depresi sedang 33 66 Depresi berat 2 4

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.4, mayoritas pasien HIV/AIDS mengalami depresi. Hanya 28% yaitu 14 orang sahaja yang berada dalam kategori normal. 33 orang (66%) mengalami depresi sedang. Hanya seorang (2%) yang mengalami depresi ringan dan 2 orang (4%) yang mengalami depresi berat.

Tabel 5.3 Tingkat depresi berdasarkan kategori usia pasien HIV/AIDS

Kategori Normal Depresi ringan Depresi sedang Depresi berat Total Usia (n) (%) (n) (%) (n) (%) (n) (%) (n) (%)

15 – 25 4 44.4 0 0 5 55.6 0 0 9 100 26 – 35 6 17.7 1 2.9 25 73.5 2 5.9 34 100 36 – 40 4 57.1 0 0 3 42.9 0 0 7 100

Berdasarkan tabel 5.3, tingkat depresi pada pasien HIV/AIDS menurut kategori usia mereka adalah kategori usia 15 – 25 tahun terdapat 9 orang pasien HIV/AIDS. 4 orang yaitu 44.4% dalam batas normal manakala 5 orang lagi yaitu 55.6% mengalami depresi sedang. Selain itu, dalam kategori usia 26 – 35 tahun pula,

terdapat 34 orang dan 6 orang (17.7%) daripada itu adalah normal. Mayoritas dalam kategori ini mengalami depresi sedang yaitu 25 orang ( 73.5%). Hanya seorang yang mengalami depresi ringan dan 2 orang (5.9%) mengalami depresi berat pula. Berdasarkan kategori usia 36 – 40 tahun , terdapat 7 orang pasien HIV/AIDS. 4 orang (57.1%) adalah normal dan 3 orang (42.9%) mengalami depresi sedang.

Tabel 5.4 Tingkat depresi menurut jenis kelamin

Jenis Normal Depresi ringan Depresi sedang Depresi berat Total Kelamin (n) (%) (n) (%) (n) (%) (n) (%) (n) (%) laki laki 4 13.8 0 0 23 79.3 2 6.9 29 100 perempuan 10 47.6 1 4.8 10 47.6 0 0 21 100

Berdasarkan tabel 5.4 , kebanyakkan kaum laki – laki mengalami depresi sedang yaitu sebanyak 23 orang (79.3%) dan depresi berat adalah 2 orang (6.9%). Hanya 4 orang (13.8%) daripada 29 orang adalah normal. Untuk kaum perempuan pula, 10 orang (47.6%) daripada 21 orang dalam batas normal. 10 orang (47.6%) mengalami depresi sedang dan seorang mengalami depresi ringan.

Tabel 5.5 Tingkat depresi menurut status perkawinan

Status Normal Depresi ringan Depresi sedang Depresi berat Total Perkawinan (n) (%) (n) (%) (n) (%) (n) (%) (n) (%) Menikah 11 34.4 0 0 21 65.6 0 0 32 100 Belum menikah 3 23.1 0 0 9 69.2 1 7.7 13 100 Janda/ Duda 0 0 1 20 3 60 1 20 5 100

Berdasarkan tabel 5.5, tingkat depresi pasien HIV/AIDS menurut status perkawinan mereka adalah kebanyakkan pasien HIV/AIDS belum menikah mengalami depresi sedang adalah 9 orang (69.2%), normal adalah 3 orang (23.1%) dan seorang (7.7%) mengalami depresi berat. Selain itu, pasien yang telah menikah mayoritas mengalami depresi sedang yaitu (65.6%) dan yang normal pula (34.4%).

5.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, pembahasan dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang gambaran tingkat depresi pasien HIV/AIDS di Pusat Pelayanan Khusus RSUP Haji Adam Malik Medan.

Hasil penelitian pada tabel 5.3 menunjukkan bahwa sebagian besar pasien HIV/AIDS di Pusat Pelayanan Khusus (Pusyansus) RSUP Haji Adam Malik Medan mengalami depresi sebanyak 72%. Hasil ini sesuai dengan penelitian Africa Centre

for Health and Population Studies, University of KwaZulu-Natal, Somkhele, South Africa mengenai Prevalensi dan korelasi depresi terhadap pasien terinfeksi HIV di

pedesaan Afrika Selatan yang didapatkan dari 422 responden sebanyak 52 % mengalami depresi. Hasil penelitian diperkuat oleh penelitian Yaunin (2013) di Poli VCT RSUP Dr. M. Djamil Padang yang menunjukkan bahwa sebanyak 55.8% pasien HIV/AIDS mengalami gangguan depresi.

Jika melihat data kategori depresi pada tabel 5.2, mayoritasnya adalah depresi sedang 66% , 4.0% depresi berat dan depresi ringan sebanyak 2.0%. Hal ini menunjukkan banyak responden yang mengalami depresi sedang. Hasil penelitian Saragih (2008) di RSUP Haji Adam Malik Medan menunjukkan sindrom depresi paling banyak terjadi pada penderita HIV/AIDS yaitu depresi sedang (34%). Tetapi hasil penelitian Yaunin (2013) pula bertentangan dengan hasil penelitian ini karena dalam hasil penelitian Yaunin terbanyak mengalami depresi ringan 45,8%. 25% pula mengalami depresi berat dan hanya 20,8 % mengalami depresi sedang. Pada

menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan, dan urusan rumah tangga tetapi masih bisa melakukannya.

Selain itu, dalam hasil penelitian Yaunin (2013) didapatkan umur pasien HIV/AIDS yang mengalami gangguan depresi terbanyak adalah pada usia 30 - 39 tahun yaitu sebanyak 58,3% manakala untuk persentase yang terendah ditemukan pada usia <20 tahun yaitu sebanyak 4,2%. Pada penelitian ini pula kategori umur pasien yang banyak mengalami depresi adalah 26 – 35 tahun yaitu sebanyak 56%. Hal ini sedikit berbeda dari penelitian Yaunin karena pasien HIV/AIDS yang paling banyak datang ke Pusyansus RSUP Haji Adam Malik adalah dalam lingkungan umur 26 – 35 tahun. Menurut penelitian Ann N.Do (2014) mengenai “Excess Burden of

Depression among HIV/AIDS infected person receiving medical care in United States” pasien yang paling banyak mengalami depresi adalah pada kategori usia 25 –

35 tahun. Dalam penelitian tersebut mereka menjelaskan hal ini karena usia kategori ini adalah orang dewasa. Oleh itu mereka lebih mengetahui dan menyadari keburukkan penyakit HIV/AIDS dibandingkan dengan orang yang lebih muda dan warga senior sehingga mereka datang ke rumah sakit untuk mendapatkan rawatan. Berdasarkan tabel 5.4, mayoritasnya kaum lelaki yang mengalami depresi yaitu 50%. Kebanyakkannya mengalami depresi sedang yaitu 79.3%. Menurut penelitian Gibson (2010) mengenai “ Depression among patients attending a

HIV/AIDS outpatient clinic in Kingston, Jamaica” sebanyak 51% pasien HIV/AIDS

laki- laki mengalami depresi dan 43% daripada itu mengalami depresi sedang. 49% pula adalah pasien perempuan dan 29% daripada mereka mengalami depresi sedang. Manakala dalam penelitian ini, 42% adalah pasien perempuan dan 47.6% daripada mereka mengalami depresi sedang. Ini mungkin kerana kebanyakkan pasien HIV/AIDS adalah lelaki. Kaum lelaki lebih rentan mendapatkan penyakit HIV/AIDS karena perlakuan yang tidak bermoral dan jumlah pasien perempuan yang datang ke hospital adalah kurang mungkin karena malu dan takut.

Berdasarkan status perkahwinan pasien pula, pasien yang belum menikah yang mengalami depresi sedang adalah 69.2% dan 7.7% mengalami depresi berat. Pasien yang telah menikah mengalami depresi sedang sebanyak 65.6%. Hasil penelitian Saragih menunjukkan bahwa penderita HIV/AIDS yang paling banyak mengalami depresi adalah yang belum menikah yaitu 58%. Dari literature dikatakan bahwa gangguan depresi sering dialami individu yang tidak memiliki hubungan interpersonal yang erat dibandingkan dengan yang sudah menikah. Depresi lebih sering pada orang yang tinggal sendiri bila dibandingkan dengan yang tinggal bersama keluarga.

BAB 6

Dokumen terkait