• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Daerah dr.Pirngadi Medan atau sering disingkat RSUD dr. Pirngadi beralamat di Jl. Prof. HM Yamin SH No.47 Medan merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan milik pemerintah Kota Medan dan merupakan rumah sakit rujukan di wilayah kota Medan. Penelitian ini dilakukan pada pasien yang didiagnosa dengan tumor ovarium di RSUD dr. Pirngadi Medan.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Jumlah sampel yang direncanakan adalah 80 orang. Sampel dipilih dengan melihat data rekam medik yang tertulis dengan pasien didiagnosis dengan tumor ovarium.

Gambar 5.1 Alur Pengambilan Sampel Sampel Penelitian

Jumlah orang 80 penderita

Memenuhi kriteria tumor ovarium

5.1.2.1. Distribusi Penderita berdasarkan Kelompok Umur Tabel 5.1. Distribusi Penderita berdasarkan Umur

Umur (tahun) Frekuensi(n) Persentase (%) <11 tahun 1 1.3 12-25 tahun 2 2,5 26-45 tahun 25 31,3 46-65 tahun 36 45,0 >65 tahun 16 20,0 JUMLAH 80 100 Dari tabel 5.1. dapat memperlihatkan bahwa frekuensi tertinggi penderita tumor ovarium terdapat pada kelompok umur 46-65 tahun sebanyak 36 penderita (45,0%) dan diikuti oleh kelompok umur 26-45 tahun sebanyak 25 penderita (31,3%). Frekuensi terendah penderita tumor ovarium terdapat pada kelompok umur <11 tahun yaitu sebanyak 1 orang (1,3%) dan 12-25 tahun sebanyak 2 penderita (2,5%). Didapati bahwa penderita yang berumur >65 tahun sebanyak 16 penderita (20,0%).

5.1.2.2. Distribusi Penderita berdasarkan Pekerjaan. Tabel 5.2. Distribusi Penderita berdasarkan Pekerjaan.

Pekerjaan Frekuensi(n) Persentase (%) Wiraswasta 22 27,5 Petani 8 10 IRT 31 38,5 Tidak bekerja 18 22,5 Pelajar 1 1,3 JUMLAH 80 100

Dari tabel 5.2. didapati bahwa frekuensi pekerjaan penderita tumor ovarium tertinggi adalah ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 31 penderita (38,5%). Frekuensi wiraswasta sebanyak 22 penderita (27,5%) dan diikuti oleh yang tidak bekerja sebanyak 18 orang (22,5%). Frekuensi petani sebanyak 8 penderita (10%). Frekuensi pekerjaan penderita terendah adalah pelajar sebanyak 1 penderita (1,3%) .

5.1.2.3. Distribusi Penderita Berdasarkan Suku. Tabel 5.3. Distribusi Penderita Berdasarkan Suku.

Suku Frekuensi(n) Persentase (%) Batak 38 47,5 Jawa 7 8,8 Aceh 9 11,3 Minang 4 5,0 Tidak dicantum 22 27,5 JUMLAH 80 100 Dari tabel 5.3. didapati bahwa frekuensi suku penderita tumor ovarium tertinggi adalah suku Batak yaitu sebanyak 38 orang (47,5%) diikuti suku Aceh sebanyak 9 orang (11,3%) serta frekuensi bagi suku Jawa adalah sebanyak 7 orang (8,8%) . Frekuensi suku penderita tumor ovarium terendah adalah Minang yaitu sebanyak 4 orang (5,0%) . Data yang tidak dicantum pada rekam medis adalah 22 orang (27,5%).

5.1.2.4 Distribusi penderita berdasarkan gambaran histopatologi. Tabel 5.4 Distribusi penderita berdasarkan gambaran histopatologi.

Gambaran Frekuensi (n) Persentase (%) Histopatologi

Tumor ovarium primer 41 51,3 tipe epithelial

-Musinosum 22

-Serosum 10

-Endometrioid 6

-Clear cell 3

Tumor ovarium primer 23 28,8 tipe sel benih -Kista Dermoid 11

-Disgerminoma 8

-Teratoma 4

Tumor ovarium primer 9 11,3 tipe stromal -Sarcoma 9

Tumor ovarium primer 7 8,8 tipe sex-cord stromal -Sertoli-Leydig 2

-Mixed tumor 1

-Granulosa cell tumor 4

JUMLAH 80 100

Dari tabel 5.4 didapati bahwa frekuensi gambaran histopatologi yang tertinggi adalah tumor ovarium primer tipe epithelial yaitu sebanyak 41 orang (51,3 %), diikuti tumor ovarium primer tipe sel benih sebanyak 23 orang (28,8%).

Frekuensi gambaran histopatologi bagi tumor ovarium primer tipe stromal yaitu sebanyak 9 orang (11,3%) dan frekuensi gambaran histopatologi terendah adalah tumor ovarium primer tipe sex-cord stromal sebanyak 7 penderita (8,8%).

5.2. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan data sekunder rekam medis di RSUD dr.Pirngadi,Kota Medan pada tahun 2013, diperoleh data mengenai karakteristik penderita tumor ovarium. Data- data tersebut akan digunakan sebagai dasar dari pembahasan hasil akhir penelitian ini dan dijabarkan sebagai berikut.

5.2.1. Distribusi Penderita Berdasarkan Umur

Pada penelitian ini, usia penderita tumor ovarium yang termuda adalah 11 tahun dan tertua adalah 73 tahun. Sihombing (2002) mendapatkan hal yang sama dimana usia termuda adalah 11 tahun dan tertua adalah 73 tahun. Rezkini (2009) melaporkan bahwa rentang umur termuda adalah 10 tahun dan umur tertua adalah 89 tahun. Dari distribusi data, didapati penderita terbanyak pada kelompok umur 46– 65 tahun (45%) dan 26-45 tahun (31,3%). Hal ini hampir sama dengan Rezkini (2009) yang mendapatkan kelompok umur 40–49 tahun (25,92%) dan 50–59 tahun (19,75%) serta Taufiqoh (2012) di Medan menjumpai kelompok umur 40 -49 tahun (24%) dan 50-59 tahun (29,2%).

Hasil penelitian ini juga hampir sama dengan penelitian lain di RSUP H. Adam Malik, yaitu Taufiqoh (2012) mendapat insiden penderita tumor ovarium tertinggi pada kelompok umur 40–49 tahun sebanyak 40%, dan 51–60 tahun sebesar 30,4%. Insiden kanker meningkat sesuai peningkatan usia dan memerlukan waktu yang lama, sesuai faktor resiko yang terpapar oleh penderita (Taufiqoh,2012).

5.2.3. Distribusi Penderita Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan distribusi data dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi pekerjaan penderita yang tercatat, tertinggi adalah ibu rumah tangga (IRT) yaitu sebanyak 31 orang (38,5%), diikuti dengan yang wiraswasta yaitu sebanyak 22 orang (27,5%) dan seterusnya diikuti oleh tidak bekerja sebanyak 18 orang (22,5%) .Frekuensi pekerjaan bagi petani adalah sebanyak 8 orang (10%) dan yang terendah adalah pelajar yaitu sebanyak 1 orang (1,3%). Hasil ini hampir sama dengan penelitian lain di RSUP H.Adam Malik Medan yaitu (Sihombing .,Sirait.M.A.,2002) dengan pekerjaan terbanyak sebagai ibu rumah tangga sebesar ( 87%), dan diikuti oleh yang tidak bekerja (22,9%). Hal ini mungkin disebabkan karena ibu rumah tangga dan yang tidak bekerja masing- masing berkemungkinan karena gaya hidup dan kelebihan konsumsi makanan yang berlemak (Sihombing .,Sirait.M.A.,2002)

5.2.4. Distribusi Penderita Berdasarkan Suku

Dari distribusi data didapati suku Batak merupakan kelompok terbanyak menderita tumor ovarium sebanyak 38 orang (47,5%), dapat dilihat pada tabel distribusi, diikuti suku Aceh sebanyak 9 orang (11,3%) dan suku Jawa sebanyak 7 orang (8,8%) serta Karo sebanyak 2 orang (2,5%) dan terendah dijumpai pada suku Nias sebanyak 1 orang (1,3%). Beberapa penelitian di pusat RSUPN Cipto Mangunkusumo mendapatkan hasil yang hampir sama seperti Sihombing (2002) dimana mendapatkan angka 43,1% pada penderita suku Batak, Fauzan (2009) mendapatkan 51,9% penderita suku Batak, Taufiqoh (2012) mendapatkan penderita suku Batak sebesar 54,2%, Johari(2009) 42,9%.

Sebagai bandingan dengan hasil penelitian di sentra lain di Indonesia, Sirait (2007) mendapatkan suku terbanyak adalah suku Jawa (73,6%) di RSUD dr. Soetomo Surabaya dan Sihombing (2002) di mendapatkan angka 46,7% pada suku Bugis.

Perbedaan yang didapat pada penelitian ini dibandingkan dengan sentra lain mungkin dipengaruhi oleh lokasi rumah sakit dan suku terbanyak di daerah tersebut (Fauzan,2009). Pada suku Batak telah ditemukan alel gen yang potensial sebagai penyebab kerentanan timbulnya tumor ovarium yaitu BRCA1 dan BRCA2 (Cannistra.S.A,2004)

5.2.5. Distribusi Penderita Berdasarkan Gambaran Histopatologi

Dari distribusi data dapat dilihat tumor ovarium primer tipe epithelial merupakan jenis yang tersering sebanyak 41 orang (51,3%), kemudian tumor ovarium primer tipe sel benih sebanyak 23 orang (28,8%) serta tumor ovarium tipe primer stromal sebanyak 9 orang (11,3 %) .Gambaran histopatologi yang terendah adalah tumor ovarium primer tipe sex-cord stromal sebanyak 7 orang (8,8%). Hal ini hampir sama dengan penelitian lain di RSUP H.Adam Malik Medan, mendapatkan hasil tumor ovarium primer tipe epithelial yang terbanyak (54,5%), diikuti tumor ovarium primer tipe sel benih (41,8 %) dan tumor ovarium tipe stromal (3,8%), Rezkini (2009) juga mendapatkan jenis histopatologis terbanyak tumor ovarium primer tipe epithelial (58,3%), diikuti tumor ovarium primer tipe sel benih (37,5%) dan tumor ovarium primer tipe sex-cord stromal (4,2%). Tumor ovarium primer tipe epithelial dan tumor ovarium primer tipe sel benih paling banyak dijumpai di daerah endemis tumor ovarium. Sementara tumor ovarium primer tipe stromal dan tumor ovarium primer tipe sex-cord stromal lebih sering dijumpai di Eropa dengan prognosis yang lebih buruk (Fauzan,2009).

Dokumen terkait