• Tidak ada hasil yang ditemukan

pembelajaran. Langkah-langkah yang ditempuh untuk menganalisa data adalah sebagai berikut :

1. Menyusun data hasil belajar siswa dari studi awal, siklus pertama, siklus kedua, dan siklus ketiga.

2. Data disusun dalam bentuk tabel untuk mempermudah dalam mengamati perkembangan proses perbaikan.

3. Membuat tabel ketuntasan belajar dan penguasaan materi.

4. Membuat tabel keaktifan siswa.

Nilai perolehan dari hasil belajar 70 lebih dinyatakan tuntas belajar sedang nilai 70 ke bawah dinyatakan belum tuntas belajar.

Hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan peneliti dari studi awal, siklus pertama, siklus kedua, dan siklus ketiga disusun dalam tabel berikut ini :

Tabel : 4.1 Hasil tes formatif mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pokok bahasan Menghargai nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila

sebagai Dasar Negara.

No Nama Siswa NILAI

Studi awal Siklus I Siklus II Siklus III

1 Adi Sefriyanto 40 50 60 60 2 Frendi Arnando 40 50 70 70 3 Tanti 70 80 80 90 4 Dimas Saputra 50 70 70 70 5 Rian Novendi 50 60 60 70 6 Agus Setiawan 70 80 80 80 7 Badrun Hidayat 40 60 60 70 8 Doni Irawan 40 60 70 70 9 Fitriyani 40 50 70 70 10 Hartiti 80 90 80 100 11 Krisnaeni 80 80 80 100 12 Mohamad Arifin 80 90 90 100 13 Noni Triyani 60 60 60 60 14 Febri Setiawan 40 50 70 70 32

15 Rada Putri Aprilia 60 70 80 80

16 Riski Jihan Saputri 60 70 80 90

17 Siska 70 80 80 90

18 Feri Ifranki 70 80 90 100

Jumlah 1.040 1.240 1.430 1.440

Rata-rata 57,77 69,44 79,44 80

Berdasarkan data di atas yaitu data studi awal, siklus pertama, siklus kedua dan siklus ketiga terlihat adanya peningkatan hasil perolehan nilai rata- rata kelas dan peningkatan ketuntasan belajar. Nilai rata-rata pada studi awal adalah 57,75 sedangkan pada siklus pertama nilai rata-rata 68,88. Pada siklus kedua nilai rata-rata meningkat lagi menjadi 79,44, dan pada siklus ketiga nilai rata-rata meningkat lagi menjadi 80.

Begitu juga tentang ketuntasan belajar siswa. Dari data studi awal siswa yang tuntas ada 7 siswa atau 38,88%. Sedangkan pada siklus pertama siswa tuntas naik menjadi 10 siswa, atau 55,55%. Pada siklus kedua siswa tuntas naik menjadi 13 siswa, atau 77,77%. Dan pada siklus ketiga siswa tuntas naik menjadi 16 siswa atau 88,88%.

Selanjutnya peneliti sajikan data tingkat ketuntasan siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan konsep dasar pokok bahasan Menghargai nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara.

Gambar : 4.2 Data Tingkat Ketuntasan Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pokok bahasan Menghargai nilai-nilai juang dalam proses

perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara. 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Studi Awal Siklus I Siklus II Siklus III Tuntas Belum Tuntas

prestasi ketuntasan siswa pada siklus perbaikan. Peningkatan tertinggi pada siklus kedua. Siswa yang belum tuntas belajar dilihat dalam diagram adanya penurunan jumlah siswa. Penurunan tertinggi pada siklus kedua. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode PAKEM mampu meningkatkan ketuntasan siswa dalam penguasaan materi.

Selanjutnya akan disajikan data tingkat ketuntasan siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan konsep dasar Menghargai nilai- nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara.

Tabel : 4.3 Tingkat ketuntasan siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pokok bahasan Menghargai nilai-nilai juang dalam proses

perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara.

No Tahap Siswa Tuntas Siswa Belum Tuntas

Jumlah % Jumlah %

1 Studi Awal 7 38,88 11 61,12

2 Silkus I 10 55,55 8 44,45

3 Siklus II 14 77,77 4 22,23

4 Siklus III 16 88,88 2 11,12

Dari tabel tersebut di atas diketahui adanya peningkatan ketuntasan belajar pada setiap siklusnya. Sebelum adanya perbaikan pembelajaran, siswa yang tuntas hanya 7 atau 38,88%, setelah diadakan perbaikan pembelajaran pada siklus pertama ada kenaikan menjadi 10 siswa atau 55,55%, pada perbaikan pembelajaran siklus kedua, siswa tuntas menjadi 14 siswa atau 77,77%. Dan pada perbaikan pembelajaran siklus ketiga siswa tuntas menjadi 16 siswa atau 88,88%.

Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pokok bahasan Menghargai nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara menggunakan metode PAKEM sangat mendukung dalam meningkatkan ketuntasan siswa, hasil belajar, dan kreatifitas siswa. Penguasaan materi pelajaran mudah dan cepat dikuasai anak sehingga prestasi belajar meningkat.

Selanjutnya akan disajikan data perkembangan ketuntasaan siswa dalam bentuk diagram batang sebagai berikut!

.

Gambar : 4.2 Data perkembangan ketuntasan siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pokok bahasan Menghargai nilai-nilai juang

dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara.

Selanjutnya akan disajikan data keaktifan siswa dari studi awal, siklus pertama, siklus kedua, dan siklus ketiga dalam bentuk tabel.

Tabel : 4.3 Tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pokok bahasan Menghargai nilai-nilai juang dalam proses

perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara.

No Tahap Siswa Aktif Siswa Tidak Aktif

Jumlah % Jumlah %

1 Studi Awal 7 38,88 11 61,12

2 Silkus I 10 55,55 8 44,45

3 Siklus II 14 77,77 4 22,23

4 Siklus III 16 88,88 2 11,12

Pada tabel di atas dapat dilihat kenaikan keaktifan siswa dari studi awal mula-mula 38,88%, pada siklus pertama naik menjadi 55,55%, pada siklus kedua naik menjadi 77,77%, dan pada siklus ketiga naik menjadi 88,88%.

Selanjutnya akan disajikan data keaktifan siswa dari studi awal, siklus pertama, siklus kedua, dan siklus ketiga dalam bentuk diagram batang berikut ini. 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Studi Awal Siklus I Siklus II Siklus III

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Studi Awal Siklus I Siklus II Siklus III Aktif Belum Aktif

Gambar :4.3 Data Tingkat Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pokok bahasan Menghargai nilai-nilai juang dalam proses

perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara. B. Pembahasan

Melihat hasil tes formatif pada studi awal, kemudian dilanjutkan dengan perbaikan siklus pertama siklus kedua dan siklus ketiga, terlihat bahwa setiap siklus perbaikan pembelajaran terjadi kenaikan dalam hal keaktifan siswa dan hasil belajar siswa baik secara klasikal maupun individual.

Dalam hal ini, penerapan metode PAKEM pada perbaikan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pokok bahasan Menghargai nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara dikatakan sangat tepat pada sasaran dan berpengaruh besar dalam diri siswa.

Mencermati proses perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan di atas dengan menggunakan metode PAKEM mengalami peningkatan yang cukup menyenangkan. Hasil observasi terhadap keaktifan siswa menunjukkan bahwa pada setiap tindakan perbaikan dari siklus pertama, siklus kedua, dan siklus ketiga selalu ada peningkatan yaitu : pada studi awal 38,88%, siklus pertama 55,55%, siklus kedua 77,77% dan siklus ketiga 88,88%. Begitu pula hasil belajar atau prestasi belajar atau ketuntasan belajar selalu mengalami peningkatan yaitu : pada studi awal 38,88%, siklus pertama 55,55%, siklus kedua 77,77% dan siklus ketiga 88,88%.

Namun bagi siswa yang belum tuntas belajarnya merupakan bahan pemikiran bagi guru untuk perbaikan selanjutnya.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data serta temuan selama proses perbaikan pembelajaran dari studi awal dilanjutkan tindakan perbaikan siklus kesatu, siklus kedua, dan siklus ketiga dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Kondisi pada studi awal sebelum menggunakan metode PAKEM siswa yang mencapai kriteria ketuntasan belajar hanya 8 siswa dari 34 siswa. Setelah menggunakan metode PAKEM pada siklus I siswa yang mencapai KKM menjadi 10 siswa dari 18 siswa, perbaikan siklus II siswa yang mencapai KKM menjadi 14 siswa dari 18 siswa. Perbaikan siklus III siswa yang mencapai KKM menjadi 16 siswa dari 18 siswa.

Penerapan metode PAKEM pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pokok bahasan Menghargai nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara dapat meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa. Pada proses pembelajaran berlangsung suasana kelas menyenangkan dan sudah sesuai dengan pendapat Bruner tentang teori belajar penemuan dan sudah sesuai dengan karakteristik dan perkembangan kognitif anak sekolah di tingkat dasar.

Penerapan metode PAKEM dapat melatih kemandirian siswa dalam menyelesaikan suatu persoalan, sehingga guru tidak dijadikan sebagai pusat pembelajaran tapi guru hanya sebagai fasilitator.

B. Saran dan Tindak Lanjut

1. Saran untuk tindak lanjut

Karena waktu yang singkat atau kemampuan yang sangat terbatas, maka perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas ini masih banyak kekurangan ataupun kesalahan sehingga hasilnya kurang memuaskan. Oleh karena itu kami sarankan kepada peneliti selanjutnya agar pelaksanaan perbaikan pembelajaran diawali dengan persiapan yang matang

dan penggunaan waktu yang cukup sehingga hasilnya memuaskan sesuai dengan harapan.

2. Saran untuk penerapan hasil penelitian

a. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan temuan atau permasalahan yang peneliti hadapi di kelas. Dengan penerapan metode PAKEM ternyata dapat mengatasi masalah yang peneliti hadapi. Disamping dapat membangkitkan minat siswa menjadi lebih semangat dan bergairah, juga dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Oleh karena itu peneliti sarankan pada peneliti selanjutnya.

b. Mengingat metode yang peneliti terapkan dalam perbaikan pembelajaran ini dapat mendorong siswa lebih aktif, lebih semangat, lebih bergairah dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, maka bagi sekolah yang karakteristiknya relatif sama, kiranya dapat menerapkan strategi pembelajaran yang serupa untuk dapat meningkatkan partisipasi siswa menjadi lebih aktif lagi.

c. Metode PAKEM merupakan salah satu model

pembelajaran yang dapat membantu guru meningkatkan materi ajar dengan pengalaman nyata siswa, menambah kemampuan, berkomunikasi, berinteraksi dengan belajar antar komponen. Untuk itu model pembelajaran ini perlu dicobakan pada mata pelajaran yang lain dan di kelas lain.

d. Sebagai pekerja profesional yang memiliki organisasi profesi yang memiliki visi dan misi yang sama, hendaknya hasil penelitian disampaikan kepada sesama guru lain dalam satu sekolahan atau melalui kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) untuk dapat dipergunakan pada penelitian selanjutnya dan digunakan pada mata pelajaran lainnya.

Dokumen terkait