• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Pengumpulan data kecerdasan emosional, peneliti menggunakan angket. Angket disusun berdasarkan aspek yang mengacu pada teori Daniel Goleman (2005), aspek-aspek tersebut meliputi kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar mahasiswa, yang dapat diketahui berdasarkan perhitungan analisis korelasi Product Moment yang diperoleh rxy (rhitung) 49,76 dan rtabel 0,103 dari hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa rxy (r hitung) lebih besar dari r tabel pada tingkat kesalahan 5% yang berarti bahwa, kecerdasan emosional memberikan pengaruh yang nyata (signifikan) terhadap hasil belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Semarang. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa skor tertinggi yang diperoleh mahasiswa pada tes kecerdasan emosional ini sebesar 106 dan skor terendah diperoleh 77.

Tabel 1 Tingkat kecerdasan emosional mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Semarang

Kriteri Tingkat Kecerdasan

Emosional Jumlah Mahasiswa

Presentase Jumlah Mahasiswa Sangat baik 49 35,48% Baik 97 64,52% Cukup baik - - Kurang baik - -

Tabel di atas menunjukkan tingkat kecerdasan emosional mahasiswa yaitu sangat baik, baik, cukup baik dan kurang baik. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa kecerdasan emosional mahasiswa sangat baik berjumlah 49 atau 35,48% dan kecerdasan emosional yang baik terdapat 97 atau 64,52%.

Analisis korelasi product moment (Pearson) digunakan untuk mencari hubungan antara variabel X dan variabel Y. Variabel X pada penelitian ini adalah kecerdasan emosinal mahasiswa, sedangkan variabel Y adalah hasil belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Semarang yang diperoleh melalui indeks prestasi mahasiswa.

Data tiap aspek dalam angket kecerdasan emosional diperoleh sebagai berikut: Tabel 2 Data kecerdasan emosional mahasiswa berdasarkan tiap aspek No Kriteria Tingkat

Kecerdasan Emosional

Aspek Kecerdasan Emosional Kesadaran

Diri

Pengaturan Diri

Motivasi Empati Ketrampilan Sosial

1 Sangat baik - - - - 35%

2 Baik 23 % 20% - - -

3 Cukup baik - - 14% - -

4 Kurang baik - - - 8% -

Tabel di atas menunjukkan data tiap aspek kecerdasan emosional mahasiswa dari tabel di atas dapat diketahui bahwa aspek yang paling berpengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa adalah keterampilan sosial dengan yang dapat dilihat melalui hasil angkat dengan persentase 35% sedangkan aspek yang hasilnya paling rendah adalah empati dengan persentase 8%.

Hasil belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Semarang yang dimaksud adalah hasil belajar kognitif mahasiswa prodi pendidikan biologi berupa indeks prestasi kumulatif mahasiswa yang dicapai selama empat semester. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa hasil belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi angkatan 2011/2012 yang diperoleh selama empat semester diperoleh nilai indeks prestasi tertinggi adalah 3,64 dan indeks prestasi terendah adalah 2,48.

Tabel 3 Tingkat hasil belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Semarang Kriteria Tingkat Hasil Belajar Mahasiswa Jumlah Mahasiswa Presentase Jumlah Mahasiswa Sangat baik 29 20% Baik 111 62% Cukup baik 4 12% Kurang baik 2 6%

Tabel di atas menunjukkan tingkat hasil belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Semarang yaitu sangat baik, baik, cukup baik dan kurang baik. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa kriteria tingkat hasil belajar mahasiswa sangat baik sebanyak 29 mahasiswa, kriteria hasil belajar baik sebanyak 111 mahasiswa, kriteria hasil belajar cukup baik empat mahasiswa dan kurang baik sebanyak dua mahasiswa.

B. Pembahasan

Prodi pendidikan biologi merupakan salah satu prodi di Universitas Negeri Semarang yang bertujuan untuk mencetak calon pendidik yang professional dan kompeten serta bersikap ilmiah. Mahasiswa prodi pendidikan biologi serius dalam memperhatikan penjelasan dosen. Sebagian mahasiswa mencatat penjelasan dosen, sebagian lagi hanya memperhatikan penjelasan dosen dengan melihat buku referensi. Penyampaian materi tidak seterusnya disampaikan oleh dosen namun, ada presentasi atau penyampaian materi oleh mahasiswa yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Mahasiswa pada sesi tanya jawab cukup antusias namun ada kejenuhan yang dialami mahasiswa ketika harus mengerjakan tugas-tugas yang diberikan kepada mahasiswa serta berbagai macam tuntutan dari dosen yang harus dipenuhi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan anatara kecerdasan emosional dengan hasil belajar mahasiswa, berdasarkan hasil analisis korelasi product moment

antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar mahasiswa yaitu rxy (r hitung)= 49,76 yang dikonsultasikan pada taraf signifikan 0,05 diperoleh rtabel = 0,103, hasil tersebut

menunjukkan bahwa rxy (r hitung)lebih besar dari pada rtabel maka, dapat diketahui bahwa ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Semarang. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat 49 atau 35,48% mahasiswa yang memiliki tingkat kecerdasan emosional sangat baik dan 97 atau 64,52% mahasiswa menunjukkan tingkat kecerdasan baik.

Hasil belajar mahasiswa menunjukkan terdapat 29 mahasiswa atau 20% memiliki kriteria sangat baik, 111 mahasiswa atau 62% memiliki kriteria baik, empat mahasiswa atau 12% dengan kriteria cukup baik dan dua mahasiswa memiliki kriteria hasil belajar kurang baik. Hasil belajar yang dimaksud peneliti disini adalah hasil belajar kognitif mahasiswa yang berupa indeks prestasi akademik yang sudah dicapai selama empat semester. Hasil belajar mahasiswa banyak dipengaruhi oleh banyak faktor. Kecerdasan intelektual selama ini dianggap sebagai faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar mahasiswa, mahasiswa dengan kecerdasan intelektual tinggi dianggap lebih mudah dalam memahami materi yang diajarkan namun, pada kenyataannya masih banyak faktor lain yang turut mempengaruhi hasil belajar mahasiswa, salah satunya adalah kecerdasan emosional. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar mahasiswa, hal tersebut sesuai dengan hasil belajar mahasiswa yang terdapat 111 mahasiswa atau 62% dengan tingkat kecerdasan baik.

Goleman (2005) menyatakan bahwa pendidikan yang disertai emosi cenderung lebih mudah dan kuat diingat. Prestasi dan keberhasilan mahasiswa dalam belajar tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelektual melainkan juga ditentukan oleh keselarasan perkembangan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional.

Mahasiswa dengan kecerdasan emosional yang tinggi cenderung berfikir dahulu sebelum mengambil suatu tindakan dan juga memahami benar-benar pertanyaan yang akan dijawab sehingga tidak mengalami kesulitan dalam mencari jawaban yang terdapat dalam dirinya sendiri dan dalam diri orang lain. Sementara mahasiswa dengan kecerdasan emosional yang relatif rendah cenderung mengalami kesulitan dalam menemukan jawaban dalam dirinya sehingga ia juga kesulitan memahami pertanyaan yang akan dijawab dan mengakibatkan pertanyaan yang dijawab menjadi tidak tepat atau tidak yakin dengan apa yang dikerjakannya. Kecerdasan emosional memegang peranan yang cukup signifikan dalam pencapaian hasil belajar mahasiswa karena dapat meningkatkan

kesadaran diri sehingga, mahasiswa dapat lebih mudah untuk memusatkan perhatian dan lebih tekun dalam penyelesaian tugas.

Hasil belajar mahasiswa banyak dipengaruhi oleh banyak faktor baik dari faktor internal maupun faktor eksternal yang sangat mempengaruhi keberhasilan belajar mahasiswa walaupun tidak dipungkiri bahwa faktor eksternal mempunyai andil dalam menentukan keberhasilan belajar. Proses pembelajaran tidak hanya membutuhkan kecerdasan intelektual saja namun ada kecerdasan lainnya yang berperan penting dalam proses pembelajaran yaitu kecerdasan emosional. Salovey (dalam Goleman 2005) menjelaskan bahwa didalam kecerdasan emosional mencakup lima wilayah utama yaitu kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi , empati dan keterampilan social.

1. Kesadaran diri

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek kesadaran diri berkontribusi 23% dengan tingkat kecerdasan emosional baik, dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa mahasiswa mampu menyadari alasan atau sebab yang membuat mahasiswa marah atau senang sehingga, mahasiswa mampu mengkondisikan dirinya dalam situasi apapun. Keadaan tertentu terkadang membuat mahasiswa kesulitan untuk menyelesaikan pekerjaan dan tugasnya sebagai mahasiswa, keadaan ini dipicu karena mahasiswa masih kesulitan untuk memahami perasaannya saat menghadapi masalah dan mahasiswa sulit untuk melupakan masalah yang tidak menyenangkan yang pernah dialami oleh mahasiswa.

Menurut Mayer (diacu dalam Goleman 2005), kesadaran diri berarti waspada pada pikiran yang akan berpengaruh terhadap suasana hati. Kewaspadaan terhadap suasana hati atau mampu mengenali emosi diri akan membuat mahasiswa dapat menempatkan diri pada segala situasi. Apabila emosi mengalahkan konsentrasi, maka yang akan dilumpuhkan adalah kemampuan mental (ingatan kerja) yaitu kemampuan untuk menyimpan dalam pikiran semua informasi yang relevan dengan tugas yang dihadapi. 2. Pengaturan diri

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek pengaturan diri mahasiswa yang ditunjukkan melalui angket berkontribusi 20% dengat kriteria tingkat kecerdasan emosional baik, hasil tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa mampu mengendalikan emosinya sehingga berdampak positif pada pelaksanaan proses pembelajaran, pelaksanaan tugas serta mahasiswa mampu memenuhi tuntutan-tuntutan yang diajukan

dosen kepada mahasiswa. Kecerdasan intelektual bila tidak disertai dengan pengelolaan emosi yang baik tidak akan menghasilkan seorang mahasiswa yang sukses dalam belajarnya. Mahasiswa yang mampu mengatur dirinya dengan baik sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran dan mampu segera pulih dari tekanan emosi.

3. Motivasi

Aspek motivasi diri memberikan kontribusi sebesar 14% dengan kriteria tingkat kecerdasan emosional cukup baik, hasil tersebut cukup menimbulkan peran motivasi positif seperti perasaan antusias, gairah (minat), dan keyakinan diri dalam mencapai prestasi belajar yang tidak boleh dilupakan. Kekhawatiran atau tidak adanya keyakinan diri merupakan inti dari efek kecemasan yang bersifat merusak segala kemampuan mental. Kemampuan untuk menggunakan hasrat agar setiap saat dapat membangkitkan semangat dan tenaga untuk mencapai keadaan yang lebih baik serta mampu mengambil inisiatif dan bertindak secara efektif, tergambar pada pengisian angket kecerdasan emosional mahasiswa dalam aspek motivasi diri.

Pengisian angket tersebut dapat diketahui bahwa dorongan mahasiswa untuk berprestasi atau mendapatkan hasil belajar yang maksimal cukup tinggi, terbukti dengan adanya dorongan untuk menjadi lebih baik atau memenuhi standar keberhasilan, motivasi diri sebagai salah satu aspek dalam angket kecerdasan emosional, motivasi menimbulkan sikap optimis saat mahasiswa merasa tujuannya dalam proses pembelajaran tidak tercapai, kegigihan dalam memperjuangkan sasaran walaupun ada halangan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

4. Empati

Empati atau kemampuan membaca perasaan orang lain memberikan kontribusi 8% dengan kriteria tingkat kecerdasan emosional kurang baik, hal ini karena mahasiswa tidak menunjukkan bahwa mahasiswa bisa melihat kesedihan dari raut wajah orang lain dan mahasiswa tidak mampu merasakan kesedihan melalui curahan hati temannya. Setiap hubungan merupakan akar kepedulian berasal dari penyesuaian emosional dari kemampuan untuk berempati (Goleman 2005).

5. Ketrampilan sosial

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketrampilan sosial ditunjukkan mahasiswa melalui angket kecerdasan emosional yang membrikan kontribusi 35% dengan kriteria tingkat kecerdasan emosional mahasiswa sangat baik. Aspek ketrampilan sosial memberikan kontribusi yang paling besar diantara empat aspek lainnya, hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa mampu menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain, bisa mempengaruhi orang lain, sanggup untuk menjadi pemimpin, bermusyawarah, mampu menyelesaikan perselisihan dengan baik dan bekerjasama dalam tim. Kemampuan dalam membina hubungan merupakan suatu keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi. Mahasiswa yang hebat dalam ketrampilan membina hubungan akan sukses dalam bidang apapun, karena keahliannya menggaet orang lain untuk ikut bekerjasama.

Mahasiswa yang dapat membina hubungan yang baik dengan teman sebaya maupun dengan mahasiswa lainnya akan lebih mudah dalam menjalankan kegiatan belajarnya dan akan lebih baik prestasinya dibandingkan dengan mahasiswa yang sudah menempatkan diri pada situasi sosial belajarnya. Hal tersebut dapat terjadi karena mahasiswa yang mudah menempatkan diri pada situasi sosial akan lebih mendapatkan bantuan dalam belajar, motivasi belajar yang muncul dari dalam diri akan semakin besar karena didukung oleh lingkungan dan dapat memperoleh ilmu lebih banyak dengan bertukar bersama teman-temannya. Sebaliknya, mahasiswa yang sukar menempatkan diri dengan situasi sosial akan sulit berprestasi baik karena ruang gerak yang terbatas. Keterbatasan tidak hanya pada bantuan belajar yang diterima dari lingkungan tetapi juga keterbatasan ilmu yang diperolehnya karena kurang bertukar informasi dengan teman dan keterbatasan motivasi dari lingkungan sehingga mahasiswa ini cenderung mudah kehilangan semangat belajarnya. Orang berhasil dalam pergaulan karena mampu berkomunikasi dengan lancar pada orang lain. Orang-orang ini popular dalam lingkungannya berkomunikasi. Ramah tamah, baik hati, hormat dan disukai orang lain dapat dijadikan petunjuk positif bagaimana mahasiswa mampu membina hubungan dengan orang lain. Sejauhmana kepribadian mahasiswa berkembang dilihat dari banyaknya hubungan interpersonal yang dilakukannya.

32

BAB V

Dokumen terkait