KTSP Pembelajaran Bahasa
F. Teknik Analisis Data
2. Hasil Penelitian Siklus II
Perbaikan pada siklus II dilaksanakan dengan berdasarkan rencana yang lebih matang dari pada siklus I. Salah satunya yang berkaitan dengan rencana pembelajaran. Melalui usaha tersebut, diharapkan hasil penelitian meningkat dari kategori cukup menjadi kategori sangat baik. Meningkatnya nilai ini disertai pula dengan adanya perubahan perilaku
siswa yang lebih positif dalam mengikuti pembelajaran menulis pantun dengan menerapkan model pembelajaran talking stick. Hasil selengkapnya pada siklus II diuraikan secara rinci pada sub-bab berikut ini.
a. Perencanaan Tindakan
Tahap ini dilaksanakan sesuai dengan siklus I, pada siklus II ini dilaksanakan dengan lebih difokus untuk memperbaiki setiap kekurangan yang ada pada siklus I. Berdasarkan hasil penelitian maka yang menjadi catatan penting untuk dapat dijadikan bahan pertimbangan pada pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II ini adalah masih kurangnya penguasaan kelas oleh guru dan keaktifan siswa, sehingga sebagaian siswa belum mencapai hasil yang diharapkan diakibatkan siswa-siswa tidak fokus pada materi yang sedang dipelajari maupun pada model pembelajaran talking stick yang digunakan. Pada tahap ini, tentunya peneliti membuat RPP yang materinya masih sama dengan siklus I namun evaluasinya berbeda yang disusun berdasarkan kesepakatan dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan pembelajaran dilakukan seperti hari-hari sebelumnya yaitu memberikan salam, absensi, serta pengelolaan kelas dan kegiatan pembelajaran dimulai dengan mengaitkan pelajaran yang akan dipelajari dengan penjelasan yang lalu tentang menyusun pantun acak. Memberikan motivasi supaya siswa bersemangat dalam belajar dan mengajukan beberapa pertanyaan yang menyangkut pelajaran yang
lalu, dan bagi siswa yang bisa menjawab pertanyaan guru dengan benar maka guru memberikan pujian secara verbal.
Kegiatan inti dilakukan dengan mengkomunikasikan tujuan, materi, waktu, langkah-langkah pembelajaran, dan hasil yang diharapkan dari menyusun pantun acak. Kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan materi. Setelah itu guru mengarahkan dan memberikan bimbingan belajar dalam menyusun pantun acak yang telah disiapkan guru. Selanjutnya menyiapkan media tongkat yang telah dibuat menarik dan aman digunakan. Guru mengambil tongkat yang sudah disediakan, kemudian menjalankan tongkat tersebut sambil menyanyikan sebuah lagu pendek. Setiap kali lagu terhenti, siswa yang memegang tongkat mendapatkan giliran untuk menyusun pantun acak yang telah disiapkan guru dengan waktu yang sudah ditentukan, setelah itu hasil pantun yang telah disusun ditulis pada papan tulis, begitu seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat giliran.
Adapun hasil penilaian keterampilan menulis pantun yang dapat dilihat pada hasil penilaian akhir belajar siswa siklus II pada tabel di bawah ini:
Kode Sampel Nilai
1 70 2 90 3 90 4 90 5 90 6 85 7 90 8 80 9 85 10 85 11 85
12 80 13 90 14 90 15 90 16 90 17 80 18 80 19 90 20 75 21 75 22 70 23 70 24 90 25 90 26 85 27 90 28 90 29 90 30 80 Jumlah 2535 Rata-rata 84,5
Hasil penilaian menulis pantun yang dilihat dari kemampuan siswa dalam menulis pantun, maka beberapa siswa yang sudah tuntas belajar. Hal ini menyebabkan siswa antusias pada saat guru menjelaskan dan siswa aktif serta fokus pada saat model talking stick dijalankan, sehingga mengalami peningkatan pada siklus II dan hanya beberapa siswa tidak memenuhi kategori tuntas pada siklus II. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai rata-rata kelas dari hasil tes siswa dalam menulis pantun dengan menggunakan model pembelajaran talking stick memperoleh 85% dengan rata-rata 84,5 dari 26 siswa yang tuntas, sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 4 siswa. Siswa dikatakan telah tuntas belajar dan mencapai nilai diatas KKM.
Kegiatan akhir, siswa kembali ke tempat duduknya. Kemudian guru memberikan evaluasi dan memberikan motivasi serta saran
sehubungan dengan materi yang sudah diajarkan. Dilanjutkan dengan menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
c. Observasi
Selama proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran talking stick yang dilakukan guru pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan materi menulis pantun pada indikator menyususn pantun acak, observer melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap aktivitas pembelajaran dengan menggunakan format yang disusun yaitu lembar observasi. Berdasarkan observasi yang dilakukan terhadap aktivitas guru dan siswa pada pertemuan pertama dan kedua siklus II maka hasil observasi yang dilakukan dapat dilihat pada tabel hasil observasi dibawah ini.
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
No Aspek yang diamati Kriteria Penilaian
Ya Tidak Ket.
1 Memulai pelajaran dengan salam, doa, apersepsi √
2 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada saat
itu √
4 Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya ± 20 cm
√
5 Guru menyampaikan materi pokok yang akan
dipelajari √
6 Siswa membahas masalah yang kurang dimengerti dalam pembelajaran menulis pantun √ 7
Setelah selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilahkan siswa untuk menutup isi bacaan
8
Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu siswa, setelah itu guru memberi pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tesebut menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru
√
9
Siswa lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika siswa yang satu tidak bisa menjawab pertanyaan
√
10
Setelah semuanya mendapat giliran, guru membuat kesimpulan dan melakukan evaluasi, baik individu maupun berkelompok. Selanjutnya menutup pelajaran √ Jumlah 10 0 Persentase 100% 0% Keterangan: Pedoman Penilaian:
Tingkat Keberhasilan Predikat
80%-100% Sangat Baik (SB)
70%-79% Baik (B)
60%-69% Cukup (C)
50%-59% Kurang (K)
0 %-49% Gagal (G)
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap aktivitas yang dilakukan guru selama proses pembelajaran pada siklus ke II dengan menggunakan model pembelajaran talking stick, kriteria penilaian aspek yang diamati pada aktivitas guru sudah terlaksana dan mengalami peningkatan. Aktivitas yang dilakukan guru dengan jumlah
10 aktivitas dari 10 indikator aktivitas guru dalam mengajar yang artinya aktivitas guru telah mencapai 100%. Tingkat kesempurnaan guru dalam menggunakan model pembelajaran talking stick ternyata berada pada klasifikasi “Sangat Baik” antara rentang 80% - 100%.
Kondisi aktivitas yang dilakukan guru tersebut sangat mempengaruhi aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dalam penggunaan model pembelajaran talking stick yang mana aktivitas yang dilakukan siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
No Aspek yang diamati Kriteria Penilaian
Ya Tidak Ket.
1 Siswa memperhatikan dan mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru √ 2 Siswa antusiasi dalam menulis pantun √
3 Siswa berani maju untuk memaparkan dan menuliskan pantun dipapan tulis √
4 Siswa membahas masalah yang terdapat di dalampembelajaran menulis pantun
√
5 Siswa aktif bertanya atau menjawab pertanyaan
yang diajukan guru √
6
Siswa lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika siswa yang satu tidak bisa menjawab pertanyaan
√
Keterangan:
Pedoman Penilaian:
Tingkat Keberhasilan Predikat
80%-100% Sangat Baik (SB)
70%-79% Baik (B)
60%-69% Cukup (C)
50%-59% Kurang (K)
0%-49% Gagal (G)
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran yang berlangsung, aspek yang diamati pada aktivitas siswa sudah terlaksana dan mengalami peningkatan dan mencapai sebesar 100%. Berdasarkan analisa yang dilakukan ternyata aktivitas siswa dalam belajar berada pada klasifikasi “Sangat Baik” yang terletak antara rentang 80%-100%. Dengan semakin membaiknya aktivitas yang dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran pada siklus ke II dalam penggunaan model pembelajaran talking stic kmengalami peningkatan.
Aktivitas hasil belajar siswa yang dilakukan mempengaruhi proses pembelajaran berlangsung dalam keterampilan menulis pantun dengan menggunakan model talking stick..
8 Siswa merefleksi kegiatan yang sudah dilakukan dan menerima tugas dari guru √
Jumlah 8 0
d. Refleksi
Berdasarkan datayang telah disajikan di atas, terhadap proses pembelajaran mulai dari perencanaan hingga evaluasi terhadap aktivitas pembelajaran yang dilakukan ternyata telah terjadi peningkatan pada pembelajaran menulis pantun. Hal ini terlihat pada tingginya aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan belajar yang sedang berlangsung, siswa terlihat sangat antusias mengikuti setiap proses pembelajaran melalui model pembelajaran talking stick baik dalam menjawab pertanyaan maupun dalam mengerjakan soal latihan.
Sehingga dilihat dari hasil observasi dan hasil evaluasi belajar siswa, telah terjadi peningkatan kualitas pembelajaran dan dapat di simpulkan bahwa pada siklus kedua hasilnya sudah baik. Jadi penelitian ini tidak dilanjutkan lagi.
B. Pembahasan
Penelitian ini di laksanakan dengan dua siklus yang pelaksanaannya terdiri dari empat alur yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Hasil penelitian peningkatan keterampilan menulis pantun melalui model pembelajaran talking stick pada siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Wajo mencapai hasil yang maksimal. Secara keseluruhan aktivitas pembelajaran berjalan selama 2 siklus.
Temuan penelitian berdasarkan hasil tindakan pada siklus I diuraikan sebagai berikut: pada siklus I ini peneliti membuat perencanaan dengan mempersiapkan perencanaan tindakan ini sesuai kebutuhan dalam penelitian, adapun hal-hal yang akan dilakukan adalah menyusun RPP berdasarkan
standar kompetensi dasar dengan langkah-langkah penerapan model pembelajaran talking stick, meminta kesediaan observer, menyusun format pengamatan yaitu lembar observasi guru dan lembar observasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Pada tahap pelaksanaan, pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun dengan menerapkan model pembelajaran talking stick dan pembelajaran siklus I ini berlangsung dengan baik, namun para siswa masih terlihat kaku dalam proses pembelajaran. Hal ini nampak pada kurangnya perhatian siswa ketika guru mengajukan pertanyaan ataupun dalam menjawab pertanyaan, yang dikarenakan mereka tidak terbiasa dengan model pembelajaran talking stick. Itulah sebabnya peneliti berusaha sedemikian rupa dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, sehingga para siswa bisa belajar dengan lebih baik lagi. Tak heran jika pada akhirnya hasil pembelajaran pada siklus pertama ini kurang baik, karena yang diharapkan adalah hasil belajar siswa bisa meningkat. Bagaimana bisa jika mereka tidak menyukai atau setidaknya mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Itulah sebabnya pembelajaran pada siklus pertama ini belum berhasil.
Temuan penelitian berdasarkan hasil tindakan pada siklus II diuraikan sebagai berikut: pada siklus II ini, perencanaan yang dilakukan masih sama dengan perencanaan pada siklus I dan peneliti akan lebih fokus untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I.
Pada pelaksanaan pembelajaran siklus kedua ini dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang disusun dengan menerapkan model
pembelajaran talking stick yang tidak jauh berbeda dengan siklus I. Setelah ada perbaikan kegiatan pembelajaran pada siklus II, maka terlihat adanya peningkatan yangterjadi pada siklus II karena disiklus II siswa lebih aktif dan fokus saat pembelajaran berlangsung. Pembelajaran mengalami peningkatan, dan dapat dilihat siswa semakin antusias dalam mengikuti proses pembelajaran dengan model pembelajaran talking stick ini, nampak sekali siswa dengan serius pada pembelajaran ini dan ketika tongkat dijalankan siswa terlihat senang dan mampu menjawab setiap pertanyaan yang di ajukan dengan baik dan benar. Ketika diberikan soal latihan seperti menyusun pantun, siswa mengerjakannya dengan baik dan hasilnyapun sangat baik bahkan memuaskan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Suprijono (2013: 109) bahwa talking stick merupakan pembelajaran yang mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat.
Pada pelaksanaan pembelajaran menulis pantundengan menggunakan model pembelajaran talking stick dalam siklus I belum mencapai nilai ketercapaian yang sesuai indikator keberhasilan yaitu >75. Hal tersebut terlihat dari hasil tes evaluasi yang dilaksanakan setiap akhir pertemuan, memperoleh persentase keterlaksanaan 50% dari 15 siswa yang tuntas dengan ketercapaian 40,5 dan masuk kategori rendah. Hasil ketuntasan belajar tersebut belum mencapai kriteria ketuntasan yang sesuai indikator keberhasilan yaitu 85% mendapatkan nilai KKM yaitu 75. Ketuntasan belajar tercapai apabila mencapai persentase 85% dari keseluruhan siswa yang ada di kelas tersebut telah tuntas belajar. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran menulis pantun melalui model pembelajaran
talking stick belum berhasil. Setelah ada perbaikan pembelajaran menulis
pantun disiklus II, maka dapat dilihat bahwa pembelajaran menulis pantun mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hasil tes ini akan menunjukkan hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan, ketuntasan belajar menulis pantun siswa pada siklus II memperoleh persentase keterlaksanaan 85% dari 26 siswa yang tuntas dengan ketercapaian 84,5 dan masuk kategori tinggi dengan menggunakan model talking stick. Hal ini sesuai dengan pendapat Wiyanto (2005:12-14) menyatakan bahwa cara menulis pantun supaya mudah yaitu dengan langkah atau cara membuat isi terlebih dahulu baru membuat sampiran.
63 A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan:
1. Penggunaan model pembelajaran talking stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dengan hasil yang dicapai pada siklus I sebesar 50% dari 15 siswa yang tuntas dengan rata-rata nilai 40,5 sedangkan disiklus II dengan hasil yang meningkat menjadi 85% dari 26 siswa yang tuntas dengan rata-rata nilai 84,5 dari 30 siswa.
2. Model pembelajaran talking stick merupakan model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Suprijono (2013: 109) bahwa
talking stick merupakan pembelajaran yang mendorong siswa untuk
berani mengemukakan pendapat. Dimana model pembelajaran ini tidak hanya menyenangkan karena terdapat unsur permainan, tapi juga dapat mendorong siswa untuk lebih berani dalam proses belajar mengajar dan melatih keterampilan menulis dan memahami dengan cepat materi yang diberikan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti mengemukakan saran sebagai berikut:
1. Bagi guru, agar dapat merancang pembelajaran bahasa Indonesia pada materi pantun khususnya menulis pantun yang dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia, dengan menerapkan model pembelajaran talking stick.
2. Sebagai seorang guru, kita diharapkan mampu menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan guna mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
65 (Revisi VD). Jakarta: Rineka Cipta.
Aqib, Zainal. 2013. Model-model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
(Inovatif). Bandung: Yrama Widya.
Dalman. 2014. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Raja Grafinfo Persada. Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Huda, Miftahul. 2014. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pembelajaran Isu-Isu Metodis dan
Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hanafiah, dkk. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama. Indrawati. 2008. Aktif Berbahasa Indonesia untuk SD kelas VII. Jakarta: Pusbuk
Departemen Pendidikan Nasional.
Isjoni. 2016. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.
Junus dan Junus, A.F. 2012. Pembentukan Paragraf Bahasa Indonesia. Makassar: Badan penerbit Universitas Negeri Makassar.
Kasmadi dan Sunariah. 2014. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Adiatma.
Komalasari, Kokom. 2013. Pembelajaran Kontekstual. Bandung: RefikaAdiatma. Kurniasih, Imas. 2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran. Jakarta:
Kata Pena.
Kusmayadi, Ismail. 2011. Guru Juga Bisa Menulis. Bandung: Tinta Emas. Nurgaheni, Aninditya Sri. 2012.Penerapan Strategi Cooperative Learning dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Pedagogia.
Masitoh. 2009. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia.
Pangesti, Mutia Dwi. 2014. Buku Pintar Pantun dan Peribahasa. Jakarta: Pustaka Nusantara Indonesia.
Rimang, Siti Suwadah. 2011. Kajian Sastra Teori dan Praktik. Yogyakarta: Aura Pustaka.
Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Rusman.2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Sari, Yessy NE. 2015. Buku Mata Ajar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta:
Deepblish.
Slamet, St.Y. 2008. Dasar-Dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press.
Subyantoro. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Widya Karya. Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suprijono, Agus. 2015. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM
(edisirevisi). Yogyakarta: PustakaPelajar.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group.
Susanto, Ahmad. 2014. Pengembangan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group.
Wahyuni, Ristri. 2014. Kitab Lengkap Puisi, Prosa dan Pantun Lama. Yogyakarta: Saufa.
Wagiran dan Mukh. Doyin. 2005. Curah Gagasan Pengantar Penulisan
KaryaIlmiah. Semarang: Rumah Indonesia BIS FBS Unnes.
Waridah, Ernawati. 2014. Buku Kumpulan Majas, Pantun, dan Pribahasa. Bandung: Kawasan Pustaka.
Wardoyo, Sigit Mangun. 2013. Teknik Menulis Puisi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Wiyanto, Asul. 2005. Kesusastraan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
No Nama – Nama Siswa Aktivitas yang diamati Ket
1 2 3 4 5 6 7 8
Kelompok 2
1 Andi Nirwana − √ √ √ − − − √
2 Andi Adehan Saman √ √ − √ √ − − √ 3 Andi Muliyana Sari √ √ √ √ √ √ √ √ 4 Andi Nelly Rahmasari √ √ √ √ √ − − √
5 Andi Nurhidayah √ √ − √ − √ − √
6 Andi Rahman Mattebba − √ − √ − − − √
7 Andi Tenri Pada − √ √ − √ − − √
Kelompok 3
8 Anjar Danil √ √ − − √ − − √
9 Aprianti Amalia Kartika − √ − √ √ − − √ 10 Baso Misra Arvira √ √ √ √ √ √ √ √ 11 Baso Yusril Usman √ √ − √ − − − − 12 Besse Firdana Aulia − √ √ √ − − − √ 13 Besse Putri Reski Amalia √ √ − √ √ − − √
Kelompok 1
14 Bintang Munira √ − √ √ √ √ − −
15 Dzul Aksyawal Anugrah √ √ − − √ − − √
16 Fachrunisa √ √ − √ − √ − √ 17 Fatimah Azzahra − √ √ √ √ − − √ 18 Gusti Yusmiana √ √ √ √ √ √ √ √ 19 Gustina − √ − √ √ − − √ Kelompok 4 20 Muh. Awaluddin √ √ − √ − − − √ 21 Nanang Kurniawan √ √ − √ √ √ − √
22 Nur Ainun Assahra − √ − √ √ − − √
23 Rezky Juniarto − √ − √ − − − √ 24 Riska Aldamayanti √ √ − √ − √ − √ 25 Riska Hamriani − − √ √ √ − − √ Kelompok 5 26 Safaat Anugrah. P √ √ − √ − − − √ 27 Sitti Jamiah √ − √ − √ − − √ 28 Sitti Marwah √ √ − √ − √ − √ 29 Sulheriani Usti √ √ − √ √ − − √ 30 Winda Wulandari √ √ √ √ √ √ √ √
Bentuk Isi Penulisan Kreativitas (Nilai)
1 Andi Nirwana 20 20 20 10 70
2 Andi Adehan Saman 20 20 20 20 80
3 Andi Muliyana Sari 20 20 20 15 75
4 Andi Nelly Rahmasari 30 20 20 20 90
5 Andi Nurhidayah 25 25 25 10 85
6 Andi Rahman. M 25 25 10 10 70
7 Andi Tenri Pada 30 25 20 10 85
8 Anjar Danil 20 10 20 20 70
9 Aprianti Amalia. K 25 10 10 25 70
10 Baso Misra Arvira 30 10 20 10 70
11 Baso Yusril Usman 10 25 25 10 70
12 Besse Firdana Aulia 20 10 25 15 70
13 Besse Putri Reski. A 25 20 15 15 75
14 Bintang Munira 20 20 25 20 85 15 Dzul Aksyawal. A 25 25 15 10 75 16 Fachrunisa 30 30 10 20 90 17 Fatimah Azzahra 25 20 15 10 70 18 Gusti Yusmiana 20 15 15 20 70 19 Gustina 30 30 15 15 90 20 Muh. Awaluddin 20 20 15 15 70 21 Nanang Kurniawan 25 25 10 10 70
22 Nur Ainun Assahra 20 20 20 10 70
23 Rezky Juniarto 10 25 25 10 70 24 Riska Aldamayanti 25 25 15 20 75 25 Riska Hamriani 30 20 20 20 90 26 Safaat Anugrah. P 10 25 20 15 70 27 Sitti Jamiah 20 20 20 15 75 28 Sitti Marwah 20 20 20 20 80
Jumlah 1215
No Nama – Nama Siswa
Aktivitas yang diamati Ket
1 2 3 4 5 6 7 8
Kelompok 2
1 Andi Nirwana − √ − − − − √ √
2 Andi Adehan Saman √ √ √ √ √ √ √ √ 3 Andi Muliyana Sari √ √ √ √ √ √ √ √ 4 Andi Nelly Rahmasari √ √ √ √ √ √ √ √
5 Andi Nurhidayah √ √ √ √ √ √ √ √
6 Andi Rahman Mattebba √ √ √ √ √ √ √ √
7 Andi Tenri Pada √ √ √ √ √ √ √ √
Kelompok 3
8 Anjar Danil √ √ √ √ √ √ √ √
9 Aprianti Amalia Kartika √ √ √ √ √ √ √ √ 10 Baso Misra Arvira √ √ √ √ √ √ √ √ 11 Baso Yusril Usman √ √ √ √ √ √ √ √ 12 Besse Firdana Aulia √ √ √ √ √ √ √ √ 13 Besse Putri Reski Amalia √ √ √ √ √ √ √ √
Kelompok 1
14 Bintang Munira √ √ √ √ √ √ √ √
15 Dzul Aksyawal Anugrah √ √ √ √ √ √ √ √
16 Fachrunisa √ √ √ √ √ √ √ √ 17 Fatimah Azzahra √ √ √ √ √ √ √ √ 18 Gusti Yusmiana √ − − − − − √ − 19 Gustina √ √ √ √ √ √ √ √ Kelompok 4 20 Muh. Awaluddin √ √ √ √ √ √ √ √ 21 Nanang Kurniawan − − − − − − √ − 22 Nur Ainun Assahra √ √ √ √ √ √ √ √
23 Rezky Juniarto √ − − − − − √ − 24 Riska Aldamayanti √ √ √ √ √ √ √ √ 25 Riska Hamriani √ √ √ √ √ √ √ √ Kelompok 5 26 Safaat Anugrah. P √ √ √ √ √ √ √ √ 27 Sitti Jamiah √ √ √ √ √ √ √ √ 28 Sitti Marwah √ √ √ √ √ √ √ √ 29 Sulheriani Usti √ √ √ √ √ √ √ √ 30 Winda Wulandari √ √ √ √ √ √ √ √
Bentuk Isi Penulisan Kreativitas (Nilai)
1 Andi Nirwana 20 20 20 10 70
2 Andi Adehan Saman 30 20 20 20 90
3 Andi Muliyana Sari 30 20 20 20 90
4 Andi Nelly Rahmasari 30 30 20 10 90
5 Andi Nurhidayah 25 30 10 25 90
6 Andi Rahman. M 25 30 15 15 85
7 Andi Tenri Pada 30 20 20 20 90
8 Anjar Danil 20 20 20 20 80
9 Aprianti Amalia. K 25 25 25 10 85
10 Baso Misra Arvira 20 20 20 25 85
11 Baso Yusril Usman 30 30 10 15 85
12 Besse Firdana Aulia 20 20 20 20 80
13 Besse Putri Reski. A 30 30 15 15 90
14 Bintang Munira 20 30 20 20 90 15 Dzul Aksyawal. A 30 25 20 15 90 16 Fachrunisa 25 25 20 20 90 17 Fatimah Azzahra 25 25 20 10 80 18 Gusti Yusmiana 25 25 15 15 80 19 Gustina 30 30 10 20 90 20 Muh. Awaluddin 20 20 20 15 75 21 Nanang Kurniawan 25 25 15 10 75
22 Nur Ainun Assahra 20 10 25 15 70
23 Rezky Juniarto 25 20 15 10 70 24 Riska Aldamayanti 30 25 20 15 90 25 Riska Hamriani 30 20 20 20 90 26 Safaat Anugrah. P 25 25 25 10 85 27 Sitti Jamiah 30 30 15 15 90 28 Sitti Marwah 30 25 15 20 90
Jumlah 2535
Nama Guru : Saenong, S.Pd.
Kelas : XI IPA 2
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Materi Bahan Ajar : Menulis Pantun Berilah tanda (√) pada kolom
No Aspek yang diamati Kriteria Penilaian
Ya Tidak Ket. 1 Memulai pelajaran dengan salam, doa, apersepsi
2 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada saat itu 3 Guru membentuk kelompok yang terdiri atas 3-5 orang 4 Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya ± 20
cm
5
Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan para kelompok (siswa) untuk membaca dan mempelajari
6 Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam pembelajaran menulis pantun
7
Setelah selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilahkan anggota kelompok (siswa) untuk menutup isi bacaan
8
Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu anggota kelompok (siswa), setelah itu guru memberi pertanyaan dan anggota kelompok yang memegang tongkat tesebut menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru 9
Siswa lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika anggota kelompoknya (siswa) tidak bisa menjawab pertanyaan
Jumlah Persentase Keterangan
Ya : yang dilakukan oleh guru Tidak : tidak dilakukan guru Pedoman Penilaian:
Tingkat Keberhasilan Predikat
80%-100% Sangat Baik (SB)
70%-79% Baik (B)
60%-69% Cukup (C)
50%-59% Kurang (K)
Keterangan:
Tingkat keberhasilan : Jumlah Skor x 100% Jumlah indikator
Pedoman Penilaian:
Tingkat Keberhasilan Predikat
80%-100% Sangat Baik (SB)
70%-79% Baik (B)
60%-69% Cukup (C)
50%-59% Kurang (K)
0 %-49% Gagal (G)
No Aspek yang diamati
Ya Tidak Ket. 1 Siswa memperhatikan dan mendengarkan materi yang
disampaikan oleh guru
2 Siswa antusiasi dalam menulis pantun
3 Siswa berani maju untuk memaparkan dan menuliskan pantun dipapan tulis
4 Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam pembelajaran menulis pantun
5 Siswa aktif bertanya atau menjawab pertanyaan yang diajukan guru
6
Siswa lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika siswa yang satu (anggota kelompoknya) tidak bisa menjawab pertanyaan
7 Siswa menjalankan tongkat secara bergilir
8 Siswa merefleksi kegiatan yang sudah dilakukan dan menerima tugas dari guru
Jumlah Persentase
No Aspek Penilaian Indikator
1 2 3 4
1 Bentuk
Tiap bait terdiri atas 4 baris Tiap baris terdiri atas 8-12 suku kata
Sajak akhir berpola ab-ab
25 30 30 30
2 Isi
Baris 1 dan 2 sampiran, baris 3 dan 4 isi
Sampiran padu dan logis Isi padu dan logis
25 25 25 30
3 Penulisan Ketepatan penulisan ejaan,