1. Hasil Deskriptif Data
Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah, oleh karena itu penelitian dilakukan secara berurutan, bertujuan dan sistematis. Agar penelitian berjalan sebagaimana yang ditentukan, tepat pada waktunya dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan maka diperlukan persiapan penelitian. Dalam bab IV ini akan dipaparkan tentang hasil penelitian, yang telah dilaksanakan, analisis data beserta pembahasannya. Hasil penelitian ini diperoleh dari penelitian yang dilaksanakan pada siswa kelas XII SMK Hasanuddin Semarang Tahun pelajaran 2008/2009.
2. Hasil Pre test
a. Hasil Uji Homogenitas Data
Uji F analisis digunakan untuk mengetahui bahwa kedua kelompok antara hasil pre test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki varians yang sama atau tidak. Hasil perhitungan uji F dapat dirangkum dalam Tabel berikut ini.
Tabel 6. Hasil uji F data pre test
F hitung F Tabel Keterangan
Hasil perhitungan uji analisis dua varians kemampuan awal (pre test) diperoleh Fhitung = 1,3205 dan F0.05 (32:28) = 2,81 . Dengan demikian Fhitung < F0.05 (32:28), ini menunjukkan data kemampuan awal mempunyai varians yang sama.
b. Hasil Uji Normalitas Data
Data dari hasil pre test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terlebih dahulu diadakan uji prasyarat data sebelum data dianalisis. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul memenuhi syarat untuk dianalisis atau tidak. Uji prasyarat analisis yang digunakan adalah uji Liliefors.
1) Uji Normalitas Pre test Kelompok Eksperimen
Dalam uji normalitas ini data dimasukkan dalam tabulasi, yang kemudian dikelompokkan berdasarkan jawaban responden. Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan Tabel nilai kritis L untuk uji Liliefors kelompok eksperimen dapat dirangkum dalam Tabel berikut ini.
Tabel 7. Hasil uji normalitas data pre test kelompok eksperimen
Keterangan L hitung Lkritis Keterangan Kelompok Eksperimen 0,1865 0,1950 Distribusi
Normal
Berdasarkan Tabel 7 di atas diperoleh hasil Lhitung = 0,1865 Hasil tersebut dikonsultasikan dengan Tabel Liliefors dengan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai Lkritis = 0,1950. Data berdistribusi normal jika harga
Lhitung lebih kecil prdari nilai Lkritis. Karena Lhitung < Lkritis atau 0,1865 < 0,1950 maka dapat disimpulkan bahwa data pre test kelompok eksperimen berdistribusi normal.
2) Uji Normalitas Pre Test Kelompok Kontrol
Dalam uji normalitas ini data juga dimasukkan dalam tabulasi, yang kemudian dikelompokkan berdasarkan jawaban responden. Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan Tabel nilai kritis L untuk uji Liliefors kelompok kontrol dapat dirangkum dalam Tabel berikut ini.
Tabel 8. Hasil uji normalitas data pre test kelompok kontrol
Keterangan L hitung Lkritis Keterangan Kelompok Kontrol 0,1171 0,242 Distribusi
Normal
Berdasarkan Tabel 8. di atas diperoleh hasil Lhitung = 0,1171. Hasil tersebut dikonsultasikan dengan Tabel Liliefors dengan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai Lkritis = 0,242 (perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 10). Data berdistribusi normal jika harga Lhitung lebih kecil dari nilai Lkritis. Karena Lhitung < Lkritis atau 0,1171 < 0,242 maka dapat disimpulkan bahwa data pre test kelompok kontrol berdistribusi normal.
c. Uji t
Uji t ini atau juga disebut dengan t test digunakan untuk mengetahui apakah di antara kelompok kontrol dan eksperimen memiliki kemampuan yang sama atau berawal dari kemampuan yang berbeda. Berdasarkan
hasil analisis varinas bahwa kedua data hasil pre test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki varinas yang sama maka uji t dilakukan dengan menggunakan rumus pertama yaitu uji t jika varians kedua sampel sama. Berdasarkan hasil perhitungan dengan uji t diperoleh dapat dirangkum dalam Tabel berikut ini.
Tabel 9. Hasil uji t data pre test
Keterangan Rata-rata t hitung T Tabel Keterangan Kelompok Kontrol 59,00 Kelompok Eksperimen 57,74 -0,696 2,05 Tidak ada perbedaan
Berdasarkan Tabel 9. Diatas bahwa hasil thitung = -0,696 dan tTabel = 2,05. Karena thitung < tTabel (-0,696 < 2,05) maka dapat diperoleh suatu kesimpulan bahwa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki kemampuan awal yang sama atau kelompok eksperimen tidak berbeda dengan kelompok kontrol. Dengan kondisi seperti itu maka penelitian dapat dilakukan.
3. Hasil Post Test
Setelah responden diberikan perlakuan dengan metode pengajaran tanpa menggunakan alat peraga untuk kelompok kontrol dan metode pengajaran dengan menggunakan alat peraga untuk kelompok ekperimen maka dilakukan post test untuk mengetahui hasil setelah dilakukan pembelajaran dengan dua
metode tersebut. Berdasarkan hasil post test diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 10. Hasil post test
Kelompok Minimum Maksimum Rata-rata
Standar deviasi
Kontrol 68,00 77,00 72,00 3,693
Eksperimen 77,00 88,00 82,84 3,132
Berdasarkan hasil tes akhir (post test) tersebut diperoleh hasil bahwa rata kelompok eksperimen lebih baik/ tinggi dibandingkan dengan rata-rata kelompok kontrol (82,84 > 72,00).
Setelah proses pembelajaran selesai dengan diberikan perlakuan yang berbeda antara kelompok eksperimen dan kontrol. Kelompok kontrol diberikan dengan metode pengajaran tanpa menggunakan alat peraga sedangkan Kelompok eksperimen diberikan pembelajaran dengan metode pengajaran dengan menggunakan alat peraga. Hasil analisis data tes akhir atau post test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh hasil post test sebagai berikut:
a. Hasil Uji Homogenitas Data
Hasil perhitungan uji F analisis hal ini digunakan untuk mengetahui apakah antara kelompok eksperimen dan kontrol memiliki varians yang sama atau berbeda. Hasil perhitungan uji F dapat dirangkum dalam Tabel berikut ini.
Tabel 11. Hasil uji F data post test
F hitung F Tabel Keterangan
1,3905 3,26 Homogen
Hasil perhitungan uji analisis dua varians kemampuan akhir diperoleh Fhitung = 1,3905 dan F0.025 (28,32) = 1,83. Dengan demikian Fhitung < F0.025 (39,39). ini menunjukkan data kemampuan akhir antara kelompok ekperimen dengan kelompok kontrol memiliki varians yang sama atau tidak berbeda.
b. Hasil Uji Normalitas Data
Seperti halnya data kemampuan awal siswa setelah diberikan pembelajaran, baik dengan metode pengajaran tanpa menggunakan alat peraga ataupun dengan menggunakan alat peraga, sebelum kemampuan akhir dilakukan uji t, maka data hasil penelitian terlebih dahulu diadakan uji prasyarat data sebelum data dianalisis. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul memenuhi syarat untuk dianalisis atau tidak. Uji prasyarat analisis yang digunakan adalah uji normalitas.
1) Uji Normalitas Post Test Kelompok Eksperimen
Berdasarkan uji normalitas data post test dengan menggunakan Tabel kritis L untuk uji Liliefors kelompok eskperimen dapat dirangkum dalam Tabel berikut ini.
Tabel 12. Hasil uji normalitas data post test kelompok eksperimen
Keterangan L hitung Lkritis Keterangan
Kelompok Eksperimen 0,1337 0,195 Distribusi Normal
Berdasarkan Tabel 12. di atas diperoleh hasil Lhitung = 0,1337 Hasil tersebut dikonsultasikan dengan Tabel Liliefors dengan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai Lkritis = 0,195. Data berdisitribusi normal jika harga Lhitung lebih kecil dari nilai Lkritis Tabel. Karena Lhitung < Lkritis atau 0,1337 < 0,195 maka dapat disimpulkan bahwa data post test kelompok eksperimen berdistribusi normal.
2) Uji Normalitas Post Test Kelompok Kontrol
Dalam uji normalitas ini data juga dimasukkan dalam tabulasi, yang kemudian dikelompokkan berdasarkan jawaban responden. Berdasarkan uji normalitas data post test dengan menggunakan Tabel kritis L untuk uji Liliefors kelompok kontrol dapat dirangkum dalam Tabel berikut ini.
Tabel 13. Hasil uji normalitas data post test kelompok kontrol
Kelompok Lhitung Lkritis Keterangan
Kelompok Kontrol 0,1940 0,242 Distribusi Normal
Berdasarkan Tabel 13. di atas diperoleh diperoleh hasil Lhitung = 0,1940 Hasil tersebut dikonsultasikan dengan Tabel Liliefors dengan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai LTabel = 0,242. Data berdistribusi normal
jika harga Lhhitung lebih kecil dari nilai Lkritis. Karena Lhitung < Lkritis atau 0,1940 < 0,242 maka dapat disimpulkan bahwa data post test kelompok kontrol berdistribusi normal.
c. Uji t
Setelah proses pembelajaran dengan dua metode yang berbeda selesai dilakukan. Kelompok kontrol dengan metode pengajaran tanpa menggunakan alat peraga sedangkan kelompok eskperimen diberikan metode pengajaran dengan menggunakan alat peraga. Pada akhir pembelajaran dilakukan tes kemampuan siswa. Tes kemampuan siswa ini digunakan untuk mencari keefektifan antara metode pengajaran tanpa menggunakan alat peraga dengan metode pengajaran dengan menggunakan alat peraga. Dari hasil tes kemampuan akhir kelompok kontrol dengan metode pengajaran tanpa menggunakan alat peraga dan kelompok eksperimen dengan metode pengajaran dengan menggunakan alat peraga dilakukan uji t tes. Dari hasil perhitungan dengan uji t yang telah dilakukan (perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran14) didapat seperti pada Tabel berikut:
Tabel 14. Hasil uji t data post test
Keterangan Rata-rata t hitung tTabel Keterangan Kelompok Kontrol 72,00
Kelompok Eksperimen 82,84 8,763 2,05
Ada Perbedaan
Berdasarkan Tabel 14 di atas nampak bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan metode pengajaran tanpa menggunakan alat peraga dan metode pengajaran dengan menggunakan alat peraga pada mata diklat Perawatan dan Perbaikan Komponen Mesin di SMK Hasanuddin Semarang.
B. Pembahasan
Tabel 15. Nilai rata-rata pre test dan post test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
Kelompok Rata-rata pre test Rata-rata post test Kenaikan
Kontrol 59,00 72,00 13,00
Eksperimen 57,74 82,84 25,10
Alat peraga mempunyai peran sangat penting dalam proses pembelajaran dengan metode pengajaran ceramah, karena dengana penggunaan alat peraga yang tepat akan dapat membantu siswa mempermudah menyerap materi pelajaran. Penggunaan berbagai alat peraga dengan kombinasi yang cocok dan memadai dapat memperbaiki hasil belajar siswa, menimbulkan semangat belajar dan tidak membosankan. Banyak alat peraga pendidikan yang digunakan dalam proses pembelajaran dan pemilihan alat peraga yang d0isesuaikan dengan materi pelajaran dan pokok bahasan yang akan disampaikan. Untuk menyampaikan materi dasar Perawatan dan Perbaikan Komponen Mesin, alat peraga dapat diterapkan untuk mempermudah siswa memahami materi tersebut.
57
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian pada bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan:
1. Pembelajaran mata diklat Perawatan dan Perbaikan Komponen Mesin dengan menggunakan alat peraga menghasilkan rata-rata lebih baik dibandingkan dengan tidak menggunakan alat peraga. Hasil rata-rata post test dengan alat peraga sebesar 82,84 sedangkan dengan tidak menggunakan alat peraga sebesar 72,00.
2. Ada perbedaan antara hasil belajar Perawatan dan Perbaikan Komponen Mesin antara siswa yang menggunakan alat peraga dibandingkan dengan yang tidak menggunakan alat peraga pada siswa SMK Hasanuddin Semarang.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan dalam penelitian ini. Peneliti mengemukakan saran-saran sebagai berikut:
1. Hasil penelitian membuktikan bahwa dengan alat peraga dapat menghasilkan nilai yang lebih baik dibandingkan dengan yang tidak menggunakan alat peraga. Maka kepada pengampu mata diklat sebaiknya menggunakan metode pengajaran dengan alat peraga untuk mata diklat Perawatan dan Perbaikan Komponen Mesin agar hasil belajar siswa meningkat.
2. Kepada para peneliti yang akan melakukan penelitian yang sejenis disarankan untuk meneliti pendekatan yang lain untuk memperoleh hasil pengajaran yang lebih baik lagi.
63
Ahmadi, Abu. 1989. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta. Daryanto, Drs. 1996. Mesin Perkakas Bengkel. Jakarta: Rineka Cipta Hadi, Sutrisno. 2000. Statistik II. Yogyakarta: Andi Ofset
Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti
Mansyur. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Islam dan Universitas Terbuka
Moh. Nazir. 1983. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Purwanto, Ngalim. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Passaribu dan Simanjuntak. 1983. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito Poerwodarminto, W.J. 1993. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka
Pribadi, Benny Agus & Dewi Padmo Putri. 2001. Ragam Media Dalam Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI-UT Departemen Pendidikan Nasional Rusyan, Tabrani. 1992. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Rosdakarya
Sriyono, dkk. 1992. Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA. Jakarta: Rineka Cipta Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Suhito. 1986. Strategi Belajar Mengajar. Semarang : FMIPA IKIP Semarang Press
64
INSTRUMEN UJI COBA PENELITIAN
PETUNJUK KHUSUS
Soal Pilihan ganda pilihlan jawaban yang dianggap tepat dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawab.
1. Bagian-bagian penting dalam mesin bubut, kecuali… a. Eretan
b. Kepala lepas c. Kepala tetap d. Motor
e. Mata bor
2. Bagian dari mesin bubut yang digunakan untuk menyenterkan benda kerja adalah… a. Eretan atas
b. Eretan lintang
c. Kepala lepas
d. Kepala tetap e. Rumah pahat
3. Mengapa saat melakukan pembubutan sering terdengar suara berdecit dari benda kerja…
a. Pemakanan terlalu dalam
b. Benda kerja kurang centre c. Kepala lepas rusak d. Pahat terlalu tajam
e. Putaran mesin terlalu cepat 4. Rumah pahat berada di bagian…
a. Eretan atas
b. Eretan lintang
c. Kepala tetap d. Kepala lepas e. Motor
5. Bila motor cepat panas, maka kemungkinan penyebabnya adalah… a. Perbedaan tegangan
b. Beban motor berlebih c. Pemakanan terlalu dalam
d. Belt sudah aus
e. Putaran mesin terlalu cepat
6. Yang bukan bagian dari kepala lepas adalah… a. Senter
b. Handle pemutar
c. Pulley
d. Tuas pengunci senter e. Tuas pengunci body
7. Yang bukan pernyataan mengenai eretan lintang adalah… a. Bergerak maju mundur melintang body mesin
b. Gerakannya ke kanan dan kiri body
c. Terdapat rumah pahat d. Untuk membubut tirus
e. Untuk membubut rata muka benda kerja
8. Bila suhu pada kepala tetap terlalu tinggi maka kemungkinan penyebabnya adalah… a. Belt sudah aus
b. Pemakanan terlalu sedikit c. Pahat sudah aus
d. Kurang / buruknya pelumasan
e. Pulley sudah aus
9. Kepala lepas bergetar saat proses pembuutan. Hal ini disebabkan oleh… a. Pelumasan buruk
b. Pemakanan terlalu dalam c. Pahat sudah tumpul d. Putaran terlalu cepat
e. Baut pengencang body terlalu longgar
10. Jika pahat yang digunakan sudah tumpul, maka akibatnya adalah…
a. Hasil bubutannya kasar
b. Mesin cepat panas c. Belt cepat aus
d. Benda kerja berwarna kebiru-biruan e. Eretan sangat berat
11. Kecepatan potong untuk besi tuang berkisar antara… a. 50-70 rpm
b. 35-40 rpm c. 40-45 rpm
d. 25-30 rpm
e. 200-250 rpm
12. Cairan pendingin yang digunakan untuk benda kerja dengan bahan baja karbon adalah… a. Cairan sabun b. Air biasa c. Terpentin d. Spiritus e. Air garam
13. Yang bukan jenis dari mesin bor adalah… a. Mesin bor tiang
b. Mesin bor meja c. Mesin bor radial d. Mesin bor tangan
14. Mata bor yang digunakan untuk membuat lubang pada benda kerja / memperluas bidang adalah…
a. Bor pin
b. Bor spiral
c. Bor alur rata d. Bor dada e. Bor perseng
15. Bor yang digunakan untuk membuat lubang senter pada benda kerja adalah… a. Bor pin
b. Bor spiral
c. Bor senter
d. Bor dada e. Bor kombinasi
16. Bila belt pada mesin bor sudah aus, maka yang diakibatkan adalah, kecuali… a. Putaran bor tidak stabil
b. Tenaga putaran bor drop
c. Benda kerja tidak senter
d. Hasil bor buruk e. Terjadi slip
17. Berikut ini yang merupakan perawatan pada mesin bor adalah…
a. Pemeriksaan semua komponen yang terbuat dari besi tuang
b. Pemeriksaan kesenteran benda kerja c. Pemeriksaan kerataan pahat
d. Cairan pendingin
e. Pemasangan benda kerja harus sekuat mungkin 18. Yang bukan bagian dari mesin bor adalah…
a. Motor penggerak b. Rumah bor
c. Titik senter
d. Alas mesin e. Mata bor
19. Bagaimana cara mengatur ketegangan belt pada mesin bor… a. Menarik belt sekuat mungkin
b. Menggerakkan motor sampai belt dapat digerakkan menggunakan jari tangan
c. Melepas belt lalu memasang kembali d. Merapatkan kedua pulley
e. Mengencangfkan pulley
20. Bila benda kerja yang akan dibor sangat tebal dank eras maka pengeborannya dilakukan dengan cara…
a. Dibor terus menerus
b. Dibor hingga benda kerja mengeluarkan asap
c. Dibor secara terus menerus sambil diberi cairan pendingin
d. Angkat bor secara berkala lalu diberi cairan pendingin
21. Putaran mata bor sangat dipengaruhi oleh… a. Tebalnya benda kerja
b. Kualitas cairan pendingin
c. Kekencangan benda kerja pada ragum d. Tegangan listrik yang digunakan
e. Putaran motor serta kondisi pulley dan belt
22. Fungsi utama dari mesin gerinda adalah… a. Melubangi benda kerja
b. Mengurangi diameter benda kerja
c. Meratakan dan memotong benda kerja
d. Membuat roda gigi e. Membuat tirus
23. Dresser adalah alat yang digunakan untuk… a. Melubangi batu gerinda
b. Memeriksa kondisi kerataan batu gerinda
c. Menajamkan batu gerinda d. Mendinginkan batu gerinda e. Memperhalus batu gerinda
24. Dalam mengoperasikan mesin gerinda, maka hal yang sebaiknya tidak dilakukan operator adalah…
a. Mengenakan sarung tangan dan kacamata pelindung b. Konsentrasi pada benda kerja
c. Menggerinda secara perlahan-lahan
d. Menggerinda benda kerja sekuat mungkin
e. Memberikan cairan pendingin setelah benda kerja digerinda
25. Apabila saklar sudah di on kan, namun mesin gerinda tidak dapat berputar, maka beberapa bagian yang harus diperiksa adalah…
a. Kondisi batu gerinda
b. Periksa kabel-kabel apakah sudah tersambung dengan benar
c. Cek kondisi body mesin
d. Kondisi perlengkapan mesin gerinda e. Kekencangan batu gerinda
26. Yang menyebabkan benda kerja berwarna kebiru-biruan saat digerinda adalah…
a. Pemakanan terlalu dalam
b. Putaran gerinda terlalu cepat c. Kondisi batu gerinda sudah aus d. Putaran batu gerinda terlalu lambat e. Cairan pendingin yang salah
27. Jarak antara penyangga benda kerja dengan batu gerinda yang ideal adalah… a. 5 mm
b. 5 – 4 mm c. 4 – 3 mm
d. 3 – 2 mm
28. Motor listrik bekerja dengan mengubah energi listrik menjadi… a. Energi kimia b. Energi gerak c. Energi panas d. Energi potensial e. Energi kalor
29. Sedangkan dynamo bekerja dengan mengubah energi gerak menjadi… a. Energi kimia
b. Energi kalor c. Energi panas d. Energi potensial
e. Energi listrik
30. Bagian dari motor listrik yang mentransformasi energi listrik adalah…
a. Armature
b. Coil c. Sekring d. Saklar e. Fuse
31. Kerusakan yang biasa terjadi pada roda gigi biasanya adalah sebagai berikut, kecuali…
a. Gigi-gigi pada roda gigi aus b. Gigi-gigi pada roda gigi patah
c. Gigi-gigi pada roda gigi berubah bentuk d. Alur pasak pada roda gigi rusak
e. Gigi-gigi pada roda gigi kasar
32. Apabila kita akan membubut benda kerja yang mempunyai diameter besar tetapi benda kerjanya tersebut pendek maka yang kita guakan mesin bubut jenis...
a. Sumbu
b. Karosel
c. Revolver d. Mendatar e. Tegak
33. Apabila kita akan membubut benda kerja yang berbentuk poros yang panjang maka yang kita gunakan mesin bubut jenis...
a. Sumbu b. Karosel c. Revolver d. Mendatar e. Tegak
34. Apabila kita akan membubut benda kerja yang sama bentuknya dalam jumlah yang banyak gunakan mesin bubut jenis...
a. Sumbu b. Karosel
c. Revolver
d. Mendatar e. Tegak
35. Bagaimanah prinsip kerja mesin bubut... a. Benda kerja berputar
b. Pahat berputar c. Sumbu diam d. Pahat memanjang e. Mesin berputar
36. Untuk membubut ulir perputaran mesin diatur… a. Kerja ganda
b. Sesuai gigi c. Bebas d. Kerja tunggal e. Searah
37. Untuk membubut tirus pendek dengan sudut besar digunakan... a. Eretan atas
b. Eretan memanjang c. Eretan melintang d. Kepala lepas e. Transporteur
38. Untuk membubut benda kerja yang panjang agar tidak melentur dibantu dengan… a. Penyangga
b. Ujung dibor
c. Kepala lepas
d. Kepala tetap e. Eretan lintang
39. Apakah fungsi komponen kepala lepas pada mesin bubut ... a. Memasang senter
b. Memasang bor c. Membuat ulir d. Membuat miring e. Mengatur pahat
40. Bagaimanakah pergerakan kepala lepas... a. Diatas mesin
b. Sejajar pahat c. Sepadan eretan
d. Sepanjang alas e. Sejajar kepala lepas
INSTRUMEN PENELITIAN
PETUNJUK KHUSUS
Soal Pilihan ganda pilihlan jawaban yang dianggap tepat dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawab.
1. Bagian-bagian penting dalam mesin bubut, kecuali… a. Eretan
b. Kepala lepas c. Kepala tetap d. Motor
e. Mata bor
2. Bagian dari mesin bubut yang digunakan untuk menyenterkan benda kerja adalah… a. Eretan atas b. Eretan lintang c. Kepala lepas d. Kepala tetap e. Rumah pahat
3. Mengapa saat melakukan pembubutan sering terdengar suara berdecit dari benda kerja…
a. Pemakanan terlalu dalam
b. Benda kerja kurang centre c. Kepala lepas rusak
d. Pahat terlalu tajam
e. Putaran mesin terlalu cepat
4. Bila motor cepat panas, maka kemungkinan penyebabnya adalah… a. Perbedaan tegangan
b. Beban motor berlebih c. Pemakanan terlalu dalam
d. Belt sudah aus
e. Putaran mesin terlalu cepat
5. Yang bukan bagian dari kepala lepas adalah… a. Senter
b. Handle pemutar
c. Pulley
d. Tuas pengunci senter e. Tuas pengunci body
6. Yang bukan pernyataan mengenai eretan lintang adalah… a. Bergerak maju mundur melintang body mesin
b. Gerakannya ke kanan dan kiri body
c. Terdapat rumah pahat d. Untuk membubut tirus
e. Untuk membubut rata muka benda kerja
7. Bila suhu pada kepala tetap terlalu tinggi maka kemungkinan penyebabnya adalah…
a. Belt sudah aus
b. Pemakanan terlalu sedikit c. Pahat sudah aus
d. Kurang / buruknya pelumasan
e. Pulley sudah aus
8. Kepala lepas bergetar saat proses pembuutan. Hal ini disebabkan oleh… a. Pelumasan buruk
b. Pemakanan terlalu dalam c. Pahat sudah tumpul
d. Putaran terlalu cepat
e. Baut pengencang body terlalu longgar
9. Jika pahat yang digunakan sudah tumpul, maka akibatnya adalah…
a. Hasil bubutannya kasar
b. Mesin cepat panas c. Belt cepat aus
d. Benda kerja berwarna kebiru-biruan e. Eretan sangat berat
10. Cairan pendingin yang digunakan untuk benda kerja dengan bahan baja karbon adalah… a. Cairan sabun b. Air biasa c. Terpentin d. Spiritus e. Air garam
11. Yang bukan jenis dari mesin bor adalah… a. Mesin bor tiang
b. Mesin bor meja c. Mesin bor radial d. Mesin bor tangan
12. Mata bor yang digunakan untuk membuat lubang pada benda kerja / memperluas bidang adalah…
a. Bor pin
b. Bor spiral
c. Bor alur rata d. Bor dada e. Bor perseng
13. Bor yang digunakan untuk membuat lubang senter pada benda kerja adalah… a. Bor pin
b. Bor spiral
c. Bor senter
d. Bor dada e. Bor kombinasi
14. Bila belt pada mesin bor sudah aus, maka yang diakibatkan adalah, kecuali… a. Putaran bor tidak stabil
b. Tenaga putaran bor drop
c. Benda kerja tidak senter
d. Hasil bor buruk e. Terjadi slip
15. Berikut ini yang merupakan perawatan pada mesin bor adalah…
a. Pemeriksaan semua komponen yang terbuat dari besi tuang
b. Pemeriksaan kesenteran benda kerja c. Pemeriksaan kerataan pahat
d. Cairan pendingin
e. Pemasangan benda kerja harus sekuat mungkin 16. Yang bukan bagian dari mesin bor adalah…
a. Motor penggerak b. Rumah bor
c. Titik senter
d. Alas mesin e. Mata bor
17. Bagaimana cara mengatur ketegangan belt pada mesin bor… a. Menarik belt sekuat mungkin
b. Menggerakkan motor sampai belt dapat digerakkan menggunakan jari tangan
c. Melepas belt lalu memasang kembali d. Merapatkan kedua pulley
18. Bila benda kerja yang akan dibor sangat tebal dank eras maka pengeborannya