Hasil uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini adalah pada skala sibling rivalry terdapat 28 item yang terdapat 21 item valid dan 7 item tidak valid, dengan
koefisisen korelasi ≥ 0,25 untuk yang valid dan < 0,25 untuk yang tidak valid dengan nilai validitas bergerak dari 0,256 sampai dengan 0,727 yang memiliki realibilitas sebesar α = 0,884. Sedangkan pada skala komunikasi interpersonal terdapat 40 item yang dimana terdapat 34 item valid dan 6 item tidak valid dengan nilai validitas bergerak dari 0,273 sampai dengan 0,742 yang memiliki realiabilitas sebesar α= 0,924.
Kategori untuk menentukan tinggi rendahya hasil pengukuran variabel komunikasi interpersonal dan sibling rivalry yaitu: Sangat Tinggi, Tinggi, Rendah dan Sangat Rendah. Pembagian interval dilakukan dengan mengurangi jumlah skor tertinggi dengan jumlah skor terendah dan membaginya dengan jumlah jumlah kategori.
Berdasarkan pembagian interval tersebut, dapat ditentukan interval dan kategori komunikasi interpersonal sebagai berikut :
Sangat Tinggi : 110,5 < x ≤ 136
Tinggi : 85 < x ≤ 110,5
Rendah : 59,5 < x ≤ 85
Sangat rendah : 34 < x ≤ 59,5
Berdasarkan hasil pembagian interval tersebut,maka didapati data komunikasi interpersonal sebagai berikut:
Tabel 3
Kriteria Skor Komunikasi Interpersonal
No. Interval Kategori Frekuensi Persentase Mean Standar deviasi 1. 110,5 < x ≤ 136 Sangat Tinggi 5 16,67% 98,23 14,03 2. 85 < x ≤ 110,5 Tinggi 20 66,67% 3. 59,5 < x ≤ 85 Rendah 5 16,67% 4. 34 < x ≤ 59,5 Rendah Sangat 0 0%
Sedangkan interval dan kategori sibling rivalry adalah sebagai berikut: Sangat Tinggi : 68,25 < x ≤ 84
Tinggi : 52,5 < x ≤ 68,25
Rendah : 36,75 < x ≤ 52,5
20
Berdasarkan hasil pembagian interval tersebut,maka didapati data sibling rivalry
sebagai berikut:
Tabel 4
Kriteria Skor Sibling Rivalry
No. Interval Kategori Frekuensi Persentase Mean Standar deviasi 1. 68,25 < x ≤ 84 Sangat Tinggi 4 13,33% 52,13 10,003 2. 52,5 < x ≤ 68,25 Tinggi 5 16,67% 3. 36,75 < x ≤ 52,5 Rendah 21 70% 4. 21 < x ≤ 36,75 Rendah Sangat 0 0%
Penelitian ini menggunakan uji normalitas yang bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data penelitian pada masing-masing variabel. Data dari variabel penelitian diuji normalitasnya menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov Test
dan diketahui pada variabel sibling rivalry memiliki koefisien normalitas sebesar 0,136 (p>0,05) dengan demikian variabel sibling rivalry memiliki distribusi data yang normal, sedangkan untuk variabel komunikasi interpersonal memiliki koefisien normalitas sebesar 0,721 (p>0,05) dengan demikian variabel komunikasi interpersonal juga ada pada distribusi yang normal. Uji linearitas pun juga dilakukan pada penelitian ini dan hasil uji linieritas menunjukkan nilai F beda sebesar 0,735 dengan signifikansi sebesar p = 0,727 (p>0,05) yang menunjukkan hubungan antara komunikasi interpersonaldengan sibling rivalry linear. Penelitian ini juga menggunakan uji korelasi menggunakan Pearson Product Moment dan diperoleh hasil berikut :
Tabel 5 Uji Korelasi
SibRivalry KomInterpersonal
SibRivalry Pearson Correlation 1 -.411*
Sig. (1-tailed) .012
N 30 30
KomInterpersonal Pearson Correlation -.411* 1
Sig. (1-tailed) .012
N 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
Dari tabel tersebut diketahui bahwa antara komunikasi interpersonal dan sibling rivalry
memiliki korelasi negatif dengan r sebesar -0,411 dan signifikansi p = 0,012 (p<0,05) yang menunjukkan adanya korelasi negatif signifikan.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi Pearson Product Moment diantara variabel komunikasi interpersonal dengan sibling rivalry menunjukkan korelasi r sebesar -0,411 dengan signifikansi sebesar 0,012 (p<0,05). Dari hasil perhitungan uji korelasi tersebut didapatkan hasil penelitian yang menunjukkan adanya hubungan korelasi negatif signifikan antara kedua variabel. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin efektif komunikasi interpersonal antara orangtua dan anak maka sibling rivalry akan semakin rendah, karena ketika komunikasi interpersonal antara orangtua dan anak berjalan dengan efektif maka di dalam komunikasi antara orangtua dan anak pun terjalin keterbukaan, empati, perhatian, perasaan diterima, penyelesaian masalah yang baik dan hal-hal lain dalam komunikasi interpersonal yang membantu menambah kualitas hubungan baik antara orangtua dan anak maupun hubungan kakak beradik (sibling relationship) yakni kakak dan adik menjadi mengerti dan menerima sikap orangtua
22
yang terkadang memberikan perlakuan berbeda sehingga hal ini membuat persaingan di antara kakak beradik pun dapat dikurangi bahkan dicegah. Begitu pula sebaliknya, semakin tidak efektif komunikasi interpersonal antara orangtua dan anak maka akan semakin tinggi sibling rivalry yang terjadi, karena dalam komunikasi tersebut tidak dapat membuat anak mengerti dan memahami maksud perlakuan orangtua yang akhirnya mengakibatkan sibling rivalry semakin menjadi. Hal ini menjawab bahwa komunikasi interpersonal antara anak dan orangtua memberikan pengaruh yang signifikan terhadap sibling rivalry yang terjadi pada masa kanak-kanak pertengahan.
Hasil penelitian ini juga didukung dengan hasil penelitian Brody (2004) yang menjelaskan bahwa sikap orangtua memberikan pengaruh kepada sibling relationship. Brody menjelaskan orangtua perlu mengkomunikasikan kepada anak mengapa orangtua memiliki perlakuan yang berbeda terhadap kakak atau adik supaya anak mengerti dan tidak merasa dirinya tidak dianggap atau dicintai dalam keluarga. Priatna dan Yulia (2006) juga mengungkapkan cara orangtua berkomunikasi dengan anak memberikan pengaruh terhadap sibling rivalry yang terjadi. Jika komunikasi interpersonal tidak berjalan dengan baik dan menimbulkan kesalahpahaman, maka sibling rivalry dalam keluarga akan semakin kuat.
Hasil korelasi per aspek komunikasi interpersonal terhadap sibling rivalry juga menunjukkan adanya korelasi negatif signifikan terhadap sibling rivalry dengan sumbangan efektif per aspek sebagai berikut aspek dominance memberikan kontribusi sebesar 34,34%, aspek perhatian sebesar 28,09%, aspek handling differences sebesar 22,85%, aspek keterbukaan sebesar 14,6%, aspek awareness sebesar 13,4%, aspek ekspresi diri sebesar 7,45%, aspek coping with feelings sebesar 5,62%, aspek evaluasi
dan penerimaan feedback sebesar 4,16%, aspek avoidance sebesar 1,12%, aspek kejelasan sebesar 0,50%, dan aspek perceived acceptance sebesar 0,07%.
Dari hasil korelasi antara aspek-aspek komunikasi interpersonal dengan sibling rivalry terlihat bahwa aspek yang dominan pengaruhnya terhadap tinggi rendahnya
sibling rivalry adalah aspek dominance (34,34%), attention (28,09%), handling differences (22,85%) dan keterbukaan (14,6%). Empat aspek tersebut memberikan pengaruh besar dalam keefektifan komunikasi interpersonal antara orangtua dan anak yang nantinya juga akan memberikan pengaruh besar terhadap besar kecilnya sibling rivalry dalam keluarga. Dan meskipun aspek komunikasi interpersonal yang lain tidak sedominan empat aspek tersebut, aspek-aspek yang lainnya tetap memiliki peran penting untuk mendukung keefektifan komunikasi interpersonal antara orangtua dan anak yang memengaruhi besar kecilnya sibling rivalry dalam sebuah keluarga.
Aspek dominance memiliki persentase paling besar, yang artinya aspek ini merupakan aspek terpenting ketika orangtua berkomunikasi dengan anaknya. Ketika orangtua mau mendengarkan dari awal sampai selesai pendapat, ide, cerita yang disampaikan anak, hal ini akan membuat anak nyaman untuk mengungkapkan apa yang dipikirkan dan apa yang dirasakannya. Tidak hanya orangtua yang mendengarkan, ketika anak juga mau mendengarkan apa yang dikatakan orangtuanya sampai selesai, anak akan lebih mengerti maksud yang ingin disampaikan oleh orangtua dan mencegah adanya kesalahpahaman yang mungkin terjadi ketika salah satu pihak menunjukkan sikap agresif untuk memotong pembicaraan.
Aspek attention merupakan aspek terpenting kedua dalam komunikasi interpersonal antara orangtua dan anak. Perhatian pastinya sangat dibutuhkan dalam hubungan orangtua dan anak. Terlebih alasan utama mengapa sibling rivalry terjadi
24
karena anak ingin mendapatkan perhatian dengan porsi yang sama dari orangtua. Oleh karena itu, perhatian pun penting ditunjukkan orangtua ketika berkomunikasi dengan anak. Perhatian yang ditunjukkan oleh orangtua dapat menumbuhkan kehangatan, kedekatan, dan menambah kualitas hubungan antara orangtua dan anak.
Aspek handling differences merupakan aspek terbesar ketiga komunikasi interpersonal yang memengaruhi besar kecilnya sibling rivalry yang terjadi dalam keluarga. Perbedaan pendapat dan pikiran antara orangtua dan anak pasti sering terjadi, dan ketika orangtua tidak menemukan jalan keluar untuk menyelesaikan perbedaan pendapat yang terjadi akan memengaruhi kualitas komunikasi dan hubungan antara orangtua dan anak. Orangtua perlu menemukan penyelesaian masalah perbedaan pendapat yang dapat diterima oleh anak agar anak tidak semakin keras kepala dan pelan-pelan dapat menerima pendapat, masukan, dan kritikan dari orangtua.
Aspek keterbukaan merupakan aspek dominan keempat komunikasi interpersonal yakni ketika anak mau jujur akan perasaan dan ide-idenya ketika berkomunikasi dengan orangtua. Keterbukaan akan membangun perasaan saling memiliki yang akan semakin kuat ketika anak merasakan emosi-emosi negatif dalam dirinya misalnya ketika anak sedang kesal, jengkel, cemburu, dll. Keterbukaan orangtua untuk mau menerima, mendengarkan, bertukar pikiran dengan anak juga dibutuhkan agar anak merasa dihargai, diterima, dan lebih percaya diri. Ketika aspek keterbukaan berhasil diwujudkan, anak dan orangtua akan semakin memahami satu sama lain dan menambah kualitas hubungan keluarga.
Perhitungan uji korelasi menunjukkan penemuan empiris yang menyatakan bahwa komunikasi interpersonal memiliki sumbangan efektif sebesar 16,89% terhadap
memengaruhi variabel sibling rivalry dan belum termasuk dalam hasil penelitian ini adalah urutan kelahiran anak, jumlah saudara kandung, jenis disiplin orangtua, kepribadian anak dan pengaruh orang luar atau lingkungan.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal antara anak dan orangtua berada pada tingkat tinggi dan sibling rivalry pada masa kanak-kanak pertengahan berada pada tingkat rendah. Hal ini juga menunjukkan adanya hubungan negatif antara variabel komunikasi interpersonal antara orangtua dan anak dengan
sibling rivalry pada masa kanak-kanak pertengahan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian yang telah disampaikan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat hubungan negatif signifikan antara variabel komunikasi interpersonal antara orangtua dan anak dengan sibling rivalry pada masa kanak-kanak pertengahan.
2. Komunikasi interpersonal antara orangtua dan anak termasuk ke dalam kriteria yang tinggi dengan mean sebesar 98,23.
3. Sibling rivalry yang terjadi pada masa kanak-kanak pertengahan tergolong rendah dengan mean sebesar 52,13.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dicapai, serta mengingat masih banyaknya keterbatasan dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut :
26
1. Saran bagi orangtua
Orangtua yang memiliki anak lebih dari satu dapat mempertahankan pola komunikasi interpersonal yang efektif dengan anak-anaknya karena semakin efektif komunikasi interpersonal yang dilakukan, maka sibling rivalry akan semakin rendah.
2. Saran bagi peneliti selanjutnya
a. Penelitian ini masih terbatas, karena hanya meneliti hubungan komunikasi interpersonal orangtua dan anak terhadap sibling rivalry. Dengan demikian masih ada variabel lain yang turut memberi pengaruh terhadap sibling rivalry yang belum dijelaskan dan diteliti, maka peneliti menyarankan penelitian selanjutnya untuk menambah variabel lain seperti misalnya urutan kelahiran anak, jumlah saudara kandung, jenis disiplin orangtua, kepribadian anak ataupun pengaruh lingkungan.
b. Bagi peneliti selanjutnya juga bisa memberikan variasi subjek tidak pada