• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Pengamatan

Dalam dokumen UJI EFEK ANALGETIK (Halaman 25-34)

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan

Data uji analgetika ekstrak etanol Herba Suruhan (Peperomia

pellucida (L.) H.B.K.) terhadap mencit jantan sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil pengamatan jumlah geliat mencit setelah pemberian Na-CMC 1%, Suspensi asam mefenamat, suspensi ekstrak etanol herba suruhan dosis 1,2 g/kg BB, 2,4 g/kg BB, dan 4,8 g/kg BB.

Kelompok kontrol negatif (Na-CMC 1%)

Mencit BB (g) Na-CMC (ml) As. Asetat (ml) Jumlah geliat

(Selang waktu 5 menit selama

1 jam) Jumlah 5 10 15 20 25 30 1 22 0,55 0,55 5 15 25 20 13 12 90 2 22 0,55 0,55 4 12 24 19 14 13 86 3 20 0,5 0,5 6 13 27 22 17 13 98 Total 274 Jumlah Komulatif 91,33

Kelompok kontrol positif (Asam Mefenamat 1%)

1 20 0,13 0,5 2 7 13 10 5 2 39

2 22 0,14 0,55 2 5 9 11 7 4 38

3 20 0,13 0,5 3 7 9 12 5 3 39

Total 116

Jumlah Komulatif 38,67

Kelompok ekstrak etanol herba suruhan dosis I (1,2 g/kg BB)

1 20 0,5 0,5 3 7 10 6 3 5 34

2 24 0,6 0,6 4 8 12 7 5 2 38

3 20 0,5 0,5 2 7 13 7 6 2 37

Total 109

Jumlah Komulatif 36,33

Kelompok ekstrak etanol herba suruhan dosis II (2,4 g/kg BB)

1 22 0,55 0,55 1 4 9 11 3 2 30

2 20 0,5 0,5 2 5 8 9 5 2 31

3 22 0,55 0,55 2 3 6 11 9 1 32

Total 93

Jumlah Komulatif 31

Kelompok ekstrak etanol herba suruhan dosis III (4,8 g/kg BB)

1 20 0,5 0,5 2 3 6 7 4 3 25 2 20 0,5 0,5 1 2 7 5 4 3 22 3 22 0,55 0,55 2 4 5 6 3 1 21 Total 68 Jumlah Komulatif 22,67 25

IV. 2 Pembahasan

Rasa nyeri merupakan suatu gejala yang fungsinya memberi tanda tentang adanya gangguan-gangguan di tubuh seperti peradangan, infeksi kuman atau kejang otot. Rasa nyeri disebabkan oleh rangsangan mekanisme atau kimiawi, panas atau listrik yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan dan melepaskan zat yang disebut mediator nyeri.

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode kimia (siegmud test) yang menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji dan asam asetat sebagai perangsang terbentuknya prostaglandin dan menimbulkan rasa nyeri pada mencit. Metode ini cukup peka untuk pengujian analgetika, obat yang mempunyai efek analgetika lemahpun dapat memberikan hasil positif. Sebelum perlakuan, masing-masing mencit dipuasakan selama kurang lebih 8 jam untuk menghindari kemungkinan adanya pengaruh makanan terhdap kandungan bahan yang berkhasiat pada herba suruhan yang dapat mempengaruhi efek analgetika yang ditimbulkan. Selain itu, untuk memudahkan selama pemberian ekstrak herba suruhan secara oral pada mencit.

Mencit putih jantan digunakan dengan alasan kondisi biologisnya stabil bila dibandingkan dengan mencit betina yang kondisi biologisnya dipengaruhi masa siklus estrus. Disamping keseragaman jenis kelamin, hewan uji digunakan juga mempunyai keseragaman berat badan (antara 20-30 gram), dan umur (3-4 bulan). Hal ini bertujuan untuk memperkecil variabilitas biologis antar hewan uji yang digunakan, sehingga dapat

memberikan respon yang relatif lebih seragam terhadap rangsang kimia yang digunakan dalam penelitian ini. Pengelompokan hewan uji dilakukan secara acak, maksudnya adalah setiap anggota dari masing-masing kelompok perlakuan memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel.

Uji efek analgetika ekstrak herba suruhan dilakukan dengan pemberian suspensi ekstrak etanol secara peroral dengan volume pemberian 0,5 ml/20 g BB dalam beberapa konsentrasi, kemudian disuntikan secara intra peritonial asam asetat sebanyak 0,25 ml/kg BB. Pemberian asam asetat akan memacu prostaglandin sehingga menimbulkan rasa nyeri pada hewan percobaan, hal ini ditandai dengan adanya geliat dari mencit.

Penelitian ini menggunakan Asam Mefenamat sebagai pembanding dengan maksud untuk membandingkan efektivitas ekstrak herba suruhan dari beberapa konsentrasi dengan Asam Mefenamat yang selama ini digunakan sebagai obat analgetika. Asam mefenamat digunakan sebagai pembanding karena obat ini memiliki aktivitas dengan jalan menghambat enzim siklooksigenase sehingga pembentukan prostaglandin terhambat.

Penelitian ini menggunakan 3 peringkat dosis sediaan uji yaitu 1,2 g/kg BB, 2,4 g/kg BB, 4,8 g/kg BB berdasarkan hasil uji orientasi dan 2 kelompok kontrol, yaitu kelompok kontrol positif menggunakan suspensi asam mefenamat 1% dan kontrol negatif menggunakan 1% suspensi Na-CMC. Kontrol positif berfungsi untuk membandingkan daya analgetika

dengan sampel yang diteliti, juga dapat digunakan untuk membuktikan kevalidan dari metode yang digunakan.

Hasil jumlah geliat kumulatif mencit tiap 5 menit selama 30 menit dapat dilihat pada tabel 2. Perlakuan suspensi Asam Mefenamat dan suspensi ekstrak etanol herba suruhan dengan dosis 1,2 g/kg BB, 2,4 g/Kg BB, dan 4,8 g/Kg BB mempunyai efek analgetika. Suatu obat dikatakan mempunyai aktivitas analgetika bila mampu menurunkan jumlah geliat mencit sebesar lebih besar 50% dari jumlah geliat pada kelompok kontrol negatif.

Tabel 2. Jumlah geliat kumulatif mencit tiap 5 menit selama 30 menit setelah mendapat perlakuan ekstrak etanol herba suruhan dosis 1,2 g/Kg BB, 2,4 g/Kg BB, 4,8 g/kg BB, kontrol (+), dan kontrol (-) setelah diinduksi dengan asam asetat dosis 262,5 mg/kg BB.

Kelompok perlakuan

Jumlah geliat kumulatif mencit

tiap 5 menit selama 30 menit x ± SE

1 2 3 Kontrol (-) 90 86 98 94,00 ± 4,01 Kontrol (+) 39 38 39 38,67 ± 0,34 Dosis 1,2 g/Kg BB 34 38 37 36,33 ± 1,20 Dosis 2,4 g/Kg BB 30 31 32 31,00 ± 0,58 Dosis 4,8 g/Kg BB 25 22 21 22,67 ± 1,20

Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa jumlah geliat kumulatif mencit pada semua kelompok yang mendapatkan perlakuan ekstrak etanol herba suruhan dan suspensi asam mefenamat mengalami penurunan dibandingkan terhadap kelompok kontrol negatif. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak herba suruhan mampu mengurangi timbulnya geliat mencit sebagai respon nyeri yang ditimbulkan oleh pemberian asam asetat 1% (v/v) dosis 262,5 mg/kg BB sebagai perangsang nyeri.

Data jumlah geliat kumulatif mencit masing-masing kelompok perlakuan selanjutnya dibuat persen proteksi, hasil dapat dilihat pada tabel 3 dan gambar 3 dimana setiap kelompok perlakuan menunjukan persen proteksi yang berbeda-beda pada tiap peringkat dosisnya. Presentase rata-rata tertinggi dosis 4,8 g/Kg BB yaitu 75,88%. Pada dosis 2,4 g/kg BB dan dosis 1,2 g/kg BB ekstrak etanol herba suruhan juga mempunyai aktivitas sebagai analgetika karena persen proteksinya lebih dari 50%.

Jumlah kumulatif rata-rata geliat mencit berkurang dengan semakin bertambahnya dosis, hal ini diperjelas dengan grafik yang terdapat pada gambar 3 yang memperlihatkan semakin tingginya gambar batang seiring dengan meningkatnya dosis.

Tabel 3. Presentase proteksi pada mencit jantan kelompok perlakuan ekstrak etanol herba suruhan dosis 1,2 g/Kg BB, 2,4 g/Kg BB, 4,8 g/kg BB dan kontrol (+) terhadap kontrol negatif.

Kelompok perlakuan

Replikasi persen proteksi geliat

x ± SE 1 2 3 Kontrol (+) 58,51 59,57 58,51 58,86 ± 0,35 Dosis 1,2 g/Kg BB 63,83 59,57 60,64 61,35 ± 1,28 Dosis 2,4 g/Kg BB 68,08 67,02 65,96 67,02 ± 0,61 Dosis 4,8 g/Kg BB 73,40 76,59 77,66 75,88 ± 1,28

Gambar 3. Grafik presentase proteksi rata-rata pada mencit jantan kelompok perlakuan ekstrak etanol herba suruhan dosis I – III dan kontrol (+).

Keterangan : Dosis I 1,2 g/Kg BB Dosis II 2,4 g/Kg BB Dosis III 4,8 g/Kg BB 58,86% 61,35% 67,02% 75,88%

Tabel 3 diketahui bahwa semua dosis dapat menurunkan jumlah geliat nyeri lebih dari 50% terhadap kontrol negatif, dengan kata lain semua dosis tersebut memiliki aktivitas sebagai analgesik. Gambaran yang menunjukan hubungan antara dosis dan daya analgetik herba suruhan dapat dilihat pada gambar 3.

Pada grafik tersebut tampak bahwa daya analgetik kelompok perlakuan herba suruhan dosis 4,8 g/kg BB lebih besar daripada daya analgetik asam mefenamat 65 mg/kg BB, yaitu 75,88 ± 1,28% dan 58,86 ± 0,35%. Daya analgetik semakin meningkat mulai dari dosis 1,2 g/kg BB, 2,4 g/kg BB dan 4,8 g/kg BB. Hasil pengujian ini juga menunjukkan bahwa daya analgetik terbesar di antara kelompok lain yang mendapatkan perlakuan ekstrak herba suruhan dihasilkan oleh dosis 4,8 g/kg BB sebesar 75,88 ± 1,28%.

Data yang diperoleh diketahui bahwa masing-masing kelompok perlakuan menghasilkan rata-rata geliat kumulatif yang berbeda-beda dan untuk mengetahui data itu berbeda signifikan atau tidak maka dilakukan analisis statistik dengan uji ANAVA satu jalan menggunakan SPSS version 17 for windows, dilanjutkan uji LSD dengan taraf kepercayaan 95%.

Persen proteksi analgetika yang diperoleh terlebih dahulu diuji normalitasnya dengan uji Klomogorov-Smirnov untuk mengukur apakah data memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik. Dari tabel One-sample Klomogrov-Smirnov test diperoleh

angka probabilitas atau Asymp. Sig. (2-tailed). Nilai ini dibandingkan dengan 0,05 (dalam kasus ini menggunakan taraf signifikansi atau α adalah 5%) untuk pengambilan keputusan dengan pedoman jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal dan jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka distribusi data adalah normal. Pada tabel 3 hasil uji memperlihatkan data terdistribusi normal dengan nilai sebesar 0,802 (0,802>0,05).

Tabel 4. Keputusan Uji Normalitas Data

Nama Variabel Nilai Asymp.

Sig. (2-tailed) Taraf signifikansi Keputusan

Analgetika 0,802 0,05 Normal

Dosis 0,897 0,05 Normal

Dari tabel 4 diketuhui data terdistribusi normal maka dilanjutkan uji homogenitas varian dengan menggunakan significance level α sebesar

5%, Jika probabilitas kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan jika probabilitas lebih besar 0,05 maka H0 diterima. Nilai Levene Statistic atau Levene hitung adalah 2.312 dengan probabilitas sebesar 0,153. Oleh karena probabilitas lebih besar dari α (0,153 > 0,05) maka H0 diterima yang berarti tidak ada perbedaan (sama) daya analgetika yang dihasilkan dan dosis yang diberikan kepada mencit percobaan. Dengan demikian asumsi kesamaan varian untuk uji One-Way ANOVA sudah terpenuhi.

Hasil uji statistik parametrik analisis varian (ANAVA) satu jalan diperoleh hasil yang signifikan. Hal ini ditunjukan dengan nilai signifikan 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata persen proteksi tiap kelompok perlakuan memang benar-benar

berbeda. Hasil uji LSD persen proteksi antar kelompok perlakuan dari kontrol (+) dengan ekstrak etanol pada mencit dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 5. Uji LSD persen proteksi antar kelompok perlakuan kontrol (+) dengan ekstrak etanol. P (signifikan) Kontrol (+) Dosis 1,2 g/kg BB Dosis 2,4 g/kg BB Dosis 4,8 g/kg BB Kontrol (+) 0,108 0,000* 0,000* Dosis 1,2 g/kg BB 0,000* 0,000* Dosis 2,4 g/kg BB 0,000* Dosis 4,8 g/kg BB Keterangan : * = berbeda bermakna (p<0,05) = tidak dibandingkan

= berbeda tidak bermakna (p>0,05)

Hasil uji LSD persen proteksi antara 2 kelompok perlakuan (tabel 4) menunjukan bahwa ekstrak etanol dosis 1,2 g/Kg BB mempunyai persen proteksi berbeda tidak bermakna (p>0,05) dengan kontrol positif. Berarti ekstrak etanol dosis 1,2 g/kg BB dengan kontrol positif mempunyai daya analgetika yang hampir sama, hal ini dimungkinkan karena selisih perbedaan yang terjadi relatif kecil. Pada dosis 2,4 g/Kg BB dan 4,8 g/Kg BB mempunyai persen proteksi yang berbeda bermakna dengan kontrol positif namun pada dosis tersebut mempunyai aktivitas analgetika yang lebih kuat dari kontrol positif dosis 65 mg/kg BB. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan aktivitas analgetika yang terjadi karena pemberian dosis yang berbeda.

Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa suspensi ekstrak etanol herba suruhan berkhasiat sebagai analgetika, dimana semakin tinggi dosis maka aktivitas analgetikanya semakin besar. Pada dosis 1,2 g/kg BB mempunyai aktivitas analgetika rata-rata sebesar 61,35% dan Asam Mefenamat dosis 65 mg/kg BB sebesar 58,86%, keduanya memiliki aktivitas analgetik yang hampir sama. Perbandingan potensi efek analgetik ekstrak etanol herba suruhan dosis 1,2 g/kg BB memiliki potensi yang lebih baik dibandingkan dengan suspensi asam mefenamat dosis 65 mg/kg BB, karena dengan dosis yang kecil sudah mampu memberikan aktivitas analgetika. Dosis 4,8 g/Kg BB dalam penelitian ini memberikan proteksi analgetika yang terbaik, karena efek analgetika yang dihasilkan adalah yang tertinggi yaitu 75,88 ± 1,28 dibanding dengan dosis yang lain.

Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa seluruh kelompok konsentrasi suspensi ekstrak etanol herba suruhan memiliki aktivitas sebagai analgetika. Hal ini diduga merupakan efek dari flavonoid sebagai salah satu zat aktif herba suruhan yang dapat menghambat prostaglandin dan menghambat aktivitas enzim lipooksigenase yang merupakan jalur pertama menuju hormon eikosanoid.

BAB V

Dalam dokumen UJI EFEK ANALGETIK (Halaman 25-34)

Dokumen terkait