• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil pengamatan ikan karang dengan metode ”Under Water Visual Census” (UVC)

CMR 0.454 Diadema setosum 0.982

III.3. Hasil pengamatan ikan karang dengan metode ”Under Water Visual Census” (UVC)

Pengamatan terhadap ikan karang menggunakan metode ”Underwater Fish Visual Census” (UVC) telah dilakukan di 10 stasiun transek permanen di Perairan Kabupaten Selayar. Dari hasil UVC diperoleh sebanyak 273 jenis ikan karang yang termasuk dalam 33 suku, dengan nilai kelimpahan ikan karang sebesar 22.020 individu/ha (Tabel 5). Jenis Archamia zosterophora (suku Apogonidae) merupakan jenis ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi pada setiap transek permanen di 10 lokasi pengamatan dengan jumlah individu sebesar 1.429 individu/ha kemudian diikuti oleh Pomacentrus moluccensis (suku Pomacentridae) sebesar 980 individu/ha dan Amblyglyphidodon curacao (suku Pomacentridae) sebesar 974 individu/ha. Lima belas besar jenis ikan karang yang memiliki kelimpahan jenis tertinggi ditampilkan dalam Tabel 6.

Tabel 5. Jumlah suku, jumlah jenis dan kelimpahan ikan karang lokasi penelitian dari hasil ”UVC”.

Beberapa jenis ikan ekonomis penting juga dicatat diperoleh dari hasil UVC di lokasi transek permanen. Kelimpahan ikan eko-nomis penting yang paling tinggi yaitu dari jenis Pterocaesio tile (termasuk kedalam suku Caesionidae) yaitu sebesar 931 indivi-du/ha, Plotosus lineatus (termasuk dalam suku Plotosidae) sebe-sar 571 individu/ha, Caesio teres (termasuk dalam suku Caesio-nidae) sebesar 409 individu/ha.

Kelompok ikan indikator yang merupakan indikator untuk menilai kesehatan terumbu karang diperoleh jenis tertinggi dari Ikan Chromis ternatensis (suku Chaetodontidae) memiliki

kelim-Lokasi Jumlah Suku Jumlah Jenis Kelimpahan (Jumlah individu/transek) Perairan Kab. Selayar, Sulawe-si Selatan 33 273 22.020

pahan 957 individu/ha, Chaetodon kleini (suku Chaetodontidae) 183 individu/ha dan jenis Chaetodon trifasciatus (suku Chaeto-dontidae) 94 individu/ ha.

Dari kelompok ikan Major tercatat jenis Archamia

zosterop-hora (suku Apogonidae) merupakan kelimpahan yang paling

tinggi dari kelompok ini yaitu 1.429 individu/ha, jenis Pomacen-trus moluccensis (suku Pomacentridae) 980 individu/ha dan Am-blyglyphidodon curacao (suku Pomacentridae) 974 individu/ha. Kelimpahan ikan karang untuk masing-masing suku di tiap-tiap lokasi disajikan dalam Tabel 7 sedangkan perbandingan antara ikan major, ikan target dan ikan indikator hasil UVC, di perairan Kabupaten Selayar disajikan dalam Gambar 10 dan Gambar 11.

Tabel 6. Lima belas jenis ikan karang yang memiliki kelimpahan ter-tinggi di stasiun transek hermanen di perairan Kabupaten Selayar.

No. J e n i s

Kelimpahan (Jmlh.indv./ha)

1 Archamia zosterophora 1429 Major

2 Pomacentrus moluccensis 980 Major 3 Amblyglyphidodon curacao 974 Major 4 Chromis ternatensis 957 Indicator

5 Pterocaesio tile 931 Target

6 Odonus niger 711 Major

7 Plotosus lineatus 571 Target

8 Dascyllus reticulatus 566 Major

9 Dascyllus trimaculatus 560 Major

10 Pomacentrus lepidogenys 537 Major

11 Pomacentrus coelestis 489 Major

12 Caesio teres 409 Target

13 Pseudanthias hutchi 397 Major

14 Chromis weberi 323 Major

15 Acanthochromis polyacanthus 317 Major

Tabel 7. Kelimpahan ikan karang untuk masing-masing suku di lokasi transek permanen di perairan Kab. Selayar.

No. S U K U Kelimpahan (Jmlh.indv./ha) 1 POMACENTRIDAE 9014 2 LABRIDAE 2069 3 APOGONIDAE 1900 4 CHAETODONTIDAE 1817 5 CAESIONIDAE 1617 6 BALISTIDAE 1000 7 ACANTHURIDAE 980 8 SERRANIDAE 774 9 PLOTOSIDAE 571 10 SCARIDAE 514 11 SIGANIDAE 263 12 LETHRINIDAE 217 13 SCOLOPSIDAE 217 14 MULLIDAE 206 15 LUTJANIDAE 180 16 POMACANTHIDAE 166 17 PSEUDOCHROMIDAE 74 18 HOLOCENTRIDAE 60 19 BLENIIDAE 57 20 HAEMULIDAE 49 21 ZANCLIDAE 49 22 TETRAODONTIDAE 46 23 MICRODESMIDAE 34 24 NEMIPTERIDAE 31 25 MONACANTHIDAE 23 26 KYPPHOSIDAE 20 27 AULOSTOMIDAE 17 28 PINGUIPEDIDAE 17

Gambar 10. Perbandingan antara ikan major, ikan target dan ikan indi-kator hasil monitoring dengan metode UVC, di pesisir barat P. Selayar, Kabupaten Selayar.

Gambar 11. Perbandingan antara ikan major, ikan target dan ikan indi-kator hasil monitoring dengan metode UVC, di pesisir P. Tanahjampea, Kab. Selayar.

Kelimpahan untuk setiap kelompok ikan karang (jumlah indi-vidu per hektar) yang dijumpai di masing-masing lokasi penelitian dengan menggunakan metode UVC disajikan pada Tabel 8. Dari hasil pengamatan, total kelimpahan ikan karang yang di dijumpai di perairan ini memiliki nilai sebesar 22.020 individu/ha. Perban-dingan ikan indikator berbanding ikan target dan ikan major di daerah perairan Kab. Selayar adalah 1 ikan indikator berbanding 3 ikan target dan 8 ikan major, artinya pada satu lokasi bila ada 1 ikan indikator maka ada terdapat 3 ikan target serta ada 8 ekor ikan major.

Tabel 8. Jumlah dan perbandingan antara ikan major, ikan target dan ikan indikator hasil monitoring dengan metode UVC di Kabu-paten Selayar..

Hasil analisis ikan karang

Pada penelitian yang dilakukan di daerah Kabupaten Selayar pada tahun 2007 (t1) ini, berhasil dilakukan pengambilan data pada 10 stasiun penelitian yang sama dari 11 stasiun seperti yang dilakukan pada penelitian tahun 2006 (t0).

Rerata jumlah individu ikan per transeknya berdasarkan data ke 10 stasiun tersebut yang diamati pada 2006 dan 2007 seperti Tabel 9 dibawah :

Tabel 9. Rerata jumlah individu ikan per transeknya berdasarkan data ke 10 stasiun tersebut yang diamati pada 2006 dan 2007.

Kelimpahan (Jmlh.indv./ha)

Lokasi Ikan Ikan Ikan Perbandingan

Indikator Target Major

Pulau Selayar 1.817 5.103 15.100 1 : 3 : 8 dan Pulau Tanahjampea Kab. Selayar Jumlah Individu 2006 2007 Ikan Major 632 529 Ikan Target 113 179 Ikan Indikator 29 64 Total 775 771 Kategori

Walaupun terlihat ada kecenderungan penurunan jumlah individu ikan karang per transeknya dari tahun 2006 ke tahun 2007, tetapi penurunannya tidak begitu nyata (signifikan). Hal ini didasarkan dari hasil Analisa variansi (ANOVA=Analysis of Variance) dengan 2 faktor dimana faktor pertama merupakan waktu (yaitu tahun 2006 dan 2007) dan faktor kedua merupakan kelompok ikan karang (yaitu kelompok Major, Target dan Indikator). Sebelum ANOVA dilakukan, data jumlah individu (y) terlebih dahulu ditransformasikan kedalam bentuk akar pangkat dua sehingga datanya menjadi y’=√ y. Hal ini dilakukan agar asumsi-asumsi yang diperlukan dalam melakukan ANOVA terpenuhi. Tabel ANOVA terlihat seperti Tabel 10 di bawah ini :

Tabel 10. Hasil ANOVA terhadap data jumlah individu ikan karang (data ditransformasikan ke dalam bentuk akar pangkat dua).

Dari Tabel 10 terlihat bahwa tidak ada perbedaan yang nyata pada kelimpahan ikan karang antar selang pengamatan waktu yang berbeda (t0=2006 dan t1=2007). Adanya perbedaan yang nyata terjadi hanya pada antar kelompok ikan karang, dimana berdasarkan uji perbandingan berganda Tukey terlihat bahwa jumlah individu ikan major merupakan yang tertinggi, diikuti oleh

Data : Ö ( jumlah individu ikan karang)

Sumber DF SS MS F p Waktu 1 18,82 18,82 0,81 0,373 Kelompok 2 2986,53 1493,26 64,16 0,000*) Waktu*Kelompok 2 47,46 23,73 1,02 0,368 Sesatan 54 1256,84 23,27 Total 59 4309,65

Catatan :*) = Ho bahwa reratanya sama ditolak dengan tingkat

ikan target, dan selanjutnya ikan indikator. Hal ini merupakan sesuatu yang umum karena pada daerah terumbu karang, kelompok ikan major lebih dominan jumlahnya dibandingkan kelompok ikan lainnya.

BAB. IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil studi monitoring ekologi terumbu karang diperairan pantai barat P. Selayar dan P. Pasimassunggu, Kabupaten Selayar, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

IV.1. K

ESIMPULAN

• Persentase tutupan karang hidup tahun 2006 (LC=33,48%)

dan pada tahun 2007 (LC=33,91%). Berdasarkan analisa statistik tidak terlihat perbedaan tutupan yang signifikan.

• Dari hasil pengamatan megabentos, hanya “small giant clam”

yang menunjukkan perbedaan nyata antara tahun 2006 dan tahun 2007, sedangkan biota lain tidak ada perbedaan.

• Kelimpahan ikan tertinggi masih didominasi oleh kelompok

ikan major, walaupun terlihat ada kecenderungan penurunan jumlah individu ikan karang per transeknya dari tahun 2006 ke tahun 2007, tetapi penurunannya tidak begitu nyata (signifikan).

IV.2. S

ARAN

• Pengelolaan dan pemeliharaan ekosistem harus lebih

diintensifkan lagi sehingga kerusakan karang yang diakibatkan oleh manusia dapat diperkecil.

• Penelitian kembali di daerah ini (monitoring) sangatlah

penting dilakukan untuk mengetahui perubahan yang terjadi sehingga hasilnya bisa dijadikan bahan pertimbangan bagi para stakeholder dalam mengelola ekosistem terumbu karang secara lestari. Selain itu, data hasil pemantauan tersebut juga bisa dipakai sebagai bahan evaluasi keberhasilan COREMAP.

Dokumen terkait