• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS DAN PERANCANGAN

3.9 Analisis Penyisipan dan Ekstraksi Algoritma

4.2.1 Hasil Pengujian

Hasil pengujian pada stego image penyisipan algoritma exclusive or dan algoritma

least significant bit berdasarkan nilai MSE dan PSNR, dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini.

Tabel 4.6 Hasil Pengujian

Pengujian Algoritma XOR Algoritma LSB Nilai MSE Nilai PSNR Nilai MSE Nilai PSNR 1 72.051578 68.051448 0.026111 147.279103 2 63.715285 69.281025 0.025589 147.481130 3 25.511205 78.434092 0.025044 147.696192 4 74.845076 67.671067 0.026700 147.056076 5 62.181557 69.524686 0.026078 147.291877

Pada gambar tabel 4.6 dapat kita lihat bahwa hasil pengujian yang dilakukan untuk algoritma XOR dan algoritma LSB bahwa pada pengujian 1 dihasilkan nilai MSE untuk algoritma XOR adalah 72.051578 dan nilai PSNRnya 68.051448 serta nilai MSE untuk algoritma LSB adalah 0.026111 dan nilai PSNRnya 147.279103. Pada pengujian 2 dihasilkan nilai MSE untuk algoritma XOR 63.715285 dan nilai PSNRnya 69.281025 serta nilai MSE untuk algoritma LSB adalah 0.025589 dan PSNRnya 147.481130. Pada pengujian 3 dihasilkan nilai MSE untuk algoritma XOR 25.511205 dan nilai PSNRnya 78.434092 serta nilai MSE untuk algoritma LSB adalah 0.025044 dan PSNRnya 147.696192. Pada pengujian 4 dihasilkan nilai MSE untuk algoritma XOR 74.845076 dan nilai PSNRnya 67.671067 serta nilai MSE untuk algoritma LSB adalah 0.026700 dan PSNRnya 147.056076. Pada pengujian 5 dihasilkan nilai MSE untuk algoritma XOR 62.181557 dan nilai PSNRnya 69.524686 serta nilai MSE untuk algoritma LSB adalah 0.026078 dan PSNRnya 147.291877.

Gambar 4.14 Grafik Nilai MSE

Berdasarkan gambar grafik 4.14 diatas dapat dilihat bahwa nilai MSE untuk algoritma XOR yang ditunjukkan pada warna biru bahwa setiap pengujian yang dilakukan dari 1 sampai 5 dihasilkan nilai MSE terlihat lebih tinggi hingga mencapai angka 80. Sedangkan pada algoritma LSB yang ditunjukkan pada warna merah bahwa setiap pengujian dari 1 sampai 5 dihasilkan nilai MSE yang lebih rendah tidak mencapai angka 1. Artinya nilai MSE yang dihasilkan bahwa algoritma XOR memiliki tingkat kerusakannya lebih terlihat dibandingkan pada algoritma Least Significant Bit (LBS) dengan diketahuinya nilai MSE yang tinggi atau pun rendahnya.

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Pengujian 1 Pengujian 2 Pengujian 3 Pengujian 4 Pengujian 5 72.051578 63.715285 25.511205 74.845076 62.181557 0.026111 0.025589 0.025044 0.0267 0.026078

Gambar 4.15 Grafik Nilai PSNR

Berdasarkan gambar grafik 4.15 diatas dapat dilihat bahwa nilai PSNR untuk algoritma XOR yang ditunjukkan pada warna biru bahwa dari pengujian 1 sampai 5 dihasilkan nilai MSE terlihat lebih rendah hingga mencapai angka 80. Sedangkan pada algoritma LSB yang ditunjukkan pada warna merah bahwa dari pengujian 1 sampai 5 dihasilkan nilai PSNR yang lebih tinggi hingga mencapai angka 160. Artinya bahwa nilai semakin rendah nilai PSNRnya maka lebih terlihatlah kerusakan kualitas gambarnya. Sebaliknya jika nilai PSNR lebih tinggi maka noise yg dihasilkan tidak terlalu terlihat. 0 20 40 60 80 100 120 140 160

Pengujian 1 Pengujian 2 Pengujian 3 Pengujian 4 Pengujian 5 68.051448 69.281025 78.434092 67.671067 69.524686

147.279103 147.48113 147.696192 147.056076 147.291877

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dijelaskan bahwa kesimpulan dan saran yang dapat diambil dari analisis dan hasil pengujian pada penulisan skripsi ini.

5.1 Kesimpulan

Setelah menganalisis antara kedua algoritma Exclusive Or dan algoritma Least Significant Bit dapat diambil kesimpulan bahwa untuk menjaga kerahasiaan suatu data yaitu apabila menggunakan algoritma Exclusive Or bahwa citra sisipan diubah kedalam bit biner RGB dan dilakukan penyisipan pada bit biner RGB citra

cover dengan menggunakan operasi logika XOR serta dihasilkannya citra stego

XOR.

Sedangkan pada proses penyisipan dengan menggunakan algoritma Least Significant Bit (LSB) sama halnya dengan algoritma sebelumnya mengubah citra sisipan maupun citra cover kedalam bit biner RGB, tetapi proses penyisipannya hanya mengganti nilai bit terakhir pada citra cover dengan nilai bit citra yang akan disipkan satu per satu secara berurutan serta dihasilkannya citra stego LSB. Pengamanan hasil sisipan citra itu dengan menggunakan password yang disisipkan pada bit terakhir yaitu titik (299,299) pada citra stego. Pada hasil pengujian terlihat secara jelas bahwa proses penyisipan dengan algoritma LSB lebih baik dari algoritma XOR yang memiliki kerusakan yang lebih banyak diketahui berdasarkan

hasil nilai MSE yang lebih tinggi dan hasil nilai PSNR yang rendah pada algoritma XOR.

5.2 Saran

Saran-saran untuk pembaca yang disampaikan dalam pengembangan selanjutnya adalah sebagai berikut :

1. Algoritma Exclusive Or dibandingkan dengan Algoritma Least Significant Bit

yang pdibuat dalam penyisipan file gambar kedalam file gambar menghasilkan gambar sisipan yang hampir mirip dengan gambar aslinya dan tidak dapat dilihat perbedaannya maka dari itu dapat di kembangkan selanjutnya menggunakan algoritma steganografi lainnya.

2. Penyisipan yang dilakukan secara sequential selanjutnya bisa dilakukan penyisipan dengan cara lainnya.

3. Pengembangan selanjutnya dapat dilakukan dengan ukuran pixel yang lebih besar yang disisipkan dengan ukuran pixel yang sama.

[1] Aditya, Y., Pratama, A.,& Nurlifa, A. 2010, Studi Pustaka Untuk Steganografi Dengan Beberapa Metode. Universitas Islam Indonesia.

[2] Alatas, P. 2009, Implementasi Teknik Steganografi Dengan Metode LSB Pada Citra Digital, Universitas Gunadarma.

[3] Amira, H. M. Studi Steganografi pada Image File. Institut Teknologi Bandung.

[4] Basuki, D. K. , Nadhori,I. U. , & Maulana,A .M. ,Data Hiding Steganograph pada File Image Menggunakan Metode Least Significant Bit. Institut Teknologi Sepuluh November.

[5] Cahyadi, T. 2012. Implementasi Steganografi LSB Dengan Enkripsi Vigenere Cipher Pada Citra JPEG. Transient, Vol.1, No. 4, Desember 2012, ISSN: 2302-9927, 282, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang.

[6] Nugroho, E. C., Susilo & Akhlis, I. 2012. Pengembangan Program Pengolahan Citra untuk Radiografi Digital. Universitas Negeri Semarang.

[7] Piarsa, I. N . 2011. Steganografi pada Citra JPEG dengan Metode Sequential dan Spreading. Universitas Udayana (2).

[8] Pratama, I. P. A. S., Kesiman, M. W. A., & Wirawan, I. M. A, Penyandian Pesan Teks Pada Gambar Format JPEG Menggunakan Algoritma Electronic Code Book (ECB) dan Least Significant Bit (LSB) di Hanphone. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika(SENAPATI 2011) : 1-12.

[9] Putra, D. 2010. Pengolahan Citra Digital. Yogyakarta : ANDI

[10] Rakhmat, B. , & Fairuzabadi, M . 2010. Steganografi Menggunakan Metode Least Significant Bit dengan Kombinasi Algoritma Kriptografi Vigenere dan RC4. Universitas PGRI Yogyakarta.

[11] Rindi, A. S. 2010. Steganography dengan Metode LSB (Least Significant Bit) pada Citra Digital. Politeknik Telkom Bandung.

[12] Romdhoni, M. A. 2008. Kriptografi Visual pada Citra Biner dan Citra Berwarna serta Pengembangannya dengan Steganografi dan Fungsi XOR. Institut Teknologi Bandung.

[13] Satriatama, C., Nadhori,I.U ,& Huda, M. Implementasi Dan Analisa Teknik Steganografi Multi-Carrier Pada File Multimedia.Institut Teknologi Sepuluh November.

[14] Sharma,V. K & Astava V. S . 2012. A Steganography Algorithm For Hidding Image in Image by Improved LSB Subdtitution by Minimize Detection.

Journal of theoretical and Applied Information Technology 1992-8645 : 1-8.

[15] Siregar, A. A. A. 2010. Implementasi Least Significant Bit Untuk Pengamanan Citra Digital didalam Media Citra. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

[16] Sutoyo,T., Mulyanto,E., Suhartono,V., Nurhayati,O. D. & Wijarnarto.2009. Teori Pengolahan Citra Digital. ANDI: Yogyakarta.

[17] Wijaya, A. E, Rachmawati, H, & Putra,Y. E . 2012. Implementasi Steganografi untuk Penyembunyian Pesan pada Video dengan Metode LSB. Politeknik Caltex Riau.

[18] Hafidz, Z. D. 2010. Uji Ketahanan Algoritma F5 Pada Stego Image Terhadap

Dokumen terkait