HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Hasil Pengujian Kuat Tarik FR-ECC
Pengujian kuat tarik ECC dilakukan pada saat umur 28 hari dan sudah dilakukan perawatan (curing) sebelumnya.
4.2.1 Kuat Tarik FR-ECC (FA0-RHA0)
Pengujian kuat tarik FR-ECC variasi FA0-RHA0 (control) dengan variasi fiber 0%, 0.1%, 0,2% dan 0,3% ini dilakukan pada saat FR-ECC berumur 28 hari. Hasil uji kuat tarik FR-ECC (FA0-RHA0) dalam beberapa variasi fiber dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan Gambar 4.2.
Tabel 4.2: Kuat Tarik FR-ECC (FA0-RHA0)
No Variasi Kuat Tarik (MPa)
1 FA0-RHA0-0% 0,72
2 FA0-RHA0-0.1% 1,53
3 FA0-RHA0-0.2% 1,65
4 FA0-RHA0-0.3% 1,21
Gambar 4.2 : Kuat Tarik FR-ECC (FA0-RHA0)
Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 4.2 dan Gambar 4.2, dapat diketahui bahwa kuat tarik FR-ECC tanpa menggunakan fly ash dan abu sekam padi mengalami kenaikan dari fiber 0% sampai 0,3% sebesar 0,83 MPa, 0,95 MPa dan 0,49 MPa.
4.2.2 Kuat Tarik FR-ECC (FA0-RHA10)
Pengujian kuat tarik FR-ECC variasi FA0-RHA10 dengan variasi fiber 0%, 0.1%, 0.2% dan 0.3% ini dilakukan pada saat ECC berumur 28 hari. Hasil uji kuat tarik FR-ECC (FA0-RHA10) dalam beberapa variasi fiber dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan Gambar 4.3.
Tabel 4.3: Kuat Tarik FR-ECC (FA0-RHA10)
No Variasi Kuat Tarik (MPa)
1 FA0-RHA10-0% 0.79
2 FA0-RHA10-0.1% 1,61
3 FA0-RHA10-0.2% 1,72
4 FA0-RHA10-0.3% 1,24
Gambar 4.3 : Kuat Tarik FR-ECC (FA0-RHA10)
Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 4.3 dan Gambar 4.3, dapat diketahui bahwa kuat tarik FR-ECC dengan persentase abu sekam padi 10% dan tanpa menggunakan fly ash mengalami kenaikan dari fiber 0% sampai 0.3% sebesar 0,79 MPa, 1,61 MPa, 1,72 MPa dan 1,24 MPa.
4.2.3 Kuat Tarik FR-ECC (FA25-RHA0)
Pengujian kuat tarik FR-ECC variasi FA25-RHA0 dengan variasi fiber 0%, 0.1%, 0.2% dan 0.3% ini dilakukan pada saat ECC berumur 28 hari. Hasil uji kuat tarik FR-ECC (FA25-RHA0) dalam beberapa variasi fiber dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan Gambar 4.4.
Tabel 4.4: Kuat Tarik FR-ECC (FA25-RHA0)
No Variasi Kuat Tarik (MPa)
1 FA25-RHA0-0% 1.18
2 FA25-RHA0-0.1% 1.61
3 FA25-RHA0-0.2% 1.76
4 FA25-RHA0-0.3% 1.47
Gambar 4.4 : Kuat Tarik FR-ECC (FA25-RHA0)
Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 4.4 dan Gambar 4.4 dapat diketahui bahwa kuat Tarik FR-ECC dengan persentase fly ash 25% dan tanpa menggunakan abu sekam padi mengalami kenaikan dari fiber 0% sampai 0,3% sebesar 0,43 MPa; 0,58 MPa dan 0,29 MPa.
4.2.4 Kuat Tarik FR-ECC (FA25-RHA10)
Pengujian kuat Tarik FR-ECC variasi FA25-RHA10 dengan variasi fiber 0%, 0.1%, 0.2% dan 0.3% ini dilakukan pada saat ECC berumur 28 hari. Hasil uji kuat Tarik FR-ECC (FA25-RHA10) dalam beberapa variasi fiber dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan Gambar 4.5.
Tabel 4.5: Kuat Tarik FR-ECC (FA25-RHA10)
No Variasi Kuat Tarik (MPa)
1 FA25-RHA10-0% 1.25
2 FA25-RHA10-0.1% 1.77
3 FA25-RHA10-0.2% 1.89
4 FA25-RHA10-0.3% 1.52
Gambar 4.5 : Kuat Tarik FR-ECC (FA25-RHA10)
Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 4.5 dan Gambar 4.5, dapat diketahui bahwa kuat tarik FR-ECC dengan persentase fly ash 25% dan abu sekam padi 10%
mengalami kenaikan dari fiber 0% sampai 0,3% sebesar 0,52 MPa; 0,64 MPa dan 0.27 MPa.
4.2.5 Kuat Tarik FR-ECC (FA35-RHA0)
Pengujian kuat Tarik FR-ECC variasi FA35-RHA0 dengan variasi fiber 0%, 0.1%, 0.2% dan 0.3% ini dilakukan pada saat ECC berumur 28 hari. Hasil uji kuat Tarik FR-ECC (FA35-RHA0) dalam beberapa variasi fiber dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan Gambar 4.6.
Tabel 4.6: Kuat Tarik FR-ECC (FA35-RHA0)
No Variasi Kuat Tarik Belah (MPa)
1 FA35-RHA0-0% 1.51
2 FA35-RHA0-0,1% 1.74
3 FA35-RHA0-0,2% 1.85
4 FA35-RHA0-0,3% 1.63
Gambar 4.6 : Kuat Tarik FR-ECC (FA35-RHA0)
Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 4.6 dan Gambar 4.6, dapat diketahui bahwa kuat tarik FR-ECC dengan persentase fly ash 5% dan tanpa menggunakan abu sekam padi mengalami kenaikan dari fiber 0% sampai 0,3% sebesar 0,23 MPa; 0,34 MPa dan 0.12 MPa.
4.2.6 Kuat Tarik FR-ECC (FA35-RHA10)
Pengujian kuat Tarik FR-ECC variasi FA35-RHA10 dengan variasi fiber 0%, 0.1%, 0.2% dan 0.3% ini dilakukan pada saat ECC berumur 28 hari. Hasil uji kuat Tarik FR-ECC (FA35-RHA10) dalam beberapa variasi fiber dapat dilihat pada Tabel 4.7 dan Gambar 4.7.
Tabel 4.7: Kuat Tarik FR-ECC (FA35-RHA10)
No Variasi Kuat Tarik (MPa)
1 FA35-RHA10-0% 1.59
2 FA35-RHA10-0,1% 1.87
3 FA35-RHA10-0,2% 2.08
4 FA35-RHA10-0,3% 1.71
Gambar 4.7 : Kuat Tarik FR-ECC (FA35-RHA10)
Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 4.5 dan Gambar 4.5, dapat diketahui bahwa kuat tarik FR-ECC dengan persentase fly ash 35% dan abu sekam padi 10%
mengalami kenaikan dari fiber 0% sampai 0,3% sebesar 0,28 MPa; 0,49 MPa dan 0.12 MPa.
4.2.7 Kuat Tarik Keseluruhan Variasi FR-ECC
Hasil dari pengujian kuat Tarik FR-ECC dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari penambahan fly ash, abu sekam padi dan polypropylene fiber terhadap kuat Tarik FR-ECC dengan dibandingkan dengan ECC yang tidak menggunakan fly ash dan abu sekam padi.
Hasil uji kuat tarik seluruh variasi FA dan RHA dapat dilihat pada Tabel 4.8, Gambar 4.8 dan Gambar 4.9
Tabel 4.8: Hasil uji kuat tarik belah untuk setiap variasi
No. Variasi Kuat Tarik ECC (MPa)
0 % PP 0,1% PP 0,2% PP 0,3 % PP
1 FA0-RHA0 0.72 1.53 1.65 1.21
2 FA25-RHA0 1.18 1.61 1.76 1.47
3 FA35-RHA0 1.51 1.74 1.85 1.63
4 FA0-RHA10 0.79 1.61 1.72 1.24
5 FA25-RHA10 1.25 1.77 1.89 1.52
6 FA35-RHA10 1.59 1.87 2.08 1.71
Gambar 4.8 : Kuat Uji Tarik untuk setiap variasi
Berdasarkan Tabel 4.8 dan Gambar 4.8 menunjukkan bahwa peningkatan kadar fly ash 25% menjadi 35% pada ECC menunjukkan peningkatan kuat tarik seperti pada variasi FA25-RHA0-0% dengan variasi FA35-RHA0-0% sebesar 1,18 MPa dan 1,51 MPa terjadi peingkatan sebesar 0,33 MPa, hal ini disebabkan karena produksi bekerja dengan baik dalam proses hidrasi semen sehingga menghasilkan CSH yang menyebabkan kuat tarik meningkat oleh sebab itu peningkatan kadar fly ash baik dalam penelitian ini. Dari Gambar 4.8 juga menunjukkan bahwa penggunaan abu sekam padi juga meningkatkan kekuatan tarik seperti pada variasi FA0-RHA0-0% dengan FA0-RHA10%-0% sebesar 0,72 MPa dan 0,79 MPa terjadi peningkatan sebesar 0,07 MPa dan pada penggunaan abu sekam padi pada variasi yang telah menggunakan fly ash menunjukkan peningkatan kuat tarik seperti pada variasi FA35-RHA0-0% dengan variasi FA35-RHA10-0% sebesar 1,51 MPa dan 1,59 MPa terjadi peningkatan sebesar 0,08 MPa.
Penggunaan polypropylene fiber juga meningkatkan kuat tarik pada FR-ECC untuk persentase 0%; 0,1%; 0,2% tetapi pada saat persentase fiber 0,3% nilai kuat tarik mengalami penurunan.
Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa kuat tarik optimum umur 28 hari terdapat pada variasi FA35-RHA10-0,2% dengan kadar fly ash sebesar 35%, polypropylene fiber sebesar 0,2% dan kadar abu sekam padi sebesar 15% yaitu sebesar 2,08 MPa.