HASIL DAN PEMBAHASAN
1.2 Build Mock-up
Pada tahap ini, dilakukan proses perancangan dan implementasi berdasarkan spesifikasi yang diinginkan oleh pengguna. Perancangan dan implementasi terdiri atas dua jenis, yaitu perancangan dan implementasi secara fungsional dan antarmuka.
1.2.1 Perancangan Fungsional
Perancangan fungsional meliputi proses pembangkitan word graph kata benda yang didasarkan pada pola word graph kata benda hasil penelitian Saleh (2009). Proses pembangkitan modul word graph kata benda meliputi praproses, pengecekan KBBI,
stemming, penentuan pola word graph kata
benda, dan pembangkitan word graph kata benda. Berdasarkan spesifikasi pengembangan modul word graph kata benda, dibuatlah use
case diagram, class diagram, dan sequence
diagram.
Beberapa hal yang dapat dilakukan pengguna terhadap modul word graph kata benda di antaranya adalah memilih menu
„Modul‟. Terdapat beberapa pilihan submenu di
dalam menu „Modul‟. Pengguna memilih
submenu „Kata Benda‟ untuk mengaktifkan
modul word graph kata benda. Selain itu, pengguna juga dapat memasukkan input sesuai keinginan melihat bentuk word graph yang sesuai dengan input kata yang diberikan. Gambar 2 menjelaskan deskripsi modul word
graph kata benda yang telah digambarkan
dalam use case. Gambaran mengenai class
diagram dan sequence diagram dari sistem
modul word graph kata benda dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4.
Praproses
Tahap praproses dilakukan untuk membatasi input kata pada sistem. Pada tahap ini, kata yang dimasukkan akan diperiksa apakah bersifat tunggal atau tidak. Jika kata yang dimasukkan bersifat tunggal, kata tersebut akan diproses ke tahap selanjutnya. Tahap ini juga digunakan untuk memeriksa nilai masukan, apakah berupa karakter atau tidak.
Pengecekan KBBI
Input yang telah melalui tahap praproses akan dilakukan pengecekan apakah input tersebut termasuk dalam jenis kata benda dan terdapat pada KBBI yang disesuaikan atau tidak. Input yang berupa kata benda dan terdaftar di dalam KBBI yang disesuaikan kemudian akan melalui tahap stemming KBBI,
sementara jika tidak terdaftar dalam KBBI akan melalui tahap stemming manual.
Gambar 2 Use case diagram untuk modul word graph kata benda.
Stemming KBBI
Input yang telah melalui tahap pengecekan KBBI dan ternyata terdaftar di dalam KBBI selanjutnya akan dicari imbuhan dan kata dasarnya melalui proses stemming KBBI. Parameter-parameter tersebut kemudian digunakan untuk memperoleh pola word graph kata benda yang sesuai dengan input. Proses
stemming yang dilakukan sistem disesuaikan
dengan pola pembentukan word graph kata benda pada penelitian Saleh (2009).
Stemming Manual
Input yang telah melalui tahap pengecekan KBBI, namun tidak ditemukan di dalam KBBI, akan di-stemming secara manual. Stemming manual dilakukan untuk memperoleh kata dasar dan imbuhan. Jika terdapat lebih dari satu kata dasar, sistem akan mengambil kata dasar yang pertama kali ditemukan.
Penentuan Pola Word Graph Kata Benda Proses stemming, baik stemming KBBI maupun stemming manual, menghasilkan data yang berisi imbuhan, kata dasar, dan jenis kata dasar. Data tersebut kemudian digunakan untuk menentukan pola word graph kata benda. Penentuan pola dilakukan dengan mencocokkan imbuhan (awalan dan akhiran) dengan jenis kata dasar yang diperoleh pada proses stemming dengan data pada database.
Pembangkitan Word Graph Kata Benda Proses selanjutnya setelah pola word graph kata benda berhasil ditentukan adalah pembangkitan word graph kata benda. Pola
word graph yang sesuai akan digambarkan dan
juga akan menggambarkan input dan kata dasarnya dalam satu kesatuan pola word graph kata benda. Pola-pola yang dibangkitkan merupakan hasil kombinasi dari komponen-komponen word graph seperti token, binary
relationship, dan frame relationship.
Komponen-komponen tersebut telah dibuat pada penelitian sebelumnya oleh Walayatullah (2011) dan digunakan dalam penelitian ini untuk membentuk pola-pola word graph kata benda.
1.2.2 Perancangan Antarmuka
Antarmuka KG_EDITOR yang dirancang adalah sebuah kanvas, yang akan menjadi media untuk menampilkan word graph, dan menu bar sebagai menu utama yang terdapat pada menu items „File‟ dan „Modul‟.
1.2.3 Perancangan Database
Database yang digunakan pada penelitian
ini bernama „kamus‟. Database „kamus‟ terdiri atas dua buah tabel, yaitu „entry‟ dan „polabenda‟. Data yang ada di dalam KBBI disimpan di dalam tabel „entry‟, sedangkan tabel „polabenda‟ berisi daftar imbuhan, jenis kata dasar, dan pola kata benda. Tabel „entry‟
memiliki sejumlah field, di antaranya adalah field„EntryId‟, „Word‟, „Category‟, „Stem‟, dan „Qty‟. Field „EntryId‟ merupakan primary key pada tabel „entry‟ sementara field„Word‟ berisi
kata dalam bahasa Indonesia, baik kata dasar maupun kata berimbuhan. Field „Category‟
berisi jenis kata dasar yang berupa kata benda (n), kata kerja (v), kata sifat (a), dan sebagainya. Field „Stem‟ berisi kata dasar dari kata yang
berada di dalam field„Word‟. Field„Qty‟ berisi
sejumlah nilai untuk menentukan suatu kata termasuk pada word graph kata benda tertentu. Field ini bermanfaat untuk menentukan pola word graph bagi kata benda yang memiliki imbuhan serta jenis kata dasar yang sama persis. Berikut ini merupakan contoh isi dari tabel
„entry‟ yang ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1 Contoh isi tabel „entry‟ pada database „kamus‟
Entry-Id Word Category Stem Qty
669 Air n air null
670 Berair v air null
671 mengairi v air null
672 perairan n air 1
673 pengairan n air 1
Tabel „polabenda‟ digunakan untuk proses
pengecekan pola pembentukan word graph kata benda. Tabel tersebut berisi enam field, yaitu
„PolaID‟, „Awalan‟, „KategoriKD‟, „Akhiran‟, „Qty‟, dan „Pola‟. Contoh dari tabel „polabenda‟
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Contoh isi tabel „polabenda‟
PolaID Awalan KategoriKD Akhiran Qty Pola
11 pe v null 1 2 12 pem v null 2 3 13 peng v null 3 4 14 peny n null 1 5 15 per n null 2 6 1.2.4 Implementasi Fungsional Praproses
Praproses merupakan tahap awal yang dilakukan sistem KG_EDITOR ketika pengguna memasukkan input. Class dalam KG_EDITOR yang digunakan untuk melakukan tahap praposes adalah class CekInputBenda. Input kata yang dimasukkan diperiksa apakah merupakan kata tunggal dan mengandung selain karakter. Jika input terdiri atas lebih dari satu kata atau kosong atau mengandung selain karakter, sistem akan menampilkan peringatan berupa message dialog kepada pengguna dan input tersebut tidak akan diproses ke tahap selanjutnya. Pesan peringatan yang diberikan sistem pada tahap praproses dapat dilihat pada Lampiran 5. Misalnya, pengguna memasukkan input „pertanian‟, maka pertama kali sistem
akan melakukan pengecekan terhadap input tersebut dengan memeriksa bentuk karakter serta jumlah katanya pada class CekInputBenda. Jika dilihat dari kedua hal tersebut, input „pertanian‟ merupakan input yang valid untuk tahap praproses sehingga input ini lolos dan akan diproses ke tahap selanjutnya, yaitu tahap pengecekan KBBI.
Pengecekan KBBI
Input kata benda yang telah melalui tahap praproses selanjutnya diperiksa apakah terdapat di dalam KBBI atau tidak. Class yang digunakan untuk pengecekan KBBI adalah class CekKBBI. Tabel yang berfungsi sebagai KBBI dalam penelitian ini adalah tabel „entry‟.
Pengecekan dilakukan dengan memeriksa apakah input berada di dalam field „Word‟ atau
tidak. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengecekan KBBI adalah bahwa jenis input harus berupa kata benda. Input yang terdaftar di dalam KBBI kemudian akan diambil datanya
sebanyak satu record. Record tersebut memiliki atribut „EntryID‟, „Word‟, „Category‟, „Stem‟, dan „Qty‟. Jika input tidak terdaftar di dalam KBBI, input tersebut akan langsung masuk ke proses stemming manual.
Contoh input yang diberikan pengguna
adalah „pertanian‟ yang telah lolos tahap
praproses. Input ini kemudian akan dicek keberadaannya pada KBBI yang disesuaikan. Pertama, sistem akan mengecek keberadaan input „pertanian‟ di dalam tabel „entry‟ dengan menggunakan kueri seperti pada Gambar 3.
Gambar 3 Kueri pengecekan KBBI. Berdasarkan kueri tersebut, sistem akan mencari keberadaan input „pertanian‟ di dalam field „Word‟ pada tabel „entry‟ dengan „Category‟ yang digunakan adalah „n‟ (kata benda). Hasil
pencarian menunjukkan bahwa „pertanian‟ terdaftar di dalam tabel „entry‟. Sistem akan mengambil data sebanyak satu record. Hasil dari kueri di atas ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3 Data hasil kueri dengan input
„pertanian‟ untuk pengecekan
KBBI Field Data EntryID 48420 Word pertanian Category n Stem tani Qty 1 Stemming KBBI
Input yang terdaftar di dalam KBBI akan diproses oleh class StemKBBI sementara input yang tidak terdaftar di dalam KBBI akan dilakukan proses stemming manual yang melibatkan beberapa class. Proses stemming KBBI pada penelitian ini berfungsi untuk memotong input kata, mengambil kata dasar dari input tersebut, serta mencari jenis dari kata dasar. Hasil dari pemotongan input kata adalah berupa imbuhan dan kata dasar.
Contoh input yang diberikan pengguna
adalah „pertanian‟ yang telah terdeteksi di
dalam KBBI. Kata „pertanian‟ akan masuk ke dalam proses stemmingKBBI. Kata „pertanian‟
pada proses ini pertama kali akan diambil kata dasar, jenis input kata, dan nilai qty yang
terdapat di dalam KBBI yang disesuaikan (tabel
„entry‟). Proses selanjutnya adalah pengecekan terjadinya peluruhan pada kata dasar. Kata
„pertanian‟ merupakan contoh input kata yang kata dasarnya tidak meluruh sehingga sistem akan langsung memotong kata tersebut untuk mengambil awalan dan akhirannya, yaitu „per‟ dan „an‟. Proses selanjutnya setelah diperoleh awalan dan akhiran adalah pencarian jenis kata dasar dari input. Kata „pertanian‟ memiliki kata dasar „tani‟. Kata „tani‟ akan dicari jenis katanya oleh sistem. Proses pencarian jenis kata dasar dilakukan dengan menggunakan kueri yang dideskripsikan pada Gambar 4.
Gambar 4 Kueri pencarian jenis kata dasar. Parameter input pada kueri tersebut merepresentasikan kata dasar. Berdasarkan kueri tersebut dapat diketahui bahwa untuk mencari jenis kata dasar maka sistem akan
mencari kata „tani‟ di dalam tabel „entry‟ yang
memiliki nilai sama pada field „Word‟ dan „Stem‟, yaitu yang bernilai „tani‟. Sistem
kemudian mengambil jenis kata dasar dari hasil kueri tersebut. Hasil dari proses stemming KBBI dengan contoh input kata „pertanian‟ dapat
dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Hasil dari proses stemming KBBI menggunakan input kata benda
„pertanian‟
Parameter Data
Awalan per
Akhiran an
Kata dasar tani
Jenis kata n
Jenis kata dasar n
Qty 1
Proses stemming KBBI untuk kata benda yang meluruh sedikit berbeda. Perbedaan tersebut terletak pada proses pemotongan imbuhan. Kata yang mengalami peluruhan akan diberi nilai -1 setelah didapatkan data mengenai kata dasar, jenis input kata, dan nilai quality („Qty‟). Sistem memberikan nilai -1 sebagai tanda bahwa kata dasar yang diperoleh dari KBBI yang disesuaikan tidak terdapat di dalam input kata. Kata yang meluruh kemudian akan dipotong imbuhannya.
SELECT * FROM `entry` WHERE `Word` LIKE '"+input+"' and `Stem` LIKE '"+input+"'
SELECT * FROM `entry` WHERE `Word` LIKE '"+input+"' and `Category` LIKE 'n'
Contoh stemming KBBI untuk input kata yang kata dasarnya meluruh terdapat pada kata
„pemotongan‟. Kata ini dideteksi sebagai kata
yang mengalami peluruhan karena kata dasar
„potong‟ tidak berada di dalam kata „pemotongan‟ sehingga diberi nilai -1. Berbeda
dengan kata „pertanian‟, kata dasar „tani‟
merupakan bagian dari kata „pertanian‟
sehingga tidak diberi nilai -1. Proses stemming selanjutnya adalah pemotongan kata dasar
„potong‟ menjadi „otong‟. Kata dasar „potong‟
diperoleh melalui pencarian kata dasar di dalam
tabel „entry‟. Kata „potong‟ kemudian dipotong sebanyak satu huruf dari depan menjadi „otong‟
dan disimpan sementara pada suatu variabel. Pemotongan tersebut dilakukan untuk mendapatkan awalan dan akhiran kata. Peluruhan kata juga berlaku untuk suatu kata yang kata dasarnya diawali oleh huruf k, p, t, dan s. Kata dasar „otong‟ yang merupakan bagian dari kata „pemotongan‟ selanjutnya
dilakukan proses pemotongan untuk mengambil awalan dan akhiran. Proses stemming KBBI untuk kata pemotongan menghasilkan awalan
„pem‟ dan akhiran „an‟. Hasil dari proses
stemming KBBI dengan contoh input kata
„pemotongan‟ dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Hasil dari proses stemming KBBI menggunakan input kata benda
„pertanian‟
Parameter Data
Awalan pem
Akhiran an
Kata dasar potong
Jenis kata n
Jenis kata dasar v
Qty 1
Stemming Manual
Input kata yang tidak terdaftar di dalam KBBI yang disesuaikan akan dilakukan stemming secara manual. Proses ini dilakukan untuk memperoleh imbuhan dan kata dasar.
Stemming manual yang dilakukan oleh modul
word graph kata benda dikhususkan untuk jenis
kata benda saja karena proses ini mengacu pada bentuk-bentuk imbuhan yang terdapat pada pola pembentukan word graph kata benda dalam penelitian Saleh (2009).
Stemming manual diawali oleh proses
pencarian bentuk akhiran yang sesuai. Proses ini dilakukan oleh class Akhiran1. Bentuk akhiran yang terdapat pada proses ini adalah bentuk
akhiran -an. Input yang memiliki akhiran -an akan dipotong. Hasil pemotongan tersebut selanjutnya akan dianggap sebagai sebuah kata dasar. Kata tersebut kemudian akan dicek
keberadaannya di dalam tabel „entry‟ oleh class CekKBBI. Jika kata dasar tersebut terdaftar di
dalam tabel „entry‟, kata tersebut akan dianggap sebagai kata dasar. Namun, jika tidak, sistem akan menduga bahwa kata tersebut mengandung awalan. Nilai null pada akhiran akan diberikan jika input tidak mengandung akhiran -an. Nilai null pada akhiran menandakan bahwa input tidak mengalami pemotongan akhiran sehingga nilai input tidak berubah. Proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.
Contoh kata yang memiliki akhiran -an dan
tidak terdaftar di dalam tabel „entry‟ adalah kata „pendugaan‟. Kata „pendugaan‟ akan dipotong
oleh class Akhiran menjadi kata „penduga‟ dan
berakhiran -an. Kata „penduga‟ selanjutnya
akan dicek keberadaannya di dalam tabel
„entry‟ oleh class CekKBBI. Sistem akan
mengecek apakah kata „penduga‟ merupakan
kata dasar atau bukan. Hasil pengecekan
menunjukkan bahwa kata „penduga‟ tidak
termasuk dalam daftar kata dasar sehingga sistem menduga bahwa kata „penduga‟ memiliki
awalan. Oleh karena itu, kata „penduga‟ akan
masuk ke tahap selanjutnya, yaitu proses pencarian awalan yang sesuai.
11 26 40 41 42 44 45 46
public class Akhiran1 { ....
public Akhiran1(String input) { .... if("an".equals(akh)){ akhiran=akh; kdasar=kd; }else{ akhiran=null; kdasar=input; } .... } }
Gambar 5 Proses pencarian akhiran pada class Akhiran1.
Tahap kedua dari proses stemming manual adalah proses pencarian awalan. Pencarian awalan dilakukan oleh class Awalan dengan terlebih dahulu memotong beberapa huruf terdepan dari suatu input kata. Class Awalan mula-mula akan memotong dua huruf terdepan dari suatu input. Hasil pemotongan tersebut adalah berupa awalan dan kata dasar. Proses selanjutnya adalah pengecekan terhadap kedua hasil pemotongan tersebut. Proses ini akan mengecek apakah awalan dan kata dasar yang dihasilkan dari proses pemotongan kata sesuai
dengan aturan pembentukan awalan pada kata benda. Jika hasil pemotongan tersebut termasuk dalam salah satu aturan, sistem akan mengembalikan kedua nilai hasil pemotongan tersebut sebagai output. Sebaliknya, jika hasil pemotongan tersebut tidak cocok dengan aturan-aturan yang ada, sistem akan melakukan pemotongan terus menerus dengan batas tertentu hingga diperoleh awalan dan kata dasar yang paling sesuai dengan aturan pembentukan awalan. Class Awalan akan mengembalikan nilai null untuk awalan dan kata dasar menjadi tetap seperti sebelum awalan dipotong jika tidak ada satupun aturan yang sesuai dengan hasil pemotongan kata. Aturan pembentukan awalan terdiri atas dua parameter, yaitu awalan dan kata dasar.
Contoh kata yang memiliki awalan adalah
kata „penduga‟ yang merupakan hasil
pemotongan akhiran -an dari kata „pendugaan‟.
Kata tersebut merupakan kata yang memiliki awalan pen- dan huruf pertama dari kata dasar
„duga‟ adalah „d‟. Kedua nilai tersebut termasuk
dalam salah satu aturan pembentukan awalan pada kata benda. Oleh karena itu, class Awalan akan mengembalikan nilai „pen‟ dan „duga‟
sebagai awalan dan kata dasar dari kata
„penduga‟. Gambar 6 menggambarkan contoh
aturan pembentukan awalan pada kata benda. 11 34 64 65 66 68 69 70
11 public class Awalan { ....
34 public Awalan(String input) { .... 64 if(("pen".equals(aw)) && kd1.matches("[cdjtz]+")){ 65 awalan=aw; 66 kdasar=kd; } .... 68 if(("pem".equals(aw) )&& kd1.matches("[bfvp]+")){ 69 awalan=aw; 70 kdasar=kd; } .... }
Gambar 6 Contoh aturan pembentukan awalan pada class Awalan.
Tahap ketiga dari proses stemming manual adalah proses pencarian kata dasar di dalam KBBI yang disesuaikan. Kata yang telah melalui proses penentuan akhiran dan awalan selanjutnya akan masuk ke tahap ini untuk menentukan kata dasar dari kata tersebut. Proses ini dilakukan oleh class Stemm. Kata dasar yang diperoleh dari proses kedua, yaitu proses pencarian awalan, akan dicari keberadaannya di
dalam tabel „entry‟ oleh class CekKBBI. Kata
dasar yang ditemukan di dalam tabel „entry‟
kemudian akan dikembalikan sebagai output kata dasar beserta awalan dan akhiran yang diperoleh dari proses sebelumnya. Kata dasar yang tidak terdapat di dalam tabel „entry‟ akan
dikembalikan nilai input awalnya seperti pada saat sebelum mengalami pemotongan akhiran.
Contoh kata dari proses sebelumnya yaitu
„pendugaan‟. Hasil pemotongan akhiran adalah awalan untuk kata tersebut adalah akhiran -an,
awalan „pen‟, dan kata dasar „duga‟. Kata dasar „duga‟ yang diperoleh dari proses pencarian
awalan selanjutnya akan dicek keberadaannya
di dalam tabel „entry‟. Hasil pencarian menunjukkan bahwa kata „duga‟ terdapat di dalam tabel „entry‟ sehingga sistem menentukan
kata „duga‟ sebagai kata dasar dari kata
„pendugaan‟.
Sebagian kata benda mengalami proses peluruhan. Kata benda yang meluruh masuk ke proses stemming meluruh setelah melalui tahap ketiga, yaitu proses pencarian kata dasar. Proses
stemming meluruh diawali dengan proses
pencarian akhiran, kemudian pencarian awalan, dan proses terakhir adalah pencarian kata dasar.
Proses pencarian akhiran untuk kata benda yang meluruh sama seperti proses pencarian untuk kata benda yang tidak meluruh. Sistem akan mengecek apakah input mengandung akhiran -an atau tidak, kemudian sistem akan mengecek keberadaan kata dasar hasil pemotongan akhiran ke dalam tabel „entry‟.
Contoh kata benda yang meluruh dan tidak
terdapat di dalam tabel „entry‟ adalah „pemecahan‟. Kata „pemecahan‟ pertama kali
akan masuk ke class Akhiran1 untuk dilakukan proses pencarian akhiran yang sesuai. Proses tersebut menunjukkan bahwa kata „pemecahan‟
memiliki akhiran -an sehingga kata tersebut
dipotong menjadi „pemecah‟, lalu sistem akan
menyimpan akhiran -an dari hasil pemotongan
tersebut. Kata „pemecah‟ selanjutnya akan
masuk ke proses pencarian awalan yang sesuai. Proses pencarian awalan untuk kata benda yang meluruh dilakukan oleh class Luluh. Tahap awal pada proses ini adalah pemotongan input kata yang dimulai dari depan. Pertama, class Luluh akan memotong satu huruf dari depan. Huruf hasil pemotongan akan disimpan oleh class Luluh sebagai awalan, sementara sisa huruf hasil pemotongan akan disimpan sebagai kata dasar. Proses kedua adalah pemotongan huruf pertama dan kedua dari kata dasar. Huruf yang telah dipotong kemudian masing-masing disimpan pada sebuah variabel. Huruf kedua disimpan pada variabel kd1 dan huruf ketiga disimpan pada variabel kd2. Proses ketiga
adalah pengecekan terhadap isi variabel kd1 dan kd2, apakah masing-masing variabel tersebut adalah huruf vokal (a, i, u, e, o) atau bukan. Hasil pengecekan huruf vokal terhadap masing-masing variabel tersebut adalah berupa nilai boolean. Variabel yang berisi huruf vokal akan diberi nilai true, sementara variabel yang berisi selain huruf vokal akan diberi nilai false. Proses keempat adalah penentuan awalan dan kata dasar yang paling sesuai berdasarkan aturan pembentukan awalan. Hasil pemotongan yang berupa awalan, kata dasar, serta nilai boolean hasil dari pengecekan nilai variabel kd1 dan kd2 kemudian akan dijadikan sebagai parameter penentu nilai awalan dan akhiran yang akan diambil. Keempat proses tersebut dilakukan sebanyak lima iterasi hingga diperoleh awalan dan kata dasar yang paling sesuai dengan salah satu aturan pembentukan awalan untuk kata yang meluruh. Misalnya, jika nilai aw adalah
„pem‟ dan variabel a bernilai true, nilai aw dianggap sebagai awalan dan nilai kd dianggap sebagai kata dasar dengan ditambahkan huruf
„t‟ pada awal kata. Gambar 7 mengilustrasikan
contoh aturan pembentukan awalan dan kata dasar untuk kata yang meluruh.
11 31 56 57 58 62 63 64
public class Luluh { ....
public void Luluh(){ ....
if(("men".equals(aw)|| "pen".equals(aw)) && a){ awalan=aw;
KDasar = "t"+kd; }
....
else if (("mem".equals(aw) || "pem".equals(aw)) && a){ awalan = aw; KDasar = "p"+kd; } .... }}
Gambar 7 Contoh aturan pembentukan awalan dan kata dasar pada class Luluh.
Kata „pemecah‟ yang telah lolos dari tahap
pencarian akhiran selanjutnya akan masuk ke proses pencarian awalan. Tahap pertama adalah pemotongan huruf pertama dari kata „pemecah‟, yaitu „p‟. Huruf „p‟ kemudian disimpan di
dalam variabel aw sebagai awalan, sementara huruf-huruf sisanya, yaitu „emecah‟ disimpan di
dalam variabel kd sebagai kata dasar. Tahap kedua adalah pemotongan huruf pertama dan
kedua dari kata dasar „emecah‟. Huruf pertama dari kata dasar „emecah‟ adalah „e‟, sementara huruf keduanya adalah „m‟. Kedua huruf ini
masing-masing disimpan didalam variabel kd1 dan kd2. Tahap ketiga adalah pengecekan huruf
vokal terhadap variabel kd1 dan kd2. Dilihat