• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil pengujian PH dan TDS pada variasi jenis karbon aktif

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Hasil pengujian PH dan TDS pada variasi jenis karbon aktif

Air gambut umumnya memiliki karakteristik yang sama yaitu mempunyai PH yang rendah serta memiliki zat organik terlarut terutama dalam bentuk asam humus dan turunannya.

56 Air memiliki warna keruh coklat hampir kemerahan, namun karakterisitk air gambut pada tiap – tiap daerah berbeda. Air gambut yang digunakan pada penelitian ini memiliki data karakteristik sebagai berikut:

Tabel 4.2 Data karakteristik air baku gambut

No Variabel PH TDS ( PPM)

1 Air Gambut 5 400

Sebelum menjernihkan air gambut maka air gambut perlu dilakukan treatment atau perlakuan khusus sebelum air gambut dijernihkan atau dimasukkan kedalam alat penjernih air. Perlakuan yang diberikan pada air gambut adalah mencampur air gambut dengan koagulan berupa aluminium sulfat dan koagulan aid berupa polyaluminium carbonade sebanyak masing – masing 15 mg per liter air gambut. Setelah air gambut dicampur koagulan dan koagulan aid, langkah selanjutnya air gambut diaduk cepat selama kurang lebih 2 menit, dan diberikan pengadukan lambat selama 5 menit, kemudian air gambut tersebut dibiarkan selama kurang lebih 15 menit untuk memberikan waktu pada koagulan dan koagulan aid di dalam air gambut membentuk flok – flok kotoran dan mengendap ke dasar wadah penampung.

Setelah didiamkan selama 15 menit, maka didapat lah air gambut yang sudah membentuk flok – flok keras yang sudah mengendap di dasar wadah penampung, flok – flok ini tidak akan hancur walau diaduk kembali dan sudah bisa disaring menggunakan alat penjernih air, Langkah selanjutnya air gambut yang telah mengalami dan melewati proses koagulasi dan flokulasi diukur PH dan TDS nya. Adapun data dari air yang sudah diberikan koagulan dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini.

57 Tabel 4.3 Air gambut yang sudah mengalami proses koagulasi dan flokulasi

No Variabel PH TDS ( PPM)

1 Air Gambut 4.2 991

Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa air gambut yang sudah diberikan koagulan mengalami penurunan nilai pH dan peningkatan nilai kandungan TDS.

Hal ini disebabkan karena koagulan yang digunakan mempunyai sifat asam yang mampu menurunkan nilai pH dari air serta pembentukan flok – flok kotoran yang tersuspensi membuat naikknya nilai kandungan TDS.

Karbon Aktif Bambu

Data hasil dari pengujian penjernihan air gambut dengan menggunakan karbon aktif berbahan dasar bambu dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini.

Tabel 4.4 Data pengujian penyaringan air gambut dengan menggunakan karbon aktif berbahan dasar bambu

Pengujian

Variabel

PH TDS

1 5.7 117

2 5.8 117

3 5.8 117

Dari tabel 4.3, tabel 4.4 dan tabel 4.5 diatas dapat ditampilkan grafik dari air baku gambut, air gambut setelah mengalami proses koagulasi dan flokulasi dan air gambut yang sudah disaring menggunakan karbon aktif berbahan dasar bambu dalam alat penjernih air dapat dilihat pada gambar 4.4 dibawah ini.

58 Gambar 4.4 Grafik perbandingan pH pada masing – masing jenis air

Pada Grafik 4.4 dapat dilihat bahwa air baku gambut memiliki nilai pH 5 yang menunjukkan bahwa air gambut masih bersifat asam sedangkan air setelah proses koagulasi menunjukkan nilai pH 4.2 yang semakin menurun dibandingkan air baku gambut, dan setelah penyaringan dengan menggunakan karbon aktif berbahan dasar bambu menunjukkan adanya peningkatan nilai pH sampai dengan pH 5.9. Sedangkan untuk grafik TDS pada masing – masing jenis air dapat dilihat pada gambar 4.5 dibawah ini.

Gambar 4.5 Grafik perbandingan TDS pada masing – masing jenis air Pada gambar 4.5 dapat dilihat air baku gambut memiliki kandungan TDS sebesar 400 ppm dan setelah proses koagulasi menunjukkan adanya peningkatan dari nilai TDS pada air sebesar 991 ppm dan setelah disaring menggunakan

Air Baku Gambut Air Setelah Proses Koagulasi

Air Baku Gambut Air Setelah Proses Koagulasi

59 karbon aktif bambu menunjukkan adanya penurunan nilai kandungan TDS sebesar 117 ppm. Sedangkan untuk perbandingan warna dari air gambut sampai sesudah penyaringan menggunakan karbon aktif berbahan dasar bambu dapat dilihat pada gambar 4.6 dibawah ini.

Gambar 4.6 Gambar air hasil filtrasi karbon aktif bambu dan air baku gambut Dari gambar 4.6 dapat dilihat bahwa warna air setelah penyaringan dengan menggunakan karbon aktif bambu sudah tampak lebih bening dibandingkan air baku gambut yang tidak disaring.

Karbon Aktif Batu Bara

Data hasil dari pengujian penjernihan air gambut dengan menggunakan karbon aktif berbahan dasar batu bara dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini.

Tabel 4.5 Data pengujian penyaringan air gambut dengan menggunakan karbon aktif berbahan dasar batu bara.

Pengujian Variabel

PH TDS

1 4 110

2 4 110

3 4.2 107

60 Dari tabel 4.3, tabel 4.4 dan tabel 4.5 diatas dapat ditampilkan grafik dari air baku gambut, air gambut setelah mengalami proses koagulasi dan flokulasi dan air gambut yang sudah disaring menggunakan karbon aktif berbahan dasar bambu pada gambar 4.7 dibawah ini.

Gambar 4.7 Grafik perbandingan pH pada masing – masing jenis air

Dari gambar 4.7 dapat dilihat bahwa air baku gambut memiliki nilai pH 5 yang menunjukkan bahwa air gambut masih bersifat asam sedangkan air setelah proses koagulasi menunjukkan nilai pH 4.2 yang semakin menurun dibandingkan nilai pH air baku gambut, dan setelah penyaringan dengan menggunakan karbon aktif berbahan dasar batu bara menunjukkan adanya nilai pH yang konstan dengan pH air setelah proses koagulasi yaitu dengan nilai pH 4.2. Sedangkan untuk grafik TDS pada masing – masing jenis air dapat dilihat pada gambar 4.8 dibawah ini.

Gambar 4.8 Grafik perbandingan TDS pada masing – masing jenis air

5

Air Baku Gambut Air Setelah Proses Koagulasi

Air Baku Gambut Air Setelah Proses Koagulasi

61 Pada gambar 4.8 dapat dilihat bahwa dapat dilihat air baku gambut memiliki kandungan TDS sebesar 400 ppm dan setelah proses koagulasi menunjukkan adanya peningkatan dari nilai TDS pada air sebesar 991 ppm dan setelah disaring menggunakan karbon aktif berbahan dasar batu bara menunjukkan adanya penurunan nilai kandungan TDS sampai dengan nilai 110 ppm. Sedangkan untuk perbandingan warna dari air gambut sampai sesudah penyaringan menggunakan karbon aktif batu bara dapat dilihat pada gambar 4.9 dibawah ini.

Gambar 4.9 Gambar air hasil filtrasi karbon aktif batu bara dan air gambut Dari gambar 4.9 dapat dilihat bahwa warna air hasil penyaringan dengan karbon aktif batu bara tampak lebih bening dibandingkan dengan air gambut tanpa melewati proes koagulasi dan media filtrasi.

Karbon Aktif Kelapa

Data hasil dari pengujian penjernihan air gambut dengan menggunakan karbon aktif berbahan dasar kelapa dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini.

Tabel 4.6 Data pengujian penyaringan air gambut dengan menggunakan karbon aktif berbahan dasar kelapa.

62

Dari tabel 4.3, tabel 4.4 dan tabel 4.7 diatas maka dapat ditampilkan grafik dari air baku gambut, air gambut setelah mengalami proses koagulasi dan flokulasi dan air gambut yang sudah disaring menggunakan karbon aktif berbahan dasar bambu pada gambar 4.10 dibawah ini.

Gambar 4.10 Grafik perbandingan pH terhadap masing – masing jenis air Dari gambar 4.10 dapat dilihat bahwa air baku gambut memiliki nilai pH 5 yang menunjukkan bahwa air gambut masih bersifat asam sedangkan air setelah proses koagulasi menunjukkan nilai pH 4.2 yang semakin menurun dibandingkan air baku gambut, dan setelah penyaringan dengan menggunakan karbon aktif berbahan dasar tempurung kelapa menunjukkan adanya penurunan nilai pH sampai dengan pH 4.1. Sedangkan untuk grafik TDS pada masing – masing jenis air dapat dilihat pada gambar 4.11 dibawah ini.

5 4.2 4.1

Air Baku Gambut Air Setelah Proses Koagulasi Air Hasil Filtrasi Menggunakan Karbon Aktif

Tempurung Kelapa

Potensial Hidrogen (pH)

Jenis Air

63 Gambar 4.11 Grafik perbandingan TDS terhadap masing – masing jenis air

Pada gambar 4.11 dapat dilihat bahwa dapat dilihat air baku gambut memiliki kandungan TDS sebesar 400 ppm dan setelah proses koagulasi menunjukkan adanya peningkatan dari nilai TDS pada air sebesar 991 ppm dan setelah disaring menggunakan karbon aktif berbahan dasar batu bara menunjukkan adanya penurunan nilai kandungan TDS sampai dengan nilai 134 ppm. Sedangkan untuk perbandingan warna dari air gambut sampai sesudah penyaringan menggunakan karbon aktif batu bara dapat dilihat pada gambar 4.12 dibawah ini.

Gambar 4.12 Gambar air hasil filtrasi karbon aktif tempurung kelapa dan air gambut

Air Baku Gambut Air Setelah Proses Koagulasi

64 Pada gambar 4.12 dapat dilihat bahwa air gambut setelah melewati proses koagulasi dan filtrasi dengan menggunakan karbon aktif berbahan dasar tempurung kelapa berwarna lebih bening dibandingkan dengan air gambut tanpa melewati proses koagulasi dan flltrasi.

4.4 Perbandingan nilai PH dan TDS pada variasi bahan dasar karbon