• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Power Spektrum Frekuensi Domain HRV dengan Physical Activity dan Stres

Bab IV Hasil dan Analisis

4.1 Hasil Power Spektrum Frekuensi Domain HRV dengan Physical Activity dan Stres

Stres psikologis dan aktivitas fisik (physical activity) diyakini memiliki keterkaitan timbal balik. Namun, sebagian besar penelitian yang meneliti hubungan antara konstruksi ini dikhususkan untuk mempelajari latihan dan atau PA sebagai instrumen untuk mengurangi stres mental [12]. Pada penelitian ini, diperoleh hasil power spektrum yang bervariasi nilainya per masing subjek dan masing-masing level stres mental. Beberapa plot hasil estimasi power spektrum HRV frekuensi domain dari rr-interval subjek penelitian pada saat melakukan aktivitas fisik digambarkan pada Gambar 4.1 dan seterusnya.

Pada [20] disebutkan rasio LF/HF secara umum diterima menjadi cerminan dari kesimbangan sympathovagal. Namun, analisis spektral pasien selama melakukan physical activity menunjukkan bahwa HRV tidak menunjukkan rasio LF/HF yang diharapkan, rasio LF/HF konsisten pada saat aktivitas simpatetik selama berolahraga sebagai bentuk dari physical activity dan dorongan parasimpatetik selama pemulihan. Studi analisis spektral awal, data HRV selama physical activity menunjukkan HF menurun selama beraktivitas olahraga. Suatu studi kuantitas power HF dan LF pada unit normalisasi yang memungkinkan apresiasi yang lebih baik pada pecahan distribusi energi HRV. Power HF normalisasi (nHF), umumnya diduga menjadi indikator aktivitas vagal, diharapkan berkurang selama melakukan physical activity. Sebaliknya, nilai power HF normalisasi ini, meningkat secara bertahap selama melakukan physical activity, sedangkan power LF normalisasi (nLF), yang dianggap mencerminkan aktivitas simpatetik, menurun selama melakukan physical activity di kebanyakan studi [20]. Di bawah ini, dijabarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan yaitu hasil power spektrum dan level stres mental saat melakukan physical activity.

54

Hasil plot estimasi power spektrum dengan kondisi level stres 2 dan physical activity berupa aktivitas treadmill adalah sebagai berikut.

Keterangan Gambar 4.1 (a) dan (b) merupakan hasil plot estimasi PSD level stres 2 dengan kecepatan treadmill 2 km/jam. (c) dan (d) merupakan hasil plot estimasi PSD level stres 2 dengan kecepatan treadmill 4 km/jam .

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 4.1 Hasil plot estimasi PSD dengan level stres 2

Tabel 4.1 Hasil frekuensi domain dengan physical activity dan level stres 2.

Level stres Kecepatan VLF LF HF Rasio LF/HF nLF nHF 2 2 km/jam 0.41847 0.76494 0.068618 11.1478 61.0961 5.4805 2 2 km/jam 2.1303 0.53074 0.039455 13.4518 19.6534 1.461 2 4 km/jam 1.3113 0.14914 0.010863 13.7284 10.1365 0.73836 2 4 km/jam 0.28477 0.12871 0.0057151 22.5206 30.7037 1.3634 Dari hasil Tabel 4.1 terlihat adanya peningkatan terhadap rasio LF/HF pada masing-masing physical activity pada kecepatan treadmill yang sama dan pada kondisi peningkatan kecepatan treadmill. Hal ini menunjukkan peningkatan keseimbangan sympathovagal yang konsisten dengan bertambahnya beban physical activity. Power HF normalisasi (nHF) yang menjadi indikator aktivitas vagal, pada hasil ini berkurang selama melakukan physical activity dengan kecepatan treadmill dari 2 km/jam yang menunjukkan nHF berkurang selama melakukan physical activity

55

pada kecepatan 2 km/jam. Namun, nHF mengalami kenaikan pada kecepatan treadmil 4 km/jam. Hal ini tidak menunjukkan nHF berkurang selama melakukan physical activity pada kecepatan 4 km/jam. Power LF normalisasi (nLF) mengalami penurunan dari physical activity dengan kecepatan treadmill 2 km/jam menjadi 4 km/jam namun kemudian kembali meningkat pada 5 menit terakhir subjek beraktivitas treadmill.

Hasil plot estimasi power spektrum dengan kondisi level stres 3 dan physical activity berupa aktivitas treadmill adalah sebagai berikut.

Keterangan Gambar 4.2 (a) dan (b) merupakan hasil plot estimasi PSD level stres 3 dengan kecepatan treadmill 2 km/jam. (c) dan (d) merupakan hasil plot estimasi PSD level stres 3 dengan kecepatan treadmill 4 km/jam.

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 4.2 Hasil plot estimasi PSD dengan level stres 3.

Tabel 4.2 Hasil frekuensi domain dengan physical activity dan level stres 3.

Level stres Kecepatan VLF LF HF Rasio LF/HF nLF nHF 3 2 km/jam 0.63121 0.89569 0.033823 26.4819 57.3895 2.1671 3 2 km/jam 1.0381 0.26319 0.023566 11.168 19.8651 1.7787 3 4 km/jam 0.14457 0.13857 0.015466 8.9597 46.4044 5.1793 3 4 km/jam 1.3088 0.18246 0.019544 9.3358 12.077 1.2936

56

Dari hasil Tabel 4.2 tergambar terjadi penurunan rasio LF/HF pada saat aktivitas simpatetik selama melakukan physical activity kecepatan treadmill 2 km/jam, dan mengalami kenaikan pada kecepatan treadmill 4 km/jam. Hal ini mencerminkan keseimbangan sympathovagal dengan rasio LF/HF yang tidak konsisten pada saat melakukan physical activity. Power HF normalisasi (nHF) yang menjadi indikator aktivitas vagal, pada hasil ini berkurang selama melakukan physical activity pada kecepatan treadmill yang sama. Hal ini menunjukkan nHF berkurang selama melakukan physical activity. Power LF normalisasi (nLF) mengalami penurunan dari physical activity pada kecepatan treadmill yang sama, namun terjadi peningkatan pada perubahan kecepatan treadmill dari 2 km/jam menjadi 4 km/jam. Hal ini mencerminkan aktivitas simpatetik yang menurun selama melakukan physical activity.

Hasil plot estimasi power spektrum dengan kondisi level stres 4 dan physical activity berupa aktivitas treadmill adalah sebagai berikut.

Keterangan Gambar 4.3 (a) dan (b) merupakan hasil plot estimasi PSD level stres 4 dengan kecepatan treadmill 2 km/jam. (c) dan (d) merupakan hasil plot estimasi PSD level stres 4 dengan kecepatan treadmill 4 km/jam.

(a) (b)

(c) (d)

57

Tabel 4.3 Hasil frekuensi domain dengan physical activity dan level stres 4.

Level stres kecepatan VLF LF HF Rasio LF/HF nLF nHF 4 2 km/jam 2.477 0.48555 0.076226 6.3698 15.9785 2.5085 4 2 km/jam 0.87166 0.46693 0.033459 13.9554 34.0318 2.4386 4 4 km/jam 0.89564 0.11296 0.018117 6.2348 11.0016 1.7646 4 4 km/jam 1.0894 0.3564 0.025318 14.0767 24.227 1.7211 Dari hasil Tabel 4.3 di atas terjadi peningkatan terhadap rasio LF/HF dengan physical activity pada kecepatan treadmill yang sama, namun mengalami penurunan pada saat perubahan kecepatan dari 2 km/jam menjadi 4 km/jam. Hal ini mencerminkan keseimbangan sympathovagal dengan rasio LF/HF yang konsisten pada saat melakukan physical activity. Power HF normalisasi (nHF) yang menjadi indikator aktivitas vagal, pada hasil ini terjadi penurunan nHF dengan physical activity pada kecepatan treadmil yang sama. Hal ini menunjukkan nHF berkurang selama melakukan physical activity. Power LF normalisasi (nLF) mengalami kenaikan dari physical activity dengan kecepatan treadmill yang sama, namun terjadi penurunan pada perubahan kecepatan treadmill dari 2 km/jam menjadi 4 km/jam tetapi setelah itu menunjukkan kenaikan kembali pada kecepatan treadmill yang sama yaitu pada 4 km/jam. Hal ini tidak mencerminkan aktivitas simpatetik yang tergambar pada nLF yang menurun selama melakukan physical activity.

Hasil plot estimasi power spektrum dengan kondisi level stres 5 dan physical activity berupa aktivitas treadmill adalah sebagai berikut.

Keterangan Gambar 4.4 (a) dan (b) merupakan hasil plot estimasi PSD level stres 5 dengan kecepatan treadmill 2 km/jam. (c) dan (d) merupakan hasil plot estimasi PSD level stres 5 dengan kecepatan treadmill 4 km/jam.

58

(c) (d)

Gambar 4.4 Hasil plot estimasi PSD dengan level stres 5.

Tabel 4.4 Hasil frekuensi domain dengan physical activity dan level stres 5.

Level stres Kecepatan VLF LF HF Rasio LF/HF nLF nHF 5 2 km/jam 1.2278 0.72411 0.038308 18.9023 36.3828 1.9248 5 2 km/jam 1.0918 0.54027 0.035224 15.3382 32.4044 2.1127 5 4 km/jam 0.86014 0.06787 0.0083077 8.1696 7.2487 0.88728 5 4 km/jam 0.79775 0.093852 0.0073505 12.7681 10.4402 0.81768 Dari hasil Tabel 4.4 di atas terjadi peningkatan terhadap rasio LF/HF dengan physical activity pada kecepatan treadmill yang sama yaitu pada kecepatan treadmill 4 km/jam, namun mengalami penurunan pada saat physcial activity dengan kecepatan treadmill 2 km/jam dan pada perubahan kecepatan dari 2 km/jam menjadi 4 km/jam. Hal ini mencerminkan keseimbangan sympathovagal dengan rasio LF/HF yang tidak konsisten pada saat melakukan physical activity. Power HF normalisasi (nHF) yang menjadi indikator aktivitas vagal, pada hasil ini terjadi penurunan nHF dengan physical activity pada masing-masing kecepatan treadmill yang berbeda, namun mengalami kenaikan pada kecepatan treadmill yang sama dalam waktu yang berbeda (pada kecepatan treadmill 2 km/jam). Hal ini tidak menunjukkan nHF berkurang selama melakukan physical activity dengan kecepatan treadmill 2 km/jam. Power LF normalisasi (nLF) mengalami penurunan pada kecepatan treadmill 2 km/jam. Hal ini menunjukkan aktivitas simpatetik yang tergambar pada nLF yang menurun selama melakukan physical activity. Namun hasil nLF yang menurun tidak tergambar pada physical activity dengan kecepatan 4 km/jam.

59

Hasil plot estimasi power spektrum dengan kondisi level stres 6 dan physical activity berupa aktivitas treadmill adalah sebagai berikut.

Keterangan Gambar 4.5 (a) dan (b) merupakan hasil plot estimasi PSD level stres 6 dengan kecepatan treadmill 2 km/jam. (c) dan (d) merupakan hasil plot estimasi PSD level stres 6 dengan kecepatan treadmill 4 km/jam.

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 4.5 Hasil plot estimasi PSD dengan level stres 6.

Tabel 4.5 Hasil frekuensi domain dengan physical activity dan level stres 6.

Level stres Kecepatan VLF LF HF Rasio LF/HF nLF nHF 6 2 km/jam 1.6841 0.81358 0.098642 8.2478 31.336 3.7993 6 2 km/jam 6.0621 0.47722 0.014792 32.2623 7.2813 0.22569 6 4 km/jam 0.70959 0.11101 0.0084182 13.1869 13.3904 1.0154 6 4 km/jam 0.31253 0.014018 0.0024256 5.7793 4.2612 0.73732 Dari hasil Tabel 4.5 di atas terjadi peningkatan terhadap rasio LF/HF dengan physical activity pada kecepatan treadmill 2 km/jam, namun mengalami penurunan pada saat physcial activity dengan kecepatan treadmill 4 km/jam. Hal ini menunjukkan keseimbangan sympathovagal dengan rasio LF/HF yang tidak konsisten saat melakukan physical activity. Power HF normalisasi (nHF) yang menjadi indikator aktivitas vagal, pada hasil ini terjadi penurunan nHF dengan physical activity pada masing-masing kecepatan treadmill 2 km/jam dan 4 km/jam,

60

namun nHF mengalami kenaikan pada perubahan kecepatan treadmill dari 2 km/jam menjadi 4 km/jam. Hal ini menunjukkan nHF berkurang selama melakukan physical activity. Power LF normalisasi (nLF) mengalami penurunan pada masing-masing kecepatan treadmill 2 km/jam dan 4 km/jam. Hal ini mencerminkan aktivitas simpatetik yang tergambar pada nLF yang menurun selama melakukan physical activity.

Hasil plot estimasi power spektrum dengan kondisi level stres 7 dan physical activity berupa aktivitas treadmill adalah sebagai berikut.

Keterangan Gambar 4.6 (a) dan (b) merupakan hasil plot estimasi PSD level stres 7 dengan kecepatan treadmill 2 km/jam. (c) dan (d) merupakan hasil plot estimasi PSD level stres 7 dengan kecepatan treadmill 4 km/jam.

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 4.6 Hasil plot estimasi PSD dengan level stres 7.

Tabel 4.6 Hasil frekuensi domain dengan physical activity dan level stres 7.

Level stres Kecepatan VLF LF HF Rasio LF/HF nLF nHF 7 2 km/jam 0.44473 0.14682 0.013985 10.4981 24.2462 2.3096 7 2 km/jam 0.37205 0.050091 0.0071051 7.05 11.6695 1.6552 7 4 km/jam 0.30619 0.59106 0.0041306 14.3095 15.9994 1.1181 7 4 km/jam 0.12795 0.061766 0.0047917 12.8904 31.756 2.4635

61

Dari hasil Tabel 4.6 di atas terjadi penurunan LF/HF pada saat melakukan physical activity dengan kecepatan treadmill yang sama (masing-masing kecepatan 2 km/jam dan 4 km/jam). Hal ini mencerminkan keseimbangan treadmill dengan rasio LF/HF yang konsisten pada saat melakukan physical activity. Power HF normalisasi (nHF) yang menjadi indikator aktivitas vagal, pada hasil ini terjadi penurunan nHF dengan physical activity pada kecepatan treadmil 2 km/jam. Hal ini menunjukkan nHF berkurang selama melakukan physical activity. Namun nHF mengalami kenaikan pada kecepatan treadmill dari 4 km/jam. Power nLF pada hasil ini mengalami penurunan pada physical activity treadmill dengan kecepatan 2 km/jam. Hal ini mencerminkan aktivitas simpatetik yang tergambar pada nLF yang menurun selama melakukan physical activity. Namun pada kecepatan treadmill 4 km/jam nLF mengalami kenaikan. Pada kondisi ini, nLF tidak mencerminkan aktivitas simpatetik yang menurun selama melakukan physical activity.

Hasil plot estimasi power spektrum dengan kondisi level stres 8 dan physical activity berupa aktivitas treadmill adalah sebagai berikut.

Keterangan Gambar 4.7 (a) dan (b) merupakan hasil plot estimasi PSD level stres 8 dengan kecepatan treadmill 2 km/jam. (c) dan (d) merupakan hasil plot estimasi PSD level stres 8 dengan kecepatan treadmill 4 km/jam.

(a) (b)

(c) (d)

62

Tabel 4.7 Hasil frekuensi domain dengan physical activity dan level stres 8.

Level stres Kecepatan VLF LF HF Rasio LF/HF nLF nHF 8 2 km/jam 0.13897 0.053868 0.016786 3.2092 25.6978 8.0076 8 2 km/jam 0.22222 0.18339 0.0080717 22.7202 44.3318 1.9512 8 4 km/jam 0.067897 0.031253 0.0030267 10.3256 30.5871 2.9622 8 4 km/jam 0.18082 0.083249 0.0050898 16.3559 30.9296 1.891 Dari hasil Tabel 4.7 di atas terjadi peningkatan terhadap rasio LF/HF pada masing-masing physical activity dengan kecepatan treadmill yang sama. Hal ini mencerminkan keseimbangan sympathovagal dengan rasio LF/HF yang konsisten pada saat melakukan physical activity. Power HF normalisasi (nHF) yang menjadi indikator aktivitas vagal, pada hasil ini terjadi penurunan nHF dengan physical activity pada masing-masing kecepatan treadmill 2 km/jam dan 4 km/jam. Hal ini menunjukkan nHF berkurang selama melakukan physical activity. Power LF normalisasi (nLF) mengalami kenaikan pada masing-masing kecepatan treadmill 2 km/jam dan 4 km/jam. Hal ini tidak mencerminkan aktivitas simpatetik yang tergambar pada nLF yang menurun selama melakukan physical activity.

Dokumen terkait