4.1 Pengertian Air
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk semua makhluk hidup. Oleh karena itu sumber daya air harus tetap dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusi Sa, serta makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan generasi sekarang maupun generasi mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumber daya air harus ditanamkan pada segenap pengguna air. Indonesia telah memiliki peraturan pemerintahNo.20 tahun1990 tentang pengendalian pencemaran Air dan keputusan Menteri Negara Lingkungan hidup No 51 tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi kesehatan Industri. pemerintah juga telah merencanakan program-program penataan lingkungan yang pada dasarnya berkaitan dengan upaya pengelolaan sumber daya air dan sumber daya alam lainnya, dalam rangka pengendalian dampak lingkungan.
4.2 Pemantauan Kualitas Air
Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990, mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan menurut peruntukannya. Nilai kualitas air dari masing-masing golongan. Adapun golongan air menurut peruntukannya adalah sebagai berikut:
Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung, tanpa pengolahan terlebih dahulu.
Golongan B, yaitu yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.
Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.
Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha di perkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air. (Effendi,H.2003)
4.3 Tujuan Pemantauan Kualitas Air
Pemantauan kualitas air suatu perairan memiliki 3 tujuan utama sebagai berikut:
1. Enviromental Surveillance, yakni tujuan untuk mendeteksi dan mengukur pengaruh yang ditimbulkan oleh suatu pencemar terhadap kualitas lingkungan dan mengetahui perbaikan kualitas lingkungan setelah pencemar tersebut dihilangkan.
2. Establishing Water-Quality Criteria, yakni tujuan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara perubahan variabel-variabel biologi perairan dengan parameter fisika dan kimia, untuk mendapatkan baku
mutu kualitas air.
3. Appraisal Of Resourcess, yakni tujuan untuk mengetahui gambaran kualitas air pada suatu tempat secara umum.
Pada hakekatnya,pemantauan kualitas air memiliki tujuan sebagai berikut:
Mengetahui nilai kualitas air dalam bentuk parameter fisika, kimia, dan biologi
Membandingkan nilai kualitas air tersebut dengan baku mutu sesuai dengan peruntukannya, menurut peraturan pemerintah RI No.20 tahun 1990
Menilai kelayakan sumber daya air untuk kepentingan tertentu. (Effendi,H.2003)
Pada PT. Sariguna Primatirta Tbk sudah sesuai dengan teori yang dipelajari menurut literatur yang kami peroleh dimana ada beberapa analisa yang dilakukan yaitu analisa fisika, kimia dan biologi.
Analisa Fisika dan Kimia
Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari sifat suatu zat / materi serta perubahan dan reaksinya. Sedangkan ilmu fisika adalah ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena alam dalam kehidupan. Faktor-faktor kimia fisika sangat berpengaruh terhadap produk, sehingga harus dikendalikan dan di monitor secara teratur.
Beberapa analisa fisika kimia yang kami lakukan di Sariguna Primatirta Tbk, yaitu :
a. pH
pH adalah derajat keasaman suatu bahan yang ditentukan oleh konsentrasi ion H+ dan ion H- yang terdapat pada bahan tersebut. Semakin tinggi konsentrasi ion H+ pada suatu bahan, maka semakin rendah pula nilai pH bahan tersebut dan sebaliknya. Berdasarkan nilai pHnya, maka dapat diketahui apakah bahan bersifat asam atau basa (jika nilai PH rendah bahan bersifat asam dan jika nilai pH tinggi bahan bersifat basa ). Derajat keasaman suatu bahan diukur dengan alat pHmeter.Untuk beberapa sampel seperti air sumber, green sand, buffer, storage tank, dan air produk rutin dilakukan pengontrolan pHnya sesuai dengan frekuensi waktunya. Nilai pH yang baik untuk produk adalah antara 6,5-7,5 (netral).
b. Turbidity
Turbidity atau kekeruhan menunjukan tingkat kejernihan air. Semakin rendah nilai turbiditynya , semakin jernih pula airnya. Tingkat kejernihan suatu bahan dapat diukur dengan alat turbidimeter dengan satuan NTU (Nephelometric Turbidity Unit). Pengontrolan Turbiditydari air sumber, green sand, buffer, storage tank, dan air produk rutin dikontrol setiap jamnya. Standart turbidity air maksimal 0,20 NTU meskipun turbidity normal dari AMDK CLEO selalu dibawah 0,1 NTU. Prosedur: Alat : - Alat Turbidimeter - Kuvet Cara Kerja:
Dihidupkan alat turbidimeter
Dimasukkan sampel kedalam kuvet Dimasukkan kuvet kedalam turbidimeter Dibaca angka yang tertera pada alat c. Conduktivity
Conduktivity adalah daya hantar listrik yang dimiliki oleh suatu bahan atau larutan. Daya hantar listrik didalam air timbul karena adanya ion-ion listrik yang berasal dari garam-garam yang terlarut. Tinggi rendahnya conductivity dalam air dapat di deteksi dengan alat conduktivitymetric dengan satuan micro Mosh/cm. Seperti halnya pH, conduktivitydari air sumber, buffer, storage tank, dan air produk juga selalu rutin dikontrol oleh analis laboratorium fisika kimia PT.
Sariguna Primatirta Tbk, Karena dari conduktivity dapat diketehui apakah benar produk CLEO atau tidak karena adanya perbedaan tempat sumber mata air menyebabkan adanya perbedaan konduktivitas dan perbedaan konduktivitas dapat
menyebabkan perbedaan rasa, karena rasa air itu umumnya berasal dari logam-logam mineral yang berasal dari tanah disekitar mata air tersebut .
Prosedur:
Alat:
- Condutivitymeter - Gelas ukur
Cara Kerja:
Dituangkan 100 ml sampel kedalam gelas ukur
Dicelupkan electrode conductivity-meter kedalam sampel Dicatat angka yang terbaca pada conductivity-meter tersebut Dibilas kembali dengan aquadest
d. Kesadahan ( Hardness)
Kesadahan (hardness) adalah konsentrasi ion-ion logam bervalensi dua, seperti Ca2+ dan Mg2- yang terkandung didalam air. Tingkat kesadahan air produk harus dikendalikan sekecil mungkin karena air sadah dapat mempercepat terjadinya deposit/kerak yang mengganggu, serta dapat mengakibatkan terjadinya pengapuran pada ginjal. Untuk itulah PT. Sariguna Primatirta sangat peduli dengan keamanan produknya yaitu dengan setia mengontrol kadar kesadahan d ari produknya agar konsumen yang sedang menderita penyakit pengapuran ginjal pun aman untuk mengkonsumsi produk CLEO.
Tingkat kesadahan air produk dapat diukur dengan metode komplexometri.
Prosedur: Alat: Erlenmeyer 250 ml Alat titrasi Pipet volume Reagen:
- Indikator Eriochrom Black T - Larutan EDTA 0,01 N
- Larutan penyangga buffer pH 10 Cara Kerja:
Dimasukkan sampel sumber 2 kedalam erlenmeyer sebanyak 100 ml
Ditambahkan Larutan penyangga buffer pH 10 1 ml
Ditambahkan Indikator EBT (Eriochrom Black T)0,01 N 1 sendok Dititrasi dengan Na2EDTA 0,01 N
Diamati perubahan warna yang terjadi yaitu dari merah hati menjadi biru
Dicatat volume titran dan dihitung kesadahan sampel e. Alkalinitas
Alkalinitas menunjukkan sifat air yang mengandung logam-logam Alkali dan alkali tanah (Golongan I & II dalam sistem periodic). Logam-logam dalam
golongan tersebut bersifat sangat reaktif dan merupakan reduktor kuat. Alkalinitas harus dikendalikan karena logam-logam ini mudah meruduksi air dengan menghasilkan gas yang bersifat eksoternal sehingga berbahaya bagi keselamatan kerja ( terutama bagi mesin boiler). Alkalinitas dapat diukur dengan metode Titrimetri dengan indikator BCG atau PP.
Prosedur:
Alat:
- Erlenmeyer 250 ml - Alat Ttitrasi
Reagen:
- Indikator BCG(bromo cresso green) - H2SO4 0,02 N
Cara kerja:
Dimasukkan sampel sumber 2 kedalam erlenmeyer sebanyak 100 ml
Ditambahkan indikator BCG (bromo cresso green) 3 tetes Dititrasi dengan H2SO4 0,02 N
Diamati perubahan yang terjadi, yaitu dari biru menjadi hijau kekuningan
Konsentrasi tinggi klorida memberikan rasa asin pada air dan minuman. Nilai ambang rasa untuk anion klorida bergantung pada kation terkait dan berada dalam kisaran nilai 200-300 mg/liter untuk natrium, kalium dan kalsium klorida. Konsentrasi yang melampaui 250mg/liter semakin memungkinkan terdeteksi melalui rasa yang dihasilkan, tetapi beberapa konsumen mungkin menjadi terbiasa dengan rasa yang dihasilkan olehkadar rendah klorida. Tidak ada nilai acuan brbasis kesehatan yang diajukan untuk klorida dalam air minum.
Prosedur: Alat: - Erlenmeyer 250 ml - Alat Titrasi Reagen: - K2CrO4 5% - AgNO3 0,01 N -Cara kerja:
Dimasukkan sampel sumber 2 kedalam erlenmeyer sebanyak 100 ml Ditambahkan K2CrO4 5% sebanyak 1 ml
Dititrasi dengan AgNO3 0,01 N
Perhitungan:
Volume Titran x Normalitas AgNO3 x BM Cl x 1000
Volume sampel
f. Kalsium
Kalsium adalah logam alkali tanah yang reaktif, mudah dibentuk dan berwarna putih perak, kalsium menguraikan air dengan membentuk kalsium hidroksida dan
hydrogen. Prosedur: Alat: - Erlenmeyer 250 ml - Alat titrasi Reagen: - NaOH 1 N - Indikator murexid - Na2EDTA 0,01 N
Cara kerja:
Dimasukkan sampel kedalam erlenmeyer sebanyak 100 ml Ditambahkan NaOH 1 N 2 ml
Ditambahkan indikator murexid 2 sendok Dititrasi dengan Na2EDTA 0,01 N
Diamati perubahan warna yang terjadi yaitu dari merah muda menjadi warna ungu
Dicatat volume titran yang diperoleh
Perhitungan:
Volume Titran x Normalitas EDTA X BM Ca x 1000
Volume sampel
g. Mangan (Mn)
Mangan merupakan salah satu logam yang kandungannya paling besar di kerak bumi, biasanya ada bersama dengan besi (iron). Zat ini digunakan terutama dalam pembuatan besi dan lapisan baja, sebagai oksidan sebagai untuk proses pembersihan, pemutihan dan desinfeksi, sebagai kalium permanganat, dan sebagai ingredien dalam berbagai produk.
Prosedur:
Alat:
- Alat Spektrofotometer
Reagen:
- Serbuk Ascorbic Acid - Alkaline cyanide
- PAN indikator solution 0,1% Cara kerja:
Dimasukkan Aquadest sebanyak 10 ml kedalam kuvet ditambah serbuk Ascorbic Acid, 12 tetes Alkaline cyanide dan 12 tetes PAN indikator solution 0,1%
sebagai blanko
Dimasukkant sampel sebanyak 10 ml kedalam kuvet Ditambahkan serbuk Ascorbic Acid
Ditambahkan 12 tetes Alkaline cyanide
Ditambahkan 12 tetes PAN indikator solution 0,1% Dihomogenkan selama 2 menit
Dimasukkan kuvet blanko kedalam alat spektrofotometer lalu ditekan zero
Dimasukkan kuvet sampel kedalam alat spektrofotometer Dibaca dan dicatat hasilnya (maksimal 0,005 ppm)
h. Besi total (Fe3+)
Logam Fe merupakan logam essensial yang keberadaanya dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam jumlah berlebih dapat menimbulkan efek racun. Tingginya kandungan logam Fe akan berdampak terhadap kesehatan manusia diantaranya bisa menyebabkan keracunan(muntah) kerusakan usus dll.
Prosedur: Alat: - Kuvet - Alat Spektrofotometer Reagen: - Serbuk iron
phenanthrolin Cara kerja:
Dimasukkan aquadest sebanyak 10 ml kedalam kuvet sebagai blanko
Dimasukkan sampel sebanyak 10 ml kedalam kuvet Ditambahkan serbuk iron phenanthrolin
Dihomogenkan selama 3 menit
Dimasukkan kuvet blanko kedalam alat spektrofotometer ditekan zero
Dimasukkan kuvet sampel kedalam alat spektrofotometer Dibaca dan dicatat hasilnya
i. Perak(Ag)
perak merupakan suatu unsur kimia logam dengan symbol kimia Ag (Argentum) dan memiliki No atom 47. Berwarna putih lembut dan berkilau, Ag ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur dalam industri.
Prosedur: Alat: - Gelas ukur - Erlenmeyer - Kuvet - Alat spektrofotometer
Reagen:
- Silver I, II, III Cara kerja:
• Dimasukkan sampel kemasan 240 ml kedalam gelas ukur sebanyak 50 ml
• Dimasukkan silver I dan silver II kedalam erlenmeyer, aduk hingga merata
• Dicampur sampel kemasan 240 ml kedalam erlenmeyer dan aduk hingga merata lalu dibagi kedalam 2 wadah sebanyak 25 ml Wadah I ditambahkan Silver thiosulfate dan dihomogenkan selama 2 menit lalu dimasukkan kedalam kuvet sebanyak 10 ml sebagai blanko Wadah II dimasukkan kedalam kuvet sebanyak 10 ml sebagai sample
• Dimasukkan blanko kedalam spektrofotometer dan tekan zero • Dimasukkan sampel kedalam spektrofotometer dibaca dan dicatat
hasilnya 4.4 Verifikasi
Verifikasi merupakan pemeriksaan akhir pada rantai persediaan air minum.Verifikasi dapat dilakukan oleh lembaga surveilans atau sudah menjadi bagian dalam program pengendalian mutu pemasok. Untuk verifikasi mikroba,pemeriksaan biasanya dilakukan untuk bakteri indikator fekal dalam air olahan dan air dalam distribusi. Untuk verifikasi keamanan kimia, pemeriksaan terhadap zat kimia terkait dapat dilakukan pada akhir pengolahan, saat distribusi, atau pada titik konsumsi (bergantung pada apakah konsentrasi mungkin berubah saat distribusi).
4.4.1 Verifikasi Mutu Mikroba
Verifikasi mutu mikroba air dalam persediaan harus dikembangkan untuk memastikan peluang terbaik dalam mendeteksi kontaminasi . Dengan demikian, saat pengambilan sampel, harus diperhitungkan variasi mutu air dalam distribusi. Hal ini berarti juga memperhitungkan lokasi dan frekuensi peningkatan kontaminasi potensial. Kontaminasi fekal tidak akan terdistribusi merata dalam keseluruhan sistem distribusi berpipa. Dalam sistem mutu air yang baik, situasi itu akan mempertajam penurunan probabilitas deteksi bakteri indikator fekal dalam sampel yang jumlahnya sedikit tersebut.
Peluang untuk mendeteksi kontaminasi dalam sistem yang sebelumnya dilaporkan negatif untuk bakteri indikator fekal dapat ditingkatkan dengan menggunakan uji ada/tidak ( presencelabsence, P/A) yang lebih sering. Semakin sering pengujian indikator fekal dilakukan, semakin tinggi kemungkinan kontaminasi akan terdeteksi. Jenis dan kemungkinan kontaminasi beragam, bergantung pada musim, air hujan, dan kondisi setempat lainnya. Pengambilan sampel harus dilakukan secara acak, tetapi harus ditingkatkan selama epidemi, banjir atau tanggap darurat.
4.4.2 Verifikasi Mutu Kimia
Permasalahan yang perlu dikaji dalam mengembangkan metode verifikasi kimia mencangkup ketersediaan fasilitas analisis, biaya analisis, kemungkinan rusaknya sampel, stabilitas kontaminan, kemungkinan munculnya kontaminan dalam berbagai pasokan, titik paling sesuai untuk pemantauan dan frekuensi pengambilan sampel. Untuk zat kimia tertentu, lokasi dan frekuensi pengambilan
sampel akan ditentukan oleh sumber pokok dan keragamannya. Zat yang konsetrasinya tidak dapat berubah dalam jangka waktu tertentu memerlukan pengambilan sampel dengan frekuensi yang lebih jarang dibanding zat kimia yang memiliki keragaman konsentrasi sangat besar dalam jangka waktu tertentu.
Dalam banyak kasus pengambilan sampel air sumber sekali dalam setahun, atau bahkan kurang, mungkin memadai, terutama untuk air tanah yang stabil dengan kandungan alami yang perubahannya sangat lambat sepanjang waktu. Lokasipengambilan sampel akan bergantung pada mutu air yang diuji. Pengambilan sampel pada intalasi pengolahan atau pada awal sistem distribusi sudah cukup untuk kandungan yang konsetrasinya tidak berubah selama distribusi. Namun, untuk kandungan yang konsetrasinya dapat berubah selama distribusi, pengambilan sampel harus dilakukan setelah mempertimbangkan karateristik dan sumber zat yang spesifik.Untuk informasi lebih lanjut, lihat dokumen pendukung chemichal safety of drinking-water.(Widyastuti,2011).
4.4.3 Sumber Air
Pengujian air sumber khususnya penting apabila tidak ada pengolahan air. Pengujian juga sangat berguna apabila dilakukan setelah kegagalan proses pengolahan atau sebagai bagian sistem investigasi kejadian luar biasa (KLB) penyakit bawaan air. Frekuensi pengujian akan bergantung pada alasan pengambilan sampel. Frekuensi pengujian dapat saja:
Dilakukan secara rutin ( frekuensi pengujian verifikasi akan bergantung pada beberapa faktor, mencangkup jumlah penduduk yang dipasok, realibilitas mutu air minum/ tingkat pengolahan dan keberadaaan faktor risiko setempat).
Dilakukan secara kadang-kadang (mis., acak atau selama kunjungan ke intalasi pemasok air minum dikelolamasyarakat); dan
Ditingkatkan setelah mutu air sumber memburuk akibat kejadian tidak terduga, kejadian darurat atau tidak terencana yang kemungkinan meningkatkan potensi kontaminasi masuk (mis; setelah banjir, tumpahan limbah).
Sebelum membangun instalasi pasokan air bersih yang baru, serangkaian analiais harus dilakukan, termasuk terhadap parameter yang kemungkinan ada pada saat itu berdasarkan kajian data dari pasokan yang serupa atau dari hasil pengkajian risiko terhadap sumber.(Widyastuti,2011)
4.5 Jaminan Mutu dan Pengendalian Mutu
Prosedur jamina mutu dan pengendalian mutu analitis yang tepat dilakukan terhadap semua aktivitas terkait penyusunan data mutu air minum. Prosedur tersebut akan memastikan bahwa data memang sesuai dengan tujuan – dengan kata lain, bahwa hasilnya memang cukup akurat. Sesuai dengan tujuan, atau cukup akurat, akan ditentukan dalam program pemantauan mutu air yang juga mencangkup pernyataan mengenai keakuratan dan ketepatan data. Karena banyaknya substansi, metode, peralatan dan persyaratan keakuratan yang kemungkinan terlibat dalam pemantauan mutu air, banyak aspek praktis detail dalam pengendalian mutu analitis yang perlu dipertimbangkan.
Desain dan penerapan program jaminan mutu untuk laboratorium analiti s dijelaskan dengan lengkap dalam Water Quality Monitoring(Bartram &Ballance, 1996). Bab terkait disusun berdasarkan standar ISO 17025:2000 persyaratan
umum kemampuan untuk pengujian dan kalibrasi laboratorium, yang memberikan kerangka kerja untuk manajemen mutu dalam laboratorium analitis.
(Widyastuti,2011)
Berikut Tabel Standar Internasional Organization Standardization (ISO) untuk mutu air sebagai acuan dalam pengambilan sampel.
4.5.1 Pengawasan Mutu
Pengawasan mutu merupakan hal yang sangat penting karena berperanan dalam hal penanganan mutu pada proses produksi perdagangan dan distribusi komoditas. Pengawasan mutu juga penting untuk menentukan kualitas air minum yang akan dipasarkan.Secara langsung atau tidak langsung, pencemaran akan berpengaruh terhadap kualitas air. Sesuai dengan dasar pertimbangan penetapan kualitas air minum, usaha pengelolaan terhadap air yang digunakan oleh manusia sebagai air minum berpedoman pada standar kualitas air terutama dalam penilaian terhadap produk air minum yang dihasilkannya, maupun dalam merencanakan sistem dan proses yang akan dilakukan terhadap sumber daya air. (Saiful,2001:4).
Oleh karenanya sebelum air minum ini dipasarkan maka terlebih dahulu dianalisa baik analisa fisik, kimia maupun mikrobiologi di Laboratorium Kimia Fisika dan Laboratorium Mikrobiologi.
Tabel 4.1 Parameter Fisika
No Parameter Standar Satuan
1 Residu terlarut Max. 500 (S) mg/L
2 Alkalinitas - mg/L CaCO3 3 Kesadahan - mg/L CaCO3 4 Kalsium - mg/L Ca 5 Magnesium - mg/L Mg 6 Besi Max. 500 (S) mg/L Fe 7 Mangan Max 0,5 (S) mg/L Mn 8 Nitrit Max 0,005 (S) mg/L NO2 Negative (I)
9 Kalium Max. 3,5 (I) mg/L K
10 Khlorida Max. 250 mg/LCl
Sumber: SQ QA CLEO
Keterangan:
S = Standar SNI
Kandungan mineral dalam AMDK CLEO telah memenuhi syarat seperti yang telah ditetapkan oleh WHO, baik mutu kimia yang harus ada maupun yang dilarang keberadaanya dalam air minum. Pengujian – pengujian pada laboratorium fisika kimia terdapat pada lampiran
4.6 Uji Mutu Mikrobiologi
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk, sifat,kehidupan dan penyebaran mikroba atau jasad renik. Mikroba atau mikroorganisme adalah makhluk hidup yang sangat kecil dan tidak dapat dilihat secara langsung tanpa menggunakan mikroskop.Yang termasuk mikroba antara lain: bakteri, jamur, khamir, protozoa dan virus.
Untuk dapat mengetahui sifat dan bentuknya, mikroba harus ditumbuhkan pada suatu media yang sesuai.
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrient) yang diperlukan untuk mikroba. Bahan/ z at makanan yang diperlukan untuk pembuatan media adalah: air, agar, nutrient seperti protein, karbohidrat,nitrogen, garam mineral dan vitamin.
Ada beberapa media yang tersedia di laboratorium mikrobiologi, diantaranya adalah:
Chromocult coliform Agar adalah sebagai media untuk tempat menumbuhkan bakteri coliform.
Yeast extract glucose(YGC) agar adalah sebagai media tempat pertumbuhan jamur
Cetrimid Agar adalah sebagai media selektif untuk pseudomonas
a. Pengujian TotalBakteri (HPC dan angka lempeng total)
Prinsip pengujian ini adalah menentukan kerapatan bakteri aerob dan fakultatif heterotrof dalam air. Penentuan cara ini merupakan penentuan secara contoh (sampel) diambil secara aseptis kemudian
dikocok sebaik mungkin minimal 3 kali dan dimasukkan ke dalam petridish steril, tuang media (Yeast Extract Agar) yang telah dicairkan
dan didinginkan ±50 oC kedalam petridish tersebut. Petridish diputar agar media dan sample homogen. Setelah itu diinkubasi, dihitung jumlah bakteri yang tumbuh pada masing-masing media.
b. Total Jamur & Khamir
Pengujian dilakukan dalam ruang produksi. Cawan yang telah berisi media agar (Yeast Extract Glucose Chloramphenicol Agar)
diletakkan dalam ruang produksi sepanjang diagonal ruang tersebut kemudian diinkubasi dengan selama 120 jam dalam suhu 25oC (±1OC) diruangan.
c. Pseudomonas Test
Pseudomonas test dilakukan dalam ruang produksi. Cawan yang telah berisi media agar (cetrimate agar) diletakkan dalam ruang produksi sepanjang
36oC dari sini akan diketahui asal mikroba (bakteri)apakah berasal dari udara yang masuk melalui ventilasi atau berasal dari pekerja pabrik.
d. Bakteri Coliform (E. Coli)
Cara pengujiannya yaitu tuang media VRB (Violet Red Bile Agar) kedalam cawan petri steril biarkan sampai padat, sanitasi filter holder dengan alkohol, bakar dengan lampu spiritus dan diamkan sampai dingin (1-2 menit), pasang membran filter holder sebanyak 10 ml dan saring sampai habis, ambilmembran permukaan media secara septic, setelah itu inkubasi pada suhu 36oC selama 2x 24 jam. Setelah masa inkubasi hitung koloni yang berwarna merah tua berukuran 0,5 mm atau lebih pada membran filter yang
Pelaksanaan sanitasi di PT. Sariguna Primatirta sudah sangat baik, dilihat kondisi laboratorium yang digunakan untuk melaksanakan pengujian mikro tersebut sangat baik, juga dilihat dari kontruksi ruang sangat baik seperti dinding dibuat agar kedap air, serta dibersihkan tiap hari sehingga has il pengujian tidak dipengaruhi oleh lingkungan.
4.7 Penanganan Limbah
Sistem pembuangan limbah, selokan air kotor, sampah, dan sanitasi dipelihara supaya dapat bekerja dengan baik dan effisien.
Saluran pembuangan air kotor (air yang berasal dari produksi, LAB, toilet) cukup untuk menampung material dalam jumlah besar. Saluran pembuangan dibuat / dibangun sedemikian rupa untuk menghindari kontaminasi. Saluran dibuat tahan terhadap efek pembersih yang mengandung asam atau caustic (ketajaman) alkali dan saluran pembuangan air dibersihkan secara rutin.
Sampah padat dipindahkan dari area produksi setiap hari (tidak melebihi standar buffer yang ditentukan). Setelah proses pembuangan, tempat sampah dan peralatan lain yang telah menyentuh sampah dibersihkan. Sampah padat sering
dibuang dari area pabrik supaya tidak menimbulkan bau busuk, jamur, pembusukan atau tempat berkumpulnya binatang perusak. Area di mana sampah-sampah padat dipisahkan dan disimpan, dibangun sedemikian rupa sehingga dapat dijaga kebersihannya dan mengantisipasi / meminimize munculnya pest .
Sampah-sampah padat (sampah teknik dan sampah umum) dipisahkan dari sampah cair dan hanya sampah cair yang mengalir melalui saluran pembuangan.
4.7.1 Limbah Cair
Limbah cair yang dihasilkan oleh PT. Sariguna Primatirta Tbk merupakan limbah yang tidak berbahaya dan beracun, yang merupakan air sisa pencucian dan sisa kemasan.
Limbah-Limbah cair yang dihasilkan sebagai berikut yaitu:
Limbah Produksi
a) Limbah produksi yang dihasilkan oleh PT. Tirta Sibayakindo merupakan limbah cair yang berasal dari sisa air yang tumpah dari