di setiap kali kegiatan pembelajaran, dan penilaian kinerja pada materi-materi tertentu. Hasil validasi tersebut digunakan untuk melakukan revisi sebelum uji coba pendahuluan.
Revisi II diperoleh setelah uji coba kelompok kecil dengan melibatkan 2 (dua) guru kelas IV dan 6 siswa kelas IV. Berdasarkan hasil penilaian dari guru kelas IV, ada beberapa isi bahan ajar yang perlu direvisi diantaranya indikator lebih diperjelas, tata bahasa dan ketepatan kunci jawaban. Sedangkan hasil analisis data dari pembagian angket dari 6 siswa kelas IV, materi dalam bahan ajar lebih diperjelas, materi lebih diperbanyak, dan cover dibuat lebih menarik. Semua data yang diperoleh dari uji coba kelompok kecil digunakan sebagai pertimbangan untuk melakukan revisi III.
Suplemen bahan ajar IPA dengan pendekatan saintifik terdiri atas bahan ajar siswa dan bahan ajar pegangan guru. Teknologi penyusunan bahan aja rmenggunakan adobe photoshop CS4 untuk halaman muka dan konten buku. Bagian-bagian bahan ajar terdiri atas halaman depan, kata pengantar, daftar isi, petunjuk penggunaan, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, glosarium, uji kemampuan, daftar pustaka, dan biografi penulis.Temuan-temuan lain pada produk yang telah direvisi adalah halaman muka, kegiatan percobaan siswa, dan materi dalam bahan ajar.
Kegiatan percobaan untuk siswa hanya terdapat pada pertemuan tertentu saja. Setelah revisi, setiap pertemuan diberikan kegiatan percobaan untuk siswa untuk melatih keterampilan sains siswa sebelum mempelajari materi dalam setiap kegiatan pembelajaran. Selain itu, materi bahan ajar disajikan secara tematik dengan mata pelajaran lain dengan mengarahkan semua sub bab pada tema yang dipilih.
Contoh silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) hanya terdapat pada bahan ajar pegangan guru. Guru dapat menggunakan RPP tersebut tetapi juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan proses pembelajarannya. Adapun metode yang digunakan dalam contoh tersebut adalah metode pembelajaran pendekatan saintifik (scientific approach).
Suplemen bahan ajar IPA dengan pendekatan saintifik hasil revisi digunakan dalam pembelajaran. Pembelajaran tersebut melibatkan dua kelas, yaitu kelas IV SDN Brodot II sebagai kelas kontrol dan kelas IV SDN Brodot I sebagai kelas eksperimen. Kelas kontrol menggunakan bahan ajar dari kemendikbud dan kelas eksperimen menggunakan suplemen bahan ajar IPA dengan pendekatan saintifik tema “Indahnya Kebersamaan”. Uji efektivitas bahan ajar dilakukan dengan post test only control group design. Sebelum diberikan perlakuan peneliti memberikan tes kemampuan awal untuk memilih dua kelas yang dijadikan penelitian. Dua kelas tersebut adalah kelas IV SDN Brodot I dan kelas IV SDN Brodot II. Pemilihan tersebut berdasarkan uji normalitas dan homogenitas. Uji efektivitas suplemen bahan ajar dan prestasi belajar siswa dilakukan pada dua kelas tersebut dan dilakukan sebanyak 5 (lima) kali pertemuan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Selama perlakuan, kedua kelas dilihat kemampuan
menggunakan lembar observasi. Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney untuk skala Proses sains siswa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Selanjutnya setelah perlakuan, kedua kelas diberikan tes untuk mengukur prestasi belajar. Soal tes prestasi belajar yang diberikan sebanyak 20 nomor pilihan ganda. Nilai rata-rata prestasi belajar kelas eksperimen adalah 87.3 dan kelas kontrol 81.17. Berdasarkan hasil Uji-t, terdapat perbedaan signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah perlakuan.
Hasil uji efektivitas bahan ajar tersebut memperkuat temuan pada penelitian-penelitian sebelumnya. belajar IPA bukan hanya menitikberatkan pada hasil kognitifnya saja, melainkan dengan belajar IPA siswa akan mampu mengembangkan keterampilan ilmiah serta sikap berdasarkan pada nilai dari dalam diri siswa. Bass, Contant dan Carin (2009: 7), Menurut Sujarwanta (2012) Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintific adalah pembelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung baik menggunakan observasi, eksperimen maupun cara yang lainnya, sehingga realitas yang akan berbicara sebagai informasi atau data yang diperoleh selain valid juga dapat dipertanggungjawabkan.
KESIMPULAN
Pada penjelasan hasil pengamatan, analisis data, dan kajian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa suplemen bahan ajar IPA dengan pendekatan saintifik efektif meningkatkan prestasi belajar siswa di SDN Brodot I Tahun Ajaran 2014/2015. Suplemen bahan ajar IPA dengan pendekatan saintifik yang telah direvisi dapat digunakan dalam pembelajaran di kelas tetapi perlu memperhatikan beberapa hal, maka untuk mengoptimalkan pemanfaatan suplemen bahan ajar IPA dengan pendekatan saintifik maka penulis menyarankan beberapa hal berikut.
Sebelum menggunakan bahan ajar, guru sebaiknya memahami terlebih dahulu suplemen bahan ajar pegangan guru agar pembelajaran di kelas lebih terarah. Suplemen bahan ajar ini disusun berdasarkan karakteristik siswa SDN Brodot I sehingga jika akan menggunakan pada sekolah lain sebaiknya disesuaikan dengan karaktersitik siswa di sekolah tersebut.
Pada bagian akhir bahan ajar pegangan guru disajikan contoh RPP tetapi guru dapat membuat RPP yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Sebelum mengajak siswa untuk melakukan kegiatan sebaiknya guru melakukan terlebih dahulu diluar jam pelajaran agar waktu pembelajaran lebih efektif karena setiap pertemuan diberikan kegiatan siswa. Guru harus membimbing siswa untuk melakukan kegiatan dengan sungguh-sungguh serta memperhatikan alokasi waktu yang telah direncanakan.
Pengembangan bahan ajar ini tidak sampai pada tahap diseminasi tetapi jika ingin dilakukan sampai tahap tersebut maka ada beberapa hal yang perlu dipertimbangan antara lain: Suplemen bahan ajar disusun untuk siswa kelas IV berdasarkan K-13 dan jika akan dilakukan diseminasi pada beberapa sekolah sebaiknya
perlu penyesuaian konteks materi terlebih dahulu. Diseminasi dapat dilakukan pada Kelomok Kegiatan Guru (KKG) untuk menyesuaikan persepsi terhadap suplemen bahan ajar. Diseminasi dapat dilakukan dengan publikasi artikel penelitian pengembangan yang dimuat jurnal imiah pendidikan.
Agar kebermanfaatan bahan ajar ini dapat dirasakan dalam skala yang lebih luas, maka produk bahan ajar ini harus diuji lebih lanjut dalam uji lapangan dalam skala besar. Setelah itu produk dapat dipublikasikaan dan disebarluaskan (disseminate). Saran yang dapat diberikan untuk mengembangkan produk lebih lanjut adalah sebagai berikut. Pengembangan suplemen bahan ajar pada penelitian ini untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Untuk mengembangkan produk lebih lanjut, bahan ajar yang dikembangkan dapat juga digunakan untuk meningkatkan aktivitas siswa, meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
Model pembelajaran yang digunakan pada uji efektivitas bahan ajar adalah pembelajaran inkuiri terbimbing. Untuk mengembangkan produk lebih lanjut, pada tahap uji efektivitas dapat digunakan alternatif model pembelajaran Problem Based learning dan Project Based Learning lainnya tetapi ada beberapa metode yang tidak bisa digunakan seperti pembelajaran langsung dan metode jigsaw karena bahan ajar ini melibatkan siswa secara berkelompok dan kegiatan siswa yang sama dilakukan oleh semua kelompok.
DAFTAR RUJUKAN
Amin, M., Chandra, W., Rinie, M., Sulastri. & Sumartini. 2006. Panduan
Pengembangan Bahan Ajar IPA. Malang: Direktorat Pembinaan SMP.
Anderson, L W. & Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching and
Assessing: a Revision of Bloom’s Taxonomy. New York: Longman Publishing.
Atsnan, 2013. Penerapan Pendekatan Saintific dalam Pembelajaran Matematika SMP
Kelas VII Materi Bilangan (pecahan). ISBN (978-979-16353-9-4).
Badan Penelitian dan Pengembangan. 2008. Pengembangan Model Bahan Ajar Paket A
Tingkatan I. Jakarta: Depdiknas
Bass, J. E., Contant, T. L. & Carin, A. A. 2009. Teaching Science as Inquiry Eleventh
Edition. USA: Pearson
Belawati, D. 2004. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Universitas Terbuka.
BSNP. 2006. Standar Kompetensi dan Keterampilan Dasar Mata Pelajaran IPA
SD/MI. Jakarta: Depdiknas
Carin, A. A. 1993. Teaching Modern Science. New York: Macmillan.
Depdikbud, 2013. Permendikbud no 81 A tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
Erawati, E. A. 2013. Pengembangan Paket Bahan Ajar IPA Kontekstual untuk
Harrel, P. 2010. Teaching an Integrated Science Curriculum: Linking Teacher Knowledge and Teaching Assignments. Issues in Teacher Education Journal. 19(1): 145-165. (Online), (http://www1.chapman.edu) , diakses 4 Desember 2013.
Mulyasa, E. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Bandung: Rajawali Pers.
Siddiq, M. D., Munawaroh, I. & Sugkono. 2009. Pengembangan Bahan Pembelajaran
SD. Jakarta: DEPDIKNAS
Sujarwanta. 2012. Mengkondisikan Pembelajaran IPA dengan Pendekatan Saintifik . Jurnal Nuasa Kependidikan (Vol 16 Nomer 1 Nopember 2012)
Triyono, M. B., Siswanto, B. T., Hariyanto, & Wagiran. 2009. Materi Diklat Training
of Trainer Calon Tenaga Pengajar/Dosen Lingkungan Badiklat Perhubungan.
Magelang: Badan Diklat DEPHUB
Turpin, T. 2004. The Effects of an Integrated, Activity-Based Science Curriculum on
Student Achievement, Science Process Skills, and Science Attitudes. Electronic
Journal of Literacy through Science. 3(3): 1-17. (Online), (http: //ejlts.ucdavis.edu), diakses 12 Desember 2013.
Jurnal Pendidikan Dasar Nusantara │Volume 3│Nomor 1│Juli 2017│