• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1.Kondisi Geografis Kabupaten Tangerang 1.Kondisi Geografis Kabupaten Tangerang

2. Hasil Uji Regresi Metode OLS

Hasil pengolahan data menggunakan regresi linier berganda dengan metode OLS untuk model persamaan Pr=f(Pend, Kes) adalah sebagai berikut:

73 Tabel 4.4

Hasil Olah Data dengan Metode OLS

Dependent Variable: PR Method: Least Squares Date: 11/29/12 Time: 06:14 Sample: 2002Q1 2011Q4 Included observations: 40

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -50.31105 3.606887 -13.94861 0.0000 PEND -0.930291 2.461494 -0.377938 0.7076 KES 3.328716 0.259344 12.83513 0.0000

R-squared 0.907988 Mean dependent var 6.145725 Adjusted R-squared 0.903015 S.D. dependent var 1.060734 S.E. of regression 0.330338 Akaike info criterion 0.694640 Sum squared resid 4.037569 Schwarz criterion 0.821306 Log likelihood -10.89281 F-statistic 182.5616 Durbin-Watson stat 0.402866 Prob(F-statistic) 0.000000

74 3. Hasil Uji Statistik

a. Uji Signifikan Simultan (Uji F-statistik)

Nilai Prob. F-statistik adalah 0.000000. Nilai ini lebih kecil dari

tingkat kesalahan (α=5 persen atau 0,05) yang berarti bahwa variabel independen (pendidikan dan kesehatan) bersama–sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (produktivitas tenaga kerja).

Nilai koefisien konstanta (C) adalah -50.31105 berarti bila semua variabel independen (pendidikan dan kesehatan) naik sebesar satu persen secara rata-rata maka produktivitas tenaga kerja akan mengalami penurunan sebesar 50.31105 persen dengan asumsi Ceteris Paribus.

b. Koefisien Determinasi (R2)

Hasil olah data menunjukkan bahwa R2 yang diperoleh dari hasil estimasi adalah sebesar 0.907988 atau 90,79 %. Artinya, kemampuan variabel independen (Pendidikan dan Kesehatan) dalam mejelaskan variabel dependen (Produktivitas Tenaga Kerja) adalah sebesar 90,79% sedangkan sisanya 0,092012 atau 9,20% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. c. Uji Signifikan Individual (Uji t-Statistik)

1) Pengaruh Pendidikan (Pend) Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja (PR) Nilai Prob. t-statistik Pend adalah 0.7076. Nilai ini lebih besar dari

75 individual tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel produktivitas tenaga kerja..

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel tingkat pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja di Kabupaten Tangerang pada taraf 5 persen. Tidak signifikannya pengaruh tingkat pendidikan di Kabupaten Tangerang disebabkan masih banyaknya tenaga kerja yang hanya menamatkan sekolah pada tingkat pendidikan SD dan SLTP saja. Sedangkan pada tenaga kerja yang berpendidikan tinggi mengalami peningkatan yang fluktutif, namun mereka ini berkerja sementara menunggu terbukanya kesempatan kerja pada daerah lain yang memiliki kesempatan berkembang secara ekonomi lebih tinggi. Dan dilihat dari sisi lain yaitu ketersediaan lapangan pekerjaan oleh pemerintah yang masih kurang, sehingga pendidikan memberikan kontribusi yang berbanding terbalik apabila suatu daerah tidak menyesuaikannya dengan potensi riil dearah itu sendiri.

Fenomena ini bertolak belakang dengan teori yang ada, dimana peningkatan pendidikan merupakan salah satu investasi sumber daya manusia dan diyakini dapat memberikan pengaruh nyata bagi peningkatan produktivitas tenaga kerja secara langsung dan pendapatan

76 masyarakat secara tidak langsung. Akan tetapi, keadaan yang terjadi di Kabupaten Tangerang menjadi berbeda apabila ada kondisi-kondisi lain yang tidak disentuh dengan baik dan membuat pengaruh variabel pendidikan terhadap produktivitas menjadi semu.

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Dionisius Sihombing (2009) yang berjudul “Analisis Pengaruh Faktor

Produktivitas Tenaga Kerja di Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara 1993-2003”. Dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja. Tidak signifikannya pengaruh faktor pendidikan di Kabupaten Dairi disebabkan mayoritas penduduk di daerah ini bekerja pada sektor pertanian sub-sistem yang tidak terlalu membutuhkan pendidikan formal, melainkan pendidikan berbasis daerah. Oleh karena itu indikator pendidikan dilihat dari tingkat pendidikan formal tenaga kerja tidak dapat dijadikan sebagai dasar acuan dalam melakukan analisis pengaruh terhadap peningkatan produktivitas tenaga kerja. Selain itu, penyebab lain yang memungkinkan terjadinya keadaan ini adalah keterbatasan lapangan kerja dalam menyerap tenaga kerja terdidik di daerah ini.

77 2) Pengaruh Kesehatan (Kes) Terhadap Produktivitas tenaga kerja (PR).

Nilai Prob. t-statistik Kes adalah 0.0000, nilai ini lebih kecil dari

tingkat kesalahan α=5 persen (0,05). Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa variabel kesehatan secara signifikan berpengaruh terhadap variabel produktivitas tenaga kerja di Kabupaten Tangerang. Nilai koefisien variabel Kes adalah 3.328716 sehingga dapat diartikan jika kesehatan mengalami kenaikan sebesar satu persen maka produktifitas tenaga kerja akan naik sebesar 3.328716 persen dengan asumsi Ceteris Paribus.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel tingkat kesehatan berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja pada taraf 5 persen. Selain pendidikan, kesehatan juga merupakan syarat penting bagi peningkatan produktivitas karena dengan adanya tenaga kerja yang sehat maka dapat menjamin kualitas tenaga kerja yang lebih produktif. Hal ini memberikan rekomendasi kepada pemerintah kabupaten Tangerang untuk lebih memperhatikan peningkatan IPM sehingga produktivitas tenaga kerja juga akan meningkat. Dengan demikian, perhitungan anggaran pemerintah di sektor kesehatan semestinya lebih ditujukan untuk peningkatan sumber daya manusia secara menyeluruh dan komprehensif.

78 Penelitian ini selaras dengan hasil penelitian Sihombing (2009), yang menyatakan bahwa kesehatan berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja di kabupaten Dairi. Tenaga kerja yang sehat secara fisik tentunya akan lebih produktif dibandingkan tenaga kerja yang tidak sehat. Dengan demikian upaya peningkatan kualitas tenaga kerja perlu diperhatikan karena dapat menjamin tenaga kerja lebih produktif dalam berkerja. Seseorang dikatakan sehat tentunya memiliki daya pikir dan daya kegiatan fisik sehari-hari yang cukup tinggi (Ari Agung, 2002), sehingga ia memiliki produktifitas yang cukup tinggi. 4. Interpretasi Hasil Ekonomi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah ditemukan, yaitu nilai konstanta (C) yang di dapat adalah -50.31105. Hal ini berarti bahwa bila semua variabel independen (pendidikan dan kesehatan) naik sebesar satu persen secara rata-rata maka produktivitas tenaga kerja akan mengalami penurunan sebesar 50.31105 persen, Sedangkan nilai koefisien pada variabel PEND adalah 0.930291 dan nilai koefisien pada variabel KES adalah 3.328716. Sehingga dapat di tulis persamaannya sebagai berikut:

79 Produktivitas merupakan gambaran kemampuan pekerja dalam menghasilkan output. Semakin tinggi output yang dihasilkan oleh seorang pekerja, menunjukkan semakin tinggi tingkat produktivitas pekerja tersebut. Untuk memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas maka dibutuhkan pendidikan, karena pendidikan dianggap mampu menghasilkan tenaga kerja yang bermutu tinggi, mempunyai pola pikir dan cara bertindak yang modern. Selain pendidikan, kesehatan juga punya peran yang penting untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Kesehatan yang lebih baik dapat meningkatkan pengembangan investasi yang dicurahkan untuk pendidikan, karena kesehatan merupakan faktor penting agar seseorang bisa hadir di sekolah dan dalam proses pembelajaran formal seorang anak. Harapan hidup yang lebih panjang dapat meningkatkan pengembalian atas investasi dalam pendidikan, sementara kesehatan yang lebih baik akan menyebabkan rendahnya tingkat depresiasi modal pendidikan. Sumber daya manusia seperti inilah yang diharapkan mampu menggerakkan roda pembangunan ke depan. a. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja

Variabel tingkat pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja di kabupaten Tangerang sebab nilai probability variabel pendidikan (Pend) lebih besar dari α 5% yaitu 0.7076. Hasil

80 penelitian ini bertolak belakang dengan teori yang ada. Namun, penelitian ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Sihombing (2009) yang menyatakan bahwa pendidikan tidak mempengaruhi produktivitas tenaga kerja di kabupaten Dairi.

b. Pengaruh Kesehatan Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja

Variabel kesehatan mempunyai pengaruh signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja di kabupaten Tangerang dengan probability variabel kesehatan (Kes) sebesar 0.0000 lebih kecil dari α 5%. Dimana

setiap penurunan atau peningkatan kesehatan pada periode tersebut akan mempengaruhi besarnya produktivitas tenaga kerja. Semakin buruk kesehatan, maka produktivitas akan semakin rendah. Jika produktivitas rendah, maka pendapatan pun akan berkurang atau menurun. Pada akhirnya masyarakat (tenaga kerja) kurang mengkonsumsi dan kembali pada kesehatan yang buruk.

Kesehatan berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja disebabkan kesehatan berdampak pada seluruh masyarakat (tenaga kerja). Semakin banyak masyarakat yang dihinggapi suatu penyakit berarti akan menghancurkan vitalitas, produktivitas, efisiensi dan bahkan melemahkan inisiatif dan aktivitas sosial tenaga kerja. Selanjutnya dikatakan Komaruddin

81 (1993) bahwa pendapatan perkapita yang rendah dapat mencerminkan suatu daya produksi ekonomi dari masyarakat di daerah yang bersangkutan, dan dalam hal ini kesehatan adalah suatu indeks lain dari gambaran efisiensi ekonomis dan sosial.

82 BAB V

Dokumen terkait