• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

C. Hasil Tambahan Penelitian

X < 52 Rendah - -% 52 ≤ X <78 Sedang 22 22% X ≥ 78 Tinggi 78 78% Total 100 100%

Berdasarkan tabel 17 dapat diketahui bahwa subjek penelitian yang memiliki loyalitas tinggi terhadap merek sebesar 78 % sedangkan 22 % subjek penelitian memiliki loyalitas sedang terhadap merek dan tidak ada subjek penelitian yang memiliki loyalitas rendah terhadap merek. Hal ini berarti sebagian besar subjek penelitian memiliki loyalitas yang tinggi terhadap merek.

C. Hasil Tambahan Penelitian

Selain hasil utama penelitian, ada beberapa hasil tambahan dalam penelitian ini yang diharapkan dapat memperkaya hasil penelitian. Hasil tambahan tersebut antara lain menguji perbedaan loyalitas merek ditinjau dari jenis kelamin dan usia.

a. Jenis Kelamin

Analisa statistik yang digunakan adalah uji independent t-test karena peneliti membandingkan rata-rata dari dua kelompok Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh p < 0,05 (p = 0,688) menunjukkan tidak ada perbedaan loyalitas merek

Yefri Yudianto : Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Sepeda motor Yamaha, 2010.

yang signifikan ditinjau dari jenis kelamin. Artinya bahwa brand community

mempengaruhi loyalitas merek tidak secara berbeda ditinjau dari jenis kelamin. b. Usia

Analisa statistik yang digunakan adalah uji oneway anova karena peneliti membandingkan rata-rata lebih dari dua kelompok. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh p > 0,05 (p = 0,005) menunjukkan ada perbedaan loyalitas merek yang signifikan ditinjau dari usia subjek. Artinya bahwa brand community mempengaruhi loyalitas merek secara berbeda ditinjau dari usia subjek. Rata- rata loyalitas merek subjek dengan rentang usia 40-65 tahun (99.00) lebih tinggi dari rentang usia 11-19 tahun (83.08) dan rentang usia 20-39 tahun (81.73).

D. PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh brand community terhadap loyalitas merek sebesar 21.8%. Artinya brand community memberikan sumbangan efektif sebesar 21.8% dalam meningkatkan loyalitas merek.

Hasil penelitian pada sampel anggota komunitas sepeda motor yamaha di kota Medan menunjukkan bahwa ada pengaruh brand community terhadap loyalitas merek, dimana semakin positif penilaian seorang anggota terhadap brand community

Yefri Yudianto : Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Sepeda motor Yamaha, 2010.

maka semakin tinggi pula loyalitas anggota komunitas terhadap merek, demikian sebaliknya semakin negate penilaian anggota komunitas terhadap brand community

maka semakin rendah pula loyalitasnya terhadap merek. Variable brand community

memberikan pengaruh sebesar 22.8% terhadap terbentuknya loyalitas merek, Artinya

brand community memberikan sumbangan efektif sebesar 22.8% dalam

meningkatkan loyalitas. Hasil penelitian ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Gounaris & Stathakopoulus (2004), dimana pengaruh kuat kelompok referensi dengan mudah dapat mengubah perilaku anggotanya atau calon anggotanya, suatu kelompok akan menjadi referensi utama seseorang dalam membeli suatu produk atau mimilih merek. Kelompok itu bisa berupa kelompok sosial yang berpengaruh secara terhadap sikap dan perilaku seseorang, salah satu contoh dari kelompok sosial itu adalah brand community dimana brand community adalah kelompok sosial yang dipilih secara pribadi berdasarkan pada persamaan komitmen terhadap kelas produk tertentu, merek dan aktivitas konsumsi (Schouten & Mc Alexander, 1995)

McAlexander, Schouten, and Koenig (2002) menyatakan bahwa banyak para produsen suatu produk yang mempelajari, mengorganisasi, dan memfasilitasi suatu

brand community dengan alasan bahwa brand community mampu dalam

memengaruhi persepsi dan tindakan anggotanya. Selain itu, brand community juga dibentuk dalam rangka membangun ikatan sosial antara konsumen suatu produk dan mereknya. Karena brand community mampu memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk melakukan aktifitas- aktifitas bersama yang berkaitan dengan

Yefri Yudianto : Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Sepeda motor Yamaha, 2010.

merek, baik kegiatan rutin maupun sekedar sharing informasi. Artinya brand community mampu membangun keterikatan antara konsumen dengan merek, dan keterikatan antara konsumen dan merek ini akan berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku konsumen. Konsumen yang memiliki keterikatan yang kuat dengan merek cenderung memiliki sikap yang positif dan setia terhadap merek tersebut. Sikap positif konsumen terhadap merek ini akan melahirkan loyalitas merek. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Sumarwan (2005) bahwa loyalitas merek dapat diartikan sebagai sikap positif seseorang konsumen terhadap suatu merek.

Selain faktor social drivers berupa brand community, terdapat faktor lain yang mempengaruhi loyalitas merek. Menurut Gounaris & Stathakopoulus (2004) bahwa loyalitas juga dipegaruhi oleh consumer drives dan brand drivers. Consumer drivers berkaitan dengan kondisi atau dorongan- dorongan yang berasal dari dalam diri seseorang konsumen, seperti usia, pengetahuan, pengalaman dan kepribadian. Sedangkan brand drivers merupakan atribut- atribut pada merek yang juga berperan sebagai komponen karakteristik produk, seperti reputasi merek dan ketersediaan merek pengganti.

Kesimpulan dari uraian diatas bahwa ketika seseorang konsumen bergabung dengan suatu brand community maka banyak aktifitas- aktifitas yang mampu melahirkan keterikatan antara anggota dengan merek atau produk. Keterikatan ini akan membentuk sikap yang positif dan kesetiaan pada merek tertentu. Hal ini sejalan dengan pendapat McGoldrick & Andre (dalam Wood, 2004) yang menyatakan bahwa

Yefri Yudianto : Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Sepeda motor Yamaha, 2010.

loyalitas meliputi perasaan atau afeksi, kesetiaan dan komitmen. Orang yang loyal terhadap merek tertentu memiliki sikap yang positif dan setia terhadap merek tersebut.

Loyalitas merek pada subjek penelitian tergolong ke dalam loyalitas yang tinggi. Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 78 orang (78 %) dari subjek penelitian memiliki loyalitas yang tinggi terhadap merek dan tidak ada subjek penelitian yang memiliki loyalitas merek yang rendah. Hal ini berarti bahwa sebahagian besar subjek penelitian mempunyai sikap yang positif dan kesetiaan terhadap suatu merek. Secara kognitif, subjek penelitian memiliki kepercayaan, persepsi dan stereotype yang baik, dan secara afektif subjek penelitian memiliki kedekatan emosi dengan merek, sedangkan secara konatif subjek penelitian cenderung menggunakan merek dan membeli produk yang sama di masa yang akan datang. Berdasarkan hasil penelitian juga didapatkan bahwa sebanyak 22 orang (22 %) subjek penelitian memiliki loyalitas yang tergolong sedang. Subjek penelitian terbuka secara kognitif, afektif dan konatif terhadap semua informasi yang menyangkut harga, segi keistimewaan merek dan atribut-atribut penting lainnya, serta keterbukaan dalam hal emosi dan pemilihan merek untuk masa yang akan datang.

Hasil yang diperoleh dari kategorisasi brand community menunjukkan sebesar 21 % dari subjek penelitian memiliki persepsi yang netral terhadap komunitasnya sedangkan 79 % dari subjek penelitian memiliki persepsi yang positif terhadap komunitas. Persepsi yang positif menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki

Yefri Yudianto : Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Sepeda motor Yamaha, 2010.

penilaian yang positif terhadap komunitasnya dan menerima nilai- nilai dari komunitas tersebut.

Hasil tambahan dalam penelitian ini ditemukan bahwa ada perbedaan loyalitas anggota komunitas terhadap merek ditinjau dari usia Artinya bahwa brand community

mempengaruhi loyalitas merek secara berbeda ditinjau dari usia subjek. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Wright dan Spark (dalam Wood, 2004) yang menyatakan bahwa semakin bertambah usia seseorang, maka loyalitasnya terhadap merek juga semakin meningkat. Namun, tidak ada perbedaan loyalitas anggota komunitas terhadap merek ditinjau dari jenis kelamin.

BAB V

Dokumen terkait