• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil yang telah dicapai dan Analisis Capaian Kinerja .......... Error! Bookmark not

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1. Hasil yang telah dicapai dan Analisis Capaian Kinerja .......... Error! Bookmark not

3.1.1 Hasil Yang Telah Dicapai Berdasarkan Indikator Kinerja Dalam Perjanjian Kinerja (Perkin)

Secara keseluruhan, capaian fisik perjakin sampai Desember 2016 sudah dapat memenuhi sasaran. Capaian dari masing-masing indikator kinerja dari Perjanjian Kinerja BPPI selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1.

Capaian Perjanjian Kinerja BPPI Tahun 2017

No. Sasaran Strategis (SS) Indikator Kinerja Utama (IKU) Target

Perspektif Pemangku Kepentingan

1. Meningkatnya peran fasilitas fiskal dalam investasi sektor industri

Kontribusi investasi yang memanfaatkan fasilitas fiskal

5,6 Persen 2. Meningkatnya peran fasilitas fiskal

dalam peningkatan ekspor produk industri

Meningkatnya jumlah industri berorientasi ekspor

60 persen

3. Meningkatnya Penguasaan Pangsa Pasar Dalam Negeri

Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan Secara Wajib

5 Persen

4. Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri

Produk industri yang dikuasai teknologinya

5 Persen Tingkat kesiapterapan teknologi (TRL)

yang dikuasai

60 Persen 5. Meningkatnya Industri yang

Menerapkan Industri Hijau

Industri Manufaktur yang memenuhi standar industri hijau

0.5% Penetapan Standar Industri Hijau (SIH) 16%

Perspektif Proses Bisnis Internal

1. Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Industri

Tingkat Kepuasan Pelanggan Skala Indeks

3,5 2. Meningkatnya penerapan reformasi

birokrasi

Tingkat Maturitas Satker di lingkungan BPPI mencapai level 3

80%

Berikut perkembangan capaian dari masing-masing indikator kinerja dari Perjanjian Kinerja BPPI Tahun 2017 :

1. Sasaran Program/Kegiatan I : Meningkatnya peran fasilitas fiskal dalam investasi sektor industri

Cara perhitungan dari indikator ini adalah Angka diambil dari total industri yang mengajukan permohonan fasilitas fiskal (TH & TA) pada tahun 2017 dibagi dengan total investasi sektor industri tahun 2016.

1) Hasil yang telah dicapai

Pada Triwulan I TA. 2017 perkembangan target fisik dari indikator ini 10,00 % dengan realisasi antara 10,00%.

Adapun rencana kegiatan Triwulan I adalah evaluasi data tahun sebelumnya, rapat koordinasi, dan pengumpulan data.

Realisasi dari kegiatan pada Triwulan I TA. 2017 yaitu evaluasi data investasi TA. 2016, rapat-rapat koordinasi dengan direktorat/kementerian terkait, serta mengumpulkan data investasi dan fasilitasi fiskal.

2) Analisis capaian kinerja

Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya telah mencapai target. Pada indikator ini data investasi sektor industri pada tahun 2017 yang menggunakan fasilitas fiskal (tax holiday dan tax allowance), diperkirakan pada tahun 2017 sekitar Rp. 19 Triliun.

3) Kendala

Perlu koordinasi yang lebih intensif dengan industri yang akan diajukan untuk mendapatkan fasilitasi.

Sasaran Program/ Kegiatan

Indikator Kinerja Target

Triwulan I % Fisik Kegiatan Target Antara Realisasi Antara Rencana Realisasi Meningkatnya peran fasilitas fiskal dalam investasi sektor industri Kontribusi investasi yang memanfaatkan fasilitas fiskal

5,6 persen 10 10 Evaluasi data tahun sebelumnya; Rapat Koordinasi; Pengumpulan data Evaluasi data tahun sebelumnya; Rapat Koordinasi; Pengumpulan data

2. Sasaran Program/Kegiatan II: Meningkatnya peran fasilitas fiskal dalam peningkatan ekspor produk industri

Cara perhitungan dari indikator ini adalah Angka diambil dari total industri yang memanfaatkan fasilitas fiskal (pembiayaan ekspor) pada tahun 2017 dibagi dengan industri yang memanfaatkan fasilitas fiskal (pembiayaan ekspor) pada tahun 2016. 1) Hasil yang telah dicapai

Pada Triwulan I TA. 2017 perkembangan target fisik dari indikator ini 5,00 % dengan realisasi antara 5,00%.

Adapun rencana kegiatan Triwulan I adalah evaluasi data tahun sebelumnya, rapat koordinasi, dan pengumpulan data.

Realisasi dari kegiatan pada Triwulan I TA. 2017 yaitu evaluasi data industri yang memanfaatkan fasilitas fiskal (pembiayaan ekspor) pada tahun 2016, rapat-rapat koordinasi dengan direktorat/kementerian terkait, serta mengumpulkan data fasilitasi fiskal.

2) Analisis capaian kinerja

Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya telah mencapai target. Pada indikator data industri tahun 2017 yang menggunakan fasilitas fiskal (pembiayaan ekspor) diperkirakan pada tahun 2017 sebanyak 8 perusahaan industri.

3) Kendala

Tidak ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan ini di triwulan II.

Sasaran

Kegiatan Indikator Kinerja Target

Triwulan I % Fisik Kegiatan Target Antara Realisasi Antara Rencana Realisasi Meningkatnya peran fasilitas fiskal dalam peningkatan ekspor produk industri Meningkatnya jumlah industri berorientasi ekspor 60 persen 5 5 Evaluasi data tahun sebelumnya; Rapat Koordinasi; Pengumpulan data Evaluasi data tahun sebelumnya; Rapat Koordinasi; Pengumpulan data

3. Sasaran Program/Kegiatan III : Meningkatnya Penguasaan Pangsa Pasar Dalam Negeri

Cara perhitungan dari indikator ini adalah persentase penurunan nilai impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC Diberlakukan Secara Wajib pada tahun 2017 dibandingkan dengan tahun 2016.

1) Hasil yang telah dicapai

Pada Triwulan I TA. 2017 perkembangan target fisik dari indikator ini 10,00 % dengan realisasi antara 10,00%.

Adapun rencana kegiatan Triwulan I adalah Finalisasi data TA. 2016, pengumpulan data, dan koordinasi.

Realisasi dari kegiatan pada Triwulan I TA. 2017 yaitu Finalisasi dat a TA. 2016, pengumpulan data, rapat-rapat koordinasi dengan direktorat/kementerian terkait. 2) Analisis capaian kinerja

Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya telah mencapai target.

3) Kendala

Tidak ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan ini di triwulan II.

4. Sasaran Program/Kegiatan IV: Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri

Sasaran Strategis IV terdiri dari 2 (dua) Indikator Kinerja berikut:

Sasaran

Kegiatan Indikator Kinerja Target

Triwulan I % Fisik Kegiatan Target Antara Realisasi Antara Rencana Realisasi Meningkatnya Penguasaan Pangsa Pasar Dalam Negeri Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan Secara Wajib

5 Persen 10 10 Finalisasi dat a TA. 2016 Pengumpulan data Koordinasi Finalisasi dat a TA. 2016 Pengumpulan data Koordinasi Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target Triwulan I % Fisik Kegiatan Target Antara Realis asi Antara Rencana Realisasi Meningkatny a Penguasaan Teknologi Industri Produk industri yang dikuasai teknologinya

5 Persen 10 5 Koordinasi, Pemetaan kemampuan Balai, Diagnosis IKM, menyeleksi litbangyasa 2018 Koordinasi, Pemetaan kemampuan Balai, Diagnosis IKM Tingkat kesiapterapan teknologi (TRL) yang dikuasai 60 Persen

10 10 Review TRL hasil litbang tahun 2016;

Persiapan seminar kemajuan litbangyasa tahun 2017;

Knowledge sharing pengukuran

TRL dan konsep MRL Review TRL hasil litbang tahun 2016; Persiapan seminar kemajuan litbangyasa tahun 2017

a. Produkindustri yang dikuasai teknologinya

Cara perhitungan dari indikator ini adalah semua litbangyasa yang dilaksanakan pada TA. 2017 harus mencapai level nilai TRL 6.

1) Hasil yang telah dicapai

Pada Triwulan I TA. 2017 perkembangan target fisik dari indikator ini 10,00 % dengan realisasi antara 5,00%.

Adapun rencana kegiatan Triwulan I adalah Koordinasi, pemetaan kemampuan Balai, Diagnosis IKM, menyeleksi litbangyasa 2018.

Realisasi dari kegiatan pada TA. 2017 yaitu Koordinasi dengan pemangku K/L lain (BPPT, Ristekdikti) yang terkait dan pihak industri terkait; pemetaan kemampuan Balai Litbang Terkait (BBKK,BBIA,B. Ambon, B4T, BBLM,BBKKP,B.Palembang); identifikasi teknologi melalui Patent Mapping untuk teknologi sediaan farmasi dan kosmetik, logam tanah jarang, rethread

ban pesawat; diagnosis IKM calon penerima Program DAPATI yang difokuskan

ke industri farmasi/sediaan farmasi. 2) Analisis capaian kinerja

Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya tidak mencapai target. Pada indikator ini produk yang akan dikuasai teknologinya adalah produk industri pada produk industri : bahan baku farmasi, karet & produk karet, dan permanen Magnet.

3) Kendala

- Belum lengkapnya Infrastruktur litbang untuk litbang sediaan farmasi, LTJ, dan rethread ban;

- Kemampuan scale-up peneliti yang belum merata.

Rencana kajian dan pemetaan kemampuan sedang dilaksanakan, hasil kajian dan pemetaan akan rampung pada Triwulan IV.

b. Tingkat kesiapterapan teknologi (TRL) yang dikuasai

Cara perhitungan target Level litbang yang dilaksanakan pada tahun 2017 harus mencapai nilai TRL 6.

1) Hasil yang telah dicapai

Pada Triwulan I TA. 2017 perkembangan target fisik dari indikator ini 10,00 % dengan realisasi antara 10,00%.

Adapun rencana kegiatan Triwulan I adalah review TRL hasil litbang tahun 2016; persiapan seminar kemajuan litbangyasa tahun 2017; knowledge sharing pengukuran TRL dan konsep MRL;

2) Analisis capaian kinerja

Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya telah mencapai target. Indikator ini merupakan hasil litbang yang dilaksanakan pada Tahun 2017 harus mencapai nilai TRL 6.

3) Kendala

Pengetahuan peneliti terkait TRL belum merata.

Rencana review TRL litbangyasa 2017 akan dilaksanakan pada triwulan IV pada Semianr Hasil Litbangyasa yang rencana akan dilaksanakn pada bulan Nopember 201

5. Sasaran Program/Kegiatan V : Meningkatnya Industri yang Menerapkan Industri Hijau

Sasaran Strategis V terdiri dari 2 (dua) Indikator Kinerja berikut:

a. Industri Manufaktur Yang Memenuhi Standar Industri Hijau

Cara perhitungan target persen Industri Manufaktur (Keramik, Baja, Semen, Karet, Kaca, Pulp & Paper, Pupuk, Gula Kristal Putih, Penyamakan & pengawetan kulit, Tekstil) yang memperoleh Sertifikat Industri Hijau dibandingkan dengan jumlah total industri besar.

1) Hasil yang telah dicapai Sasaran

Kegiatan Indikator Kinerja Target

Triwulan I % Fisik Kegiatan Target Antara Realisasi Antara Rencana Realisasi Meningkatnya Industri yang Menerapkan Industri Hijau Industri Manufaktur yang memenuhi standar industri hijau 0.5% 5 5 Mempersiapk an bahan kegiatan sertifikasi Mempersiapkan bahan-bahan pelaksanaan Kegiatan Sertifikasi Industri Hijau Penetapan Standar Industri Hijau (SIH) 16% 5 2 Evaluasi RASIH Telah dilakukan evaluasi terhadap RASIH yang telah mencapai konsensus pada tahun 2016

Pada Triwulan I TA. 2017 perkembangan target fisik dari indikator ini 5,00 % dengan realisasi antara 5,00%.

Adapun rencana kegiatan Triwulan I adalah mempersiapkan bahan kegiatan sertifikasi.

Realisasi dari kegiatan tersebut yaitu mempersiapkan bahan-bahan pelaksanaan Kegiatan Sertifikasi Industri Hijau berupa SK Payung kegiatan, SK penunjukan lembaga, SK Auditor Industri Hijau, koordinasi dengan Balai Besar Kemasan tentang uraian pelaksanaan sertifikasi Industri hijau.

2) Analisis capaian kinerja

Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya telah mencapai target. Indikator ini merupakan Industri Manufaktur (Keramik, Baja, Semen, Karet, Kaca, Pulp & Paper, Pupuk, Gula Kristal Putih, Penyamakan & pengawetan kulit, Tekstil) yang memenuhi standar industri hijau. Pada Triwulan I kegiatan baru diawali penyusunan administrasi kegiatan Sertifikasi Industri Hijau

3) Kendala

Adanya revisi tentang PNBP, sehingga biaya personil dalam rangka sertifikasi stage 1 & 2 harus direvisi.

Rencana pada Triwulan selanjutnya adalah diharapkan Permen Tata Cara Sertifikasi Industri Hijau & Lembaga Sertifikasi Industri Hijau telah selesai disusun.

b. Penetapan Standar Industri Hijau (SIH)

Cara perhitungan target persen Standar Industri Hijau (SIH) yang telah ditetapkan pada tahun 2017 dibandingkan dengan total SIH yang telah ditetapkan hingga tahun 2016.

1) Hasil yang telah dicapai

Pada Triwulan I TA. 2017 perkembangan target fisik dari indikator ini 5,00 % dengan realisasi antara 2,00%.

Telah dilakukan evaluasi terhadap Rancangan Standar Industri Hijau(RASIH) yang telah mencapai konsensus pada tahun 2016 dan menjadi bahan pertimbangan untuk pengembangan SIH di tahun 2017.

Selain itu, juga dikumpulkan bahan benchmark dan best practice dari target industri yang akan disusun SIH-nya tahun ini yaitu: otomotif, elektro 2) Analisis capaian kinerja

Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya tidak mencapai target. Indikator ini merupakan Perumusan Standar Industri Hijau (SIH) untuk industri makanan dan minuman, industri otomotif dan industri batik.Pada Triwulan I kegiatan baru diawali penyusunan administrasi kegiatan Sertifikasi Industri Hijau

3) Kendala

Adanya revisi tentang PNBP, sehingga biaya personil dalam rangka sertifikasi stage 1 & 2 harus direvisi.

Rencana pada Triwulan selanjutnya adalah diharapkan Permen Tata Cara Sertifikasi Industri Hijau & Lembaga Sertifikasi Industri Hijau telah selesai disusun.

6. Sasaran Program/Kegiatan VI : Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Industri

Dengan indikator Tingkat Kepuasan Pelanggan, cara perhitungan target adalah rata-rata indeks kepuasan pelanggan pada Balai Besar, Baristand Industri dan Balai Sertifikasi Industri.

1) Hasil yang telah dicapai

Pada Triwulan I TA . 2017 perkembangan realisasi fisiknya sebesar 15 % . Realisasi tidak mencapai target meliputi kegiatan penyusunan kuesioner, penetapan jumlah responden dan penyebaran kuesioner.

2) Analisis capaian kinerja

Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya tidak mencapai target. Indikator ini merupakan indeks kepuasan pelanggan pada Balai

Sasaran

Kegiatan Indikator Kinerja Target

Triwulan I % Fisik Kegiatan Target Antara Realisasi Antara Rencana Realisasi Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Industri Tingkat Kepuasan Pelanggan Skala Indeks 3,5 15 10 Menyusun kuesioner; menyebarkan kuesioner Menyusun kuesioner; menyebarkan kuesioner

Besar, Baristand Industri dan Balai Sertifikasi Industri. Indikator ini tidak mencapai perkembangan target fisiknya karena terdapat kuesioner yang belum dikembalikan konsumen.

3) Kendala

Diharapkan pada Triwulan selanjutnya semakin banyak lagi kuesioner yang diedarkan dan yang kembali juga semakin banyak untuk kemudian dilakukan perhitungan, dengan minimal indeks kepuasan pelanggan yang dicapai pada triwulan II tetap atau meningkat .

7. Sasaran Program/Kegiatan VII : Meningkatnya Penerapan Reformasi Birokrasi

Dengan indikator Tingkat Maturitas Satker di lingkungan BPPI mencapai level 3, cara perhitungan target merupakan rata-rata satker yang telah mencapai level maturitas 3 dibandingkan dengan total seluruh satker.

1) Hasil yang telah dicapai

Pada Triwulan I TA. 2017 perkembangan realisasi fisiknya sebesar 15 % telah mencapai target . Realisasi mencapai target meliputi kegiatan koordinasi dengan Satgas SPIP dan Persiapan menyusun LKK.

2) Analisis capaian kinerja

Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya telah mencapai target. Indikator ini merupakan Tingkat Maturitas menunjukkan tingkat kematangan penyelenggaraan SPIP yang berstruktur dan berkelanjutan, untuk Triwulan I perhitungan maturitas belum dilakukan.

3) Kendala

Terdapat perubahan matriks LKK yang harus disosialisasikan pada Satker di lingkungan BPPI sehingga penyusunan LKK lebih memakan waktu dibanding tahun sebelumnnya.

Sasaran

Kegiatan Indikator Kinerja Target

Triwulan I % Fisik Kegiatan Target Antara Realisasi Antara Rencana Realisasi Meningkatnya penerapan reformasi birokrasi Tingkat Maturitas Satker di lingkungan BPPI mencapai level 3 80% 15 15 Koordinasi dengan Satgas SPIP; Persiapan menyusun LKK Koordinasi dengan Satgas SPIP; Persiapan menyusun LKK

3.1.2 Hasil Yang Telah Dicapai dan Analisis Capaian Kinerja

Berdasarkan Indikator pada Kinerja Output Kegiatan

Capaian berdasarkan output kegiatan menggunakan data realisasi pada aplikasi internal Kementerian Perindustrian untuk laporan PP 39, namun terdapat perbedaan antara realisasi pada aplikasi internal PP 39 dengan realisasi pada aplikasi internal e-monev APBN. Hal ini disebabkan oleh penanggungjawab (admin) keuangan yang belum menginput dokumen SP2D. Sebagaimana diketahui bahwa realisasi pada aplikasi PP 39 berdasarkan SP2D yang telah diterbitkan dan diinput sedangkan realisasi pada aplikasi e-monev APBN berdasarkan semua pengeluaran yang telah diproses.

1. Kegiatan I : Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri

Kegiatan Pagu (Rp 000) Triwulan I Keuangan Fisik S (%) R ( %) S (%) R ( %)

Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri

5.575.128 3,57 9,51 14,05 9,21

Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri terdiri dari output:

1) Rekomendasi kebijakan teknis dalam meningkatkan iklim usaha industri

Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 2.265.400.000,-. Realisasi keuangan Triwulan I sebesar 15,15% dan realisasi fisik sebesar 5,06%.

2) Diseminasi kebijakan industri

Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 635.000.000,-. Realisasi keuangan sebesar 2,58%, dan realisasi fisik sebesar 3,28%.

3) Penelitian dan pengembangan harmonisasi kebijakan industri

Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 635.600.000,-. Realisasi keuangan sebesar 4,36%, dan realisasi fisik sebesar 0%.

4) Fasilitasi peningkatan iklim usaha industri

Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 954.200.000,-. Realisasi keuangan sebesar 8%, dan realisasi fisik sebesar 11,46%.

5) Pembinaan dan Fasilitasi Iklim usaha industri

Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 459.158.000,-. Realisasi keuangan sebesar 6,85% , dan realisasi fisik sebesar 26,63%.

6) Layanan Internal (Overhead)

Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 45.000.000,-. Realisasi keuangan sebesar 0% , dan realisasi fisik sebesar 28%.

7) Layanan Perkantoran

Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 361.570.000,-. Realisasi keuangan sebesar 9,75% , dan realisasi fisik sebesar 37%.

8) Output Cadangan

Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 219.200.000,-. Realisasi keuangan sebesar 0% , dan realisasi fisik sebesar 0%.

Berikut adalah hasil dan analisis capaian kinerja serta kendala pada pelaksanaan Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri:

a) Hasil yang dicapai

Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri pada Triwulan I untuk realisasi keuangan mencapai sasaran. Namun untuk realisasi fisik tidak mencapai sasaran. Realisasi fisik dari kegiatan ini adalah FGD perpajakan; FGD rekomendasi kebijakan tarif, pengumpulan data peraturan (Menperin dan Menkeu) untuk FGD konsultasi public; Penyusunan skema makro sistem help desk hambatan regulasi industri; Perancangan diagram konteks dan diagram flow (arus aktivitas) dalam Sistem Help Desk Hambatan Regulasi Industri; Penyusunan pola permasalahan hambatan pertumbuhan industri di sektor industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika, sektor industri kimia, tekstil dan aneka serta sektor industri agro.

b) Analisis capaian kinerja

Realisasi fisik tidak mencapai sasaran yang direncanakan karena terdapat output yang capaian fisiknya jauh di bawah sasaran yang ditetapkan seperti output rekomendasi kebijakan teknis dalam meningkatkan iklim usaha industri dan output layanan internal (overhead).

c) Kendala

Kendala realisasi tidak dapat mencapai sasaran pada Triwulan I karena beberapa pertanggungjawaban masih dalam proses penyelesaian administrasi.

Diharapkan pada Triwulan selanjutnya adalah pelaksanaan kegiatan sesuai jadwal dan penyelesaian pertanggugjawaban tidak tertunda.

2. Kegiatan II : Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri Kegiatan Pagu (Rp 000) Triwulan I Keuangan Fisik S (%) R ( %) S (%) R ( %)

Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri

7.814.345 16,22 7,93 23,18 18,81

Kegiatan Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri terdiri dari output: 1) Standar Industri yang disusun

Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 1.562.135.000,-. Realisasi keuangan Triwulan I sebesar 7,02% dan realisasi fisik sebesar 20,02%.

2) Pengawasan Standardisasi Industri

Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 811.587.000,-. Realisasi keuangan sebesar 8,83%, dan realisasi fisik sebesar 10%.

3) Regulasi Standardisasi Industri

Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 1.318.648.000,-. Realisasi keuangan sebesar 8,12%, dan realisasi fisik sebesar 22,58%.

4) Kerjasama Standardisasi Industri

Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 1.003.273.000,-. Realisasi keuangan sebesar 14,42%, dan realisasi fisik sebesar 19,02%.

5) Kajian terkait Standardisasi Industri

Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 672.673.000,-. Realisasi keuangan sebesar 6,66% , dan realisasi fisik sebesar 35,26%.

6) Pembinaan Standardisasi Industri

Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 974.100.000,-. Realisasi keuangan sebesar 0% , dan realisasi fisik sebesar 10%.

7) Layanan Internal (Overhead)

Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 1.034.189.000,-. Realisasi keuangan sebesar 9,11% , dan realisasi fisik sebesar 21,21%.

8) Layanan Perkantoran

Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 332.190.000,-. Realisasi keuangan sebesar 14,42% , dan realisasi fisik sebesar 10,05%.

9) Output Cadangan

Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 105.550.000,-. Realisasi keuangan sebesar 0% , dan realisasi fisik sebesar 0%.

Berikut adalah hasil dan analisis capaian kinerja serta kendala pada pelaksanaan Kegiatan Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri:

a) Hasil yang dicapai

Kegiatan Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri pada Triwulan I untuk realisasi keuangan maupun fisik tidak mencapai sasaran. Realisasi fisik dari kegiatan ini adalah Persiapan konsinyering perencanaan perumusan SNI; Koordinasi dengan Komite Teknis/Subkomite Teknis 1; Rapat Teknis/Rapat Konsensus; Penyusunan aspek-aspek pelaksanaan dan pemetaan pengawasan LPK tahun 2017 dilaksanakan berdasarkan rekapitulasi hasil pengawasan LPK tahun 2016 dan pengembangan-pengembangan yang perlu dilakukan berdasarkan kebutuhan; Persiapan Wasmatlitrik disusun berdasarkan pelaksanaan Wasmatlitrik 2016 dan dapat berdasarkan pengembangan dari pelaksanaan wasmatlitrik tahun 2016; Identifikasi rencana pemberlakuan SNI secara wajib dari Direktorat Pembina Industri; Survey pengumpulan data terkait lingkup akreditasi dan kemampuan pengujian pada LSPro dan Laboratorium Uji; Rapat FGD Verifikasi LPK Produk Katub, BJ. TKD, Kawat baja Pratekan, PC Wire dan PC Bar; Rapat Panel Penggunaan Form Baru Verifikasi Lab Uji; Pembahasan mekanisme verifikasi dan FGD panel LPK; Verifikasi Kemampuan (Produk Gula Rafinasi) Lab PT. Ankea Coffee, SGS, Sucofindo Cibitung, Sucofindo Surabaya, BPMB, Intertek, Qualis, BBIA, Evaluasi LPK Gularafinasi (PT. Ankea Coffee, SGS, Sucofindo Cibitung, Sucofindo Surabaya, BPMB, Intertek, Qualis, BBIA); Menyiapkan bahan masukan pada sidang IA-CEPA, TC 8 dan RBPWG pada sidang Asean serta bahan masukan lainnya terkait kerjasama standardisasi; Identifikasi/penelaahan SNI yang akan dikaji telah ditentukan yaitu SNI Kaca insulasi untuk bangunan dan gedung dan produsen dalam negeri juga telah teridentifikasi.

b) Analisis capaian kinerja

Realisasi fisik maupun keuangan tidak mencapai sasaran yang direncanakan karena terdapat output yang capaian fisiknya jauh di bawah sasaran yang

ditetapkan seperti output Pengawasan Standardisasi Industri, output pembinaan standardisasi industri dan output layanan perkantoran. Selain itu hampir seluruh output pada kegiatan Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri realisasi keuangannya tidak dapat mencapai target yang telah ditetapkan untuk triwulan I TA. 2017.

c) Kendala

Kendala realisasi tidak dapat mencapai sasaran pada Triwulan I disebabkan adanya sebagian akun yang direvisi dari belanja jasa lainnya menjadi belanja jasa profesi dan adanya revisi pemotongan anggaran. Revisi internal dan pemotongan anggaran ini dilakukan terhadap hampir seluruh output pada kegiatan Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri sehingga menghambat pelaksanaan kegiatan yang telah dijadwalkan.

Diharapkan pada triwulan selanjutnya koordinator kegiatan segera mereviu perencanaan pelaksanaan kegiatan agar lebih jelas dan terukur, serta melakukan penjadwalan ulang kegiatan yang akan dilaksanakan untuk Triwulan II.

3. Kegiatan IIII : Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Kegiatan Pagu (Rp 000) Triwulan I Keuangan Fisik S (%) R ( %) S (%) R ( %)

Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup

6.069.391 9,48 9,04 12,36 3,56

Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup terdiri dari output:

1) Kebijakan Penurunan Emisi GRK

Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 2.333.558.000,-. Realisasi keuangan Triwulan I sebesar 10,72% dan realisasi fisik sebesar 5,40%.

2) Infrastruktur Industri Hijau

Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 2.655.781.000,-. Realisasi keuangan sebesar 4,72%, dan realisasi fisik sebesar 3,39%.

Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 439.122.000,-. Realisasi keuangan sebesar 20,19%, dan realisasi fisik sebesar 0%.

4) Layanan Perkantoran

Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 428.930.000,-. Realisasi keuangan sebesar 19,73% , dan realisasi fisik sebesar 0%.

5) Output Cadangan

Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 212.000.000,-. Realisasi keuangan sebesar 0% , dan realisasi fisik sebesar 0%.

Berikut adalah hasil dan analisis capaian kinerja serta kendala pada pelaksanaan Kegiatan Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri:

a) Hasil yang dicapai

Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup pada Triwulan I untuk realisasi keuangan maupun fisik tidak mencapai sasaran. Realisasi fisik dari kegiatan ini adalah survey ke industri dalam rangka penerapan sistem implementasi konservasi energi dan diversifikasi energi sektor industri; Melaksanakan rapat teknis dengan Pusdatin untuk menyampaikan

Dokumen terkait