• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL UJI HIPOTESIS DAN REGRESI

Dalam dokumen ANALISIS PENGARUH LEVERAGE (Halaman 49-57)

TABEL IV. 12

HASIL UJI HIPOTESIS DAN REGRESI

Variabel B t Sig.

(Constant) -1,586 -1,281 0,202

LNDER 1,041 2,319 0,022

LNPER 1,474 1,940 0,054

LNPBV -0,673 -0,878 0,381

LNROA 1,643 2,113 0,036

Adj. R2 = 0,054 F Hitung = 3,219 p-value = 0,014

sumber: Hasil pengolahan data (lampiran)

Berdasarkan hasil uji hepotesis dan regresi pada tabel IV.12 diatas maka model regresi sebagai berikut:

Y = -1,586 + 1,041x + 1,4741 x - 0,6732 x3 + 1,643x 4 t = -1,281 2,319 1,940 - 0,878 2,113

Keterangan : Y = LNRETURN x = LNDER 1

x = LNPER 2 x3 = LNPBV x = LNROA 4

Dari persamaan model regresi diatas, pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham

Nilai koefisien regresi Debt to Equity Ratio (DER) diperoleh sebesar positif 1,041 hal ini berarti apabila Debt to Equity Ratio (DER) naik positif sebesar 1 satuan, dengan asumsi variabel lain nilainya tetap, maka akan diikuti kenaikan return saham sebesar 1,041 satuan.

Nilai signifikansi Debt to Equity Ratio (DER) yaitu sebesar 0,022 lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham. Dalam hal ini hutang yang tinggi akan menurunkan pajak dan meningkatkan laba bersih perusahaan.

Hutang yang tinggi juga meningkatkan pengawasan para kreditur terhadap kinerja perusahaan sehingga kinerja perusahaan menjadi lebih baik. Hal ini akan membuat investor tertarik untuk membeli saham dan harga saham akan naik. Harga saham naik akan menaikkan return saham.

Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bhandari (1988) dan Faelosofa (2007) yang menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap return saham.

2. Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap return saham

Nilai koefisien regresi Return On Asset (ROA) diperoleh sebesar 1,643 hal ini berarti apabila Return On Asset (ROA) naik positif sebesar 1 satuan, dengan asumsi variabel lain nilainya tetap, maka akan diikuti kenaikan return saham sebesar 1,643 satuan. Nilai signifikansi Return On Asset (ROA) yaitu sebesar 0,442 lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Return On Asset (ROA) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham. ROA yang positif menunjukkan bahwa dari

total aktiva yang digunakan perusahaan untuk beroperasi mampu memberikan laba bagi perusahaan tersebut. Emiten akan berusaha meningkatkan keuntungannya karena mereka menyadari betapa pentingnya keuntungan bagi masa depan perusahaan. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih perusahaan. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang semakin tinggi atau profitabilitas yang meningkat akan mempengaruhi harga saham. Jika terjadi kenaikan harga saham maka return saham juga akan mengalami peningkatan.

Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kristyaningsih (2008) dan Valentino (2005) yang menyatakan bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap return saham.

3. Pengaruh Price to Book Value (PBV) terhadap return saham

Nilai signifikansi Price Book Value (PBV) yaitu sebesar 0,381 lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Price to Book Value (PBV) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini disebabkan PBV tidak lagi digunakan investor sebagai gambaran ekspektasi terhadap prospek perusahaan di masa yang akan datang. Sehingga PBV tidak dipercaya lagi oleh investor dalam menilai return saham.

Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Valentino (2005) yang menyatakan bahwa Price to

Book Value (PBV) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

4. Pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap return saham

Nilai signifikansi Price Earning Ratio (PER) yaitu sebesar 0,054 lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Price Earning Ratio (PER) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini dikarenakan PER lebih banyak berhubungan dengan faktor lain di luar return saham seperti tindakan profit taking (ambil untung) yang dilakukan investor ketika harga saham mengalami kenaikan atau penurunan, karena ketidakpastian kondisi ekonomi, politik serta karena sentimen dari pasar bursa itu sendiri. Investor cenderung untuk melakukan investasi jangka pendek, sehingga hanya memperhatikan kondisi yang terjadi di pasar modal dan kurang memperhatikan kinerja perusahaan.

Sehingga Price Earning Ratio (PER) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kristyaningsih (2008) dan Faelosofa (2007) yang menyatakan bahwa Price Earning Ratio (PER) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dari penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil dari analisis uji F menunjukkan bahwa variabel independen Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Price to Book Value (PBV) dan Price Earning Ratio (PER) secara bersama-sama atau simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil dari uji koefisien determinasi (R2), sebesar 5,4% return saham dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Price to Book Value (PBV) dan Price Earning Ratio (PER). Sedangkan sisanya sebesar 94,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

2. Dari hasil uji multikolonieritas bahwa variabel leverage dihapus karena variabel leverage terjadi multikolonieritas.

3. Hasil dari analisis uji t yaitu pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial adalah sebagai berikut:

a. PBV dan PER tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, sehingga kenaikan atau penurunan PBV dan PER tidak berpengaruh terhadap return saham.

b. DER dan ROA berpengaruh positif signifikan terhadap return saham, sehingga kenaikan DER dan ROA akan menaikkan return saham.

4. Hasil dari ANOVA yaitu menunjukkan tidak terdapat perbedaan return saham diantara basic industry, miscelaneous industry dan consumer good industry.

B. Keterbatasan

1. Terbatasnya tahun pengamatan dalam penelitian ini yaitu masih terbatas 3 tahun. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan dengan menambah periode penelitian lebih dari 3 tahun.

2. Terbatasnya jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 61 perusahaan kemungkinan menyebabkan munculnya pengaruh yang tidak signifikan dari variabel independen. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah jumlah sampel.

3. Rendahnya koefisien Adjusted R2 dalam penelitian ini, mengindikasikan bahwa masih banyak faktor-faktor lainnya yang diperkirakan memiliki pengaruh terhadap return saham. Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya dapat disempurnakan dengan menambah variabel independen lain, seperti faktor internal dan faktor eksternal perusahaan antara lain tingkat suku bunga, pertumbuhan ekonomi dan kondisi politik.

C. Implikasi

1. Hasil uji F menunjukkan bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Price to Book Value (PBV) dan Price Earning Ratio (PER) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap return saham. Berdasarkan hal itu, bagi para investor bisa mempertimbangkan variabel Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Price to Book Value (PBV) dan Price Earning Ratio (PER) secara simultan. Walaupun koefisien Adjusted R2 rendah tetapi investor juga harus mempertimbangkannya untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan sehingga dapat mengambil keputusan tentang saham yang layak dipilih yang pada akhirnya akan meningkatkan return saham. Rendahnya koefisien Adjusted R2 mengindikasikan bahwa masih banyak faktor-faktor lainnya yang diperkirakan memiliki pengaruh terhadap return saham. Maka dari itu, para investor dalam melakukan investasinya harus melihat faktor internal yang lain dan faktor eksternal perusahaan antara lain tingkat suku bunga, pertumbuhan ekonomi dan kondisi politik.

2. Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa variabel DER dan ROA secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham. Oleh karena itu, investor sebaiknya memperhatikan variabel DER dan ROA dalam memprediksi return saham. Sedangkan variabel PBV dan PER secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Jadi bagi para investor untuk tidak memperhatikan secara khusus pada variabel ini dalam pemilihan investasinya.

3. Berdasarkan uji ANOVA menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan return saham diantara 3 bagian dalam perusahaan manufaktur yaitu basic industry, miscellaneous industry dan consumer good industry. Jadi bagi para investor untuk tidak memperhatikan secara khusus pada 3 bagian dalam perusahaan manufaktur ini dalam pemilihan investasinya.

Dalam dokumen ANALISIS PENGARUH LEVERAGE (Halaman 49-57)

Dokumen terkait