• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sangat Baik Baik

Gambar 4.34 Saran Perbaikan Oleh Validator III Ahli Praktisi

Selain indikator validasi ahli praktisi yang telah dibahas oleh validator tentang kesesuaian modul elektronik dengan karakteristik peserta didik dan tentang kepraktisan dalam menggunakan modul, terdapat beberapa indikator lainnya yang penting untuk diperhatikan dalam kepraktisan modul elektronik yang dikembangkan. Penyajian modul elektronik yang dikembangkan harus menarik minat peserta didik (Itriana, Amelia, dan Martaningsih, 2017:68). Selain itu, modul elektronikm yang dikembangkan harus memuat tujuan pembelajaran yang ingin dicapai (Sumandya, 2016:55). Artinya, modul elektronik yang dikembangkan cocok dengan sasaran.

Peneliti melakukan evaluasi terhadap tahapan pengembangan yang telah dilakukan. Evaluasi yang dilakukan bertujuan untuk melihat dan menilai produk yang dikembangkan. Produk yang dikembangkan berupa modul elektronik berbasis kearifan lokal ngubat padi menggunakan aplikasi kvisoft flipbook maker

pada kelas V Sekolah Dasar tema 8. Evaluasi yang dilakukan berpedoman dari hasil penilaian produk oleh validator kevalidan dan validator praktisi. Selama tahap pengembangan, produk yang dikembangkan mendapat saran perbaikan dari validator. Oleh karena itu, evaluasi dari tahap pengembangan ini yaitu peneliti memperbaiki produk yang dikembangkan sesuai dengan arahan saran dan perbaikan yang diberikan.

4.2 Pembahasan

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (Research &

Development). Produk yang akan dikembangkan pada penelitian ini berupa modul

elektronik berbasis kearifan lokal atau pembelajaran dengan mengaitkan kearifan lokal. Pengembangan modul elektronik beracuan pada penerapan kurikulum 2013 dan berpedoman pada buku guru dan buku siswa yang digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah dasar. Produk yang akan dikembangkan pada penelitian ini yaitu modul elektronik yang ditujukan pada tema 8 subtema 1 pembelajaran 3 kelas V SD/MI. Tema 8 “Lingkungan Sahabat Kita” dan subtema 1 “Manusia dan Lingkungan” pembelajaran 3 memuat muatan pembelajaran PPKn, Bahasa

Indonesia, dan IPS.

Model yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model ADDIE yang dirancang oleh Robert Maribe Branch. Alasan peneliti menggunakan model

ADDIE ini karena sifat model ADDIE yang sederhana dan tidak rumit. Kemudian

struktur pengembangan yang sistematis lebih mudah dipahami dan dilakukan. Selain itu, model ADDIE telah banyak digunakan dan berhasil dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain.

Prosedur pengembangan ADDIE yaitu terdiri dari tahap analisis (analyze), perancangan (design), pengembangan (development), implementasi

(implementation), dan evaluasi (evaluation). Namun pada penelitin ini peneliti

hanya dapat memfokuskan pada tahapan analisis, perancangan dan pengembangan, dimana pada setiap tahapan yang dilakukan mengandung tahapan evaluasi. Untuk tahapan implementasi tidak dapat dilakukan karena terkendala pandemi covid-19. Sehingga peneliti tidak dapat melihat keefektivan modul elektronik yang seharusnya dilihat dari respon peserta didik.

Pada tahap analisis yang dilakukan oleh peneliti adalah mengumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan modul elektronik berbasis kearifan lokal ngubat padi. Pada tahap analisis peneliti melakukan analisis kebutuhan, analisis karakteristik peserta didik, analisis kurikulm dan analisis bahan ajar. Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui keberadaan kearifan lokal yang juga menjadi fokus penelitian. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan tokoh adat, tokoh masyarakat dan dinas pendidikan dan kebudayaan kabupaten tebo untuk mengetahui mengenai kearifan lokal ngubat padi. Setelah itu, peneliti menganalisis karakteristik peserta didik khusunya peserta didik kelas V Sekolah Dasar. Analasis bahan ajar dilakukan dengan melakukan wawancara kepada guru kelas untuk mengetahui ketersediaan dan penggunaan media elektronik atau media berbasis TIK dalam proses pembelajaran. Selanjutnya analisis kurikulum dengan melihat kesesuaian kearifan lokal yang akan diintegrasikan ke dalam modul elektronik dengan KI, KD, dan Indikator yang dikembangkan.

Sebelum produk dikembangkan, peneliti merancang terlebih dahulu desain modul mulai dari ukuran modul, sampul modul, hingga isi modul. Selain itu, peneliti memilih aplikasi kvisoft flipbook maker untuk membuat modul elektronik tersebut. Pada tahap pengembangan, peneliti melakukan validasi modul elektronik yang terdiri dari validasi ahli materi, validasi ahli media, dan validasi ahli bahasa. Validasi ini dilakukan oleh dua validator, yaitu Bapak Drs. Syahrial, M. Ed., Ph. D sebagai validator I dan Bapak Agung Rimba Kurniawan, S. Pd., M. Pd sebagai validator II.

Setelah dilakukan penilaian terhadap modul elektronik, para validator memberikan penilaian dan dapat dikategorikan sangat valid. Pada saat penilaian validator tetap memberikan saran perbaikan yang kemudian peneliti revisi sesuai arahan perbaikan tersebut. Selain menguji kevalidan modul elektronik, peneliti juga menguji kepraktisan modul yang dinilai oleh validator. Validator ahli praktisi yaitu guru yang mengajar di kelas V Sekolah Dasar. Pada produk yang dikembangkan, validator ahli praktisi terdiri dari tiga validator yaitu Ibu Sugiah, S. Pd sebagai validator I, Ibu Muhibah, S. Pd sebagai validator II, dan Ibu Ngian Sawitri, S. Pd sebagai validator III. Setelah dilakukan penilaian dan perhitungan angket validasi praktisi yang telah diberikan oleh validator, modul yang dikembangkan dapat dikatakan sangat praktis. Peneliti merevisi modul elektronik sesuai dengan arahan saran perbaikan dari validator.

Modul elektronik berbasis kearifan lokal yang dikembangkan layak digunakan dalam proses pembelajaran. Kelayakan modul elektronik dapat diperoleh dari hasil validasi kevalidan dan validasi kepraktisan. Hal ini dapat

dilihat dari penilaian modul yang valid dan praktis dari validator ahli materi, ahli media, ahli bahasa, dan juga ahli praktisi.

Produk yang dikembangkan memuat pembelajaran yang telah disesuaikan dengan Kompetensi Dasar PPKn 1.3, 2.3, 3.3, dan 4.3 yang mana isi dari materi pembelajaran merupakan hasil dari mengaitkan kearifan lokal tradisi ngubat padi. Sikap yang ingin dikembangkan dari penyajian materi pembelajaran yaitu sikap rasa syukur dan juga sikap toleran dalam keragaman sosial budaya masyarakat dalam konteks Bhineka Tunggal Ika. Peserta didik diarahkan untuk menelaah keragaman sosial budaya masyarakat dan juga membuat daftar kegiatan yang mendukung keragaman sosial budaya masyarakat.

Selanjutnya, materi pembelajaran juga disesuaikan dengan Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia 3.8 dan 4.8 yang mana berisi tentang menguraikan urutan peristiwa atau tindakan yang terdapat pada teks nonfiksi. Oleh karena itu teks nonfiksi yang disajikan berupa teks tentang tradisi ngubat padi yang ada di Kabupaten Tebo. Sedangkan untuk pembelajaran mengenai teks fiksi, peserta didik diarahkan untuk bermain drama dengan mengadopsi cerita tentang tradisi ngubat padi tersebut. Penyajian materi yang berkaitan dengan Kompetensi Dasar IPS 3.3 dan 4.3 yaitu peserta didik diarahkan untuk mengamati video tentang kegiatan tradisi ngubat padi dan menganalisis peran ekonomi dalam upaya menyejahterakan kehidupan masyarakat di bidang sosial dan budaya.

Dokumen terkait