• Tidak ada hasil yang ditemukan

Produk yang dikembangkan berupa pedoman pelatihan pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme dan materi pelatihan divalidasi oleh 4 validator yaitu: 1) Prof. Dr. Slameto, M.Si (Dosen Pascasarjana UKSW Salatiga), 2) Drs. Muryono, S.H, M.Pd (Kepala Dinas Kabupaten Kendal), 3) Drs. Wagiyo, M.Pd (Pengawas SMA Kabupaten Kendal) dan Drs. Nuryanto (Ketua MGMP PPKn Kabupaten Kendal.

a. Validasi Pedoman Pelatihan

Rata-rata hasil validasi keempat validator terhadap pengembangan produk pedoman pelatihan dapat dilihat pada tabel 4.5

Tabel 4.5

Hasil Uji Validasi Pedoman Pelatihan

No Indikator Rata-rata Kriteria

1 Kesesuaian judul bab dengan

isi materi dalam tiap bab

4.25 ST

2 Kejelasan isi bab 4.25 ST

3 Kejelasan kerangka isi 4.25 ST

4 Kesesuaian latar belakang

dengan maksud dan tujuan Pelatihan Pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme

3.75 T

5 Kejelasan maksud dan tujuan 4.00 T

6 Kejelasan sasaran 3.75 T

7 Kesesuaian dasar hukum 4.50 ST

8 Kejelasan penanggung jawab 4.25 ST

9 Kesesuaian nara sumber 4.50 ST

10 Kesesuaian waktu dan tempat 4.25 ST

11 Kesesuaian peserta pelatihan 3.75 T

12 Kesesuaian panitia 3.75 T

13 Kesesuaian struktur progam

dengan Pelatihan Pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme

4.00 T

14 Kesesuaian jadwal kegiatan

dengan struktur program

4.25 ST

15 Kesesuaian anggaran 3.75 T

16 Kejelasan tata tertib 4.25 ST

Rata-rata 4.09 T Keterangan: 1,0 – 1,8 Sangat rendah (SR) 1,9 – 2,6 Rendah (R) 2,7 – 3,4 Cukup (C) 3,5 – 4,2 Tinggi (T) 4,3 – 5,0 Sangat tinggi (ST)

Tabel 4.5 memperlihatkan bahwa rata-rata 4,09 pada interval 3,4-4,2 dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pedoman pelatihan yang dikembangkan sudah tergolong valid dengan beberapa saran. Beberapa saran dari validator tersebut antara lain:

Tabel 4.6

Saran Validator terhadap Perbaikan Pedoman Pelatihan Validator Saran

Validator 1 Perlunya adanya pedoman belajar, latihan dan evaluasi

Validator 2 Disinergikan dengan kurikulum 2013 Validator 3 Perlu dicek kesesuaian jumlah jam dalam

struktur program pelatihan dengan di jadwal, setiap jam pelatihan adalah 45 menit

Validator 4 -

b. Validasi Materi Pelatihan

Rata-rata hasil validasi keempat validator terhadap pengembangan produk materi pelatihan dapat dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4.7

Hasil Validasi Materi Pelatihan

Aspek Indikator

Rata-rata Kriteria Kesesuaian uraian materi dengan tujuan pelatihan 1. Keluasan materi 3.75 T 2. Kedalaman materi 4.25 ST 3. Pilihan tema 4.00 T Keakuratan materi 4. Keakuratan fakta dan konsep 3.75 T 5. Keakuratan langkah-langkah 3.75 T

Aspek Indikator Rata-rata Kriteria pembelajaran Materi pendukung pembelajaran 6. Kesesuaian dengan perkembangan pendidikan 4.00 T 7. Keterkinian fitur,

contoh dan rujukan

3.50 T Teknik penyajian materi 8. Keruntutan konsep 4.25 ST 9. Kekonsistenan sistematika 4.25 ST 10. Keseimbangan antar Bab 4.00 T Kelengkapan materi 11. Pendahuluan 4.00 T 12. Aspek Historis Pluralisme 3.50 T 13. Pandangan Berbagai Agama tentang Pluralisme 4.00 T 14. Pendidikan Pluralisme Di Sekolah 4.25 ST 15. Penutup 3.75 T Rata-rata 3.93 T

Rata-rata hasil validasi diperoleh sebesar 3,93 pada interval 3,4-4,2 dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa materi pelatihan yang dikembangkan sudah tergolong valid dengan beberapa saran. Saran-saran dari validator dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9

Saran Validator terhadap Perbaikan Materi Pelatihan

Validator Saran

Validator 1 Validator 2

Validator 3 1. Taati ketentuan umum dalam penulisan

karya ilmiah

2. Tuliskan halaman sesuai ketentuan

penulisan

3. Istilah asing dicetak miring

4. Perlu dicek penulisan istilah

5. RPP lengkapi dengan instrumen

penilaian, soal pengetahuan dan kunci jawaban, pedoman penskoran

Validator 4 1. Kekuatan dan kedalaman materi perlu

dimaksimalkan

2. Ditambahkan contoh-contoh real

Berdasarkan saran dari para validator maka dilakukan perbaikan untuk memperoleh produk akhir berupa materi pelatihan dengan memperhatikan tata ketntuan tulisan, materi dengan dengan mencantukan RPP yang dilengkapi dengan instrumen soal pengetahuan, kunci jawaban dan pedoman pensekoran, memperdalam materi tentang pluralisme yang ditambahkan contoh-contoh yang lebih riil.

Produk lainnya adalah pedoman pelatihan bagi penyelenggara, narasumber dan peserta pelatihan yang memperhatikan saran dari ahli yaitu adanya kesinergian dengan kurikulum 2013, kesesuaian jumlah jam dengan struktur jam pelatihan.

Maraknya kekerasan yang terjadi di masyarakat, bahkan kekerasan berlatar belakang perbedaan agama menjadi fenomena yang memprihatinkan. Pendidikan diyakini dapat menjadi agen perubahan, dengan demikian guru memiliki tanggungjawab moral untuk melakukan pembimbingan, mendidik para peserta didik menjadi manusia yang unggul. Berlakunya kurikulum 2013 menjadi pelengkap dari kurikulum 2006 yang lebih menekankan pada pembelajaran dengan memperhatikan sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang didalamnya membahas tentang sikap toleransi antar umat beragama dan kepercayaan dalam hidup bermasyarakat dan bernegara. Dalam kenyataannya, para guru lebih menekankan pada aspek kognitif, sedangkan pembentukan sikap dan perilaku toleransi belum dilakukan secara proporsional. Pembelajaran PPKn berbasis pluralisme belum banyak dipahami dan dilaksanakan. Pembelajaran secara aplikatif untuk menanamkan jiwa pluralisme belum banyak dilakukan oleh guru.

Di samping perlu adanya kesadaran dari guru untuk melaksanakan pembelajaran PPKn berbasis pluralisme, namun diperlukan pula kemampuan guru membuat rancangan yang tepat sebagai acuan melaksanakan pembelajaran tersebut. Diperlukan suatu pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam membuat rancangan pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme.

Pelatihan merupakan jantung dari upaya untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia dan

kinerja organisasi (Mondy, 2008). Melalui pelatihan akan diperoleh sumber daya manusia yang unggul dan profesional diharapkan oleh banyak organisasi atau lembaga pendidikan untuk bisa bersaing dalam era globalisasi. Program pengembangan SDM merupakan strating point bagi organisasi untuk meningkatkan dan mengembangkan skill, knowledge dan ability individu sesuai dengan kebutuhan masa mendatang (Sutrisno, 2009: 72).

Untuk melakukan pelatihan diperlukan suatu pengelolaan yang matang. Terdapat lima sumber daya pelatihan yaitu man,money, machines, matherial dan methods (Emerson dalam Usman, 2009: 15). Lima sumber daya inilah inilah yang harus digerakkan dengan maksimal sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Efektif menunjukkan derajat pencapaian tujuan sedangkan efisien menunjukkan derajat optimalisasi penggunaan sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan tersebut (Sugiyono, 2002: 8).

Produk pengembangan pelatihan PPKn berwawasan pluralisme dalam penelitian ini adalah buku pedoman pelaksanaan pelatihan dan materi pelatihan. Buku pedoman digunakan sebagai acuan bagi penyelenggara untuk mengatur pelaksanaan pelatihan, acuan bagi nara sumber untuk menyusun materi, memberikan pelatihan dan melakukan evaluasi. Buku pedoman pelatihan juga digunakan acuan bagi peserta pelatihan mengikuti pelatihan.

Buku pedoman yang dikembangkan memuat unsur-unsur sumber daya pelatihan yaitu man, money,

machines, matherial dan methods. Buku pedoman yang dikembangkan berisi tentang latar belakang sebagai acuan bagi penyelenggara, nara sumber dan peserta pelatihan tentang pentingnya dilakukan pelatihan. Berdasarkan latar belakang ini, nara sumber dapat menyusun materi dengan tingkat kedalaman sesuai dengan yang diharapkan dari pelatihan. Buku pedoman berisi pula tentang tujuan pelatihan.

Tujuan merupakan unsur penting, karena dapat menjadi acuan bagi penyelengara, nara sumber dan peserta pelatihan tentang apa yang diharapkan dari pelatihan. Pelatihan pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme bermaksud untuk meningkatkan kemampuan guru membuat perencanaan tentang pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme.

Buku pedoman berisi tentang sasaran dan narasumber pelatihan. Suatu komponen pelatihan tidak lepas dari input (siapa yang akan dilatih), siapa yang melatih dan apa yang akan dihasilkan dari pelatihan. Sasaran pelatihan PPKn berwawasan pluralisme adalah para guru PPKn SMA.

Memilih pelatih yang kompeten akan berpengaruh terhadap kualitas proses pelatihan yang berakibat pada kualitas output pelatihan. Terkait dengan pelatihan pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme, narasumber yang dipandang lebih kompeten dari LPMP, lembaga Perguruan Tinggi yang dianggap memiliki kedalaman ilmu secara teoretis. Narasumber lainnya adalah dari guru yang memiliki pengalaman melakukan pembelajaran PKKn berwawasan pluralisme.

Rencana dapat dilaksanakan dengan baik atau tidak, akan sangat tergantung pada siapa yang akan melaksanakan rencana tersebut. Pertanyaan “siapa” sangat dominan peranannya dalam merumuskan rencana yang efektif dan efisien. Penempatan yang rasional dan objektif yang didasarkan pada kriteria latar belakang pendidikan formal, bakat, pengalaman dan kepribadian akan menempatkan orang yang tepat pada pekerjaan yang tepat, dengan tingkat imbalan yang tepat pula (Siagian, 2007: 45).

Pelatihan tidak lepas dari biaya. Penyelenggara pelatihan perlu merencanakan anggaran secara tepat agar pelaksanaan pelatihan berjalan. Anggaran pelatihan perlu dicantumkan dalam pedoman pelatihan sebagai acuan bagi penyelengara terkait peneluaran keuangan untuk pembiayaan pelatihan. Biaya merupakan faktor penting dalam pelaksanaan pelatihan karena pelaksanaan akan berjalan sesuai rencana apabila ditopang dengan dana yang memadai. Oleh karena itu pembiayaan pelatihan perlu diorganisir dan dikoordinasikan antara penyelenggara pelatihan, pejabat pembina profesi guru, guru dan pihak lain yang terkait.

Material pelatihan perlu direncanakan secara baik. Pelatihan tentang pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan guru PPKn dalam membuat perencanaan pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme. Sesuai dengan tujuan tersebut maka materi yang perlu disampaikan berkaitan dengan: 1) konsep Pembelajaran PPKn berwawasan Pluralisme;2) Kegiatan-kegiatan

Sekolah Berwawasan Pluralisme; 3) Perancangan Pembelajaran PPKn berwawasan Pluralisme. Materi secara teoretis tidak cukup untuk meningkatkan kemampuan guru melakukan perancangan pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme, oleh karena itu perlu diberikan pengalaman langsung yang dipandu oleh guru yang memiliki pengalaman melakukan pembelajaran tersebut. Terkait dengan hal ini maka minimal pelatihan ini dilaksanakan selama dua hari, hari pertama membahas secara teoretis dan hari kedua memberikan pengalaman langsung melalui kunjungan ke berbagai tempat ibadah. Nilai moral yang diharapkan adanya kesadaran dari para pendidik tentang pluralisme yang nantinya diharapkan dapat melaksanakan pembelajaran serupa dengan apa yang dilatihkan.

Metode pelatihan yang relatif tepat adalah pelatihan di dalam ruang dengan pola diskusi interaktif antara peserta pelatihan dengan narasumber sebagai pembimbing dan pelatih dan dilanjutkan dengan kegiatan di luar ruangan untuk mengimplementasikan dan memberikan pengalaman nyata bagaimana seharusnya pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme diterapkan.

Pedoman pelatihan berisi pula tentang prosedur kerja yang perlu dilakukan oleh penyelenggara, nara sumber dan peserta pelatihan. Melalui prosedur ini akan terlihat jelas pengelolaan sumber daya manusia yang ada, apa yang menjadi tugas dan wewenangnya dari masing-masing kompoenen penyelenggara, apa yang perlu dilakukan narasumber dan peserta agar

tercipta pelaksanaan pelatihan sesuai yang direncanakan.

Prosedur kerja merupakan komponen penting dalam manajemen pelatihan yaitu pengelolaan. Pengorganisasian merupakan keseluruhan suatu proses pengelompokan orang, alat, tugas, serta wewenang dan tanggung jawab yang bergerak secara bersama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain pengorganisasian dilakukan untuk menghimpun dan mengatur semua sumber-sumber yang diperlukan, sehingga pekerjaan yang dikehendaki berhasil dilaksanakan. Handoko (2008), menjelaskan pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber-sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya. Hal senada dikemukan oleh Terry dan Rue (2010: 82), bahwa pengorganisasian adalah proses pengelompokan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan dan penugasan setiap kelompok pada seorang manajer yang mempunyai kekuasaan, yang perlu mengawasi anggota kelompoknya.

Prosedur bagi penyelengara mengatur bagaimana kinerja yang harus dilakukan penyelengara untuk merencanakan, melaksanakan dan melakukan evaluasi terhadap pelatihan. Prosedur bagi nara sumber mengatur secara khusus hal-hal apa yang perlu dilakukan narasumber sebagai pelatih, seperti mengatur tentang pembuatan materi, kapan pengirimannya dan kapan pelaksanaan pelatihan.

Prosedur bagi peserta pelatihan mengatur secara khusus yang terkait dengan hal-hal apa yang perlu dipersiapkan oleh peserta agar pelaksanakan pelatihan berjalan secara efektif dan efisien.

Hasil validasi oleh tiga validator menunjukkan bahwa tingkat validitas pedoman pelatihan tergolong tinggi. Demikian juga hasil penilaian tentang materi pelatihan tergolong tinggi. Dengan demikian, pedoman pelatihan dan materi pelatihan dapat digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan pelatihan.

Dokumen terkait