• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL WAWANCARA DAN PENGAMATAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

4.1.6 HASIL WAWANCARA DAN PENGAMATAN

Peneliti tidak menentukan jumlah informan dari awal penelitian. Namun, peneliti akan mengakhiri kegiatan wawancara apabila telah menemukan cukup informasi yang dibutuhkan atau telah menemukan data jenuh. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, penelitian ini telah berada pada data jenuh dengan mewawancarai delapan informan. Delapan orang yang menjadi informan tersebut terdiri dari empat orang Inong dan empat orang Agam Banda Aceh pada tahun 2015, yang tergabung dalam Ikatan Agam Inong Banda Aceh. Penentuan delapan orang informan berdasarkan kesesuaian kriteria yang dibutuhkan demi terkumpulnya data – data dalam penelitian ini juga berdasarkan kesediaan dan kesempatan yang diberikan oleh Agam Inong sendiri.

Adapun karakteristik dalam menentukan kedelapan informan ini berdasarkan prestasi yang mereka raih dalam penobatan Agam Inong Banda Aceh 2015 lalu. Peneliti memilih dua pasang Agam Inong juara Duta Wisata Banda Aceh 2015, satu pasang Agam Inong Duta Wisata Favorit Banda Aceh 2015, dan satu pasang finalis Agam Inong Banda Aceh 2015, diantaranya yaitu: Inong Duta Wisata Banda Aceh 2015, pasangan Agam Inong Wakil I Duta Wisata Banda Aceh 2015, Agam Wakil IV Duta Wisata Banda Aceh 2015, pasangan Agam Inong Duta Wisata Favorit 2015, serta satu pasangan finalis Agam Inong Banda Aceh 2015. Dalam penentuan informan tersebut, peneliti juga dibantu oleh Ketua Ikatan Agam Inong Banda Aceh, Doni Ihsan Wijaya saat diwawancarai mengenai Agam Inong Banda Aceh 2015 dan pasangan finalis Agam Inong Banda Aceh 2015 yang aktif selama menjalankan tugas sebagai Duta Wisata Banda Aceh 2015.

Alasan peneliti memilih informan Agam Inong Banda Aceh tahun 2015 dikarenakan mereka merupakan Duta wisata Banda Aceh terbaru yang telah menyelesaikan tugas sebagai promotor pariwisata Banda Aceh selama setahun belakangan. Agam Inong Banda Aceh 2016 memang telah terpilih, tetapi baru berjalan satu bulan sejak penelitian ini dilakukan. Sehingga peneliti tidak

mungkin mengumpulkan data dari Agam Inong Banda Aceh 2016 yang masih akan menjalankan tugas promosi pariwisata Banda Aceh selama setahun ke depan.

Selain itu, dari hasil wawancara peneliti dengan ketua Ikatan Agam Inong Banda Aceh, didapatkan hasil bahwa Agam Inong Banda Aceh tahun 2015 telah banyak megumpulkan prestasi selama menjadi Duta Wisata, baik dalam lingkup Banda Aceh maupun dalam lingkup Provinsi Aceh sendiri. Salah satu prestasi yang mereka capai adalah meraih gelar Duta Wisata Best Social Media pada Ajang Pemiliha Duta Wisata Aceh (PDWA) tahun 2015. Untuk dua pasang Agam Inong yang menjadi juara dalam penobatan Agam Inong Banda Aceh serta pasangan Agam Inong Favorit merupakan pilihan yang tepat dijadikan sebagai informan dalam penelitian ini, karena mereka merupakan ikon promotor Pariwisata Banda Aceh selama setahun masa periode Agam Inong Banda Aceh 2015. Sedangkan untuk satu pasang finalis Agam Inongnya, peneliti memilih Agam Inong yang paling aktif dan loyal dalam bertugas mengikuti kegiatan pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Banda Aceh pada tahun 2015, juga yang memiliki pengetahuan luas terhadap pariwisata Banda Aceh.

Berdasarkan kriteria yang telah dipaparkan, maka terpilihlan 4 orang Agam dan 4 orang Inong yang menjadi infor man dalam penelitian ini. Berikut ini akan dipaparkan hasil wawancara peneliti dengan kedelapan informan dalam penelitian ini.

4.1.6.2 Penyajian Hasil Wawacara

Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan informan dalam penelitian ini, maka diperoleh hasil data sebagai berikut :

Informan Agam I

Nama : Dwi Pragasa Ananda Tanggal Wawancara : Selasa, 24 Mai 2016

Agam Dwi merupakan mahasiswa Ilmu Hukum pada Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Saat terpilih sebagai Agam Wakil I Duta Wisata Banda Aceh tahun 2015, usianya telah menginjak 21 tahun. Meskipun berasal dari kota Langsa, namun ia memiliki tekad yang kuat untuk menembus prestasi sebagai Duta Wisata kota Banda Aceh. Mengenai pengetahuannya tentang ilmu pariwisata dan kota Banda Aceh, Agam Dwi memiliki wawasan yang cukup luas. Selain bermodalkan KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) sebagai mahasiswa Unsyiah, Agam Dwi juga mengaku keinginannya menjadi Duta Wisata dikarenakan kebutuhan Pemerintah setempat akan pentingnya kesadaran generasi muda untuk memajukan pariwisata kota Banda Aceh sebagai kota Madani dan juga ibukota Provinsi Aceh. Ketertarikannya untuk menjadi duta wisata kota Banda Aceh juga karena proses pemilihan Agam Inong Banda Aceh yang berbeda dengan daerah asalnya. Dimana ia pernah ditunjuk beberapa kali untuk menjadi ikon wisata di tanah kelairannya tanpa melalui ajang pemilihan. Namun ketika ia telah siap menjadi ikon wisata, ia memilih kota Banda Aceh sebagai tempatnya belajar menjadi seorang Duta, meskipun harus melalui audisi dan beberapa tahapan seleksi.

Setelah terpilih menjadi Agam Wakil 1 Duta Wisata Banda Aceh, Agam Dwi menjelaskan betapa pentingnya sebuah wadah untuk menyatukan para Agam Inong agar lebih mudah untuk menjalankan tugas promosi pariwisata kepada khalayak luas. Agam Inong kota Banda Aceh sendiri memiliki wadah tersebut, yang diberi nama Ikatan Agam Inong Banda Aceh. Keikutsertaannya di dalam kepengurusan Ikatan Agam Inong Banda Aceh juga diakuinya karena Ikatan memberikan kesempatan dan persyaratan yang mudah. Selain itu, secara otomatis setiap finalis yang terpilih sebagai 15 besar dalam Ajang Pemilihan Agam Inong Banda Aceh juga akan tergabung ke dalam Ikatan Agam Inong Banda Aceh.

“Jadi, Ikatan itu sendiri dibentuk tujuannya yang utama untuk mempromosikan kota Banda Aceh, selain dari memang untuk menyatukan seluruh Agam dan Inong Banda Aceh. Jadi kalo sudah ada Ikatan kita akan semakin kuat dan menyatu, karena Agam Inong itu juga sebagai cerminan dan ikonnya pemuda Banda Aceh”.

Sebagai Agam Wakil 1 Duta Wisata Banda Aceh 2015, Agam Dwi menyadari bahwa ia harus berperan banyak dalam mempromosikan pariwisata Banda Aceh bersama dengan para Agam Inong lainnya. Beberapa program kegiatan yang telah dilakukan oleh Agam Inong Banda Aceh 2015 diantaranya seperti launching akun line official Agam Inong Banda Aceh, Saweu Sikula, dan kegiatan pemeriksaan kesehatan gratis yang diadakan di lingkungan kapal PLTD Apung dalam rangka HUT kota Banda Aceh yang ke 810. Semua kegiatan ini bertujuan dalam rangka promosi pariwisata, agar meningkatkan minat berkunjung serta rasa ketertarikan wisatawan terhadap pariwisata kota Banda Aceh.

“ya walaupun gitu, dukungan dari pemerintah tetap yang lebih utama. Agar semua program yang telah direncanakan dapat berjalan sesuai harapan. Kalau ada program yang selama ini kurang berjalan, salah satu faktornya adalah kurangnya perhatian dan dukungan dari pemerintah, seperti dukungan materil. Kita kan Ikatan, kita ga bisa jalan sendiri, di Ikatan tidak ada pemasukan dana. Kegiatan yang direncakan akan dapat berjalan kalau pemerintah memberikan dukungan dana. Jadi, kita sudah siapkan, tinggal dibantu oleh pemerintah saja. Jadi ada kerjasama yang baik antara kita dan pemerintah”.

Menurut Agam Dwi, Duta Wisata merupakan mandataris pemerintah, yaitu orang yang diberikan tugas oleh pemerintah. Sehingga ketika pemerintah memberikan tugas untuk melakukan suatu hal, maka kita harus melakukannya sesuai dengan perintah. Namun, ketika pemerintah tidak memberikan mandat, maka para Duta Wisata tidak dapat melakukan apa-apa, disamping juga karena tidak memiliki sumber dana yang optimal. Sehingga ada jalan lain yang dapat dilakukan oleh para Duta Wisata untuk tetap menjalankan tanggung jawabnya sebagai promotor dan penggerak pariwisata. Hal tersebut berkaitan erat dengan perkembangan zaman dan kecanggihan teknologi manusia. Tidak lain dan tidak bukan yaitu memanfaatkan kehadiran media sosial dengan sebaik mungkin. Agam Dwi menjelaskan bahwa hal yang paling mudah dan paling kecil yang dapat dilakukannya untuk membantu promosi pariwisata Banda Aceh yaitu melalui akun media sosial yang dimilikinya. Hingga kini, Agam Dwi tetap aktif memposting berbagai informasi mengenai objek wisata kota Banda Aceh melalui

akun instagramnya, disamping Agam Inong Banda Aceh sendiri memiliki akun instagram dan postingan yang lebih update.

“Untuk promosi, di zaman sekarang ini kan IT yang lebih berpengaruh. Semua orang memanfaatkan internet dan memiliki akun media sosial. Sehingga ya kita manfaatkan sebaik mungkin media sosial itu. Sebenarnya ada banyak cara yang bisa kita lakukan, tapi untuk saat ini karena dari media sosial saja kita dapat memberi pengaruh yang cukup besar dengan modal yang sedikit, ya dari situ saja. Dan karena memang hanya itu yang bisa kita lakukan, dikarenakan kekurangan sumber daya keuangan. Selain itu ya melalui tugas-tugas yang diberikan oleh pemerintah, misalnya membuat acara dalam rangka HUT Banda Aceh dan lainnya. Nanti jika pemerintah yang memberi mandat, Agam Inong mau buat apa untuk acara ini, nah baru nanti pemerintah akan bantu”.

kota Banda Aceh yang terkenal oleh kekayaan dan keindahan pariwisatanya telah menghadirkan ragam objek wisata yang mampu membuat para wisatawan merindukan kembali berwisata ke Banda Aceh. Ragam objek wisata Banda Aceh dijelaskan oleh Agam Dwi disebut sebagai Charming Banda Aceh, yang launching pada tahun 2015. Sehingga pada tahun tersebut, Ajang Pemilihan Agam Inong Banda Aceh mengangkat tema “Let Us Welcome You In Charming Banda Aceh”. Namun, untuk mempromosikan 5 charming Banda Aceh juga dibutuhkan usaha yang besar agar objek-objek wisata tersebut dapat dikenal lebih baik lagi oleh publik. Menurut Agam Dwi kerjasama yang harus dibangun untuk mempromosikan pariwisata Banda Aceh adalah kerjasama dengan media, perusahaan transportasi, juga usaha pemerintah untuk menyediakan layanan sarana dan prasarana yang baik untuk calon wisatawan.

“Kita mempromosikan pariwisata Banda aceh kan berarti tidak hanya bagi masyarakat Banda Aceh sendiri, kita menginginkan agar Banda Aceh diketahui oleh masyarakat luas, oleh masyarakat Aceh, Indonesia, maupun dunia. Sehingga kita butuh menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. Yang paling utama itu hubungan dengan media. Terutama media nasional. Kan tidak mungkin kita mempromosikan Banda Aceh misalnya dengan Serambi. Sedangkan Serambi itu sendiri adanya di Banda Aceh. Atau dengan radio yang jangkauannya hanya

warga Banda Aceh yang dapat mendengar siarannya. Sedangkan warga Banda Aceh sendiri sudah sering tau bahkan sudah sering mengunjungi destinasi wisata tersebut. Jadi kita harus mampu menembus media yang cakupannya lebih luas lagi. Selain itu diperlukan juga kerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang memiliki akses transportasi ke Banda Aceh, seperti perusahaan Bus dan Airlines. Kita mengusahakan bagaimana mereka itu bisa menyediakan transportasi-transportasi yang harganya terjangkau. Misalnya kita mempromosikan wisata Banda Aceh ke kota Medan. Orang-orang di Medan sudah tertarik untuk mengunjungi wisata Banda Aceh, tetapi bagaimana mungkin dia mau ke banda Aceh jika harga transportasinya itu mahal. Bagaimana mungkin jika mereka yang sudah kita promosikan untuk datang ke daerah kita sementara biaya transportasi untuk mengunjungi daerah kita saja mahal. Setelah kita bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan tersebut diharapkan bagaimana caranya pemerintah kita bisa melakukan geopolitik agar biaya transportasi ke Banda Aceh bisa lebih murah. Kemudian bisa menyediakan layanan penerbangan dengan rute menuju Banda Aceh”.

Selain menjalin hubungan kerjasama dengan pihak luar, keberhasilan kegiatan promosi pariwisata oleh Ikatan Agam Inong Banda Aceh juga harus diusahakan dari dalam, yaitu oleh para Duta Wisatanya sendiri. Salah satu faktornya adalah waktu. Para Agam Inong harus mampu memanage waktunya dengan baik. Tidak hanya memiliki benyak pengetahuan, cerdas dan agamais, tapi juga harus memiliki banyak waktu untuk kegiatan promosi pariwisata yag dilakukan Ikatan. Bagaimana bisa melakukan kegiatan promosi, sedangkan fokusnya tidak tertuju untuk kegiatan promosi pariwisata tersebut. Menurut Agam Dwi, di Ikatan akan ada orang-orang yang aktif dan tidak aktif hanya karena faktor waktu. Namun, Ikatan mampu mengatasi masalah ini dengan baik. Setiap tahunnya akan ada 15 pasang finalis yang akan ikut serta dalam program promosi pariwisata Banda Aceh. Sedangkan untuk 5 pasangan Agam Inong Duta Wisata dan satu pasangan Agam Inong Favorit yang terpilih akan bekerja sesuai dengan waktu yang mereka miliki dan saling mengisi kekosongan. Namun demikian, berjalannya kegiatan promosi pariwisata Banda Aceh tetap menjadi tujuan utama yang harus dicapai semua Agam Inong di dalam Ikatan Agam Inong Banda Aceh.

Informan Agam II

Nama : Zulfahmi

Tanggal Wawancara : Selasa, 24 Mai 2016 Tempat : Ulee Kareng

Setelah mendapatkan pengalaman mengikuti audisi Duta Wisata Aceh Besar dan berhasil lolos hanya sampai 6 (enam) besar, Zulfahmi tidak patah semangat. Tekadnya untuk menjadi seorang Duta Wisata tetap membara, kali ini ia memilih kota Banda Aceh. Alhasil, Zulfahmi berhasil lolos sebagai Agam Wakil IV Duta Wisata Banda Aceh pada Ajang Pemilihan Agam Inong Banda Aceh 2015. Menjadi Duta Wisata membuka jalan baru bagi karirnya sebagai model yang telah digeluti selama ini. Namun, menjadi Duta Wisata bukan saja soal popularitas dan prestasi yang dapat dibangga-banggakan di depan publik semata. Lebih dari itu, menjadi seorang Duta Wisata adalah mengemban amanah dan tanggung jawab besar bagi kehidupan bersosial dan masyarakat. Satu tahun periode bertugas sebagai promotor pariwisata, telah memberikan banyak pelajaran dan pengalaman bagi Agam Fahmi.

Meskipun berasal dari Aceh Besar, Agam Fahmi memiliki ketertarikan yang kuat terhadap kota Banda Aceh. Menurutnya, ada nilai lebih yang dimiliki kota BandaAceh dibandingkan kota atau daerah lain yang ada di Aceh bahkan Indonesia. Ia menjelaskan bahwa Banda Aceh memiliki ciri khas dan ikonnya sendiri. Ciri khas yang dimiliki kota Banda Aceh yaitu ragam objek wisata yang dibalut dengan nuansa islami sehingga mampu meraih gelar World Islamic Tourism di kancah Internasional. Banda Aceh juga mampu menghadirkan banyak objek wisata religi. Salah satu objek wisata yang sangat tersohor ialah Masjid Raya Baiturrahman.

Sebagai seorang Duta Wisata Banda Aceh, Agam fahmi mengaku sering ikut andil dalam kegiata-kegiatan yang dilaksanakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Banda Aceh dalam mempromosikan pariwisata. Hal lain yang juga dilakukannya sebagai bentuk kecintaan terhadap kota Banda Aceh adalah

dengan cara mempromosikan objek wisata Banda Aceh pada akun media sosial milik pribadinya. Karena menurut Agam Fahmi, media sosisal merupakan media promosi yang cukup efektif digunakan pada saat ini.

“Kalo jadi Duta Wisata tugasnya kan setiap ada acara di banda aceh ya pasti ikut andil. Selain itu media yang sangat efektif sekarang ini ya instagram. Karena kan kalo jaman sekarang siapa yang tidak gunain media sosial. Apalagi di kalangan anak muda. Jadi menurut saya ya instagram dan sosial media lainya sangat efektif untuk media promosi pariwisata, terutama bagi Agam Inong sendiri”.

Saat menjadi Agam Wakil IV Duta Wisata Banda Aceh, Agam Fahmi mengaku tidak banyak menemui hambatan pribadi. Hal ini dikarenakan kegiatan kuliahnya yang hanya tinggal skripsi, sehingga ia memiliki banyak waktu sebagai Agam Banda Aceh.

Untuk perkembangan pariwisata Banda Aceh di tahun-tahun mendatang, Agam Fahmi menaruh banyak harapan pada para Duta Wisata Banda Aceh selanjutnya. Ia menginginkan agar para Duta Wisata selanjutnya lebih baik lagi, terutama dalam segi pengetahuan dan attitude. Seorang Duta Wisata harus benar-benar menjalankan tugas dengan sebaik mungkin sebagai ikon promotor wisata demi memajukan pariwisata Banda Aceh. Agam Fahmi juga berharap agar tempat wisata yang ada di kota Banda aceh diberikan perawatan lebih maksimal agar tetap terjaga keindahannya demi menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Agar semua ini tercapai, dibutuhkan kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak. Termasuk andil masyarakat, misalnya untuk menjaga kebersihan tempat wisata dan tidak membuang sampah di sembarang tempat. Penyediaan sarana dan prasarana yang lebih baik lagi oleh pemerintah. Serta kesadaran pemuda, tidak hanya para Duta Wisata, untuk mempromosikan objek-objek wisata yang ada di kota Banda aceh kepada publik. “Kalo kita saling bekerjasama pasti kedepannya pariwisata Banda Aceh akan semakin baik lagi. Ya tujuannya kan cuma satu, untuk menarik kunjungan wisatawan. Supaya wisatawan lebih banyak dan lebih sering datang ke Banda Aceh. dampak juga kan untuk kemajuan pariwisata Banda Aceh”.

Informan Agam III

Nama : Husni Mubarrak Tanggal Wawancara : Selasa, 24 Mai 2016 Tempat : Ulee Kareng

Husni Mubarrak merupakan salah satu finalis Agam Inong Banda Aceh 2015 yang aktif dalam mengikuti kegiatan promosi pariwisata yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwsata kota Banda Aceh. Keaktifannya juga ditunjukkan di dalam Ikatan Agam Inong Banda Aceh, sehingga ia sering diminta oleh pihak Disbudpar Banda Aceh untuk bertugas dalam event-event kebudayaan dan pariwisata kota Banda Aceh. Agam Husni mengakui, meskipun tidak sebagai pemenang Duta Wisata, dan hanyalah sebagai finalis Agam Inong, namun teknik pembagian tugas kepada Agam Inong oleh Disbudpar maupun oleh Ikatan dirasakannya cukup adil. Ia bahkan merasa dihargai sebagai finalis dengan berbagai tawara tugas yang diberikan kepadanya. Beberapa event-event besar dan kegiatan yang mengharuskannya menggunakan pakaian adat Aceh atau mendampingi tamu penting kota Banda Aceh diantaranya ialah peluncuran Banda Aceh sebagai World Islamic Tourism yang berlangsung di Balairung Soesilo Soedarman Kementerian Pariwisata, peringatan HUT (hari ulang tahun) kota Banda Aceh yang ke 810, menjemput tamu penting Banda Aceh ke bandara Sultan Iskandara Muda Banda Aceh, Acara Nasional Teknologi Tepat Guna, dan pawai menyambut ramadhan. Beberapa diantaranya ia bertugas didampingi oleh Inong Khalida, dan beberapa event lainnya didampingi oleh Inong Eggy.

Agam Husni mengakui, untuk menjadi seorang Duta Wisata Banda Aceh bukan hal yang mudah. Terlebih setelah menjalani banyak rangkaian kegiatan dan tugas-tugas yang diberikan. Tidak seperti apa yang selama ini dilihat oleh publik secara langsung maupun melalui media. Dibutuhkan tenaga dan persiapan yang lebih dari para Agam maupun Inong agar mampu menyelesaikan tugas di lapangan dengan baik seperti yang diharapkan. Para Duta Wisata harus memiliki

sikap ramah dan murah senyum. Ia akan memulai tugasnya sebagai promotor pariwisata dengan menyapa calon wisatawan. Oleh karenanya, selain berwawasan luas dan berpengetahuan baik, seorang Duta Wisata juga harus berpenampilan menarik dan santun.

Untuk promosi pariwisata sendiri, Agam Husni menjelaskan bahwa pihak Disbudpar Banda Aceh memiliki majalah yang terbit beberapa edisi tiap tahunnya. Majalah yang diberi nama Diwana ini merupakan majalah yang berisi berbagai informasi mengenai pariwisata dan Kebudayaan kota Banda Aceh. tidak hanya itu, dalam majalah Diwana sendiri banyak profil-profil tokoh penting kota Banda Aceh, seperti tokoh Ibu Wali kota, Illiza Sa’adduddin Djamal serta profil para Agam Inong Banda Aceh setiap tahunnya. Sehingga setiap ada kegiatan atau acara yang diselenggarakan Dibudpar kota Banda Aceh, majalah Diwana dapat diperkenalkan kepada masyarakat pada stand-stand Agam Inong Banda Aceh. Selain itu, menurut Agam Husni, kegiatan promosi pariwisata yang dilakukan oleh Agam Inong Banda Aceh akan berhasil apabila ada kerjasama antara pihak pemerintah, masyarakat, dan juga bersama para duta-duta lainnya di Banda Aceh. Terlepas dari kerjasama tersebut, Agam Husni menjelaskan bahwa kota Banda Aceh pernah membuat strategi promosi dalam bentuk paket wisata yang disebut sebagai BASAJAN (Banda Aceh-Sabang-Jantho). Hal ini dilakukan untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke Aceh dengan menikmati keindahan ragam objek wisata Banda Aceh, wisata bahari Sabang maupun wisata alam Jantho.

“Kalo untuk promosi dan sosialisasi doang ga ada tindakan ya sama aja. Agam Inong sendiri kan masih baru dan masih berproses untuk berkembang, jadi ya kita harus sering dilibatkan oleh pemerintah untuk acara atau event-event besar yang diselenggarakan pemerintah. Tapi walopun gitu, saya bisa bilang bahwa duta wisata banda aceh masih lebih unggu dari daerah lainl, karena duta

wisata banda aceh lebih banyak jobnya dari segi aksi, dari segi eksistensi Banda Aceh juga lebih dikenal. Kalo sama masyarakat harapannya ya masyrakat jangan pernah menganggap kita hanya sekedar duta-dutaan yang cuma mau narsis-narsis atau eksis-eksis. Kita mengharapkan dukungan dari masyarakat jangan

hanya berkomentar. Kita sama-sama bisa menjaga dan melestarikan pariwisata kota Banda Aceh. Terlebih masyarakat di seputaran objek wisata. Toh kami juga ikut berkecimpung misalnya pada kegiatan bersih-bersih taman Putroe Phang dan pantai, jadi harapannya masyarakat bisa sama-sama saling bekerjasama turun ke lapangan memajukan pariwisata kita. Terus kita juga bisa bangun kerjasama dengan para duta-duta lainnya. Kan di Banda Aceh ini uda banyak duta. Duta mahasiswa, duta bahasa, duta baca. Jadi apapun dutanya pasti ada

Dokumen terkait