Rangkuman Hasil Wawancara dengan guru :
1. Bagaimana proses kegiatan belajar mengajar yang sedang berjalan pada saat ini ? - Masuk jam 7 pagi pulang jam 13.30 dan pulang sekolah ada
ekstrakurikuler bagi yang mengikutinya
- Adanya team teaching yaitu satu kelas diajar oleh 2 orang guru, satu sebagai pengajar dan satu lagi membantu dalam menangani siswa. Team teaching ini baru diterapkan dikelas X (1 SMU)
- Adanya Moving Class, yaitu murid-murid berpindah mengikuti jadwal kelas pelajaran yang sudah ditetapkan, Moving Class ini sudah diterapkan disemua kelas.
2. Menurut Bapak/Ibu apakah kendala-kendala selama proses kegiatan belajar mengajar yang sedang berjalan ini ? Bagaimana cara Bapak/Ibu menangani masalah tersebut ?
Jawaban yang diterima beraneka ragam tetapi secara garis besar dapat disimpulkan kendala yang paling besar karena :
- Kurangnya perhatian orang tua terhadap prestasi belajar anaknya - Kurangnya alat peraga (gambar, video,musik)
- Kurangnya referensi, dalam arti hanya berdasar buku manual, sedangkan perpustakaan belum berfungsi secara optimal. Buku-buku yang ada hanya bisa menampung berberapa mata pelajaran, seperti sastra, puisi, dan cerita rakyat.
67
3. Berapa waktu ideal dalam seminggu untuk mata pelajaran yang Bapak/Ibu berikan ? Berapa kali dan berapa lama dalam seminggu siswa mendapat pelajaran yang Bapak/Ibu berikan ?
Jawaban yang diberikan oleh para guru beraneka ragam. Dan ditemukan bahwa permasalahan yang dihadapi oleh guru berkaitan dengan masalah waktu adalah kurangnya waktu untuk belajar disekolah. Waktu ideal untuk mengajar tergantung kepada kompleksitas setiap mata pelajaran, sehingga waktu idealnya berbeda-beda untuk setiap mata pelajaran dan pembagian waktu untuk mengajar mata pelajaran telah ditetapkan oleh pemerintah.
4. Menurut Bapak/Ibu cukupkah waktu yang tersedia jika dibandingkan dengan materi yang akan disampaikan ?
- 20 % guru menjawab cukup, (Sejarah, PKN, SOSIOLOGI)
- dan 80 % lainnya merasa waktunya kurang cukup.(Mat, Fisika, Kimia, Pendidikan Seni)
5. Bagaimana pelaksanaan praktikum untuk mata pelajaran yang Bapak/Ibu ajarkan? Berapa kali pelaksanaan dalam seminggu (jika ada) ?
Selama ini semua diajarkan sendiri, tidak ada asisten lab, prakteknya tergantung kebutuhan dan materi yang diajarkan.
6. Berapa kali dalam seminggu siswa mendapat pelajaran komputer ?
Pertanyaan ini diajukan kepada guru komputer. Untuk kelas X-XI seminggu sekali selama 2 shift mata pelajaran (90 menit). Untuk kelas XII tidak ada pelajaran komputer.
68
7. Aplikasi/materi apa saja yang diajarkan pada pelajaran komputer tersebut ? Materi pelajaran yang diajarkan adalah Microsof Office ( Words, Excel, Power Point, Access )
8. Apakah Bapak/Ibu pernah mendengar mengenai teknologi perangkat ajar berbasis komputer (e-Learning) ? Bagaimana Pendapat Bapak/Ibu mengenai teknologi tersebut ?
- 70 % para guru menjawab sudah mendengar, Para guru yang menjawab sudah pernah mendengar, berpendapat bahwa e-Learning sangat perlu untuk mendukung proses belajar mengajar. Mereka juga berpendapat, bahwa SMU 78 di masa yang akan datang juga sedang mengarah kepada penerapan e-Learning tersebut
- Sedangkan 30 % lainnya menjawab belum pernah mendengar.
9. Menurut Bapak/Ibu perlukah siswa yang Anda didik menggunakan teknologi perangkat ajar tersebut ?
Semua guru menjawab, sangat perlu. Karena nantinya semua sekolah akan beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan penting untuk para siswa di SMUN 78 mulai dari sekarang untuk mempelajari teknologi dan melalui e-Learning, pembelajaran mereka terhadap teknologi akan lebih bermanfaat.
10. Jika sekolah ini memiliki suatu perangkat ajar berbasis teknologi komputer, fasilitas apa saja yang Bapak/Ibu harapkan yang tersedia pada perangkat ajar tersebut ?
Jawaban yang diberikan sangat beraneka ragam, tetapi pada intinya guru menginginkan
69
- Bantuan dalam memudahkan kegiatan belajar mengajar, dan membuat belajar lebih menyenangkan.
- Fasilitas yang diinginkan adalah multimedia buat belajar, fasilitas yang membuat murid dan guru lebih mudah berhubungan walaupun sudah selesai sekolah, dan fasilitas yang membuat belajar bukan hanya dari buku, tapi dari sumber yang lain.
3.7 Sistem pembelajaran yang berjalan
Dari hasil diskusi dan wawancara dengan pihak SMU 78 mengenai sistem pembelajaran yang berjalan selama ini, dapat dijelaskan sebagai berikut (lihat gambar 3.10)
Pada awal tahun ajaran baru, divisi kurikulum (khususnya staff PBM–Proses Belajar Mengajar) akan membuat rencana jadwal mengajar yang akan diberikan kepada guru-guru bidang studi. Rencana tersebut, kemudian akan dipertimbangkan oleh para guru bidang studi dan direvisi jika ada perubahan. Rencana jadwal mengajar yang telah dipertimbangkan oleh para guru bidang studi, baik yang mengalami revisi ataupun tidak, akan dikembalikan kepada divisi kurikulum sehingga dapat ditentukan jadwal proses belajar mengajar yang pasti. Divisi kurikulum akan memberikan jadwal mengajar yang pasti beserta silabus pelajaran. Secara otomatis saat jadwal mengajar para guru telah ditentukan, jadwal pelajaran murid akan disesuaikan sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.
70 Wali Kelas Div. Kurikulum ( Staff PBM ) Siswa Orang Tua
Guru Bidang Studi
SAS Raport Siswa (11)
Input Nilai (8)
Print Out Raport Siswa (10) Penempatan Kelas Dan Jadwal Belajar (5)
File Raport Siswa (9) Rencana Jadwal Mengajar (1)
Revisi Jadwal Mengajar (2)
Jadwal Mengajar Pasti (3) Silabus (4) Materi, Latihan, Ulangan (6)
Latihan, ulangan terisi (7) Materi membosankan
Kurangnya waktu belajar dikelas bagi para siswa untuk memahami materi. Kemampuan tanggap yang berbeda antar siswa
Kurangnya waktu untuk diskusi kepada guru selama dikelas. Kurangnya referensi belajar
Kurang waktu untuk mengajar Terbatasnya referensi dari buku cetak Kurangnya variasi dalam mangajar. Murid selalu tergantung kepada guru Kurangnya alat peraga dan contoh-contoh untuk mendukung pembelajaran siswa
Gambar 3.10 : Rich Picture Sistem Berjalan
Di SMU 78 khususnya diterapkan metode baru dalam proses belajar mengajar, yaitu metode moving class dimana bukan guru yang menghampiri murid, tetapi sebaliknya murid menuju kelas yang sudah ditentukan dan guru sudah siap dikelas tanpa harus pindah-pindah. Di kelas guru memberi pelajaran berupa catatan, latihan, ulangan, dan lain-lain. Setiap nilai dari latihan dan ulangan yang diberikan para guru bidang studi kepada siswa akan dimasukan ke dalam sistem penilaian siswa yang disebut SAS
71
(Sistem Administrasi Sekolah) yang terhubung langsung dengan server di departemen pendidikan.
Pada server tersebut diolah beberapa data administrasi sekolah yang berkaitan dengan siswa berupa kehadiran, nilai, dll. Hasil akhir dari SAS tersebut adalah raport siswa berupa file pdf yang akan dikirimkan ke sekolah masing-masing yang siap diprint. Divisi kurikulum (bagian PBM) akan menerima dan mencetak file tersebut, dipisahkan menurut kelas dan diberikan kepada wali kelas tersebut. Wali kelas akan menyerahkan laporan hasil belajar (raport) ini kepada orangtua murid, sebagai laporan prestasi anaknya selama disekolah pada semester tersebut.
3.8 Kendala yang dihadapi
Berdasarkan kuisioner, observasi dan wawancara dari siswa dan guru diketahui kendala-kendala yang dihadapi dalam sistem pembelajaran yang berjalan adalah :
- Kurangnya waktu untuk kegiatan belajar mengajar didalam kelas, baik untuk para siswa memahami materi ataupun untuk diskusi pelajaran antara siswa dan guru.
- Terbatasnya referensi dalam belajar. Selama ini didasarkan atas pengalaman guru dan dari buku yang diperoleh sendiri. Perpustakan belum bisa mendukung referensi karena buku yang ada dalam perpustakaan adalah buku-buku lama dan juga banyak bersifatnya sastra dan cerita bacaan seperti novel, cerita rakyat, puisi-puisi.
- Materi membosankan karena kurangnya variasi dalam belajar maupun mengajar, seperti kurangnya contoh dan alat peraga.Guru menjelaskan hanya menggunakan papan tulis.
72
3.9 Usulan pemecahan masalah
Untuk mengatasi kendala yang dihadapi, diberikan beberapa alternatif pemecahan masalah, antara lain yaitu :
1. Penambahan waktu belajar dikelas
Ini merupakan alternatif yang pertama. Ada sisi negatif aupun positifnya. Segi positif alternatif ini adalah semua berada di dalam kelas sehingga guru dapat dengan mudah mengawasi dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar, serta siswa diharapkan akan lebih mengerti materi yang diberikan dan memberikan waktu yang lebih untuk terjadinya diskusi antara guru dan siswa berkaitan dengan mata pelajaran yang diajarkan. Negatifnya bagi siswa adalah akan menambah panjang jam belajar dalam satu hari, yang tentunya akan membuat fisik semakin lelah dan tidak fokus karena terlalu lama belajar di kelas. Sedangkan bagi SMUN 78 sendiri, tentunya akan menambah biaya operasional akibat dari perpanjangan waktu belajar di kelas tersebut. Bagi pihak guru, juga akan menimbulkan kelelahan yang pada akhirnya menimbulkan ketidak maksimalan kegiatan belajar mengajar tersebut.
2. E-Learning
Alternatif ini kedua ini memiliki fleksibilitas tempat dan waktu yang digunakan untuk belajar. Sifatnya juga tidak terlalu formal, seperti harus datang ke kelas, sehingga para siswa memiliki kebebasan untuk mengatur pembelajaran mereka. Belajar pun bisa dilakukan sambil makan atau mendengarkan musik, sehingga suasananya dapat dibuat senyaman mungkin untuk mendukung pemahaman mereka terhadap materi yang diajarkan. Hal-hal tersebut di atas
73
merupakan sisi positif dari e-Learning. Sedangkan kelemahan dari alternatif kedua ini adalah harus terhubung dengan internet dan penambahan komputer yang cukup memakan biaya.
Berdasarkan perbandingan terhadap kedua alterrnatif di atas, e-Learning merupakan solusi yang paling baik untuk menjawab permasalahan yang terjadi di SMUN 78 dengan alasan :
1. Penambahan waktu belajar diluar waktu sekolah tidak dimungkinkan, karena adanya peraturan pemerintah mengenai waktu belajar.
2. Secara fisik akan melelahkan para siswa karena waktu belajar yang terlalu lama, sehingga membuat tidak terlalu fokus belajar.
Elearning sendiri memiliki kelemahan yaitu harus terhubung dengan jaringan internet dan juga penambahan computer yang cukup memakan biaya. Karena itu dilakukan analisa cost and benefit untuk melihat keuntungan yang akan diperoleh dari penggunaan elearning.
3.10 Analisa Cashflow, Cost and Benefit, dan ROI dari penerapan e-learning
Berikut ini merupakan perbandingan antara Sistem e-learning yang diusulkan dibanding dengan penggunaan OHP yang sedang berjalan SMUN 78. Faktor – faktor biaya yang akan dikeluarkan untuk membangun sistem e-learning bila dibandingkan dengan OHP yang sedang berjalan, dibagi menjadi 5 biaya dengan rincian sebagai berikut :
74 1. Startup : Modal awal
2. Acquisition : Pembelian hardware dan software.
3. Development : Untuk pengembangan sistem, distribusi via CD dan training ke guru. 4. Operation : Untuk operasi sehari-hari. (Listrik dan internet)
5. Maintenance : Untuk pemeliharaan sistem dan jaringan.
Sedangkan Perkiraan Faktor Biaya E-Learning :
Tabel 3.9 Perkiraan biaya e-learning
Tahun 1
Startup Acquisition Development Operation Maintenance
E-Learning Acquisition Server Rp. 10.000.000 LCD Proyektor Rp.70.000.000 Komputer Rp.45.000.000 Software Rp.0 Speaker Rp 1.000.000 Switch/ Router Rp. 1.000.000 Kabel jaringan Rp. 1.500.000 Pengembangan Training Guru Rp.3.000.000 Operation Biaya Listrik Rp.6.000.000 Internet Rp.35.000.000 Maintenance
Biaya Tidak terduga Rp.2.000.000
• Biaya Acquisition elearning Berupa pembelian server seharga Rp. 10.000.000 Dengan Spesifikasi :
• Motherboar Asus
• Pentium Core 2 Duo 3.0 Ghz • Memory DDR2 2 GB Visipro
75 • HARDISK 200 GB seagate • VGA 256 MB Geforce • DVD-RW SAMSUNG • Ethernet Card 10/100 • Monitor Samsung 17'' Flat • keyboard+mouse
• Diasumsikan SMUN 78 mempunyai lisensi resmi terhadap software-software yang digunakannya saat ini, yaitu :
- Sistem Operasi : Windows 2000 Server, Windows XP - Microsoft Office 2003 + Open Office 2.0
- Browser Internet Explorer v. 6.0 - Macromedia
• Diasumsikan harga 1 Proyektor Rp. 7.000.000, maka biaya yang diperlukan sebesar Rp. 70 juta
• Speaker untuk pengeras suara sebesar Rp.1.000.000 di mana @ Rp.100.000
• Komputer senilai Rp.45.000.000 akan dipakai oleh 10 kelas dimana masing-masing @ Rp. 4.500.000, komputer tersebut mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
o Motherboard ASUS
o Processor Intel Pentium IV 2,8 GHz o Memori DDR2 512MB
o HDD 80 GB SEAGATE o DVD-CDRW
76 o VGA 128 MB Geforce
o Ethernet Card 10/100 o Keyboard + Mouse
• Biaya pengembangan digunakan untuk training guru sebesar Rp. 3.000.000 yang dialokasikan untuk pengembangan e-learning seperti makalah, jasa instruktur.
• Oprasional sehari-hari untuk listrik sebesar Rp. 6.0000.000 per tahun, dengan perkiraan 1 komputer menghabiskan 50ribu perbulan. Jadi 10 kompter = 10*50.000*12=6 juta setahun
• Dan biaya internet untuk penggunaan e-learning setahun untuk dikelas sebesar Rp. 35.000.000.
77
Tabel 3.10 Cashflow e-learning SMUN
Keterangan Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
Investasi Server Rp 10,000,000 - - - - LCD Proyektor Rp 70,000,000 Rp 77,000,000 Rp 84,700,000 - - Komputer Rp 45,000,000 Rp 49,500,000 Rp 54,450,000 - - Speaker Rp 1,000,000 Rp 1,100,000 Rp 1,210,000 - - Software - - - - - Switch / Router Rp 1,500,000 Rp 1,600,000 - - Kabel Jaringan Rp 1,500,000 Rp 1,650,000 Rp 1,815,000 - - Total Rp 129,000,000 Rp 130,850,000 Rp 142,175,000 - - Oprasional Training Guru Rp 3,000,000 Rp 3,300,000 Rp 3,630,000 - - Biaya Listrik Rp 6,000,000 Rp 12,000,000 Rp 18,000,000 Rp 19,800,000 Rp 21,780,000 Internet Rp 42,000,000 Rp 46,200,000 Rp 50,820,000 Rp 55,902,000 Rp 61,492,200 Pemeliharaan Rp 1,000,000 Rp 1,100,000 Rp 1,210,000 Rp 1,331,000 Rp 1,464,100 Total Rp 52,000,000 Rp 62,600,000 Rp 73,660,000 Rp 77,033,000 Rp 84,736,300
Siswa pengguna 400 SISWA 800 SISWA 1200 SISWA 1200 SIWA 1200 SISWA
Biaya/investasi (Sumbangan) per siswa Rp 322,500 Rp 327,125 Rp 355,438 - -
Biaya Oprasional per siswa setahun Rp 130,000 Rp 78,250 Rp 61,383 Rp 64,194 Rp 70,614 Biaya Oprasional per siswa sebulan Rp 10,833 Rp 6,521 Rp 5,115 Rp 5,350 Rp 5,884
78 Keterangan :
• Tahun pertama yang akan menggunakan sistem adalah kelas X sebanyak 10 kelas dengan jumlah murid sebanyak 40 orang perkelas total pengguna menjadi 800 siswa. Tahun kedua yang menggunakan sistem adalah kelas X dan kelas XI, dengan jumlah total siswa 800 siswa, dan Tahun ke 3 maka kelas X, XI,XII akan menggunakan sistem dengan 1200 pengguna.
• Komputer yang diinvestasikan pada tahun 2 akan mempunyai spek lebih baik dari tahun sebelumnya dan juga demikian pada tahun berikutnya.
• Router/Switch yang digunakan mempunyai 16 port yang dibeli ditahun pertama dan tahun ke 2 sehingga menjadi 32 port.
• Biaya Oprasional Training guru dilakukan sampai tahun ke-3, dengan asumsi tidak ada guru baru. Biaya training guru dialokasikan untuk pembayaran pengajar, fotokopi bahan penggunaan sistem, dll. Besarnya dapat diatur.
• Biaya internet yang digunakan adalah tarif tetap untuk perusahaan dengan akses 24 jam. Diasumsikan disini juga pembelian domain dan hosting di provider. • Biaya pemeliharaan digunakan untuk merawat sistem, dan jika ada kerusakan
ataupun pembersihan
• Setiap siswa mempunyai kewajiban untuk membayar uang sumbangan awal tahun, ketika masuk ke SMUN 78, kemudian siswa mempunyai kewajiban juga untuk membayar uang sekolah setiap bulan. Adapun besarnya uang sekolah sekarang adalah Rp. 250.000
• Maka penghitungan biaya e-learning di atas dibagi ke 2 biaya yaitu investasi masuk ke sumbangan awal tahun, dan biaya oprasional masuk ke uang sekolah.
79
• Biaya investasi pertahun persiswa didapat dari total biaya investasi dibagi jumlah siswa.
• Biaya oprasional pertahun persiswa didapat dari total biaya oprasional dibagi jumlah siswa
• Setiap tahun biaya diasumsikan naik sebesar 10%.
Maka hasil akhir akan didapat : Pada Tahun ke-1 :
Biaya investasi awal tahun persiswa sebesar (angkatan baru) Rp 322,500
Biaya Oprasional persiswa setahun (Hanya kelas X) Rp. 130,000
Pada Tahun ke-2 :
Biaya investasi awal tahun persiswa sebesar (angkatan baru) Rp 327,125
Biaya Oprasional persiswa setahun (Kelas X dan XI) Rp 78,250
Pada Tahun ke-3 :
Biaya investasi awal tahun persiswa sebesar (angkatan baru) Rp 355,438
Biaya Oprasional persiswa setahun (Kelas X, XI dan XII) Rp 61,383
Pada Tahun ke-4 :
Biaya investasi awal tahun persiswa sebesar (angkatan baru) Rp 0
80
• Sedangkan, masukan perbandingan manfaat lain penggunaan n e-learning tersaji di bawah ini :
1. Bentuk Materi dinamis
2. Materi yang dapat ditampilkan per halaman banyak 3. Memvisualisasikan soal dengan cukup baik
4. Mudah untuk mengupdate latihan dan contoh soal 5. Kemungkinan sistem rusak lebih kecil
6. Menambah keahlian komputer
7. Materi yang disajikan lebih menarik, dan dapat menarik perhatian siswa
Analisis Return On Investment dari e-learning SMUN 78
Pemasukan = (322.500+130.000) x 400 siswa = 181.000.000 Investasi = 52.000.000
ROI = (181.000.000 / 52.000.000 ) X 100% = 384 %
Analisis Cost and Benefit dari e-learning SMUN 78
ROI = Pemasukan Investasi X 100 % BCR = Cf R - (C)op
81 R = 181.000.000 (C)op = 52.000.000 Cf = 52.000.000 BCR = (181.000.000 - 52.000.000)/ 52.000.000 = 2.4 Jadi BCR = 2.4