• Tidak ada hasil yang ditemukan

NO PERTANYAAN HASIL WAWANCARA

1

Standar terapi apa yang digunakan dalam penatalaksanaan hipertensi pada pasien dewasa di Insatalasi Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul?

Standar terapi yang digunakan yaitu ACCF/AHA 2011, JNC 7, dan pedoma tatalaksana hipertensi yang ada di Indonesia.

2

Pustaka apa yang digunakan dalam penenuan dosis yang diberikan kepada pasien hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul?

Tidak ada pustaka pasti yang menjadi acuan, namun penentuan dosis disesuaikan dengan respon pasien, apabila tekanan darah sistolik pasien >160 mmHg biasanya diberikan dosis tinggi, kemudian saat tekanan darah pasien sudah menurun maka dosis bisa diturunkan.

3 Apakah target tekanan darah pasien harus sudah tercapai saat pasien keluar dari rumah sakit?

Tidak selalu harus tercapai, pasien biasanya sudah boleh pulang saat pasien sudah tidak merasakan gejala-gejala seperti pusing atau tegang pada leher, dan pasien saat sudah keluar dari rumah sakit pasien selalu diberikan edukasi mengenai penyakit yang dialami serta diminta untu melakukan kontrol rutin di poli rawat jalan.

4

Kapan diberikan terapi tunggal dan kapan dimulai terapi

kombinasi? Terapi tunggal biasanya diberikan saat tekanan darah sistolik pasien < 160 mmHg, dan

mulai diberikan terapi kombinasi saat tekanan darah sistolik pasien > 160 mmHg.

5

Bagaimana penatalaksanaan pasien hipertensi

emergency/urgency?

Pada pasien hipertensi tanpa disertai gagal ginjal biasanya diberikan nifedipin injeksi, sedangkan pada pasien hipertensi dengan edema paru biasanya diberikan terapi nitrat injeksi dan pada pasien hipertensi dengan gagal ginjal biasanya diberikan terapi kombinasi. Dan pada pasien dengan hipertensi yang sulit terkontrol biasanya diberikan terapi dengan obat klonidin.

6

Berdasarkan hasil penelitian, golongan obat yang paling banyak diberikan adalah obat dari golongan ARB, mengapa dipilih terapi dengan golongan ARB?

Terapi dari golongan ARB banyak diberikan kepada pasein karena biasanya cenderung lebih mudah untuk menstabilkan tekanan darah pasien dan efek samping lebih di toleransi.

7

Menurut JNC 7 (2003), pada pasien dengan hipertensi

emergency/urgency (TDS ≥ 180 mmHg) diberikan terapi kombinasi dari golongan ARB/ACEi, CCB, BB, diuretik thiazid namun pada Bp. S yang didiagnosa hipertensi urgency, penurunan kesadaran, dan hemiperese dan Bp. P yang didiagnosa hipertensi urgency pada hari 1-4 hanya diberikan satu agen antihipertensi (valsartan), apakah pertimbangan

Pada kasus hipertensi emergency/urgency pasti selalu diberikan terapi kombinasi namun tidak selalu kombinasi dari kelima golongan tersebut, terkadang diberikan valsartan dosis 160 mg dikombinasikan dengan klonidin atau isosorbid diitrat atau diberikan furosemid apabila ada edema pada pasien. Selain itu, pada kasus hipertensi emergency/urgency tidak boleh langsHung menurunkan tekanan darah sampai pada batas yang direkomendasikan, tekanan darh diturunkan secara perlahan, sehingga pemilihan obat untuk pasien juga harus diperhatikan.

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi dengan judul “Evaluasi Penggunaan Obat

Antihipertensi pada Pasien Dewasa di Instalasi Rawat Inap RSUD

Panembahan Senopati Bantul” bernama Susana Flaviana. Lahir di

Entebah pada tanggal 28 Agustus 1994 sebagai anak tunggal dari pasangan Yulianus Effendy dan Marta Kemuyah. Penulis menempuh pendidikan formal dari SDS Sei Kura (2001-2007), SMPN 1 Belimbing (2007-2010), SMA Panca Setya Sintang (2010-2013). Penulis melanjutkan pendidikan formal strata 1 di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama masa kuliah, penulis terlibat dalam berbagai kegiatan antara lain, anggota seksi acara KPU Fakultas Farmasi (2013), sekretaris Latihan Kepemimpinan I ISMAFARSI (2014), bendahara KPU Fakultas Farmasi (2015), anggota aktif Patient Counseling Club (2013-2015) dan menjabat sebagai bendahara Patient Counseling Club (2014-2015), mewakili Fakultas Farmasi Sanata Dharma dalam lomba Patient Counseling Event PIMFI 2015 yang diselenggarakan di Universitas Padjadjaran dan Patient Counseling Competition Pharmacy Festival 2016 di Unversitas Indonesia, peserta Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat didanai DIKTI (2015), peserta Seminar Nasional: Herbal Medicine as Alternative and Complementary Treatment for Patient (2015), dan Seminar Nasional Kefarmasian: Revolusi Mental Farmasis di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2016, sebagai relawan dalam Bakti Sosial yang diselanggarakan oleh Yayasan Persaudaraan Masyarakat Jogja (YPMJ) di Purwomertani, Wedomertani, dan Gunung Kidul pada tahun 2015, dan Pengobatan Gratis yang diselenggarakan oleh WALUBI dalam rangka menyambut Hari Raya Tri Suci Waisak 2560 BE/2016 di Magelang pada tahun 2016, selain itu penulis juga tergabung dalam tim asisten dosen praktikum Komunikasi Farmasi (2016).

Hipertensi merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas hampir diseluruh dunia dan bertanggungjawab terhadap 7,1 juta kematian per tahun. Tujuan pengobatan hipertensi adalah menurunkan mortalitas dan morbiditas, namun kenyataannya peresepanan tidak selalu rasional dan terkadang mengarah kepada ketidakefektifan penggunaan obat. Hal ini mendasari perlu adanya evaluasi mengenai penggunaan obat antihipertensi pada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian penggunaan obat antihipertensi yang diberikan kepada pasien dewasa di Instalasi Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan standar pengobatan hipertensi. Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif dengan rancangan pengambilan data secara case series yang bersifat propektif. Data dianalisis menggunakan pustaka ESH/ESC (2013), JNC 7 (2003) dan Drug Information Handbook (2015). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 2 kasus (5,3%) penggunaan obat antihipertensi pada pasien dewasa di Instalasi Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul yang tidak sesuai dengan rekomendasi standar terapi hipertensi namun semua dosis yang diberikan kepada pasien telah sesuai dengan rekomendasi pustaka Drug Information Handbook (2015).

Hypertension is a major cause of mortality and morbidity in nearly all the world and it was responsible for 7.1 million deaths per year. The goal of treatment of hypertension is to reduce mortality and morbidity, but antihypertensive prescribing is not always rational and it leads to ineffective use of drugs. This underlies the need for an evaluation of antihypertensive drugs usage in patients. This study aimed to evaluate the appropriateness of using antihypertensive drugs given to adult patients in the Inpatient RSUD Panembahan Senopati Bantul with the guidelines of hypertension treatment. This type of research is a descriptive observational research prospective case series. Data were analyzed using ESH/ESC (2013), JNC 7 (2003) and the Drug Information Handbook (2015). The results showed that there were 2 cases (5.3%) the use of antihypertensive drugs toward adult Inpatient at RSUD Panembahan Senopati Bantul was not in accordance with the guidelines of hypertension treatment but all doses administered to the patient in accordance with the recommendation of the Drug Information Handbook (2015) recommendation.

Dokumen terkait