• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil yang Dacapai

Dalam dokumen Oleh HAMSYAH NIM (Halaman 33-40)

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil yang Dacapai

Data yang diperoleh dari analisa pengaruh lama penyimpanan CPO terhadap kadar asam lemak bebas, kadar air dan kadar kotoran di Laboratorium Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di PT. Telen Bukit Permata.

Penentuan kadar asam lemak bebas dilakukan dengan metode titrasi asam basa sedangkan penentuan kadar air dan kadar kotoran dilakukan dengan metode gravimetri. Hasil analisa Kadar asam lemak bebas, kadar air dan kadar kotoran disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 3. Kandungan Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar Air dan Kadar Kotoran pada Storage Tank 1 PT. Telen Bukit Permata Mill No Hari ke Kadar ALB

(%) Kadar Air (%) Kadar Kotoran (%) 1 1 2,04 0,14 0,017 2 2 2,05 0,15 0,018 3 3 2,06 0,16 0,019 4 4 2,07 0,16 0,019 5 5 2,10 0,17 0,020 6 6 2,14 0,18 0,021

Sumber : Data primer setelah diolah, 2015.

Gambar 1. Grafik Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) pada CPO di PT. Telen Bukit Permata Mill

Gambar 2. Grafik Kadar Air pada CPO di PT. Telen Bukit Permata Mill

2.04 2.05 2.06 2.07 2.10 2.14 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 1 2 3 4 5 6 % ALB Hari

Grafik Kadar Asam Lemak Bebas pada CPO

Asam Lemak Bebas 0.14 0.15 0.16 0.16 0.17 0.18 0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10 0.12 0.14 0.16 0.18 0.20 1 2 3 4 5 6 % Ai r Hari

Grafik Kadar Air pada CPO

Kadar Air

Gambar 3. Grafik Kadar Kotoran pada CPO di PT. Telen Bukit Permata Mill

B. Pembahasan

Penentuan kadar asam lemak bebas dilakukan dengan menggunakan metode titrasi asam basa, sedangkan kadar air dan kadar kotoran dilakukan dengan menggunakan metode gravimetri. Mutu CPO akan menjadi tinggi bila kadar asam lemak bebas, kadar air dan kadar kotoran di dalam CPO rendah. Sebaliknya, jika kadar asam lemak bebas, kadar air dan kadar kotoran pada CPO tinggi maka mutu CPO akan menurun atau berkualitas rendah.

Dari data hasil analisa di atas terlihat bahwa semakin lama waktu penyimpanan maka kadar asam lemak bebas, kadar air dan kadar kotoran yang dihasilkan semakin tinggi, dimana kadar asam lemak bebas terendah didapatkan pada hari ke – 1 sebesar 2,04 dan tertinggi didapatkan pada hari ke – 6 sebesar 2,14%. Untuk kadar air terendah

0.017 0.018 0.019 0.019 0.020 0.021 0.000 0.005 0.010 0.015 0.020 0.025 1 2 3 4 5 6 % Kot o ran Hari

Grafik Kadar Kotoran pada CPO

Kadar Kotoran

didapatkan pada hari ke – 1 sebesar 0,14% dan tertinggi didapatkan pada hari ke – 6 sebesar 0,18%, sedangkan kadar kotoran terendah didapatkan pada hari ke – 1 sebesar 0,017% dan tertinggi didapatkan pada hari ke – 6 sebesar 0,021%. Data tersebut menunjukkan bahwa kadar asam lemak bebas masih memenuhi standar pabrik yaitu 3,0%, namun kadar air dan kadar kotoran tidak memenuhi standar pabrik dimana standar untuk kadar air sebesar 0,15% dan untuk kadar kotoran sebesar 0,020%.

Kadar asam lemak bebas meningkat akibat adanya aktivitas enzim yang dapat menghidrolisis minyak. Hidrolisis minyak terjadi antara air dengan senyawa lain, dimana pada minyak kelapa sawit enzim lipase dimana enzim tersebut berperan sebagai katalis yang memecah molekul air sehingga dapat meningkatkan kadar asam lemak bebas pada CPO tersebut. Semakin lama reaksi ini berlangsung, maka semakin banyak kadar asam lemak bebas yang terbentuk.

Hal tersebut sesuai dengan (Marunduri, 2009) yang menyatakan bahwa asam lemak bebas dalam konsentrasi tinggi yang terikut dalam minyak sawit sangat merugikan. Tingginya asam lemak bebas ini mengakibatkan rendemen minyak turun. Untuk itulah perlu dilakukan usaha pencegahan terbentuknya asam lemak bebas dalam minyak sawit. Kenaikan kadar ALB ditentukan mulai saat TBS dipanen sampai TBS diolah di pabrik. Kenaikan ALB ini disebabkan adanya reaksi hidrolisa pada minyak. Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah gliserol dan ALB. Reaksi ini akan dipercepat dengan adanya faktor-faktor panas, air,

keasaman dan katalis (enzim). Semakin lama reaksi berlangsung, maka semakin banyak kadar ALB yang terbentuk.

Air yang terkandung pada minyak dalam jumlah kecil. Hal ini dapat terjadi karena proses alami yangterjadi pada saat proses pembuahan dan akibat perlakuan dipabrik serta penimbunan. Kadar air yang terkandung dalam minyak kelapa sawit tergantung pada efetivitas pengolahan kelapa sawit menjadi CPO. Buah yang matang akan mengadung air yang banyak untuk itu perlu pengaturan panen dan pengolahan yang cermat hal ini bertujuan untuk menghambat atau menekan terjadinya hidrolisa dan oksidasi minyak. Hal tersebut sesuai dengan Gunawan E, (2004) dalam Hutahaean (2008) kandungan air yang terdapat pada CPO dikarenakan proses pembuahan an perlakuan di parik serta penimbunan. Jika kadar air dalam minyak sawit (>0,15%) maka akan mengakibatkan hidrolisa minyak, dimana hidrolisa dari minyak sawit ini akan menghasilkan gliserol dan asam lemak bebas yang menyebakan rasa dan bau tengik pada minyak tersebut.

Kadar kotoran adalah bahan-bahan asing yang tak larut. Penyaringan hasil minyak sawit dilakukan dalam rangkaian proses pengendapan. Dengan proses tersebut kotoran-kotoran yang berukuran besar akan tersaring dan tertampung pada sludge tank. Akan tetapi, kotoran-kotoran atau serabut yang berukuran kecil dan tidak dapat disaring, hanya dapat melayang-layang di dalam CPO sebab memiliki berat jenis yang hampir sama dengan CPO. Hal ini sesuai dengan Marunduri dkk, (2009) dalam Alfiah dkk (2015), yang menyatakan bahwa kotoran yang tidak terlarut dalam minyak (fat insoluble) dan

terdispersi dalam minyak, yaitu kotoran yang terdiri dari biji atau partikel jaringan, lendir dan getah serat – serat yang berasal dari kulit abu atau material yang terdiri dari Fe, Cu, Mg, dan Ca, serta air dalam jumlah kecil.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Pengaruh waktu penyimpanan CPO pada storage tank terhadap kadar asam lemak bebas, kadar air dan kadar kotoran yaitu dengan semakin lama penyimpanan CPO pada storage tank maka kadar asam lemak bebas, kadar air dan kadar kotoran akan semakin tinggi. Analisa kadar asam lemak bebas diukur dengan menggunakan metode titrasi asam basa sedangkan kadar air dan kadar kotoran diukur dengan menggunakan metode gravimegri. Hasil analisa yang diperoleh untuk kadar asam lemak bebas tertinggi yaitu 2,14%, kadar air tertinggi sebesar 0,18% dan kadar kotoran tertinggi sebesar 0,021%.

B. Saran

Sebaiknya ada penelitian lanjutan untuk mengetahui mutu CPO selama penyimpanan di storage tank. Dan CPO tidak ditimbun dalam storage tank dengan jangka waktu yang lama. Hal tersebut dikarenakan semakin lama waktu penimbunan maka kadar asam lemak bebas, kadar air dan kadar kotoran akan semakin meningkat.

Perlu adanya pengawasan mulai dari proses pemanenan buah hingga proses pengolahan sehingga minyak tersebut memiliki mutu yang bagus.

Dalam dokumen Oleh HAMSYAH NIM (Halaman 33-40)

Dokumen terkait