• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Pengertian Akta Hibah

Istilah “Akta” yang dalam bahasa Belanda disebut “acte” atau “akte” dan dalam bahasa Inggris disebut “act” atau “deed”, pada

umumnya (menurut pendapat umum) mempunyai dua arti yaitu:

1) Perbuatan (handeling) atau perbuatan hukum (rechtshandeling) itulah pengertian yang luas, dan

2) Suatu tulisan yang dibuat untuk dipakai atau digunakan sebagai bukti perbuatan hukum tersebut, yaitu berupa tulisan yang ditujukan kepada pembuktian sesuatu.25

Akta ialah tulisan yang memang dengan sengaja dibuat untuk dijadikan bukti tentang suatu peristiwa. Dengan demikian unsur-unsur yang terpenting dalam suatu akta ialah kesengajaan untuk menciptakan suatu bukti tertulis dan penandatanganan dalam tulisan tersebut.

24

Patricia Simatupang, Perjajian,

https://patriciasimatupang.wordpress.com/2012/06/05/syarat-sahnya-perjanjian-saat-lahirnya-perjanjian-dan-pembatalan-pelaksanaan-suatu-perjanjian/. diakses pada tanggal 20 Desember 2015 pada jam 9:30.

25

Victor M. Situmorang, Aspek Hukum Akta Catatan Sipil di Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika, 1996), 50.

Akta hibah merupakan akta otentik yang mempunyai kekuatan hukum pembuktian. Selain itu bahwa akta hibah juga mempunyai kekuatan hukum yang mengikat tidak hanya pada para pihak yang terkait didalamnya, melainkan juga pihak ketiga. Syarat-syarat pembuatan akta hibah: KTP pemberi hibah (bapak dan ibu), Surat nikah pemberi hibah, Sertifikat asli, SPPT dan STTS PBB 10 tahun terakhir, KTP penerima hibah, dan Persetujuan ahli waris lainnya.

Akta merupakan bukti prima factie mengenai fakta, yaitu penyataan atau perjanjian yang termuat dalam akta notaris, mengingat notaris di Indonesia adalah pejabat umum yang mempunyai kewenangan untuk memberikan kesaksian atau melegalisasi suatu fakta. Jika isi dari fakta semacam itu disangkal di suatu pengadilan, maka pengadilan harus menghormati dan mengakui isi akta notaris, kecuali jika pihak yang menyangkal dapat membuktikan bahwa bagian tertentu dari akta telah diganti atau bahwa hal tersebut bukanlah yang disetujui oleh para pihak.26

Akta hibah sebagai salah satu alat bukti, harus didukung bukti-bukti lain untuk membenarkan suatu dalil gugatan penggugat atau menerangkan adanya suatu peristiwa hukum yang dikehendaki oleh kedua pihak dalam akta tersebut. Dengan bukti-bukti lain yang dimaksud, dapat diketahui apabila subyek obyek dan perbuatan hukum yang dilakukan oleh subyek hukum itu telah benar-benar sesuai

26

dengan ketentuan hukum yang berlaku, sebab adakalanya akta tersebut dibuat dengan suatu kebohongan tipu muslihat dan adanya unsur paksaan, sehingga jika terjadi hal-hal yang demikian maka akta tersebut dapat dibatalkan atau batal demi hukum. Peradilan yang berwenang membatalkan akta adalah Peradila Tata Usaha Negara, yaitu Peradilan yang mempunyai kompetensi hukum dalam memeriksa, mengadili dan memutuskan perkara atau perkara yang timbul dalam bidang Tata Usaha Negara antara orang atau badan hukum perdata dengan badan atau Pejabat Tata Usaha Negara sebagai akibat dikeluarkannya keputusan Tata Usaha Negara.

b. Pembatalan Akta Hibah

Sebagaimana halnya dengan perjanjian pada umumnya suatu penghibahan tidak dapat ditarik kembali secara sepihak tanpa persetujuan pihak lawan, namun undang-undang memberikan kemungkinan bagi si penghibah untuk dalam hal-hal tertentu menarik kembali atau menghapuskan hibah yang telah diberikan kepada seseorang.

Adapun persamaan dan perbedaan Kompilasi Hukum Islam(KHI) dan KUHPerdata tentang hibah, sebagai berikut:

Persamaan Perbedaan

1. Sama-sama mempunyai tujuan menguntungkan pihak yang diberi hibah

1. Dalam KHI hibah haram hukumnya untuk ditarik kembali kecuali orang tua

kepada anaknya

KUHPerdata pembatalan hibah dapat dibatalkan bagi semua orang dan harus memenuhi

syarat-syarat yang bisa

membatalkan hibah. 2. Sama-sama

memerintahkan kepada penghibah untuk berlaku adil dalam penghibahan kepada anak-anaknya

2. Hibah menurut

KUHPerdata merupakan

bagian dari hukum

perjanjian dan

digolongkan perjanjian untuk memberikan atau menyerahkan sesuatu

diwaktu hidupnya.

Sedangkan hibah dalam KHI berarti akaq yang

pokoknya adalah

pemberian harta milik seseorang kepada orang lain diwaktu ia masih hidup tanpa adanya imbalan apapun.

3. Sama-sama mengakui

adanya hibah yang

penyerahan barangnya

dilakukan sebelum

penghibah meninggal dunia

3. Dalam KHI tidak

mensyaratkan adanya akta, sedangkan dalam KUHPerdata harus ada akta(jika tidak ada akta maka hibahnya tetap sah, tetapi tidak punya kekuatan hukum tetap) sebagai bukti autentik

apabila terjadi

persengketaan. 4. Sama-sama menetapkan

orang yang belum dewasa/ kurang dari 21 tahun tidak diperbolehkan

memberi/menerima hibah

Pembatalan akta hibah merupakan suatu perjanjian yang ada di dalam akta hibah itu dilakukan oleh salah satu pihak yang merasa dirugikan, karena telah terjadi kesepakatan tidak bebas dari para pihak

yang membuat perjanjian baik karena telah terjadi kekhilafan, paksaan atau penipuan dan apabila pihak penerima hibah terbukti melakukan salah satu perbuatan yang diatur dalam pasal 1688 KUHPerdata,

bahwasannya: “Hibah tidak dapat dibatalkan kecuali dalam hal, karena tidak dipenuhinya syarat-syarat resmi untuk penghibahan, jika si penerima hibah telah bersalah melakukan atau membantu melakukan kejahatan yang bertujuan mengambil jiwa si penghibah, atau kejahatan lain terhadap si penghibah dan jika ia menolak memberikan tunjangan nafkah kepada si penghibah, setelah ia jatuh miskin.27

Pembatalan hibah dilakukan dengan menyatakan kehendaknya kepada si penerima hibah disertai dengan penuntutan kembali barang-barang yang telah dihibahkan dan apabila itu tidak dipenuhi secara sukarela, maka penuntutan kembali barang-barang itu diajukan kepada pengadilan.28

Apabila si penghibah sudah menyerahkan barangnya dan ia menuntut kembali barang itu, maka si penerima hibah diwajibkan mengembalikan barang yang dihibahkan itu dengan hasil-hasilnya terhitung mulai hari diajukannya gugatan, atau jika barang sudah dijualnya, mengembalikan harganya pada waktu dimasukkannya gugatan, disertai pula pula hasil-hasil sejak saat itu (Pasal 1691 KUHPerdata). Selain dari pada itu, ia diwajibkan memberikan ganti

27

Musyarofah Irmawati Shofia, Penyelesaian Pembatalan Akta Hibah,

www.distrodoc.com/348747-tinjauan-hukum-penyelesaian-perkara-pembatalan-akta-hibah. diakses pada tanggal 3 Januari 2015 pada jam 7:37.

28

rugi kepada si penghibah untuk hak tanggungan dan beban-beban lainya yang telah diletakkan olehnya diatas benda-benda tak bergerak, juga sebelum gugatan dimasukkan.

c. Alasan-Alasan yang dapat Membatalkan Akta Hibah

Hibah adalah suatu persetujuan, dengan mana seseorang penghibah menyerahkan suatu barang miliknya sendiri secara cuma-cuma, tanpa menariknya kembali, untuk kepentingan seseorang menerima barang itu. Dalam pasal 1688 KUHPerdata menegaskan bahwasannya suatu penghibahan tidak dapat dicabut dan karena itu tidak dapat pula dibatalkan, kecuali dalam hal-hal berikut:

1) Jika syarat-syarat penghibahan itu tidak dipenuhi oleh penerima hibah.

2) Jika orang yang diberi hibah bersalah dengan melakukan atau ikut melakukan suatu usaha pembunuhan atau suatu kejahatan lain atas diri penghibah.

3) Jika penghibah jatuh miskin sedang yang diberi hibah menolak untuk memberi nafkah kepadanya.

Perlu diketahui, dalam proses penghibahan tidak berarti secara hukum hak milik beralih pula dari penghibah kepada penerima hibah. Dalam pasal 1686 KUHPerdata menegaskan bahwasannya:

“Hak milik atas barang-barang yang dihibahkan meskipun diterima dengan sah, tidak beralih pada orang yang diberi hibah,

sebelum diserahkan dengan cara penyerahan menurut Pasal 612, 613,

616 dan seterusnya”

Artinya, meskipun dalam akta hibah seseorang telah dinyatakan atau ditetapkan sebagai penerima hibah tidak berarti orang tersebut memiliki hak penuh atau menjadi pemegang hak milik atas barang dimaksud. 29

Dengan terjadinya pembatalan hibah ini, maka segala macam barang yang telah dihibahkan harus segera dikembalikan kepada penghibah dalam keadaan bersih dari beban-beban yang melekat diatas barang tersebut. Misalnya saja, barang tersebut sedang dijadikan jaminan hipotik atau crediet verband, maka harus segera dilunasi oleh penerima hibah sebelum barang tersebut dikembalikan kepada pemberi hibah.

Dokumen terkait