• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3. Hipotermi

a. Pengertian

Suhu tubuh rendah dapat disebabkan oleh karena terpapar dengan lingkungan yang dingin (suhu lingkungan rendah permukaan yang dingin atau basah) atau bayi dalam keadaan basah atau tidak berpakaian (Sudarti dan Khoirunnisa, 2010).

b. Faktor yang menyebabkan hipotermia

Menurut Sudarti dan Fauziah tahun 2013, faktor-faktor yang menyebabkan adalah:

1) Kesalahan perawatan bayi segera setelah lahir 2) Bayi di pisahkan dengan ibunya setelah lahir 3) BBLR

4) Kondisi ruang yang dingin

5) Prosedur penghangatan yang tidak adekuat 6) Asfiksia, hipoksia

c. Gejala hipotermia bayi baru lahir (Sarwono, 2009) 1) Bayi tidak mau minum/menetek

2) Bayi tampak lesu dan mengantuk saja 3) Tubuh bayi teraba dingin

4) Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi mengeras (sklerema).

d. Penatalaksanaan menurut Sudarti dan Fauziah tahun 2013 1) Suhu ruang persalinan < 25°C

2) Tempat resusitasi hangat 3) Pengeringan langsung

4) Kontak kulit ke kulit (ibu dan bayi) 5) Menyusukan bayi

6) Menunda memandikan bayi 7) Memakaikan pakaian yang tepat 8) Rawat gabung ibu-bayi

9) Tenaga profesional yang selalu siap

Gambar 2.1 Manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir Sumber : Rohani (2010)

PENILAIAN :

1. Bayi cukup bulan

2. Ketuban jernih, tidak bercampur dengan mekonium 3. Menangis dan bernafas

4. Otot tonus baik

Bayi tidak bernapas atau megap-megap Ventilasi

1. Pasang sungkup perhatikan letaknya 2. Ventiasi 2x dengan tekanan air 30 cm air 3. Bila tidak mengembang lakukan ventilasi

20x dengan tekanan 20 cm air selama 30 detik

NILAI NAFAS

Asuhan Bayi Normal

1. Konseling

2. Lanjutkan resusitasi 3. Pemantauan

4. Pencengahan hipotermi 5. Pemberian vitamin K 1 6. Pencengahan infeksi 7. Pencatatan dan pelaporan

Dirujuk

Bayi tidak bernafas / megap-megap

1. Ulangi ventilasi sebanyak 20x selama 20detik

2. Hentikan ventilasi dan nilai kembali nafas tiap 30 detik

3. Bila bayi tidak bernafas spontan sesudah 2 menit setelah resusitasi siapkan rujukan.

LANGKAH AWAL : 1. Jaga bayi tetap hangat 2. Atur posisi bayi 3. Isap lendir

4. Keringkan dan rangsangan taktil 5. Reposisi

NILAI NAFAS

Bayi bernapas normal asuhan pasca resusitasi:

1. Pemantauan

2. Pencengahan hipotermi 3. Inisiasi menyusu dini 4. Pemberian vitamin K 1 5. Pencengahan infeksi 6. Pemeriksaan fisik

7. Pencatatan dan pelaporan

Bila tidak mau dirujuk dan tidak berhasil:

1. Sesudah 10 menit pertimbangan untuk menghentikan resustasi 2. Konseling

3. Pencatatan dan pelaporan

B. Teori Manajemen Kebidanan 1. Pengertian

Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalammenerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Ambarwati dkk, 2010 ).

2. Proses Manajemen Kebidanan

Proses manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yangmemperkenalkan sebuah metode atau pemikiran dan tindakan-tindakan dengan urutan yang logis sehingga pelayanan komperhensif dan aman dapat tercapai. Selain itu metode ini memberikan pengertian untuk menyatukan pengetahuan dan penilaian yang terpisah-pisah menjadi satu kesatuan yang berarti (Ambarwati dkk, 2010 ).

a. Langkah pertama: pengumpulan data dasar atau pengkajian 1) Data Subjektif adalah data yang didapat dari pasien atau

keluarga pasien suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak dapat ditentukan oleh tim kesehatan secara independen tetap melalui suatu interaksi atau komunikasi (Nursalam, 2008).

Dalam hal ini data yang diperoleh dari wawancara dengan keluarga dan tim kesehatan yang lain, dimana wawancara tersebut untuk mengetahui pada ibu meliputi:

a) Biodata

Menggunakan identitas menurut Ambarwati,dkk (2009), yaitu:

(1) Nama Bayi : Untuk mengetahui identitas bayi danmenghindari kekeliruan.

(2) Umur Bayi : Untuk mengetahui usia bayi yang nantinya disesuaikan dengan tindakan yang akan dilakukan.

(3) Tanggal Lahir : Untuk mengetahui usia neonatus.

(4) Jenis Kelamin : Untuk mengetahui jenis kelamin bayi dan memastikan bahwa yang diperiksa benar-benar bayi yang dimaksud.

(5) Nama ayah/ibu : Untuk memudahkan memanggil atau menghindari kekeliruan.

(6) Umur : Untuk mengetahui apakah ibu termasuk resiko tinggi atau tidak.

(7) Agama : untuk mengetahui keyakinan ayah/ibu tersebut untuk membimbing atau mengarahkan dalam berdoa.

(8) Pendidikan : Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauhmana mana tingkat

intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikanya.

(9) Suku/Bangsa : Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari.

(10) Pekerjaan : Untuk mengetahui tinggkat sosial ekonomi.

(11) Alamat : Untuk memudahkan komunikasi dan kunjungan rumah.

b) Keluhan utama

Untuk mengetahui masalah yang dialami bayi, yaitu napas megap-megap, tangisan melemah atau merintih (Ambarwati,dkk 2010).

c) Riwayat Kesehatan pada ibu (1) Riwayat kesehatan yang lalu

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut, kronis seperti jantung, DM, hipertensi, asma yang dapat mempengaruhi pada persalinan (Ambarwati,dkk 2010).

(2) Riwayat kesehatan sekarang

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada saat ini yang ada

hubungan nya dengan persalinan (Ambarwati,dkk 2010).

(3) Riwayat kesehatan keluarga

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan ibu dan bayi, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang menyertai (Ambarwati,dkk 2010).

d) Riwayat perkawinan

Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, status menikah syah atau tidak, karena bila melahirkan tanpa status yang jelas akan berkaitan dengan psikologisnya sehingga akan mempengaruhi proses persalinan (Ambarwati,dkk 2010).

e) Riwayat Kehamilan dan Persalinan (1) Riwayat Prenatal

Untuk mengetahui riwayat ANC, jumlah anak, ada keluhan atau tidak, HPHT, HPL, dan kebiasaan-kebiasaan ibu saat hamil (Sondakh, 2013).

(2) Riwayat persalinan sekarang

Untuk mengetahui berapa usia kehamilan, jam berapa waktu persalinan, jenis persalinan, lama kala I, lama kala II, di tolong oleh siapa, adakah komplikasi dalam

persalinan, berapa nilai APGAR untuk bayi baru lahir (Sondakh, 2013).

f) Riwayat KB ibu

Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi serta rencana KB (Ambarwati,dkk 2010).

g) Kehidupan sosial budaya ibu

Untuk mengetahui ibu dan keluarga yang menganut adat istiadat yang akan menguntungkan atau merugikan ibu khususnya pada saat bersalin (Ambarwati,dkk 2010).

h) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari pada ibu (Ambarwati,dkk 2010) :

(2) Nutrisi

Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya, jenis makanan dan makanan pantangan.

(3) Eliminasi

Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi, dan bau serta kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna, jumlah.

(4) Istirahat

Menggambarkan pola istirahat dan tidur ibu, berapa jam ibu tidur, kebiasaan sebelum tidur misalnya membaca, mendengarkan musik, kebiasaan mengkonsumsi obat tidur, kebiasaan tidur siang, penggunaan waktu luang.

(5) Personal hygiene

Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh terutama pada daerah genetalia.

(6) Aktivitas

Menggambarkan pola aktivitas ibu sehari-hari. Pada pola ini perlu dikaji pengaruh aktivitas terhadap kesehatan.

2) Data Objektif

Data ini dikumpulkan guna melengkapi data untuk menegakan diagnosa pada bayi (Sulistyawati dkk, 2010).

a) Keadaan umum

Data ini didapat dengan mengamati keadaan pasien secara keseluruhan(Sulistyawati dkk, 2010).

(1) Baik, jika bayi memperlihatkan respon yang baik terhadap lingkungan.

(2) Lemah, jika bayi kurang atau tidak memberikan respon yang baik terhadap sekitarnya

b) Kesadaran (Sulistyawati dkk, 2010).

Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, kita dapat melakukan pengkajian derajat kesadaran pasien dari keadaan komposmentis (kesadaran maksimal) sampai koma (pasien tidak dalam keeadaan sadar).

c) Tanda vital bayi (Sulistyawati dkk, 2010).

(1) Denyut nadi kurang dari 100 x per menit atau tidak (2) Pernapasan kurang dari 30 x per menit atau tidak (3) Suhu tubuh < 36,5°c atau > 37,5°c

d) Menurut Sondakh (2013), pemeriksaan fisik sistematis meliputi :

(1) Kepala : Pemeriksaan terhadap ukuran, sutura menutup atau terbuka, adanya caput succedaneum, kraniotabes, dan sebagainya.

(2) Muka : Warna kulit merah atau tidak, simetris atau tidak, adakah chepal hematoma atau tidak.

(3) Mata : Simetris atau tidak, warna conjungtiva pucat atau tidak, adakah sklera ikterus pada mata atau tidak.

(4) Mulut : Reflek hisap baik atau tidak, bibir kering atau tidak, adakah kelainan palatum atau tidak.

(5) Hidung : Simetris atau tidak,bersih atau tidak, tidak atau ada pernafasan cuping hidung.

(6) Telinga : Simetris atau tidak, bersih atau tidak, adakah kelainan.

(7) Leher : Untuk mengetahui pembesaran kelenjar tiroid dan bendungan vena juga laris.

(8) Dada : Simetris atau tidak, adakah retraksi dinding dada atau tidak, apakah ada kelainan atau tidak.

(9) Tali pusat : Bersih atau tidak,adakah pendarahan atau tidak, terbungkus kasa atau tidak.

(10) Abdomen :Simetris atau tidak, adakah perdarahan tali pusat atau tidak, adakah tanda-tanda infeksi atau tidak.

(11) Genetalia :Jika laki-laki apakah testis sudah turun pada skrotum, jika perempuan apakah labia mayora sudah menutupi labia minora.

(12) Ekstemitas :Simetris atau tidak, jumlah jari tangan lengkap atau tidak dan kaki lengkap atau tidak, adakah polidaktili atau tidak.

(13) Anus : Apakah anus berlubang atau tidak.

e) Pemeriksaan Reflek

(1) Reflek Moro : Apabila bayi diberi sentuhan mendadak terutama dengan jari dan tangan, maka menimbulkan gerak terkejut (Rohani, 2010).

(2) Reflek Rotting : Apabila pipi bayi disentuh oleh jari pemeriksa, maka bayi akan menoleh dan mencari sentuhan itu (Rohani, 2010).

(3) Reflek Sucking :Apabila bayi di beri dot atau puting, maka bayi berusaha untuk menghisap (Rohani, 2010).

(4) Reflek Grasping :Reflek yang timbul jika ibu jari diletakkan pada tangan bayi lalu bayi akan menutup telapak tangan nya (Rohani, 2010).

(5) Reflek Tonic Neck :Reflek yang timbul jika bayi mengangkat leher dan menoleh kekanan atau kekiri jika diposisikan tengkurap (Rohani, 2010).

f) Pemeriksaan Antropometri

Menurut Jitowiyono (2011), pemeriksaan antroprometri meliputi :

(1) Lingkar Kepala : Normal pada bayi baru lahir antara 33-35 cm.

(2) Lingkar Dada : Normal pada bayi baru lahir antara 30-38 cm.

(3) Panjang Badan : Normal pada bayi baru lahir antara 48-52 cm.

(4) Berat badan : Normal berat badan bayi baru lahir antara 2500 gram sampai 4000 gram.

g) Nutrisi

Kebutuhan nutrisi pada bayi baru lahir hari pertama 60 cc/kgBB, selanjutnya di tambah 30 cc/kgBB (Jitowiyono,2011).

h) Eliminasi

(1) Urine : Pengeluaran urine pada bayi baru lahir terjadi 24 jam pertama setelah lahir. Urine yang normal berwarna kuning (Jitowiyono,2011).

(2) Mekonium : Pengeluaran mekonium pada bayi baru lahir normal agak lembek dan berwarna hitam kehijauan (Jitowiyono,2011).

i) Data Penunjang adalah pemeriksaan untuk menunjang diagnosis penyakit guna mendukung atau menyingkirkan diagnosis lainnya. Pada kasus bayi baru lahir dengan asfiksia ringan tidak memerlukan pemeriksaan penunjang (Oktikasari, 2013).

b. Langkah kedua: Interpretasi Data

Mengidentifikasi diagnosa kebidanan dan masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Dalam langkah ini data yang dikumpulkan diinterpretasikan menjadi diagnosa tetapi membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam rencana asuhan terhadap pasien (Ambarwati dkk, 2010).

1) Diagnosa kebidanan

Diagnosa dapat di tegakkan yang berkaitan (Ambarwati, 2010). Diagnosa kebidanan pada kasus ini ialah

“Bayi Ny. N Umur 0 Hari dengan Asfksia Ringan”

Data dasar meiliputi:

a) Data Subjektif

Pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah pernah abortus atau tidak, keterangan ibu tentang umur, keterangan ibu tentang identitas bayinya dan keterangan ibu tentang keluhannya (Ambarwati, 2010).

b) Data Obyektif (1) KU : lemah

(2) TTV : R : <30 x/menit N : < 100 x/menit S : 36-37°C (Sondakh, 2013).

(3) Antropremetri : berat badan bayi 2500-4000 gram, panjang badan 48-52 cm, lingkar kepala 33-35 cm, dan lingkar dada 30-38 cm (Jitowiyono,2011).

(4) Reflek

(a) Reflek Moro : positif atau negatif apabila bayi diberi sentuhan mendadak terutama dengan jari dan tangan, maka menimbulkan gerak terkejut (Rohani, 2010).

(b) Reflek Rotting : positif atau negatif apabila pipi bayi disentuh oleh jari pemeriksa, maka bayi akan menoleh dan mencari sentuhan itu(Rohani, 2010).

(c) Reflek Sucking :positif atau negatif apabila bayi di beri dot atau puting, maka bayi berusaha

untukmenghisap (Rohani, 2010).

(d) Reflek Grasping :positif atau negatif jika ibu jari diletakkan pada tangan bayi lalu bayi akan menutup telapak tangan nya (Rohani, 2010).

2) Masalah

Menurut Sulistyawati (2013) dalam asuhan kebidanan masalah dan diagnosis dipakai keduanya karena beberapa masalah tidak dapat didefenisikan sebagai diagnosis tetapi perlu di pertimbangkan untuk membuat rencana yang menyeluruh.

Masalah bisa mucul dari bayi baru lahir dengan asfiksia yaitu nafas berkurang dan sianosis (Saifuddin, 2010).

3) Kebutuhan

Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan bayi berdasarkan keadaan dan masalahnya (Sulistyawati, 2010).

Kebutuhan bayi baru lahir dengan asfiksia adalah keadaan yang hangat, pembersihan jalan napas dan resusitasi atau pemberian oksigen (Dewi, 2010).

c. Langkah III : Diagnosa Potensial

Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi. Pada langkah ini diidentifikasikan masalah atau diagnosa potensial berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa, hal ini membutuhkan antisipasi, pencegahan, bila memungkinkan menunggu mengamati dan bersiap-siap apabila hal tersebut benar-benar terjadi. Diagnosa potensial pada bayi baru lahir dengan asfiksia ringan adalah asfiksia sedang (Ambarwati dkk, 2010).

d. Langkah IV: Tindakan Segera / Antisipasi Masalah

Dalam penatalaksanaannya terkadang bidan dihadapkan pada beberapa situasi yang memerlukan penanganan segera (emergensi) di mana bidan harus segera melakukan tindakan untuk menyelamatkan pasien, namun kadang juga berada pada situasi pasien yang memerlukan tindakan segera sementara menunggu intruksi dokter, atau bahkan mungkin juga situasi pasien yang memerlukan konsultasi dengan tim kesehatan lain (Sulisyawati, 2010). Antisipasi dalam kasus bayi baru lahir dengan

asfiksia ringan adalah membersihkan jalan napas, mempertahankan suhu tubuh bayi dan lakukan rangsangan taktil (Jitowiyono,2011).

e. Langkah V : Perencanaan

Langkah-langkah ini ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya yang merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau di antisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat dari kondisi pasien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga berkaitan dengan kerangka pedoman antisipasi bagi wanita tersebut yaitu apa yang akan teradi berikutnya (Ambarwati dkk, 2010).

Rencana yang dapat dilakukan pada bayi baru lahir dengan asfiksia ringan adalah menurut Dewi (2010) :

b. Bersihkan jalan nafas dengan penghisapan lendir dan kasa steril

c. Potong tali pusat dengan teknik naseptik dan antiseptik

d. Segera keringkan tubuh bayi dengan handuk/kain kering dan bersih dan hangat

e. Nilai status pernapasan. Lakukan hal berikut

1) Segera baringkan dengan kepala bayi sedikit ekstensi dan penolong berdiri disisi kepala bayi dari sisi air ketuban 2) Miringkan kepala bayi

3) Bersihkan mulut dengan dengan kasa yang dibalut pada jari telunjuk

4) Isap cairan dari mulut dan hidung

f. Lanjutkan menilai status pernapasan apabila masih ada tanda asfiksia, lakukan rangsangan taktil pada punggung. Bila tidak ada perubahan beri napas buatan.

f. Langkah VI : Pelaksanaan

Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan penyuluhan pada klien dan keluarga, mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan dari langkah V diatas (Ambarwati dkk, 2010).

a. Membersihkan jalan nafas dengan penghisapan lendir dan kasa steril

b. Memotong tali pusat dengan teknik naseptik dan antiseptik c. Mengeringkan tubuh bayi dengan handuk/kain kering dan

bersih dan hangat

d. Menilai status pernapasan. Lakukan hal berikut

1) Membaringkan dengan kepala bayi sedikit ekstensi dan penolong berdiri disisi kepala bayi dari sisi air ketuban 2) Memiringkan kepala bayi

3) Membersihkan mulut dengan dengan kasa yang dibalut pada jari telunjuk

4) Menghisap cairan dari mulut dan hidung

e. Melanjutkan menilai status pernapasan apabila masih ada tanda asfiksia, lakukan rangsangan taktil pada punggung. Bila tidak ada perubahan beri napas buatan.

g. Langkah VII : Evaluasi

Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa yang telah dilakukan bidan. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan, ulangi kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tapi belum efektif atau merencanakan kembali yang belum terlaksana.

(Ambarwati, 2010).

a) Jalan napas bayi telah di bersihkan b) Tali pusat telah dipotong

c) Tubuh bayi telah dikeringkan

d) Pernapasan bayi telah dinilai dan telah di lakukan resusitasi e) Telah dilakukan rangsangan taktil

3) Data Perkembangan SOAP (Subjektif Objektif Assesment Planning)

Menurut Marmi dan Raharjo tahun 2015 metode SOAP merupakan singkatan dari :

S : Subjektif

a. Menggambarkan pendokumentasian pengumpulan data klien melalui anamnesa

b. Tanda gejala subjekif yang diperoleh dari hasil bertanya pada klien, suami atau keluarga (identitas umum, keluhan, riwayat menarche, riwayat perkawinan, riwayat kehamilan, riwayat persalinan, riwayat KB, penyakit keluarga, riwayat penyakit keturunan, riwaat psikososial, pola hidup)

c. Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut pandang klien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya dicatatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan ang berhubungan dengan diagnosa.

O : Objektif

a. Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan fisik klien, hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assessment.

b. Tanda geala objektif yyang diperoleh dari hasil pemeriksaan (keadaan umum, vital sign, fisik, pemeriksaan dalam, laboratorium dan pemeriksaan penunjang, pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi).

c. Data ini memberikan bukti gejala klinis klien dan fakta yang berhubungan dengan diagnosa.

A : Assesment

a. Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau informasi subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan.

b. Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi.

P : Planning

Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi berdasarkan assesment.

a. Perencanaan

Membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan datang. Untuk mengusahakan tercapaina kondisi klien yang sebaik mungkin

b. Implementasi

Pelaksanaan rencana tindakan untuk menghilangkan dan mengurangi masalah klien. Tindakan ini harus disetujui oleh klien kecuali bila tidak dilaksanakan akan membahayakan keselamatan klien.

c. Evaluasi

Tafsiran dari efek tindakan yang telah di ambil merupakan hal penting untuk menilai keefektifan asuhan yang diberikan. Analisis dari hasil yang dicapai

menjadi fokus dari kecepatan nilai tindakan. Jika kriteria tuuan tidak tercapai, proses evaluasi dapat menjadi dasar untuk mengembangkan tindakan alterbatif sehingga mencapai tujuan.

C. Landasan Hukum

Bidan dalam menyenggarakan prakteknya berlandaskan pada Permenkes No.

1464/Menkes/Per/X/2010 pasal 16 ayat 2 yaitu pelayanan kebidanan kepada anak meliputi:

1. Perawatan bayi baru lahir 2. Perawatan tali pusat 3. Perawatan bayi

4. Resusitasi pada bayi baru lahir 5. Permantauan tumbuh kembang anak 6. Pemberian imunisasi

7. Pemberian penyuluhan (Permenkes, 2010).

48 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Studi

Karya tulis ilmiah ini merupakan studi kasus dengan menggunakan metode deskriptif yaitu pengumpulan data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor yang merupakan pendukung terhadap kualitas belajar-mengajar, kemudian menganalisis faktor-faktor tersebut untuk dicari peranannya terhadap presentasi ilmu kimia (Arikunto, 2013).

Penelitian studi kasus adalah studi yang meengekplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan datayang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber informasi (Nasir dkk, 2011).

Studi kasus ini menggambarkan asuhan kebidanan bayi baru lahir pada By. Ny. Numur 0 hari dengan asfiksia ringan.

B. Lokasi Studi Kasus

Lokasi merupakan tempat pengambilan kasus dilaksanakan (Notoatmodjo, 2012). Studi kasus inidilakukan di RSUD Karanganyar.

C. Subjek Studi Kasus

Subjek studi kasus adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti (Arikunto, 2013).

Subjek dalam studi kasus ini adalah Bayi. Ny. N umur 0 hari dengan asfiksia ringan.

D. Waktu Studi Kasus

Waktu studi kasus merupakan waktu dimana digunakan penulis untuk mencari kasus (Notoatmodjo, 2012). Studi kasus ini dilaksanakan pada tanggal 2 April 2016.

E. Instrumen Studi Kasus

Instrumen studi kasus adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Pada kasus ini penulis menggunakan format asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan pendekatan menejeman 7 langkah Varney dan SOAP data perkembangan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada klien adalah dengan cara mengambil data primer dan data sekunder:

1. Data Primer

Data primer diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambil data, langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari (Saryono, 2011).

Data primer diperoleh dengan cara:

a. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode yang diperlukan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari seseorag sasaran penelitian (responden)

(Hidayat, 2014). Pada kasus ini wawancara dilakukan pada keluarga pasien atau bidan serta tenaga kesehatan yang terkait dengan menggunakan format asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dan didokumentasikan.

b. Observasi

Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti (Hidayat, 2014).

Untuk memperoleh data objektif penelitian melakukan pengamatan langsung untuk mengetahui perkembangan dan perawatan yang telah dilakukan pada pasien.

Pada kasus ini yang diobservasi adalah tanda-tanda vital, nilai APGAR dan pemeriksaan fisik pada bayi (Hidayat, 2014).

c. Pemeriksaan Fisik 1) Inspeksi

Inspeksi merupakan proses observasi dengan menggunakan mata (Priharjo, 2007). Dalam kasus ini inspeksi dilakukan dari kepala hingga ekstremitas, melihat warna kulit bayi, pergerakan dada ada retraksi atau tidak dan reflek bayi.

2) Palpasi

Palpasi dilakukan dengan menggunakan sentuhan atau rabaan, metode ini dikerjakan untuk mendeterminasi ciri-ciri

jaringan atau organ (Priharjo, 2007). Dalam kasus ini dilakukan pemeriksaan tugor kulit bayi.

3) Perkusi

Perkusi adalah metode pemeriksaan dengan cara mengetuk.

Tujuan perkusi adalah menentukan batas-batas organ atau bagian tubuh dengan cara merasakan vibrassi yang ditimbulkan akibat adanya gerakan yang diberikan kebawah jaringan (Priharjo, 2007).

Pada kasus ini dilakukan tepukan pada telapak kaki bayi untuk memberikan rangsangan taktil.

4) Auskultasi

Auskultasi merupakan metode pengkajian yang menggunakan stetoskop untuk memperjelas pendengaran (Priharjo, 2007). Pada pengambilan kasus ini penulis melakukan pemeriksaan auskultasi untuk mendengar detak jantung bayi.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitinya. Biasanya berupa data dokumentasi atau data laporan yang tersedia (Saryono, 2011).

a. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2013).

Dalam kasus dokumentasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang diambil dari cacatan atau status pasien dan rekam medik pasien umum di RSUD Karanganyar.

b. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan kagiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam rangka mencari landasan teoritis dari permasalahan penelitian (Hidayat, 2014). Studi kasus bayi baru lahir dengan asfiksia ringan, penulis menggunakan sumber buku tahun

Studi kepustakaan merupakan kagiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam rangka mencari landasan teoritis dari permasalahan penelitian (Hidayat, 2014). Studi kasus bayi baru lahir dengan asfiksia ringan, penulis menggunakan sumber buku tahun

Dokumen terkait