• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBIAYAAN NO BULAN

C. Uji Hipotesa

Setelah melalui tahapan uji linieritas dan normalitas, hasil uji menunjukan data yang telah tersedia memenuhi standar kelayakan. Untuk selanjutnya akan dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan dan pengaruh penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap pembiayaan dengan menggunakan uji

hipotesa. Uji hipotesa ini dilakukan dengan beberapa cara: uji korelasi, uji regresi, koefisien determinasi, dan uji f (annova).

1. Uji Korelasi

Rumusan statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini, menggunakan rumus korelasi Product Moment. Dalam penghitungannya, menggunakan program SPSS versi 15.0. Adapun hasil uji hipotesis yang didapatkan maka diperoleh nilai koefisien korelasi antara penyaluran pembiayaan dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah 0.537 korelasi tersebut dapat dilihat pada table di bawah ini :

Correlations

Tabel 4.4. Product moment

Correlations 1.000 .537 .537 1.000 . .001 .001 . 29 29 29 29 Dana Penyaluran Pembiayaan Dana Pihak Ketiga Dana Penyaluran Pembiayaan Dana Pihak Ketiga Dana Penyaluran Pembiayaan Dana Pihak Ketiga Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Dana Penyaluran Pembiayaan Dana Pihak Ketiga

Berdasarkan table di atas dapat diketahui nilai korelasi sebesar 0.537, hal ini menunjukkan adanya korelasi (hubungan) yang sedang atau tidak terlalu kuat antara penyaluran pembiayaan dengan Dana Pihak Ketiga (DPK). Angka koefisien korelasi bertanda positif (+) menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat berbanding lurus, artinya peningkatan satu

variabel akan diikuti oleh penaikan variabel lain, sehingga semakin tinggi Dana Pihak Ketiga (DPK) akan membuat penyaluran pembiayaan makin tinggi juga.

Perhatikan tabel interpretasi r-product moment untuk mengetahui tingkat kekuatan hubungan antara kedua variabel tersebut.

Tabel 4.4. Histogram Sebaran Data Regresi Dua Variabel

Interval koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,00 Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan Hipotesis :

H0 : Tidak ada hubungan (korelasi) antara dua variabel H1 : ada hubungan (korelasi) antara dua variabel

Pengujian berdasarkan uji probabilitas (prob) : Jika Probabilitas > 0.05, maka Ha diterima Jika Probabilitas < 0.05, maka Ha ditolak.

Pada bagian output (kolom Sig. (2-tailed)), untuk korelasi variabel penyaluran pembiayaan dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) didapat angka probabilitas sebesar 0.001 atau probabilitas di bawah 0.05 (0.001 < 0.05). Dengan demikian H0 ditolak atau hal ini berarti memang ada hubungan antara penyaluran pembiayaan dengan Dana Pihak Ketiga (DPK).

2. Uji Regresi

Dari histogram secara umum batang berada di bawah kurva normal dan dari gambar P-P plot of regression standardized residual dapat terlihat bahwa sebaran data regresi antara penyaluran pembiayaan dengan aspek Dana Pihak Ketiga (DPK) berada disekitar garis regresi yang mengarah ke kanan sehingga

data tersebut berdistribusi normal.

Gambar 4.6. Histogram Grafik Sebaran Data Dua Variabel

Tabel 4.6 Regresi

Coefficientsa

22.301 .217 102.763 .000

3.20E-012 .000 .537 3.309 .003

(Constant) Dana Pihak Ketiga Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.

Dependent Variable: Dana Penyaluran Pembiayaan a.

Pada output ini, dikemukakan nilai koefisien dan konstanta dari persamaan regresi. Dalam kasus ini, persamaan regresi sederhana yang digunakan adalah :

Y = a + bx dimana : Y = Penyaluran Pembiayaan 2 1 0 -1 -2 -3

Regression Standardized Residual 10 8 6 4 2 0 Fre qu ency Mean = -6.17E-15 Std. Dev. = 0.982 N = 29

Dependent Variable: Dana Penyaluran Pembiayaan Histogram

X= Dana Pihak Ketiga (DPK) a = Konstanta

b = Koefisien regresi

Dari hasil pengolahan didapatkan model persamaan regresi : Y = 22 ,301 + 0.00000000000320 X

Dari model regresi di atas dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Nilai Konstanta sebesar 22 ,301 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai Dana Pihak Ketiga (DPK), maka besarnya penyaluran pembiayaan adalah sebesar Rp. 22 ,301.

2. Nilai Koefisien regresi X (Dana Pihak Ketiga) sebesar 0.00000000000320 menyatakan bahwa setiap penambahan Rp. 1,00 dari Dana Pihak Ketiga maka nilai Y (penyaluran pembiayaan) akan bertambah sebesar Rp. 0.00000000000320.

Dari persamaan regresi yang didapatkan, akan dilakukan pengujian apakah nilai konstanta dan koefisien memberikan pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap nilai Y. Pengujian ini bisa dilakukan dengan dua metode, yang pertama dengan uji t yaitu membandingkan nilai thitung dengan ttabel dan yang

kedua dengan uji signifikansi. Berikut adalah pengujiannya :

a. Menguji signifikanasi konstanta (a) pada model regresi : Berikut adalah hipotesis yang diajukan :

H0 : a = 0 (konstanta a tidak signifikan)

H1 : a ≠ 0 (konstanta a signifikan)

1. Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ttabel di mana µ12

Jika |thitung| > ttabel, maka H0 ditolak

Jika |thitung| < ttabel, maka H0 diterima

Terlihat bahwa thitung untuk konstanta a adalah 102.763 Sedang ttabel bisa

didapat pada tabel t-test, dengan α = 0.05, karena digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari ttabel, nilai α dibagi dua menjadi 0.025, dan df = 27 (didapat dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 29-2=27). Didapat ttabel adalah 2.05.

Oleh karena thitung > ttabel, (102.763 > 2.05), maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa kostanta a berpengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan.

1. Berdasarkan nilai probabilitas dengan α = 0,05 : Jika probabilitas > 0,05 , maka H0 diterima

Jika probabilitas < 0,05 , maka H0 ditolak

Terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig adalah 0.000 atau probabilitas di bawah 0.05 (0.000 < 0.05). Dengan demikian H0 ditolak, sehingga mempunyai kesimpulan yang sama dengan uji t yaitu kostanta a berpengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan.

a. Menguji signifikanasi koefisien b (Dana Pihak Ketiga) pada model Regresi. Berikut adalah hipotesis yang diajukan :

H0 : b = 0 (koefisien b (Dana Pihak Ketiga tidak signifikan) H1 : b ≠ 0 (koefisien b (Dana Pihak Ketiga signifikan)

Pengambilan keputusan didasarkan atas dua metode:

1. Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ttabel di mana µ12 Jika |thitung| > ttabel, maka H0 ditolak

Jika |thitung| < ttabel, maka H0 diterima

Terlihat bahwa thitung untuk koefisien Dana Pihak Ketiga adalah 3.309

Sedang ttabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0.05, karena digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari ttabel, nilai α dibagi dua menjadi 0.025, dan df = 27 (didapat dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 29-2=27). Didapat ttabel adalah 2,05.

Oleh karena thitung > ttabel, (3.309 > 2,05), maka H0ditolak, sehingga dapat

disimpulkan bahwa koefisien Dana Pihak Ketiga berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran pembiayaan.

2. Berdasarkan nilai probabilitas dengan α = 0,05 : Jika probabilitas > 0,05 , maka H0 diterima

Jika probabilitas < 0,05 , maka H0 ditolak

Terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig adalah 0.003 atau probabilitas di atas 0.05 (0,003 < 0,05). Dengan demikian H0 ditolak, sehingga

mempunyai kesimpulan yaitu koefisien Dana Pihak Ketiga berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran pembiayaan.

3. Uji Koefisien Determinasi

Tabel 4.7. Tabel Koefisien Determinasi

Model Summaryb .537a .289 .262 .77215 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), Dana Pihak Ketiga

a.

Dependent Variable: Dana Penyaluran Pembiayaan b.

Pada tabel Model Summary, didapat 1 model regresi dengan nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0.537, nilai koefisien determinasi (R Square)

sebesar 0.289 (28,9%). Koefisien determinasi ini menunjukkan bahwa 28,9% penyaluran pembiayaan dipengaruhi oleh nilai Dana Pihak Ketiga. Sedangkan sisanya 71.1% pembiayaan dipengaruhi oleh hal-hal atau variabel lain. Nilai Adjusted R Square sebesar 0.262(26.2%) menunjukkan bahwa di lapangan pengaruh dari Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap penyaluran pembiayaan hanya sebesar 26.2%, berarti terjadi penurunan nilai koefisien determinasi sebesar 2%.

4. Uji F (ANOVA)(b)

Tabel 4.8. Tabel F Hitung

ANOVAb 6.528 1 6.528 10.950 .003a 16.098 27 .596 22.626 28 Regression Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Dana Pihak Ketiga a.

Dependent Variable: Dana Penyaluran Pembiayaan b.

Pada tabel analisis varian (Anova) ditampilkan hasil uji F yang dapat dipergunakan untuk memprediksi kontribusi Dana Pihak Ketiga terhadap variabel penyaluran pembiayaan. Dari penghitungan didapat nilai F hitung sebesar 10,950. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5% dan df1 = 1 dan df2 = 27, didapat nilai

Ftabel = 4,21. Karena nilai Fhitung (10.950) > nilai Ftabel (4.210) maka dapat disimpulkan bahwa aspek variabel Dana Pihak Ketiga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel penyaluran pembiayaan. Sehingga model regresi yang didapatkan layak digunakan untuk memprediksi.

Dari pembahasan di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan secara khusus dari tiap metode analisis statistika yang telah diujicobakan pada sampel. Beberapa kesimpulan tersebut adalah:

1. Didapat persamaan Y = 22 ,301 + 0.00000000000320 X dari hasil uji regresi. 2. Dari penghitungan koefisien determinasi didapati bahwa variabel terikat, yaitu

Dana Pihak Ketiga memiliki pengaruh sebesar 28,9% terhadap variabel bebas, yaitu penyaluran pembiayaan.

3. Hasil uji F didapati bahwa F hitung lebih besar dari F tabel, sehingga persamaan regresi tersebut layak digunakan untuk membuat ramalan atau

forecasting.

Demikian penjelasan tentang pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap penyaluran pembiayaan BTN Syari’ah Cabang Jakarta. Dari penjelasan tersebut, ternyata Dana Pihak Ketiga (DPK) mempengaruhi terhadap penyaluran pembiayaan dengan total 28,9%).

D. Analisa

Dari penelitian yang dilakukan penulis terhadap BTN Syari’ah cabang Jakarta, ada beberap faktor yang sangat menarik untuk dikemukankan. Inilah yang menjadi salah satu objek analisis terpenting yang sangat berkaitan dengan DPK dan pembiayaan. Ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi penyaluran pembiayaan pada BTN Syari’ah Cabang Jakarta, antara lain:

1. Pelayanan yang baik

Pelayanan merupakan salah satu faktor penunjang yang mampu menjadi penggerak dan meningkatkan pembiayaan. Dengan memberikan pelayanan yang baik, artinya mengupayakan kepuasan nasabah, ketika nasabah sudah merasa terpuaskan dalam soal pelayanan ini akan berbanding lurus dengan kepercayaan nasabah terhadap bank. Ketika nasabah telah percaya

terhadap bank maka nasabah tersebut tidak akan ragu lagi untuk menggunakan jasa bank. Inilah alasan kenapa pelayayanan yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan pembiayaan.

2. Pitur prodak yang inovatif

Harus disadari, bahwa hasrat dan keinginan tiap nasabah jelas berbeda. Namun dalam beberapa hal mempunyai persamaan, antara lain: semua nasabah menginginkan pelayanan yang baik, kemudahan dalam memanfaatkan dan mengakses produk bank, menginginkan hal yang baru dan lebih baik, dan menginginkan “barang” yang didapatkannya tanpa pengorbanan terlebih dahulu (cuma-cuma). Hal semacam ini disadari betul oleh BTN Syaria’ah Cabang Jakarta. Untuk itu, BTN Syaria’ah Cabang Jakarta mengeluarkan produk yang bisa memenuhi keinginan tiap nasabah, antara lain: dengan mengeluarkan kartu kredit, ATM, dan memberikan hadiah yang bisa menarik minat nasabah untuk menggunakan produk BTN.

Meskipun BTN Syaria’ah Cabang Jakarta mengalami peningkatan dalam penyaluran pembiayaan, namun bukan bererti BTN Syaria’ah Cabang Jakarta tidak menghadapi hambatan. hambatan yang selama ini dihadapi BTN Syaria’ah Cabang Jakarta antara lain:

1. Masyarakat belum mengenal bank syariah

Pengetahuan masyarakat terhadap keberadaan bank syari’ah jelas sangat berpengaruh terhadap pembiyaan. Keterkaitan antara pengetahun masyarakat terhadap bank syariah dengan tingkat penggunaan terhada bank syariah sangat erat sekali. Ini bisa dimengerti mengingat “tahu atau

pengetahuan” merupakan langkah awal dari segala macam aktivitas termasuk di dalamnya menggunakan produk bank syari’ah. Mana mungkin masyarakat tertarik untuk menggunakan segala produk dari bank syariah kalau keberadaan bank syariah sendiri tidak tahu. Oleh karenanya pengetahuan masyarakat terhdap keberadan bank syari’ah sangat berpengaruh terhadap penyaluran pembiayaan pada semua bank syariah tidak terkecuali BTN Syaria’ah Cabang Jakarta.

2. Kurangnya SDM yang menguasai sistem mekanisme syari’ah

Eksistensi perbankan syari’ah merupakan hal yang baru dalam dunia dunia perbankan di Indonesia. Dukungan SDM yang kompeten dalam sistem syariah mutlak dibutuhkan dalam menunjang kemajuan perbankan syaria’ah. Oleh karenanya tidak tersedianya SDM yang menguasai sistem syariah berbanding lurus dengan kwalitas dan kinerja bank syari’ah itu sendiri. Sedangnkan kwalitas dan kinerja SDM berbanding lurus dengan kepercayaan masyarakt terhadap bank syari’ah dan kepercayaan mempengaruhi minat untuk menggunakan produk bank syariah, termasuk di dalmnya pembiayaan.

3. Sistem I T yang belum memadai

Sama halnya dengan keberadaan SDM, ketersediaan IT (sistem imformasi dan tekologi) yang memadai juga mutlak diperlukan demi kelancaran proses transaksi yang dilakukan oleh bank syari’ah. Sementara ini IT yang dimiliki BTN Syari’ah Cabang Jakarta masih terbatas dan ini menjadi sala satu faktor penghambat penyaluran pembiayaan.

Seiring dengan berjalannya waktu, semakin hari kinerja BTN Syari’ah Cabang Jakarta semakin baik dan terus ditingkatkan baik dari segi kwalitas pelayanan maupun kwalitas produk. Meskipun disadari banyak hambatan yang harus dihadapi namun tidak menjadi faktor yang membuat kinerja BTN Syaria’ah Cabang Jakarta menurun. Sebaliknya, hambatan tersebut dijadikan sebagai motifator yang menjadi mesin penggerak untuk selalu maju dan menjadi lebih baik.

Dalam proses melakukan transaksinya, BTN Syaria’ah Cabang Jakarta mengeluarkan beberapa jenis pembiayaan, antara lain:

1. Murabahah 2. Salam 3. Istisna

4. Pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah

Ke empat jenis pembiayaan tersebut sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.

Dibawah ini prosentase dari pembiayaan yang dilakukan oleh BTN Syari’ah Jakarta perbulan selama tiga tahun, 2006 sampai 2008. Khusus untuk tahun 2008 hanya menggunakan data sampai bulan Juni.

Dari prosentase di atas khusus untuk pembiayaan salam dan istisna tidak dilakukan oleh BTN Syari’ah Cabang Jakarta, hanya difokuskan pada pembiayaan

musyarokah, mudharabah, dan murabahah. Dari ketiga pembiayaan tersebut pembiayaan mudharabah lebih dominan

Bab selanjutnya akan membahas kesimpulan dari penelitaian yang dilakukan penulis juga akan dilengkapi dengan saran-saran.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dana Pihak Ketiga dan Penyaluran Pembiayaan memiliki hubungan pengaruh lurus (positif), di mana fluktuasi tingkat Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terjadi pada periode Januari 2006 sampai Maret 2008 telah menyebabkan meningkatnya penyaluran pembiayaan.

2. Dana Pihak Ketiga (DPK) termasuk faktor pendukung meningkatnya penyaluran pembiayaan. Ini berarti pergerakan tingkat Dana Pihak Ketiga (DPK) mempengaruhi pembiayaan.

3. Hasil penghitungan koefisien determinasi yang memunculkan angka 28,9% yang berarti penyaluran pembiayaan BTN syari’ah cabang Jakarta dipengaruhi oleh Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 28,9%. Angka 28,9% adalah angka yang signifikan. Sedangkan, variabel lain yang juga dapat dikategorikan sebagai faktor yang berpengaruh dalam penyaluran pembiayaan sebesar 71,1%.

4. Ada beberapa solusi yang diambil BTN Syri’ah Jakarta dalam meningkatkan DPK, antara lain:

a) Maningkatkan kwalitas pelayanan dan fasilitas untuk mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi.

b) Memperbanyak kantor cabang demi memudahkan nasabah mengakses BTN Syari’ah.

c) Membuat produk yang lebih inovatif.

1. Manajemen Bank BTN Syari’ah harus dapat mempertahankan prestasinya dalam meningkatkan DPK melalui sosialisasi (berkelanjutan) dan pengembangan produk-produk simpanan baru.

2. Manajemen Bank BTN Syari’ah Cabang Jakarta harus dapat mempertahankan prestasinya dalam meningkatkan penyaluran pembiayaan melalui sosialisasi (berkelanjutan) dan pengembangan produk-produk pembiayaan baru.

3. Alangkah baiknya bilamana manajemen bank BTN syari’ah mulai memprioritaskan penggunaan akad kerjasama berbasis bagi hasil dalam penyaluran pembiayaan investasi dan modal kerja. Ada pun bagi pembiayaan konsumstif (seperti KPR yang menjadi domain dari bank BTN syari’ah) dapat dipertahankan dengan menggunakan akad murabahah

Dokumen terkait