ANALISIS DAN PEMBAHASAN
C. Uji Hipotesis
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengaruh faktor profitabilitas, solvabilitas, likuiditas, umur perusahaan dan size perusahaan dan ukuran KAP terhadap audit delay dan timeliness pada perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Uji hipotesis dalam penelitian ini meliputi beberapa tahap berikut ini.
1. Uji fit Model
Pengujian ini bertujuan untuk menilai tingkat kecocokan model penelitian dengan data yang digunakan. Hasil uji fit model untuk regresi persamaan 1 tersaji pada tabel berikut ini.
Tabel IV.3 Uji Fit Model 1 Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 10.910 8 .207
Sumber: Hasil Olah Data
Berdasar tabel di atas diketahui bahwa uji Hosmer and Lemeshow’s
Goodness of fit menunjukkan nilai Chi-square sebesar 10.910 dengan signifikansi sebesar 0.207. Pengujian memberikan hasil signifikansi di atas 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi persamaan 1 telah cocok (fit) antara model penelitian dengan data yang digunakan.
Hasil uji fit model untuk regresi persamaan 2 tersaji pada tabel berikut ini.
Tabel IV.4 Uji Fit Model 2
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 2.898 8 .941
Sumber: Hasil Olah Data
Berdasar tabel di atas diketahui bahwa uji Hosmer and
Lemeshow’s Goodness of fit untuk regresi persamaan 2 menunjukkan nilai Chi-square sebesar 2.898 dengan signifikansi sebesar 0.941 Pengujian memberikan hasil signifikansi di atas 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi persamaaan 2 telah cocok (fit) antara model penelitian dengan data yang digunakan.
2. Classification Table
Classification Table merupakan pengujian yang digunakan untuk mengetahui ketepatan klasifikasi model dalam melakukan prediksi. Hasil uji classification table persamaan 1 tersaji pada tabel berikut ini :
Tabel IV.5 Classification Table 1
Sumber : Hasil Olah Data
Hasil uji classification table menunjukan ketepatan klasifikasi untuk perusahaan yang memiliki audit delay rendah sebesar sebanyak 17.9% sedangkan untuk perusahaan yang memiliki audit delay tinggi sebesar 88.4%. Hasil uji ini menunjukkan ketepatan klasifikasi secara keseluruhan sebesar 60%, sehingga dapat disimpulkan model regresi persamaan 1 dalam penelitian ini memiliki kemampuan prediksi yang baik karena memiliki ketepatan klasifikasi tinggi.
Hasil uji classification table untuk regresi persamaan 2 tersaji pada tabel berikut ini :
Tabel IV.6 Classification Table 2
Sumber : Hasil Olah Data
Hasil uji classification table untuk model regresi ke-2 menunjukan ketepatan klasifikasi untuk perusahaan yang memiliki tidak tepat waktu dalam penyampain laporan keuangan sebesar sebanyak 96.5% sedangkan untuk perusahaan yang tepat waktusebesar 5.7%. Hasil ini menunjukkan ketepatan klasifikasi secara keseluruhan sebesar 61.9%, sehingga dapat disimpulkan model regresi persamaan 2 dalam
penelitian memiliki kemampuan predikais yang baik karena memiliki ketepatan klasifikasi tinggi.
3. Negelkerke R Square
Hasil pengujian untuk Negelkerke R Square untuk regresi persamaan ke-1 tersaji pada tebel berikut ini.
Tabel IV.7 Uji R Square 1
Step
-2 Log likelihood
Cox & Snell R Square
Nagelkerke R Square
1 541.709(a) .048 .065
Sumber: Hasil Olah Data
Cox-Snell R2 dan Nagelkerke R memiliki analogi yang sama dengan nilai R-square pada regresi linier. Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai Negelkerke R Square sebesar 0.065. Hal tersebut berati 6.5% perubahan audit delay oleh return on equity, total debt to total assets, current ratio, ukuran perusahaan, umur perusahaan dan ukuran KAP, sisanya 93.5% dijelaskan oleh faktor lain di luar model penelitian.
Hasil pengujian untuk Negelkerke R Square untuk regresi persamaan ke-2 tersaji pada tebel berikut ini.
Tabel IV.8 Uji R Square 2
Step
-2 Log likelihood
Cox & Snell R Square
Nagelkerke R Square
1 534.294(a) .047 .064
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai Negelkerke R Square untuk regersi persamaam ke-2 sebesar 0.064. Hal tersebut berati 6.4% ketepatan penyapaian pelaporan keuangan dipengaruhi oleh return on equity, total debt to total assets, current ratio, ukuran perusahaan, umur perusahaan dan ukuran kap, sisanya 93.4% dijelaskan oleh faktor lain di luar model penelitian.
4. Omnibus Test
Omnibus Test merupakan analisis yang digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil uji Omnibus Test untuk regresi persamaan 1 tersaji pada tabel berikut ini.
Tabel IV.9 Omnibus Test 1 Chi-square df Sig. Step 1 Step 20.542 6 .002 Block 20.542 6 .002 Model 20.542 6 .002
Sumber: Hasil Olah Data
Omnibus Test dapat dianalogikan seperti nilai F pada pengujian regresi linier. Hasil Omnibus test diperoleh koefisien Chi-Square sebesar 20.542 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.002. Pengujian memberikan hasil yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa return on equity (profitabilitas), total debt to total assets (solvabilitas), current ratio (likuiditas), ukuran perusahaan, umur perusahaan dan
ukuran kap berpengaruh secara simultan terhadap audit delay. Hipotesis 1a diterima.
Hasil uji Omnibus Test untuk regresi persamaan 2 tersaji pada tabel berikut ini.
Tabel IV.10 Omnibus Test 2 Chi-square df Sig. Step 1 Step 20.061 6 .003 Block 20.061 6 .003 Model 20.061 6 .003
Sumber: Hasil Olah Data
Hasil Omnibus test diperoleh koefisien Chi-Square sebesar 20.061 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.003. Pengujian memberikan hasil yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa return on equity (profitabilitas), total debt to total assets (solvabilitas), current ratio (likuiditas), ukuran perusahaan, umur perusahaan dan ukuran kap berpengaruh secara simultan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan (timeliness). Hipotesis 2a diterima. 5. Nilai t
Nilai t regresi pada logistik regresi tersaji pada tabel variable in equation. Nilai Wald pada tabel dapat dianalogikan sebagai t hitung, segangkan kolom B merupakan koefisien regresi dan konstanta. Hasil pengujian dapat dilihat pada kolom sig (nilai p). Jika nilai p memberikan hasil di bawah 0.05, hal tersebut menunjukan pengujian
memberikan hasil yang signifikan. Hasil uji t regresi logistik persamaan ke-1 tersaji pada tabel berikut ini.
Tabel IV.11 Nilai t Regresi 1
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a CR -.028 .039 .523 1 .469 .972 TDTA .942 .317 8.837 1 .003 2.566 ROE . -.00026 .000 .364 1 .546 1.000 KAP -.172 .226 .581 1 .446 .842 SALE -.0000000053 .000 .178 1 .673 1.000 AGE -.001 .021 .004 1 .950 .999 Constant -.010 .360 .001 1 .977 .990
a. Variable(s) entered on step 1: CR, TDTA, ROE, KAP, SALE, AGE.
Sumber: Hasil Olah Data
Hasil pengujian terhadap variabel return on equity sebagai proksi profitabilitas perusahaan diperoleh koefisien regresi sebesar 0.000 dengan signifikansi sebesar 0.546 Pengujian memberikan hasil yang tidak signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa profitabilitas perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian dari Rachmawati (2008). Akan tetapi hasil tidak sejalan penelitian Carslaw dan Kaplan (1991) dan Ekowati (1996) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Seperti yang dikutip dari Carslaw dan Kaplan (1991) lebih singkatnya audit delay pada perusahaan yang lebih besar disebabkan karena perusahaan yang lebih besar mempunyai efisiensi
dan sistem pengendalian yang lebih kuat. Selain itu hal tersebut juga berkaitan dengan pelayanan yang lebih baik untuk klien yang lebih besar oleh perusahaan untuk memastikan kepuasan klien.
Hasil pengujian terhadap variabel total debt to total assets sebagai proksi solvabiltas perusahaan diperoleh koefisien regresi sebesar 0.942 dengan signifikansi sebesar 0.003. Pengujian memberikan hasil yang .signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa solvabilitas perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian dari Rachmawati (2008). Akan tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ekowati (1996) yang menyatakan bahwa solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay.
Hasil pengujian terhadap variabel current ratio sebagai proksi likuiditas perusahaan diperoleh koefisien regresi sebesar -0.028 dengan signifikansi sebesar 0.469. Pengujian memberikan hasil yang tidak signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa likuiditas perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian dari Suharli dan Rachpiliani (2006) yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Akan tetapi penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dari Made Gede (2004) yang menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Ini menunjukkan bahwa dalam perusahaan mungkin terjadi pengelolaan aktiva yang tidak
efektif, karena hanya dengan menggunakan aktiva lancar saja (yang jumlahnya hanya setengah dari total aktiva) dapat menutup seluruh total hutang (yang mencakup seluruh komponen hutang lancar dan hutang jangka panjang). Hal ini bisa menjadi indikasi bahwa terdapat aktiva yang menganggur yang tidak digunakan secara efektif oleh manajemen perusahaan. Dan jika investor melihat hal ini, maka dapat menjadi kabar buruk bagi manajemen, karena manajemen memiliki kemungkinan dipandang tidak mampu mengelola aktiva dengan baik. Oleh karena itulah walaupun jika dipandang dari likuiditas dapat dikatakan terjadi berita baik, namun jika dilihat dari kemampuan mengelola aktiva, dapat dikatakan merupakan berita buruk, oleh karena itu hasil penelitian menunjukkan hasil yang tidak signifikan.
Hasil pengujian terhadap variabel total penjualan sebagai proksi ukuran perusahaan diperoleh koefisien regresi sebesar 0.000 dengan signifikansi sebesar 0.673. Pengujian memberikan hasil yang tidak signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitin sebelumnya yang dilakukan oleh Rachmawati (2008), akan tetapi hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian dari Givoly & Palmon (1982) yang mengatakan bahwa ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap audit delay. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya sistem pengendalian intern
perusahaan yang kuat dan baik, sehingga penyampaian laporan keuangan auditan sudah ditentukan waktunya.
Hasil pengujian terhadap variabel umur perusahaan diperoleh koefisien regresi sebesar -0.001 dengan signifikansi sebesar 0.950. Pengujian memberikan hasil yang tidak signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa umur perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian dari Rachmat Saleh (2004). Tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Ansah (2000) dan Almilia Setiady yang menunjukkan bahwa umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Sebuah perusahaan berkembang dan para akuntannya belajar lebih banyak masalah pertumbuhan, menyebabkan penundaan yang luar biasa dapat diminimalisasikan. Akibatnya perusahaan mapan yang memiliki umur lebih tua cenderung lebih terampil dalam pengumpulan, pemrosesan dan menghasilkan informasi ketika diperlukan karena pengalaman belajar. Hal menunjukkan bahwa semakin tinggi umur perusahaan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap keterlambatan penyampaian laporan keuangan perusahaan.
Hasil pengujian terhadap variabel ukuran KAP diperoleh koefisien regresi sebesar -0.172 dengan signifikansi sebesar 0.446. Pengujian memberikan hasil yang tidak signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian
dari Rachmawati (2008) dan Subekti, Widiyanti, dan Novi (2004) yang menyatakan bahwa ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Lamanya waktu penundaan disebabkan waktu melengkapi audit akhir tahun dan adanya waktu negosiasi klien dengan auditor.
Hasil uji t regresi logistik persamaan ke-2 tersaji pada tabel berikut ini.
Tabel IV.12 Nilai t Regresi 2
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a CR -.158 .066 5.768 1 .016 .854 TDTA -.353 .218 2.614 1 .106 .703 ROE -.002 .001 1.815 1 .178 .998 KAP -.311 .229 1.840 1 .175 .733 SALE -.00000026 .000 2.078 1 .149 1.000 AGE .001 .021 .001 1 .969 1.001 Constant .259 .357 .525 1 .469 1.295
a. Variable(s) entered on step 1: CR, TDTA, ROE, KAP, SALE, AGE.
Sumber: Hasil Olah Data
Hasil pengujian terhadap variabel return on equity sebagai proksi profitabilitas perusahaan diperoleh koefisien regresi sebesar -0.002 dengan signifikansi sebesar 0.178. Pengujian memberikan hasil yang tidak signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa profitabilitas perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian dari Rachmawati (2008) dan sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Halim (2000), Ansah (2000) yang menyatakan bahwa
tidak terdapat hubungan yang signifikan antara profitabilitas dengan Timeliness. Akan tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Na’im (1999) dan Wirakusuma (2004) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara profitabilitas dengan Timeliness. Hal ini berarti besar kecil rasio profitabilitas perusahaan tidak mempengaruhi penyelesaian penyajian laporan keuangan.
Hasil pengujian terhadap variabel total debt to total assets sebagai proksi solvabiltas perusahaan diperoleh koefisien regresi sebesar -0.158 dengan signifikansi sebesar 0.106. Pengujian memberikan hasil yang tidak signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa solvabilitas perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dari Almilia dan Setiady (2006) yang menyatakan bahwa solvabilitas tidak mempunyai pengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Akan tetapi hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian dari Rachmawati (2008) dan Made Gede (2004) yang menyatakan bahwa solvabilitas mempunyai pengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Semakin tinggi prosentase hutang terhadap total aktiva, maka semakin tinggi pula resiko bahwa perusahaan mungkin tidak dapat memenuhi kewajiban yang jatuh tempo. Proporsi yang besar dari hutang terhadap total aktiva akan meningkatkan kecenderungan kerugian dan dapat meningkatkan
kehati-hatian dari auditor terhadap laporan keuangan yang akan diaudit. Hal ini menyebabkan auditor lebih berhati hati .dalam melakukan proses pengauditan, sehingga mengakibatkan lamanya rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit aporan keuangan yang mengakibatkan keterlambatan penyampaian laporan keuangan perusahaan.
Hasil pengujian terhadap variabel current ratio sebagai proksi likuiditas perusahaan diperoleh koefisien regresi sebesar -0.028 dengan signifikansi sebesar 0.016 Pengujian memberikan hasil yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa likuiditas perusahaan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Michell dan Awaliawati (2006). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian dari Almilia dan Setiady (2006) yang menyatakan bahwa likuiditas tidak mempunyai pengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Maka, diperoleh kesimpulan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kemampuan yang tinggi dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya. Hal ini merupakan berita baik sehingga perusahaan dengan kondisi seperti ini cenderung tepat waktu menyampaikan laporan keuangannya.
Hasil pengujian terhadap variabel total penjualan sebagai proksi ukuran perusahaan diperoleh koefisien regresi sebesar 0.000 dengan signifikansi sebesar 0.149. Pengujian memberikan hasil yang tidak
signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukakan oleh Ahmad dan Komarudin (2001) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Akan tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian dari Rachmawati (2008), Wirakusuma (2004), Dyer dan McHugh (1975), Carslaw dan Kaplan (1991), Owusu-Ansah (2000), dimana mereka memperoleh hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Perbedaan hasil ini terjadi, bisa dikarenakan trend yang dihasilkan tetap atau tidak ada trend dalam penelitian ini, sehingga tidak memiliki kecendurangan, maka hasilnya tidak ada pengaruh yang terjadi.
Hasil pengujian terhadap variabel umur perusahaan diperoleh koefisien regresi sebesar 0.001 dengan signifikansi sebesar 0.969. Pengujian memberikan hasil yang tidak signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa umur perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan Rachmat Saleh (2004) yang menyatakan bahwa umur perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Akan tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian dari Setiady (2006) yang menyatakan bahwa umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Perusahaan dengan umur yang makin tua, cenderung untuk lebih terampil dalam pengumpulan, pemrosesan dan menghasilkan informasi ketika diperlukan, karena perusahaan telah memperoleh pengalaman yang cukup. Selain itu perusahaan telah memiliki banyak pengalaman mengenai berbagai masalah yang berkaitan dengan pengolahan informasi dan cara mengatasinya. Perusahaan juga telah merasakan perubahan – perubahan yang terjadi selama kegiatan operasinya, sehingga perusahaan cenderung memiliki fleksibilitas dalam menangani perubahan yang akan terjadi. Hal tersebut membuat perusahaan mampu menyajikan laporan keuangan lebih tepat waktu.
Hasil pengujian terhadap variabel ukuran KAP diperoleh koefisien regresi sebesar -0.331 dengan signifikansi sebesar 0.175. Pengujian memberikan hasil yang tidak signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dari Rachmawati (2008) dan Carslaw dan Kaplan (1991). Akan tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan Michell dan Awaliawati (2006) yang menyatakan bahwa ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap timeliness. DeAngelo (1981) menyatakakan bahwa KAP yang lebih besar dapat diartikan kualitas audit yang dihasilkan lebih baik dibandingkan kantor akuntan kecil. Dan menurut Loeb (1971) kantor akuntan besar disebutkan memiliki
akuntan yang berprilaku lebih etikal daripada akuntan di kantor akuntan kecil.
BAB V KESIMPULAN
A.Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengaruh faktor profitabilitas, solvabilitas, likuiditas, umur perusahaan dan size perusahaan dan ukuran KAP terhadap audit delay dan timeliness pada perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2008. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan regresi logistik dengan software SPSS 16.0 For Windows. Berdasarkan analisis penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut.
1. return on equity (profitabilitas), total debt to total assets (solvabilitas), current ratio (likuiditas), ukuran perusahaan, umur perusahaan dan ukuran KAP berpengaruh secara simultan terhadap audit delay.
2. return on equity (profitabilitas), total debt to total assets (solvabilitas), current ratio (likuiditas), ukuran perusahaan, umur perusahaan dan
ukuran KAP berpengaruh secara simultan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan (timeliness).
3. Pengujian secara parsial menunjukkan bahwa variabel solvabiltas berpengaruh terhadap audit delay. Pengujian terhadap variabel return on equity (profitabilitas), current ratio (likuiditas), ukuran perusahaan, umur perusahaan dan ukuran KAP tidak memberikan hasil yang signifikan.
4. Pengujian secara parsial terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan menunjukkan bahwa variabel likuiditas yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan. Pengujian terhadap variabel return on equity (profitabilitas), salvabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan dan ukuran KAP tidak memberikan hasil yang signifikan.
B. Implikasi Penelitian