3.7 Teknik Analisis Data
3.7.3 Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda (multiple regression). Model regresi berganda umumnya digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier. Analisis regresi berganda merupakan eksistensi dari model regresi dalam analisis bivariate yang umumnya digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Y = Pengungkapan sukarela (Voluntary disclosure) α = Konstanta (tetap)
β1- β4 = Koefisien variabel independen X1 = Financial distress (DISTRS) X2 = Komisaris Independen (INDP) X3 = Komite Audit (KOMIT) X4 = Leverage (LEV)
ε = Kesalahan baku/ error
3.7.3.1 Koefisien Determinasi (R²)
Koefesien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa garis regresi sesuai dengan data aktualnya (goodness of fit). Koefesien determinasi ini mengukur presentase total varian variabel dependen Y yang dijelaskan oleh variabel independen di dalam garis regresi.
Ghozali (2011:97), kelemahan dalam menggunakan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan dalam model. Apabila satu variabel independen ditambah (R²) akan meningkat tanpa mempedulikan apakah variabel tersebut berpengaruh secara siginifikan atau tidak terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan nilai adjusted (R²) untuk mengevaluasi model regresi. Nilai adjusted (R²) mampu naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan dalam model regresi. Seperti halnya koefisien determinasi (R²), nilai adjusted (R²) juga berkisar antara nol dan satu. Apabila mendekati nilai 1 berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependennya.
3.7.3.2Uji Signifikansi Simultan (Statistik F)
Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel. Uji F digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap variabel tergantungnya. Jika variabel bebas memiliki pengaruh secara simultan terhadap variabel tergantung, maka model persamaan regresi masuk dalam kriteria cocok atau fit. Sebaliknya jika tidak terdapat pengaruh secarasimultan maka hal ini akan masuk dalam kategori tidak cocok atau non-fit.
Ghozali (2011:98), uji F pada dasarnya menunjukkkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan bahwa apabila nilai signifikansi > 0,05 maka Hipotesis ditolak, sedangkan apabila nilai signifikansi < 0,05 maka Hipotesis diterima.
3.7.3.3Uji Signifikansi Parameter Individual (Statistik t)
Ghozali (2011:99), uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing- masing variabel independen terhadap variabel dependen. Uji t-test ini pada dasarnya untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan yang digunakan dalam uji t adalah sebagai berikut:
1. Jika nilai probabilitas signifikansi > 0,05, maka hipotesis ditolak. Ini mempunyai arti bahwa variabel independen (Financial distress, proporsi dewan komisaris independen, komite audit dan Leverage) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (luas pengungkapan sukarela).
2. Jika nilai probabilitas signifikansi < 0,05, maka hipotesis diterima. Ini berarti bahwa variabel independen (Financial distress, proporsi dewan komisaris independen, komite audit, dan Leverage) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (luas pengungkapan sukarela)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Statistik Deskriptif
Uji data statistik deskriptif menggambarkan kualitas data penelitian yang tercermin pada nilai mean dan standar deviasi. Apabila nilai mean lebih besar daripada standar deviasi maka kualitas data dapat dikatakan baik. Deskripsi variabel penelitian mengenai pengungkapan sukarela laporan tahunan, Financial distress, proporsi dewan komisaris independen, komite audit, Leverage, profitabilitas dan ukuran perusahaan dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1
Sumber : Data Diolah (output SPSS 22.0)
Nilai minimum digunakan untuk mengetahui jumlah terkecil dari data yang bersangkutan dari rata- rata sedangkan nilai maksimum digunakan untuk mengetahui jumlah terbesar dari data. Mean digunakan untuk mengetahui rata-rata
sebuah data. Standar deviasai digunakan untuk mengetahui seberapa besar data yang bervariasi dari rata-rata.
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa variabel Financial distress (DISTRS) memiliki rata-rata sebesar 0,4320 hal ini menunjukan bahwa 43% perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Variabel proporsi dewan komisaris independen (INDP) menunjukkan rata-rata 0,3847 lebih besar dibandingkan dengan standar deviasinya sebesar 0,0856. Kondisi ini menunjukkan bahwa secara rata-rata perusahaan sampel telah memenuhi syarat minimal 30% anggota dewan komisaris independen sesuai peraturan Bapepam.
Variabel Leverage (LEV) menunjukan rata-rata sebesar 0,5157. Variabel Financial distress (DISTRS) menggunakan variabel dummy, memiliki nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum sebesar 1. Nilai rata-rata Financial distress sebesar 0,4320 atau sebesar 43%.
Variabel proporsi dewan komisaris independen (INDP) yang diproyeksikan dengan rasio komisaris independen dengan jumlah dewan komisaris mempunyai nilai minimum sebesar 30%. Hal ini mencerminkan bahwa semua perusahaan telah memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Bapepam yaitu proporsi komisaris independen di perusahaan minimal 30% dari keseluruhan jumlah dewan komisaris. Nilai maksimum di miliki oleh PT Gudang Garam Tbk (GGRM) sebesar 0,80 atau 80% pada tahun 2011. Pada variabel komite audit (KOMIT) yang menggunakan variabel dummy, memiliki nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum sebesar 1. Nilai rata-rata dari komite audit sebesar 0,540 atau
sebesar 54% ini menunjukan bahwa 54% sampel perusahaan dalam penelitian ini telah memiliki komite audit dalam perusahaannya.
Pada variabel Leverage (LEV) nilai terkecil (minimum) sebesar 0,0395 yang diperoleh oleh PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk (KBRI) pada tahun 2013 sedangkan nilai maksimum sebesar 1,4398 diperoleh oleh PT Siwani Makmur Tbk (SIMA) pada tahun 2013.
Pada variabel pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan (IPS) perusahaan dengan pengungkapan sukarela terkecil (minimum) adalah 0,325 atau 33% dimiliki oleh dua perusahaan yaitu PT Sunson Textile Manufacturer Tbk (SSTM) pada tahun 2015 dan pada perusahaan PT Kedaung Indah Can Tbk (KICI) tahun 2011 dan 2013 sedangkan tingkat pengungkapan sukarela tertinggi (maksimum) adalah sebesar 0,825 atau 83% yaitu perusahaan (INDF) pada tahun 2014 dan 2015 dari hasil penelitian menunjukan semua perusahaan telah melakukan pengungkapan sukarela atas laporan tahunan perusahaan. Pengungkapan Informasi akan memberikan stimulus bagi pertumbuhan ekonomi. 4.2 Uji Asumsi Klasik