• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Hipotesis Pembelajaran Organisasi, Modal Intelektual dan Keunggulan Bersaing secara Simultan

Variabel Korelalsi R

4.5.2. Uji Hipotesis Pembelajaran Organisasi, Modal Intelektual dan Keunggulan Bersaing secara Simultan

Pengujian secara keseluruhan (simultan) dilakukan untuk membuktikan apakah ada pengaruh dari paling sedikit satu variabel bebas terhadap variabel tak bebasnya. Pengujian ini dilakukan menggunakan distribusi F dengan membandingkan antara nilai Fhitung dengan nilai Ftabel. Jika nilai Fhitung > Fkritis, maka H0 yang menyatakan bahwa variasi perubahan nilai variabel bebas (pembelajaran organisasi dan Modal Intelektual) tidak dapat menjelaskan perubahan nilai variabel terikat (Keunggulan Bersaing) ditolak dan sebaliknya. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah :

H0 ; ρ = 0, Secara simultan pembelajaran organisasi dan modal intelektual tidak berpengaruh terhadap Keunggulan bersaing

H1 ; ρ ≠ 0, Secara simultan pembelajaran organisasi dan modal intelektual berpengaruh terhadap Keunggulan bersaing

Untuk mengetahui uji hipotesis secara simultan dengan melihat pada tabel 4.28 Uji ANOVA sebagai berikut :

Tabel 2.28 Hasil UjiAnova

Pembelajaran Organisasi, Modal Intelektual dan Keunggulan bersaing ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Regression 3456.209 2 1728.104 42.061 .000a Residual 3779.904 92 41.086

1

Total 7236.113 94

a. Predictors: (Constant), Modal Intelektual, Pembelajaran Organisasi b. Dependent Variable: Keunggulan Bersaing

Berdasarkan perhitungan SPSS.18.0 diperoleh nilai Fhitung sebesar 42,061, dengan mengambil taraf signifikan α sebesar 5%, maka dari tabel distribusi F didapat nilai Ftabel untuk n = 95; k = 2; df = n-k-1 = 95-2-1 = 92; diperoleh nilai sebesar 3.092. Dikarenakan F hitung > F tabel yaitu 42,061 > 3,092, Ho ditolak, artinya secara simultan terdapat pengaruh signifikan antara pembelajaran organisasi dan modal intelektual terhadap Keunggulan bersaing.

Gambar 4.11

Uji F Pengujian Hipotesis secara Simultan Dengan

α

= 5 %

Hasil pengujian hipotesis simultan di atas didukung oleh hasil penilaian dari nilai koefisien determinasi yang disesuaikan (adjusted R2) yakni sebesar 0.466 atau 46,6%. sekaligus menjelaskan adanya pengaruh variabel-variabel di luar model yaitu 1- adjusted R2 = 0.466 atau 46,6%.

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pemebelajar organisasi, modal intelektual dengan keunggulan bersaing. Hasil ini mengandung arti bahwa model teoritis yang diajukan sejalan dengan kondisi empirisnya. Hal ini sesuai dengan DeNisi (2000) dalam penelitian Njuguna, John I (2009:35) menyatakan bahwa Sumber daya modal intelektual diperoleh melalui proses pembelajaran organisasi dan dilihat sangat penting untuk mempertahankan keunggulan konpetitif dalam lingkungan yang kompetitif.

( α= 0, 05 ; db1 = 2; db2 = 92) Fhitung = 42,061 Daerah Penerimaan H 0 Daerah Penolakan H0 Ftabel = 3,092

167 5.1. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat penulis sampaikan terkait rumusan dan tujuan penelitian, yang kemudian di jawab melalui hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai pengaruh pembelajaran organisasi dan modal intelektual terhadap keunggulan bersaing pada PT. Telkom Bandung, adalah sebagai berikut: 1. Tingkat implementasi pembelajaran organisasi pada PT. Telkom berada

dalam kisaran klasifikasi tinggi dengan total skor nilai 69,93 %. Kondisi tersebut terlihat dari tanggapan responden terkait hasil persentase skor aktual pada 5 indikator yaitu berpikir sistemis, model mental dan share vision mendapat nilai skor baik. Namun demikian dari 5 indikator tersebut diketahui bahwa skor nilai indikator penguasaan pribadi mendapat nilai terendah dibandingkan dengan indikator lainnya yaitu 67,58 % dalam kategori cukup, hal tersebut menunjukan masih perlu ditingkatkannya komitmen manajer lini agar mendorong semua anggotanya dalam meningkatkan kapasitas pribadi melalui pembelajaran organisasi.

2. Tingkat modal intelektual pegawai pada PT. Telkom berdasarkan nilai skor aktual dari indikator modal manusia, dan modal manusia yang berada dalam klasifikasi Baik. Dari ketiga indikator tersebut diketahui modal manuasia memiliki nilai prosentase skor aktual terendah. Kondisi tersebut menunjukan

pada dasarnya belum tingginya komitmen karyawan dalam kemampuan bersaing melalui mengkombinasian pengetahuan yang dimiliki baik dari pendidikan maupun pelatihan..

3. Tingkat keunggulan bersaing yang dimiliki PT. Telkom Bandung dilihat dari indikator peningkatan kualitas, inovasi, dan pengurangan biaya berada dalam tingkatan tinggi. Adapun indikasi kurangnya tingkat keunggulan bersaing dari PT. Telkom dampak dari tingkat inovasi yang kurang dilakukan, baik pada keunikan produk maupun keunikan secara prosesnya.

4. Korelasi antara pebelajaran organisasi dengan modal intelektual mempunyai tngkat korelasi lebih besar dibandingkan dengan nilai korelasi lainnya. Sedangkan nilai korelasi terendah adalah nilai korelasi antara variabel modal intelektual dengan Keunggulan bersaing. Kondisi tersebut menggambarkan bahwa keunggulan bersaing dapat dilakukan dengan peningkatan pembelajan dan modal intelektual secara bersama-sama.

5. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan pendekatan metodelogi verifikatif menunjukan terdapat pengaruh baik secara simultan dan parsial dari variabel pembelajaran organisasi dan modal intelektual terhadap keunggulan bersaing pada PT. Telkom di Bandung. Dari kedua variabel bebas tersebut diketahui pembelajaran organisasisi memberikan pengaruh lebih besar dibandingkan modal manusia.

5.2. SARAN.

Saran penulis mengenai penelitian pengaruh pembelajaran organisasi dan modal intelektual terhadap keunggulan bersaing pada PT. Telkom Bandung, didasarkan kepada kesimpulan adalah sebagai berikut:

1. Peningkatkan implementasi pembelajaran organisasi di PT. Telkom Bandung dalam membangun penguasaan pribadi dapat dilakukan melalui :

a. Mengubah keahlian berpikir dengan belajar secara terus menerus dan konsisten. Kedisplinan karyawan untuk belajar dalam mengembangkan diri dengan didorong oleh para manager lini yang berkomitmen tinggi.

b. Dengan lebih selektifnya manajemen dalam melakukan training akibat mengutamakan insvestasi infrastruktur bukan berarti para karyawan tidak dapat meningkatkan pembelajaran. Sarana peningkatan untuk pembelajaran karyawan yang telah disediakan oleh perusahaan salah satu contohnya adalah sarana belajar melalui e-learning belum optimal digunakan. Optimalisasi sarana e-learning dapat dilakukan oleh komitment para manager lini dalam mewajibkan karyawan untuk mengikuti training melalui e-learning minimal satu bulan sekali sesuai dengan job discription karyawan. c. Peningkatan sarana e-learning baik dalam content, tampilan dan

jaringan perlu mendapat perhatian. Dengan konten dan tampilan yang menarik serta mudah di akses membuat peluang yang tinggi kepada karyawan dapat meningkatan kualitas penguasaan pribadi.

2. Usaha meningkatkan modal manusia dengan meningkatkan komitmen dalam kemampuannya bersaing dimasa yang akan datang. Dengan komitmen yang tinggi. Dengan komitmen yang tinggi maka karyawan akan lebih meningkatkan kemampuananya dalam mengkombinasikan pengetahuan yang dimiliki baik dari pendidikan dan pelatihan. Misalnya berinteraksi secara positif dengan anggota komunitasnya bisnis serta berwawasan global, lebih responsif terhadap pelanggan dengan merangsang potensi penciptaan nilai.

3. Usaha untuk meningkatkan keunggulan bersaing dapat dilakukan dengan mengembangkan strategi inovasi dalam mengembangkan produk dan atau jasa yang berbeda dengan pesaing PT. Telkom, diawali dengan memperbaiki kualitas SDM terlebih dahulu agar SDM menjadi lebih inovatif. Mengembangkan profil karyawan yang memiliki kreativitas tinggi, fokus jangka panjang, perilaku kerjasama dan saling ketergantungan, fokus pada kualitas dan kuantitas, keseimbangan antara proses dan hasil, berani mengahadapi resiko, dan memiliki toleransi tinggi ambiguitas dan ketidakpastian.

4. Tingginya derajat kekuatan hubungan antara pembelajaran organisasi dengan modal intelektual, dapat dijadikan salah satu pertimbangan untuk pengembangan keunggulan bersaing dengan meningkatkan pembelajaran organisasi yang dimiliki PT. Telkom.

5. Pengaruh secara signifikan dari variabel pembelajaran organisasi dan modal intelektual terhadap keunggulan bersaing, serta pengaruh secara simultan

lebih tinggi dibandingkan secara parsial dan dapat dijadikan masukan untuk meningkatkan keunggulan pada PT. Telkom di Bandung, dapat dilakukan secara bersamaan antara pembelajaran organisasi, modal intelektual. Hal ini dapat dijadikan salah satu masukan PT. Telkom menjadikan pembelajaran organisasi dan modal intelektual dalam meningkatkan keunggulan bersaing.

Implementation of Organizational Learning and Intellectual Capital in an effort to increase Competitive Advantage

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat program studi manajemen jenjang S1

Oleh: Hendri Astuti NIM : 21208913

PROGRAM STUDI MANAJEMEN