• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tinjauan Teoritis

2.3. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1.Kerangka Konseptual

2.3.2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara atas rumusan masalah yang kebenarannya akan diuji dalam pengujian hipotesis (Sugiono, 2006 : 51). Berdasarkan perumusan masalah, tinjauan penelitian terdahulu dan Kerangka konseptual maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Hα : Laporan Laba/Rugi, Ukuran KAP, Opini Auditor,Ukuran Perusahaan, Solvabilitas, Profitabilitas, Internal Auditor, Revenue dan Kompleksitas Operasi PerusahaanBerpengaruh Terhadap Audit DelayPada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Salah satu reformasi sistem pengawasan perbankan yaitu mengenai penyampaian

laporan keuanganMenurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/14/PBI/2012

Tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank Pasal 2 yaitu Dalam rangka transparansi kondisi keuangan, Bank wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan, yang terdiri atas:a. Laporan Tahunan; Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/ 35 /DPNP Tahun 2012 Perihal : Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia Point IV. Batas Waktu Penyampaian Laporan Tahunan dan Laporan Tahunan tertentu; 1. Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud dalam angka IIwajib disampaikan paling lama 5 (lima) bulan setelah Tahun Buku berakhir.

Bank dinyatakan terlambat menyampaikan Laporan Tahunan, apabila Bank menyampaikan Laporan Tahunan kepada Bank Indonesia setelah batas akhir waktu penyampaian laporan sebagaimana dmaksud pada angka 1 sampai dengan paling lama 1 (satu) bulan sejak batas akhir waktu penyampaian laporan.Apabila ketetapan ini dilanggar, Menurut Peraturan Bank IndonesiaNomor 14/14/PBI/2012TentangTransparansi dan Publikasi Laporan BankBAB VIIISanksiBagian KesatuSanksi Laporan Tahunan Pasal 30, yaitu :

kewajiban membayar sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) per hari keterlambatan.

2. Bank yang tidak menyampaikan Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) kepada pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dikenakan sanksi:

a. kewajiban membayar sebesar Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah; dan b. pengumuman nama yang dikenakan sanksi dan alasan pengenaan sanksi

pada website Bank Indonesia.

Bapepam juga membuat peraturan mengenai tata cara penyampaian laporan keuangan yang diatur dalam Peraturan Bappepam Nomor X.K.2 Tahun 2003, perihal Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : KEP-36/PM/2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, yang menyebutkan "Laporan Keuangan Tahunan harus disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bappepam selambat-lambatnya ahir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan". Keterlambatan penyampaian laporan tersebut akan dikenakan sanksi administratif berupa denda berdasar ketentuan Pasal 63 huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal yang menyatakan bahwa "Emiten yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif, dikenakan sanksi denda Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan keuangan dengan ketentuan jumlah seluruh denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)."

Untuk mendapat informasi yang relevan tersebut terdapat beberapa kendala, salah satunya adalah ketepatan waktu. Pada umumnya pihak yang membutuhkan laporan keuangan audited menginginkan ketepatan waktu pengungkapan laporan keuangan tidak terlalu lama setelah penutupan buku atau tanggal neraca. Ketepatan waktu pelaporan keuangan sangat diperlukan oleh para pemakai laporan keuangan karena memberikan informasi yang dibutuhkan pada saat yang tepat sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.

Proses dalam mencapai ketepatan waktu juga mempunyai kendala yaitu dalam penyajian laporan auditor independen semakin tidak mudah mengingat

tentang adanya standar auditing yang diatur oleh

Tabel 1.1 menyajikan daftar perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 s/d tahun 2013 yang mencantumkan lamanya hari sejak tanggalpenutupan buku perusahaan sampai tanggal diterbitkannya laporan auditor standar

audit pekerjaan lapangan seperti perlu adanya pencatatan atas aktivitas yang akan dilakukan, pemahaman yang memadai atas pengendalian intern, pengumpulan bukti – bukti yang diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi. Terlebih lagi jika perusahaan yang diaudit adalah perusahaan besar yang membutuhkan lebih banyak sampel.Audit yang semakin sesuai dengan standar membutuhkan waktu yang lebih lama. Lamanya waktu penyelesaian audit dapat mempengaruhi ketepatan waktu informasi tersebut dipublikasikan dan mempengaruhi manfaat informasi laporan keuangan.

Daftar Audit Delay Perusahaan perbankan Tabel 1.1

No. Nama Perusahaan

2013 2012 2011 2010

LH LH LH LH

1 Bank Central Asia Tbk. 49 64 87 77

2 Bank CIMB Niaga Tbk. 45 45 47 47

3 Bank Danamon Indonesia Tbk. 36 37 58 35

4 Bank Internasional Indonesia Tbk. 49 50 52 88

5 Bank Kesawan Tbk 48 67 89 53

6 Bank Mandiri Tbk. 41 56 67 89

7 Bank Negara Indonesia Tbk. 48 60 48 53

8 Bank Rakyat Indonesia Tbk. 47 23 58 77

9 Bank Tabungan Negara Tbk. 41 58 58 84

10 Bank Bukopin Tbk. 73 70 80 73

11 Bank Bumi Arta Tbk. 78 84 88 88

12 Bank Capital Indonesia Tbk. 86 86 76 74

13 Bank Ekonomi Raharja Tbk. 36 66 73 77

14 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk. 59 59 65 70

15 Bank ICB Bumi Putra Tbk. 89 87 82 80

16 Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. 66 59 59 63

17 Bank Mayapada Internasional Tbk. 86 79 89 80

18 Bank Mega Tbk. 59 65 72 88

19 Bank Mutiara Tbk. 98 105 137 104

20 Bank Nationalnobu Tbk. 59 105 81 69

21 Bank Nusantara Parahyangan Tbk. 50 74 69 60

22 Bank Panin Indonesia Tbk. 83 84 75 88

23 Bank Pembangunan Daerah Jabar Banten Tbk. 65 63 66 41

24 Bank Permata Tbk. 51 50 51 49

25 Bank Pundi Indonesia Tbk. 86 77 79 77

26 Bank Swadesi Tbk. 72 80 90 88

27 Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk. 49 50 58 53

28 Bank Victoria Internasional Tbk. 84 84 86 88

29 Bank Windu Kentjana Internasional Tbk. 78 79 88 74

Rata-Rata Hari 63 68 73 73

Catatan : 1. LH = Lamanya Hari

Sumber : Bursa Efek Indonesi Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa pada tahun 2013 penyampaian

laporankeuangan yang telah diaudit secara keseluruhan semakin membaik dari tahun sebelumnya yaitu dengan rata-rata mengalami audit delay 63 hari, hal tersebut dilakukan karena semakin cepat penyampaian laporan keuangan yang telah diaudit akan semakin baik bagi investor dan untuk menghindari delisting. Namun jika dilihat masing-masing perusahaan bahwa Bank Danamon dan Bank Ekonomi memperoleh masa audit delay paling singkat lebih kurang yaitu 36 hari pada tahun 2013, sedangkan Bank Mutiara mengalami audit delay paling lama yaitu 98 hari.

Perbedaan waktu antara tanggal laporan auditor independen dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanyawaktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor. Perbedaan waktu ini dalam audit dinamakan audit delay. Semakin panjang audit delay, semakin lama auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya. Audit delay dipengaruhi oleh baik faktor internal perusahaan maupun faktor eksternal perusahaan. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, seperti faktor keuangan, sumber daya manusia, teknologi, dan lain – lain.

Perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi auditdelay dikarenakan perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor,pengawas permodalan dan pemerintah. Perusahaan dengan hutang

lebih cepat dibandingkan perusahaan dengan jumlah hutang yang kecil.

Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal karena di dalam laporan keuangan terdapat informasi laba yang dihasilkan perusahaan, yang dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan yang dimiliki investor. Oleh karena pentingnya publikasi laporan keuangan yang telah diaudit sebagai informasi yang sangat bermanfaat bagi para pelaku bisnis di pasar modal danrentang waktu penyelesaian audit laporan keuangan yang turut mempengaruhi manfaat informasi keuangan yang telah diaudit dan faktor – faktor yang mempengaruhi audit delay serta adanya perbedaan hasil – hasil penelitian sebelumnya terhadap audit delay menjadi informasi yang menarik untuk diteliti lebih lanjut.

Beberapa hasil penelitian terdahulu berkaitan dengan audit delay, menghasilkan kesimpulan yang berbeda-beda. Untuk variabel laba-rugi terjadi perbedaan hasil, yaitu penelitian Elen dan Anggraini (2012), membuktikanlaporan laba/rugi berpengaruh terhadap audit delay, namun berbeda dengan hasil penelitian Andi (2011) yang menyatakan laporan laba/rugi tidak berpengaruh terhadap audit delay.Untuk variabel KAP juga terjadi perbedaan hasil. Menurut Monirul dan Peter (1998) dan Andi (2011), ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap audit delay, namun hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Elen dan Anggraini (2012) dan Ayoib dan Shamharir (2002) yang menyatakan ukuran KAP berpengaruh terhadap audit delay. Untuk variabel Opini Auditor menurut Pourali dkk (2013), Ayoib dan Shamharir (2002) opini auditor berpengaruh terhadap

audit delay, namun hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Andik (2011) yang menyatakan opini auditor tidak berpengaruh terhadap audit delay.Untuk variabel Ukuran Perusahaan menurut Elen dan Anggraini (2012), Sistya (2008) ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay, namun hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Monirul dan Peter (1998) yang menyatakan opini auditor tidak berpengaruh terhadap audit delay. Untuk variabel Solvabilitas menurut Elen dan Anggraini (2012), Andi (2011) Solvabilitas berpengaruh terhadap audit delay, namun hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Sistya (2008) yang menyatakan solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay. Untuk variabel Profitabilitas menurut Andi (2011), Monirul dan Peter (1998)profitabilitastidakberpengaruh terhadap audit delay, namun hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Lidya (2012) yang menyatakan Profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay. Untuk variabel Internal Auditor menurut Sistya (2008), Internal Auditor tidak berpengaruh terhadap audit delay, namun hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Wirakusuma (2004) yang menyatakan Internal Auditor berpengaruh terhadap audit delay.Untuk variabel Revenue menurut Monirul dan Peter (1998), Halim (2000), Aston et, al. (1987) yang menyatakan Revenuetidak berpengaruh terhadap audit delay. Untuk variabel Kompleksitas Operasi menurut penelitian Shinta (2012), Kompleksitas Operasi Perusahaantidak berpengaruh terhadap audit delay.namun hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Monirul dan Peter (1998), yang menyatakan Kompleksitas

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), Laporan Keuangan audited dan perbedaan hasil penelitian terdahulu di atas, memotivasi peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang hasil penelitiannya dituangkan dalam sebuah karya ilmiah berbentuk skripsi dengan judul “ ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHIAUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN

PERBANKANYANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA “

Dokumen terkait