• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan.36

Hipotesis Penelitian Tindakan Kelas dalam penelitian ini yaitu,

“penerapan strategi guided note taking dapat meningkatkan hasil belajar peserta

didik kelas V pada mata pelajaran al-Qur’an Hadits di MIN 4 Bandar Lampung TA. 2017/2018.”

36 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendeketan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 96.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR), yang berarti action research (penelitian dengan tindakan) yang dilakukan di kelas. Menurut Arikunto Penelitian Tindakan Kelas mengandung tiga arti yaitu: 1) penelitian; 2) tindakan; 3) kelas, dapat disimpulkan dari kandungan tersebut bahwa yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.1

Dalam penelitian ini pelaksanaannya berkolaborasi dengan guru mata pelajaran al-qur’an hadits kelas V MIN 4 Bandar Lampung. Peneliti sebagai perancang, membuat RPP, dan mengajar di kelas. Guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits sebagai observer yang mengawasi dan menilai peneliti saat mengajar.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan minimal dua siklus yang dipergunakan adalah model Kemmis & Mc Taggart dalam Suharsimi Arikunto. Dalam satu siklus terdiri

1 Yanita Dwi Ariyani, “Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Strategi Picture

and Picture pada Peserta Didik Kelas V SDN 04 Rejosari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Selatan Tahun Pelajaran 2016/2017.” (Skripsi Program Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung, Lampung, 2016), h. 26.

dari (1) perencanaan; (2) pelaksanaan dan pengamatan; dan (3) refleksi. Prosedur tindakan digambarkan pada gambar 2 berikut ini.2

Gambar 2

Model Penelitian Tindakan Kemmis & Mc Taggart 1. Perencanaan Tindakan (planning)

Dalam tahap menyusun rancangan, peneliti menentukan titik-titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati,

2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2013), h. 137-140.

kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.

2. Pelaksanaan Tindakan (acting)

Pelaksanaan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan. Hal yang perlu diingat adalah bahwa guru harus ingat dan taat pada apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar.

3. Pengamatan (observing)

Kagiatan pengamatan dilakukan oleh pengamat. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Ketika guru sedang melakukan tindakan, guru pelaksana yang berstatus sebagai pengamat ini untuk melakukan

“pengamatan balik” terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung.

Sambil melakukan pengamatan balik ini guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi.

4. Refleksi (reflecting)

Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Jika penelitian tindakan dilakukan melalui beberapa siklus, maka dalam refleksi terakhir peneliti menyampaikan rencana yang disarankan kepada peneliti lain apabila dia menghentikan kegiatannya, atau kepada diri sendiri apabila akan melanjutkan dalam kesempatan lain.

Bila dalam Penelitian Tindakan Kelas terdapat lebih dari satu siklus, maka siklus kedua dan seterusnya merupakan putaran ulang dari tahapan sebelumnya. Hanya saja, antara siklus pertama, kedua, dan selanjutnya selalu mengalami perbaikan tahap demi tahap. Jadi, antara siklus yang satu dengan yang lainnya tidak akan pernah sama meskipun melalui tahap-tahap yang sama.

C. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di MIN 4 Bandar Lampung, beralamat di desa Sawah Brebes, Kecamatan Tanjung Karang Timur, Kota Bandar Lampung. Peneliti melaksanakan di tempat tersebut dengan alasan peneliti salah satunya adalah di Madrasah tersebut peneliti telah melakukan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL), dan Madrasah tersebut mau menerima perubahan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap di kelas V MIN 4 Bandar Lampung Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Ajaran 2017/2018.

3. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian tindakan adalah kelas V MIN 4 Bandar Lampung pada semester Genap Tahun Ajaran 2017/2018, dengan jumlah 26 peserta didik yang terdiri dari 10 peserta didik Perempuan dan 16 peserta didik Laki-laki.

4. Prosedur Penelitian

Fokus dalam penelitian ini adalah menggunakan guided note taking dalam pembelajaran al-qur’an hadits untuk meningkatkan hasil belajar al-qur’an hadits pada peserta didik kelas V.

a. SIKLUS I

1) Perencanaan Tindakan (planning)

Tahap perencanaan ini berupa rencana tindakan menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti untuk memecahkan masalah. Langkah ini merupakan upaya memperbaiki kelemahan dalam proses pembelajaran yang telah berlangsung selama ini. Rencana tindakan pada siklus pertama yaitu sebagai berikut:

a) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan strategi guided note taking.

b) Menyiapkan lembar kerja catatan terbimbing atau handout. c) Menyusun lembar pengamatan.

d) Melakukan penelitian. 2) Pelaksaan Tindakan (acting)

Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam tahapan tindakan ini yaitu sebagai berikut:

a) Guru membagikan handout catatan terbimbing pada setiap peserta didik.

c) Guru meminta peserta didik agar tetap fokus pada apa yang disampaikan guru.

d) Guru meminta peserta didik agar mengisi bagian-bagian handout yang kosong selama mendengarkan materi yang guru jelaskan.

e) Guru meminta peserta didik memperhatikan materi pembelajaran yang disampaikan guru.

f) Guru dan peserta didik bertanya jawab tentang materi.

g) Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk menyampaikan hasil pekerjaannya.

h) Guru memberikan klarifikasi hasil presentasi handout oleh peserta didik.

3) Pengamatan (observing)

Pengamatn dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Dalam tahap ini observer (guru) melakukan pengamatan dan mencatat semua yang dibutuhkan. Pengumpulan data ini berpedoman dengan format observasi yang telah disusun.

4) Refleksi (reflecting)

Refleksi adalah analisis hasil pengamatan dan tes. Refleksi ini dilakukan pada akhir siklus I. Berdasarkan hasil pengamatan dan tes para peserta didik pada siklus I, jika belum mencapai indikator keberhasilan maka dilanjutkan ke siklus II dan seterusnya sampai mencapai indikator

keberhasilan. Refleksi bertujuan untuk mengetahui penyebab peserta didik dalam kesulitan belajar, sehingga peneliti dapat mengambil keputusan untuk bertindak guna mengatasi kesulitan belajar tersebut. Dengan tujuan peserta didik akan lebih paham dan tidak mengalami kesulitan dalam pembelajaran al-qur’an hadits.

b. SIKLUS II

1) Perencanaan Tindakan (planning)

Siklus II merupakan tindak lanjut dari hasil refleksi pada siklus I. Peneliti melakukan serangkaian kegiatan yaitu sebagai berikut:

a) Peneliti berdiskusi dengan guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits yaitu Bapak Pathurrohman mengenai kendala-kendala yang terjadi pada siklus I.

b) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan strategi guided note taking.

c) Menyiapkan lembar kerja catatan terbimbing atau handout. d) Menyusun lembar pengamatan.

e) Melakukan penelitian. 2) Pelaksaan Tindakan (acting)

Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam tahapan tindakan ini yaitu sebagai berikut:

a) Guru membagikan handout catatan terbimbing pada setiap peserta didik.

b) Guru menjelaskan fungsi dan cara menggunakan handout tersebut. c) Guru meminta peserta didik agar tetap fokus pada apa yang

disampaikan guru.

d) Guru meminta peserta didik agar mengisi bagian-bagian handout yang kosong selama mendengarkan materi yang guru jelaskan.

e) Guru meminta peserta didik memperhatikan materi pembelajaran yang disampaikan guru.

f) Guru dan peserta didik bertanya jawab tentang materi.

g) Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk menyampaikan hasil pekerjaannya.

h) Guru memberikan klarifikasi hasil presentasi handout oleh peserta didik.

3) Pengamatan (observing)

Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Dalam tahap ini observer (guru) melakukan pengamatan dan mencatat semua yang dibutuhkan. Pengumpulan data ini berpedoman dengan format observasi yang telah disusun.

4) Refleksi (reflecting)

Refleksi ini dilakukan pada akhir siklus I. Berdasarkan hasil pengamatan dan tes para peserta didik pada siklus I tujuan dan kegiatan yang dilakukan yaitu sebagai berikut:

a) Menganalisa tindakan siklus II.

b) Mengevaluasi hasil dari tindakan siklus II.

c) Melakukan pemaknaan dan penyimpulan data yang diperoleh.

Hasil refleksi siklus II ini dijadikan dasar dalam penyususnan laporan hasil penelitian. Selain itu juga digunakan peneliti sebagai bahan pertimbangan apakah indikator keberhasilan yang ditetapkan sudah tercapai atau belum. Sesuai indikator keberhasilan yang ditentukan, yaitu apabila peserta didik yang nilainya tuntas belajar sudah lebih atau sama dengan 76%.

Jika indikator tersebut telah tercapai, maka siklus tindakan berhenti. Akan tetapi apabila indikator tersebut belum tercapai pada siklus II, maka peneliti akan mengulang siklus tindakan dengan memperbaiki kinerja pembelajaran pada tindakan berikutnyasampai berhasil. Secara umum, tahap-tahap penelitian tindakan siklus II sama dengan siklus I. Hanya yang membedakan adalah perbaikan-perbaikan rancangan pembelajaran berdasarkan tindakan pada siklus I yang dirasa kurang maksimal.

Dokumen terkait