BAB IV HASIL PENELITIAN
C. Uji Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Ho = Konseling kelompok dengan pendekatan analisis transaksional tidak
dapat meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal pada peserta didik di SMP Negeri 18 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017.
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
DCS AAF GS SAA DO OL YSO RP DAJ FAP MT SA FBE AAW
Pre-test Post-test Gain (d)
2. Ha = Konseling kelompok dengan teknik analisis transaksional dapat
meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal pada peserta didik di SMP Negeri 18 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017.
Adapun hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut: H0 : µ1≠ µ0
Ha : µ1= µ0
Berdasarkan hasil uji t paired sample pada untuk meningkatkan komunikasi interpersonal pada peserta didik, dengan menggunakan SPSS 16.
Tabel 4.4
Hasil Paired Samples T-Test
Paired Samples Test Paired Differences t df Sig. (2- taile d) Mean Std. Deviatio n Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pai r 1 Pretest - Posttest -2.321431 8.12573 2.17169 -27.90594 -18.52263 -10.689 13 .000
Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa t adalah -10.689, mean - 2.321431, 95% confidence interval of the difference, lower = - 27.90594 dan
upper = -18.52263, kemudian thitung dibandingkan dengan ttabel df = 13, dengan
signifikan α 0.05 dengan nilai distribusi nilai satu arah untuk kriteria pengujian hipotesis yang peneliti ajukan, dengan demikian keterampilan komunikasi interpersonal peserta didik kelas VIII A, B, C, dan D di SMP Negeri 18 Bandar Lampung mengalami perubahan setelah diberikan layanan konseling kelompok. Jadi dapat disimpulkan bahwa Konseling Kelompok dengan Pendekatan Analisis Transaksional dapat berpengaruh dalam meningkatkan Keterampilan Komunikasi Interpersonal peserta didik kelas VIII A, B, C, dan D di SMP Negeri 18 Bandar Lampung.
Tabel 4.5
Hasil Uji t Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Pada Indikator Komunikasi Dua Arah
Hasil Rata-Rata St. Dev Uji T Sig.2 Ket. Pre-test 7.9286 1.49174
-9.021 .000 Signifikan Post-test 11.6429 1.90575
Berdasarkan tabel tersebut pada indikator Komunikasi Dua Arah dari hasil uji t test paired samples t-test, independent pretest dan posttest meningkat, hal tersebut dapat dilihat pada rata-rata pre-test dari 7.9286 dan setelah diberi perlakuan dengan rata-rata post-test 11.6429. Pada indikator komunikasi dua arah dinyatakan signifikan karena, sign.2 tailed < 0.05 (000 < 0.05). dilihat dari hasil rata-rata posttest menunjukkan lebih besar dari pretest. Hal ini menunjukkan pelaksanaan layanan konseling kelompok dapat meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal.
Tabel 4.6
Hasil Uji t Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Pada Suasana Nonformal
Hasil Rata-Rata St. Dev Uji T Sig.2 Ket. Pre-test 11.0714 1.85904
-9.021 .000 Signifikan Post-test 17.5000 2.17503
Berdasarkan tabel tersebut pada indikator suasana nonformal hasil uji t test
paired samples t-test, independent pretest dan posttest meningkat, hal tersebut dapat dilihat pada rata-rata pre-test dari 11.0714 dan setelah diberi perlakuan dengan rata-rata post-test 17.5000 . Pada indikator suasana nonformal dinyatakan signifikan karena, sign.2 tailed < 0.05 (000 < 0.05). dilihat dari hasil rata-rata
posttest menunjukkan lebih besar dari pretest. Hal ini menunjukkan pelaksanaan layanan konseling kelompok dapat meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal.
Tabel 4.7
Hasil Uji t Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Pada Indikator Umpan Balik Segera
Hasil Rata-Rata St. Dev Uji T Sig.2 Ket. Pre-test 8.5000 1.16024
-5.326 .000 Signifikan Post-test 11.9286 2.61547
Berdasarkan tabel tersebut pada indikator suasana nonformal hasil uji t test
paired samples t-test, independent pretest dan posttest meningkat, hal tersebut dapat dilihat pada rata-rata pre-test dari 8.5000 dan setelah diberi perlakuan dengan rata-rata post-test 11.9286. Pada indikator umpan balik segera dinyatakan
signifikan karena, sign.2 tailed < 0.05 (000 < 0.05). dilihat dari hasil rata-rata
posttest menunjukkan lebih besar dari pretest. Hal ini menunjukkan pelaksanaan layanan konseling kelompok dengan pendekatan analisis transaksional dapat meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal
Tabel 4.8
Hasil Uji t Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Pada Indikator Peserta Komunikasi Berada dalam Jarak yang Dekat Hasil Rata-Rata St. Dev Uji T Sig.2 Ket. Pre-test 13.1429 2.03270
-5.31352 .000 Signifikan Post-test 19.4286 2.34404
Berdasarkan tabel tersebut pada indikator peserta komunikasi berada dalam jarak yang dekat hasil uji t test paired samples t-test, independent pretest dan
posttest meningkat, hal tersebut dapat dilihat pada rata-rata pre-test dari 13.1429 dan setelah diberi perlakuan dengan rata-rata post-test 19.4286. Pada indikator peserta komunikasi berada dalam jarak yang dekat dinyatakan signifikan karena, sign.2 tailed < 0.05 (000 < 0.05). dilihat dari hasil rata-rata posttest menunjukkan lebih besar dari pretest. Hal ini menunjukkan pelaksanaan layanan konseling kelompok dengan pendekatan analisis transaksional dapat meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal.
Tabel 4.9
Hasil Uji t Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Pada Indikator Peserta Komunikasi Mengirim dan Menerima Pesan
Secara Simultan dan Spontan
Hasil Rata-Rata St. Dev Uji T Sig.2 Ket. Pre-test 11.5714 1.94992
-8.542 .000 Signifikan Post-test 17.1429 2.47626
Berdasarkan tabel tersebut pada indikator peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan hasil uji t test paired samples t-test, independent pretest dan posttest meningkat, hal tersebut dapat dilihat pada rata-rata pre-test dari 11.5714 dan setelah diberi perlakuan dengan rata- rata post-test 17.1429. Pada indikator Peserta Komunikasi Mengirim dan Menerima Pesan Secara Simultan dan Spontan dinyatakan signifikan karena, sign.2 tailed < 0.05 (000 < 0.05). dilihat dari hasil rata-rata posttest
menunjukkan lebih besar dari pretest. Hal ini menunjukkan pelaksanaan layanan konseling kelompok dengan pendekatan analisis transaksional dapat meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal
Dari hasil uji t, hasil yang diperoleh menunjukkan adanya perubahan skor ketrampilan komunikasi setelah diberikan layanan Konseling Kelompok Pendekatan Analisis Transaksional. Peserta didik yang pada awalnya memiliki skor rendah, setelah diberikan layanan konseling mengalami peningkatan skor keterampilan komunikasi interpersonal. ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan
Ha diterima Jika dilihat dari nilai rata-rata, maka peningkatan komunikasi interpersonal pada pada saat pre-test dengan post-test.