2. TINJAUAN PUSTAKA
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka rumusan hipotesis penelitian ini adalah:
(1) Kemampuan komunikasi matematis siswa dengan model pembelajaran Treffinger pada materi segiempat dapat mencapai ketuntasan individual dan klasikal.
(2) Kemampuan komunikasi matematis siswa dengan penerapan model pembelajaran Treffinger lebih baik daripada kemampuan komunikasi matematis siswa dengan pembelajaran ekspositori.
(3) Disposisi matematis siswa dengan penerapan model pembelajaran Treffinger lebih baik daripada disposisi matematis siswa dengan pembelajaran ekspositori.
(4) Terdapat pengaruh disposisi matematis terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa pada pembelajaran Treffinger.
159
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai kemampuan komunikasi dan disposisi matematis melalui model pembelajaran Treffinger pada materi segiempat, diperoleh simpulan sebagai berikut.
(1) Model pembelajaran Treffinger efektif terhadap kemampuan komunikasi dan disposisi matematis yang ditandai dengan (i) kemampuan komunikasi matematis siswa mencapai ketuntasan baik secara individual maupun klasikal, (ii) kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan pembelajaran Treffinger lebih baik daripada kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran ekspositori. (iii) disposisi matematis siswa yang menggunakan pembelajaran Treffinger lebih baik daripada disposisi matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran ekspositori. (iv) terdapat pengaruh positif disposisi matematis terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa kelas yang menggunakan model pembelajaran Treffinger.
(2) Deskripsi kemampuan komunikasi matematis yang menggunakan model pembelajaran Treffinger pada materi segiempat adalah sebagai berikut. (i) Subjek pada kelompok atas cenderung mampu memenuhi tiga indikator
kemampuan komunikasi matematis yaitu kemampuan menyatakan ide matematis secara tertulis menggunakan simbol matematik, kemampuan menggambarkan ide matematis secara visual, kemampuan
160
menginterpretasikan ide matematis secara tertulis, dan kemampuan mengevaluasi ide matematis secara tertulis.
(ii) Subjek pada kelompok tengah cenderung mampu memenuhi dua indikator kemampuan komunikasi matematis yaitu yaitu kemampuan menyatakan ide matematis secara tertulis menggunakan simbol matematik, kemampuan menggambarkan ide matematis secara visual, dan kemampuan menginterpretasikan ide matematis secara tertulis. (iii) Subjek pada kelompok bawah cenderung belum mampu memenuhi
semua indikator kemampuan komunikasi matematis.
(3) Deskripsi disposisi matematis yang menggunakan model pembelajaran Treffinger pada materi segiempat adalah sebagai berikut.
(i) Subjek pada kelompok atas teridentifikasi memiliki disposisi matematis baik. Akan tetapi subjek tersebut kurang fleksibel dalam menyelidiki dan mencari alternatif memecahkan masalah
(ii) Subjek pada kelompok tengah teridentifikasi memiliki disposisi matematis sedang. Subjek tersebut kurang percaya diri dan tekun dalam menyelesaikan masalah matematis.
(iii) Subjek pada kelompok bawah teridentifikasi memiliki disposisi matematis sedang. Subjek tersebut kurang percaya diri dan tekun dalam menyelesaikan masalah matematis, serta kurang memonitor dan merefleksikan cara berpikir.
161
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan di atas, saran yang dapat direkomendasikan peneliti adalah sebagai berikut.
(1) Guru mata pelajaran matematika dalam membuat soal dapat mempertimbangkan beberapa hal yang berkaitan dengan memperkuat kemampuan komunikasi matematis. Pada klasifikasi kelompok atas dan tengah dengan memperbanyak latihan soal-soal yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis khususnya dalam penggunaan bahasa matematik. Sedangkan pada klasifikasi kelompok bawah dengan memberikan bimbingan khusus dan perhatian yang lebih banyak dalam mengerjakan soal- soal yang berbasis komunikasi matematis serta berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
(2) Guna menciptakan disposisi yang positif hendaknya guru melakukan pendekatan dengan siswa serta memberikan motivasi pada setiap proses pembelajaran baik di awal maupun di akhir pembelajaran.
(3) Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya, yaitu tentang kemampuan komunikasi dan disposisi matematis siswa serta dapat memodifikasi model pembelajaran yang digunakan peneliti dengan model pembelajaran yang lainnya yang dapat menumbuhkan kemampuan komunikasi dan disposisi matematis siswa.
162
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad.et al. 2008. A Cognitive Tool to Support Mathematical Communication in Fraction Word Problem Solving.Wseas Transactions on Computers,7(4): 228-236.
Alhaddad. et al. 2015. Enhancing Students’ Communication Skills Through Treffinger Teaching Model.IndoMS-JME, 6(1): 31-39.
An. et al. 2015. Music Activities as an Impetus for Hispanic Elementary Students' Mathematical Disposition. Journal of Mathematics Education, 8(2): 39-55. Arifin, Z. 2012. Evaluasi Pembelajaran : Prinsip Teknik Prosedur. Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. 2013.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Atallah, F. et al. 2010a. Learners’ and Teachers’ Conceptions and Dispositions of
Mathematics From a Middle Eastern Perspective. US-China Education Review, 7(8): 43-49.
Atallah, F. et al. 2010b. A Research Framework for Studying Conceptions and Dispositions of Mathematics: A Dialogue to Help Students Learn.
Research in Higher Education Journal. Tersedia di
http://www.aabri.com/manuscripts/10461.pdf. [diakses 17-01-2016]. Banker. 2004. Reflections and Communication Improve Learning Outcomes.
Journal of Scholarship of Teaching and Learning, 4(1): 35 –40.
Bistari, B. 2010. Pengembangan Kemandirian Belajar Berbasis Nilai Untuk Meningkatkan Komunikasi Matematik. Jurnal Pendidikan Matematika dan IPAI, 1(1): 11-23.
Brenner. 1998. Development of Mathematical Communication in Problem Solving Groups By Language Minority Students.Bilingual Research Journal, 22(2, 3, & 4): 103-128.
Darkasyi, M. et al. 2014. Peningkatan Komunikasi Matematis dan Motivasi Siswa dengan Pembelajaran Pendekatan Quantum Learning pada Siswa SMP Negeri 5 Lhokseumawe. Jurnal Didaktik Matematika, 1(1): 21-34.
163
Ekawati, E & Sumaryanta. 2011. Pengembangan Instrumen Penilaian Pembelajaran Matematika SD/SMP. Yogyakarta: Kementrian Pendidikan Nasional.
Huda, M. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
KBBI. 2012. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbud (Pusat Bahasa). Tersedia di http://kbbi.web.id/analisis [diakses 15-02-2016] Kusni. 2011. Geometri Dasar. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Mandur, et al. 2013. Kontribusi Kemampuan Koneksi, Kemampuan Representasi, dan Disposisi Matematis terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa SMA Swasta di Kabupaten Manggarai. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 2.
Mardapi, et al. 2015. Menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal Berbasis Peserta Didik. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 19(1): 38-45.
Moleong, L.J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Munandar, U. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Murdani, R. J. et al. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Realistik untuk Meningkatkan Penalaran Geometri Spasial Siswa di Smp Negeri Arun Lhokseumawe. Jurnal Peluang, 1(2): 22-32.
Mutia. 2013. Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Model Eliciting Activities (MEAs) dan Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) ditinjau dari Disposisi Matematis Siswa Kelas VII SMP Negeri Se- kota Bengkulu Pada Materi Bangun Datar. Tersedia di
https://eprints.uns.ac.id/11807/1/338152612201308552.pdf [diakses 11-
03-2016].
NCTM. 1989. Curriculum and Evaluation Standard for School Mathematics. Reston: National Council of Teacher of Mathematics.
NCTM. 2000. Principles and Standards for School Mathematics. Tersedia di http://www.ams.org/notices/200008/comm-ferrini.pdf [diakses 11-01- 2016].
164
Nisa, T. F. 2011. Pembelajaran Matematika dengan Setting Model Treffinger untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa. Pedagogia, 1(1): 35-48.
Nuharini, D & Wahyuni. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk Kelas VII SMP dan MTs. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Mata Pelajaran Matematika untuk Semua Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permana, Y. 2014. Mengembangkan Kemampuan Komunikasi Dan Disposisi Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas Melalui Model Eliciting
Activitie. Tersedia di
http://www.tedcbandung.com/download/2014/artikel/20140305-YP01-
STL01.pdf [diakses 20-01-2016].
Pomalato, S. 2006. Mengembangkan Kreativitas Matematik Siswa dalam Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Model Treffinger.Mimbar Pendidikan, 1: 22-26.
Pratiwi D.D. et al. 2013. Kemampuan Komunikasi Matematis dalam Pemecahan Masalah Matematika Sesuai dengan Gaya Kognitif pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. Tersedia di
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/s2math/article/download/3525/2459[ diakses 16-01-2016].
Provasnik, S., Kastberg, D., Ferraro, D., Lemanski,N., Roey S., & Jenkins F. 2012. Highlights from TIMSS 2011 mathematics and science achievement of U.S. fourth- and eighth-grade students in an
International context. Tersedia di
http://www.cde.state.co.us/assessment/documents/newsreleases/2012/Hig
hlightsFromTIMSS2011Math AndScience-IES-USDOE.pdf [diakses 16-
01-2016].
Qodariyah. et al. 2015. Mengembangkan Kemampuan Komunikasi Dan Disposisi Matematik Siswa Smp Melalui Discovery Learning.Infinity Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, 4(2): 237-252. Rahayu. 2015. Efektivitas Model Pembelajaran Scientific Inquiry Berbasis Pictorial
Riddle dalam Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII SMPN 1 Adimulyo Kebumen.Jurnal Radiasi,6(1): 92-95.
Ramdani, Y. 2012. Pengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi, Penalaran, dan Koneksi Matematis dalam Konsep Integral. Jurnal Penelitian Pendidikan, 13(1): 44-52.
165
Rifa’i & Anni. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang :UPT Unnes Press.
Rohaeti. 2013. Penerapan Model Treffinger pada Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP. Jurnal Online Pendidikan Matematika Kontemporer. Tersedia di
http://journal.fpmipa.upi.edu/index.php/jopmk/article/view/41/35 [diakses
10-02-2016]
Sefalianti. 2014. Penerapan Pendekatan Inkuiri Terbimbing terhadap Kemampuan Komunikasi dan Disposisi Matematis Siswa. Jurnal Pendidikan dan Keguruan, 1(2):11-20.
Soviawati, E. 2011. Pendekatan Matematika Realistik (PMR) untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Siswa di Tingkat Sekolah Dasar. Edisi Khusus, 2: 79- 85.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika (Edisi ke 6). Bandung: Tarsito
Sugilar, H. 2013. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Disposisi Matematis Siswa Madrasah Tsanawiyah melalui Pembelajaran Generatif.
Infinity Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, 2(2): 156-168.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed