• Tidak ada hasil yang ditemukan

USAHA TANI WORTEL POLA I

4. Hipotesis Penelitian

a. Pola tanam wortel dan kombinasi cabang usha yang dilakukan petani di daerah penelitian menerapkan pola tanam dengan cara pergiliran tanaman.

b. Ada perbedaaan curahan tenaga kerja per hektar berdasarkan pola tanam di daerah penelitian.

c. Ada perbedaan total biaya usahatani per hektar berdasarkan pola tanam di daerah penelitian.

d. Ada perbedaaan produktivitas yang diperoleh petani antara usahatani wortel berdasarkan pola tanam di daerah penelitian.

e. Ada perbedaan pendapatan bersih antara usahatani wortel berdasarkan pola tanam di daerah penelitian.

II.TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Agronomis

Wortel atau Carrot (Daucus carota L.) bukan tanaman asli Indonesia,melainkan berasal dari luar negeri yang beriklim sedang (sub tropis). Menurut sejarahnya, tanaman wortel berasal dari Timur Dekat dan Asia Tengah. Tanaman ini ditemukan tumbuh liar sekitar 6.500 tahun yang lalu (Rukmana.1995),

Tanaman wortel berupa rumput yang menyimpan cadangan makanan dalam bentuk umbi di dalam tanah. Batangnya pendek dan berakar tunggang yang fungsinya berubah menjadi umbi bulat dan memanjang. Bagian umbi yang memanjang berwarna kemerahan-merahan inilah yang dikonsumsi (Setiawan,1995).

Rasanya renyah, agak manis dan enak dimakan langsung mentah-mentah. Warna umbinya yang kuning kemerah-merahan itu mempunyai kadar Carotene A (provitamin A) yang sangat tinggi selain sumber vitamin A, umbi wortel juga mengandung vitamin B, vitamin C, Mineral (Soewito, 1991).

Batangnya sangat pendek seolah-olah tidak tampak. Sementara akar tunggangnya dapat berubah bentuk dan fungsinya sebagai penyimpanan cadangan makanan atau disebut umbi. Secara alami tanaman wortel dapat berbunga dan berbuah (berbiji). Bunga wortel berbentuk payung ganda sedangkan biji-bijinya berbentuk kecil dan berbulu. Biji-biji ini dapat digunakan sebagai alat-alat bahan perbanyakan wortel secara generatif (Rukmana, 1995).

Di Indonesia wortel umumnya ditanam di dataran tinggi pada ketinggian antara 1000-1200 meter di atas permukaan laut (mdpl). Meskipun demikian wortel dapat pula ditanam di dataran medium yang ketinggiannya lebih dari 500 mdpl, namun produksi

dan kualitasnya kurang memuaskan. Tanaman wortel membutuhkan lingkungan tumbuh yang suhu udaranya dingin dan lembab. Di negara-negara yang beriklim sedang (sub tropis) perkecambahan benih wortel membutuhkan suhu minimum 9°C dan maksimum 20°C. Namun untuk pertumbuhan dan produksi umbi yang optimal membutuhkan suhu udara antara 15,6° - 21,1°C. Suhu udara yang terlalu tinggi (panas) seringkali menyebabkan umbinya kecil-kecil (abnormal) dan warnanya pucat atau kusam. Sebaliknya bila suhu terlalu rendah (sangat dingin), maka umbi yang terbentuk menjadi panjang dan kecil (Setiawan, 1995).

Tanaman wortel ditanam sepanjang tahun, baik musim hujan maupun kemarau asalkan kebutuhan airnya tercukupi. Karena itulah komoditi selalu tersedia setiap saat di pasaran. Umur panen wortel tergantung pada jenisnya. Pada umumnya tanaman wortel varietas local dapat dipanen setelah berumur sekitar 3 bulan atau 90-97 hari setelah tanam, biasanya pada saat daun tua berjumlah 3-5 helai. Wortel varietas hibrida seperti red sky dan terracotta dipanen pada umur 100-125 gr per buah, panjang sekitar 15-20 cm, diameter umbi 2-4 cm. Untuk menjaga agar hasil panen tidak menurun mutunya, berkayu dan rasanya pahit, sehingga tidak disukai oleh konsumen dan akan menurunkan harganya. Tanaman wortel yang terawat dengan baik dapat menghasilkan 20-30 ton umbi segar per hektar (Kanisius, 1992).

2. Landasan Teori

Sistem usahatani adalah suatu penataan usahatani yang mantap dan unik dimana keluarga petani mengelola usahataninya berdasar tanggapan terhadap faktor-faktor lingkungan fisik, biologis, sosial ekonomi dan sesuai dengan tujuan dan sumber daya petani sendiri. Penelitian usahatani adalah merupakan suatu pendekatan penelitian dan

pengembangan pertanian yang memandang keseluruhan usahatani sebagai suatu system, menitikberatkan kepada saling ketergantungan dan saling keterkaitan diantara komponen atau unsur sistem usahatani serta dengan lingkungannya dan bertujuan untuk meningkatkatkan efisiensi dan system usahatani melalui pemanfaatan teknologi yang telah diperbaiki untuk meningkatkan pendapatan (PartohardjonodanIsmail, 1990).

Sistem usahatani merupakan sistem budidaya yang berupaya untuk memanfaatkan sumberdaya seoptimal mungkin dengan mempertimbangkan berbagai faktor lainnya seperti kelestarian lingkungan, diversifikasi dan sutarnabilitas produksi. Sistem usahatani yang sesuai di suatu daerah, selain memperbaiki stabilitas dan sustarnabilitas produksi dalam jangka panjang juga diarahkan untuk meningkatkan pendapatan petani (Kanisius, 1992).

Kombinasi waktu tanam mempengaruhi jenis tanaman yang akan dipilih. Pada pola monokultur, jadwal waktu tanam diusahakan sesuai dengan permintaan pasar. Sedangkan untuk penanaman secara tumpang sari, pemilihan jenis tanaman harus mempertimbangkan tingkat kecocokan antar jenis tanaman yang ditumpangsarikan (Setiawan, 1995).

Lingkungan fisik, menyangkut tentang lahan, jenis dan keadaan tanah, cukup besar pengaruhnya atas cara bertanam, artinya atas waktu pengolahan tanah, cara mengolah tanah, cara bercocok tanam (sistem tanam) dan lain-lain. Pada umumnya setiap jenis tanaman, bahkan tiap jenis varietas tanaman menghendaki jenis tanah tersendiri. Ketidakcocokan antara jenis tanaman dan jenis tanah dapat membuat tanaman tidak tumbuh secara optimal sehingga menghasilkan produksi dan kualitas yang rendah. Penatan pertanaman dalam arti kata penggunaan tanah yang sama dalam waktu tertentu (semusim atau setahun) dengan pertanaman beberapa kali dengan satu

atau beberapa kali dengan satu atau beberapa jenis tanaman berganda atau multiple crooping (Setiawan, 1995).

Penataan pertanaman berganda cukup beranekaragam corak dan bentuknya. Berdasarkan atas cara orang mengatur pertanamannya dapat dikatakan bahwa multiple cropping itu dalam garis besarnya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

a. Penataan berganda secara tunggal atau monokultur.

b. Penataan berganda secara campuran (catch cropping). Penataan berganda secara campuran adalah menanam beberapa jenis tanaman secara bersama-sama di atas satu bidang tanah dan juga disebut sebagai tumpangsari (Mosher, 1987).

Kenyataan-kenyataan berikut dapat kiranya dipergunakan sebagai contoh tentang beberapa keuntungan daripada penataan pertanaman berganda :

a. Pembagian pencurahan tenaga keluarga petani secara merata sepanjang tahun dan selain daripada itu umumnya pengolahan tanah untuk keperluan tanaman berikutnya lebih ringan (peristiwa minimum tillage).

b. Memperkecil resiko kegagalan usaha.

c. Mempertinggi gelombang panen sehingga diperoleh hasil atau pendapatan yang lebih banyak dapat menjamin kehidupan yang tenang, pendapatan yang terus mengalir walaupun kecil.

d. Mempertinggi pendapatan petani atau hasil petani.

e. Menyediakan bahan-bahan makanan yang beranekaragam, sehingga susunan makanan dan pula kuantitas dan kualitas lebih banyak dapat terjamin. Atau dengan kata lain, keaadan gizi akan diperbaiki.

g. Mempermudah atau mempertinggi kesuburan tanah, lebih-lebih kalau diantara jenis tanaman yang diusahakan itu termasuk golongan tanaman pupuk hijau.

h. Mencegah timbulnya hama atua penyakit tanaman. i. Menekan pertumbuhan rumput-rumputan.

(Kanisius, 1992).

3. Kerangka Pemikiran

Usaha pertanian pada umumnya bertujuan untuk mendapatkan produksi yang maksimal dalam jangka waktu yang tertentu. Produksi yang maksimal ini baru tercapai bila faktor-faktor yang menunjang peningkatan produksi antara lain penerapan pola tanam dilakukan intensif.

Usahatani merupakan organisasi dari alam, kerja, dan modal, skill, yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian. Organisasi ini ketatalaksanaannya berdiri sendiri dan sengaja diusahakan oleh seorang atau sekumpulan orang sebagai pengelolanya. Modal dan faktor produksi yang lain juga mempunyai peranan yang sangat penting. Modal dan usahatani biasanya modal sendiri. Modal dipergunakan untuk pembiayaan usahatani seperti pembelian pupuk, alat-alat dan upah kerja. Dalam proses produksi usahatani dibutuhkan tenaga kerja yang baik yang berasal dari dalam keluarga dan luar keluarga. Tenaga kerja dikerahkan untuk menanam, menyiangi dan memanen.

Pemilihan rotasi tanam yang dilakukan petani dalam usahataninya adalah untuk menghindari faktor resiko dan ketidakpastian, baik terhadap produksi maupun harga dan memaksimumkan sumber daya yang ada, oleh karena itu petani berusaha memanfaatkan lahannya seefektif mungkin.

Usahatani dalam operasinya bertujuan untuk memperoleh pendapatan. Pendapatan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga serta dana untuk kegiatan ushatani. Pendapatan yang diterima oleh petani sangat berhubungan dengan kesejahteraan anggota keluarganya. Untuk memperoleh tingkat pendapatan yang diinginkan maka petani seharusnya mempertimbangkan harga jual dari produksinya. Dari operasi usahataninya petani akan menerima penerimaan sebesar harga jual hasil usahataninya setelah dikurangi dengan biaya usahatani itu. Dari hasil itu dapat dilihat bahwa usahatani tersebut meguntungkan atau layak diusahakan bila dari hasil ekonomi memberikan hasil layak.

Dari uraian di atas maka secara ringkas akan dikemukakan skema kerangka pemikiran di bawah ini.

USAHA TANI WORTEL POLA I

Wortel Wortel Wortel Wortel Wortel KentangPOLA II Wortel Kentang WortelPOLA III

Produksi Produksi Produksi

Harga Harga

PenerimaanUsahaTani PenerimaanUsahaTani PenerimaanUsahaTani

BiayaProduksi BiayaProduksi

PendapatanBersih PendapatanBersih PendapatanBersih

Keterangan :

I. Pola Tanam, wortel-wortel-wortel II. Pola Tanam, wortel-wortel-kentang III. Pola Tanam, wortel-kentang-wortel

4. Hipotesis Penelitian

a. Pola tanam wortel dan kombinasi cabang usha yang dilakukan petani di daerah penelitian menerapkan pola tanam dengan cara pergiliran tanaman.

b. Ada perbedaaan curahan tenaga kerja per hektar berdasarkan pola tanam di daerah penelitian.

c. Ada perbedaan total biaya usahatani per hektar berdasarkan pola tanam di daerah penelitian.

d. Ada perbedaaan produktivitas yang diperoleh petani antara usahatani wortel berdasarkan pola tanam di daerah penelitian.

e. Ada perbedaan pendapatan bersih antara usahatani wortel berdasarkan pola tanam di daerah penelitian.

Dokumen terkait