• Tidak ada hasil yang ditemukan

“Hipotesis dalam penelitian merupakan jawaban sementara terhadap

rumusan masalah pada suatu penelitian” (Sugiyono 2013: 99). Dalam penelitian ini hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

Ho: Tidak terdapat pengaruh lingkungan fisik terhadap kinerja guru di SD Dabin R.A. Kartini Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo.

Ha: Terdapat pengaruh lingkungan fisik terhadap kinerja guru di SD Dabin R.A. Kartini Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo.

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

Bagian ini akan membahas mengenai metodologi penelitian yang terdiri atas: desain penelitian, variabel dan definisi operasional, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan pengolahan dan analisis data. Uraian selengkapnya akan dibahas sebagai berikut:

3.1

Desain Penelitian

Dalam sebuah penelitian, desain penelitian berguna sebagai pengembalian keputusan sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian ex post facto dengan jenis penelitian kuantitatif.

Penelitian ex post facto menurut Sugiyono dalam Riduwan (2013: 50)

merupakan “suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian melihat ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang

dapat menimbulkan kejadian tersebut”. Darmadi (2013: 258) menyatakan bahwa

“penelitian ex post facto merupakan penelitian di mana variabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu

penelitian”. Sehingga untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan tidak bisa melalui pengamatan secara langsung karena peristiwa yang akan diteliti telah terjadi di masa lampau. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif

non eksperimen, karena data yang diperoleh kemudian dianalisis sesuai metode statistik yang digunakan lalu diinterpretasikan.

Pada penelitian ini terdapat satu variabel bebas (independen) dan satu variabel terikat (dependen). Variabel bebasnya (X) yaitu lingkungan fisik dan variabel terikatnya yaitu kinerja guru dalam pembelajaran di SD Dabin R.A. Kartini Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo. Desain penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan:

X : lingkungan fisik

Y : kinerja guru dalam pembelajaran

Gambar 3.1 Desain Penelitian

3.2

Variabel dan Definisi Operasional

Variabel dan desain penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

3.2.1 Variabel Penelitian

Sugiyono (2013:63) menjelaskan bahwa “variabel penelitian adalah segala

sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, variabel-variabel tersebut yaitu

Lingkungan Fisik (X) Kinerja Guru dalam

variabel terikat dan variabel bebas. Adapun penjelasan lebih lanjutnya sebagai berikut.

3.2.1.1 Variabel Independen

Variabel independen sering disebut sebagai variabel bebas. Sugiyono

(2013:64) mengemukakan bahwa “variabel independen merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).Variabel independen dalam penelitian ini yaitu lingkungan fisik (X).

3.2.1.2 Variabel Dependen

Variabel dependen sering disebut sebagai variabel terikat. Menurut

Sugiyono (2013: 64), “variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen yaitu kinerja guru dalam pembelajaran (Y).

3.2.2 Definisi Operasional

Definisi operasional digunakan untuk menyamakan persepsi antara peneliti dengan pembaca terhadap variabel yang digunakan dalam penelitian, sehingga diharapkan dapat menghindari kekeliruan maksud dan tujuan yang ingin dicapai.

3.2.2.1Variabel Lingkungan Fisik (X)

Lingkungan fisik merupakan semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tampat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun tidak lansung. Lingkungan fisik dalam penelitian ini meliputi: (1) lingkungan yang langsung berhubungan dengan guru seperti pusat kerja, kursi, meja, dan sebagainya; (2) lingkungan perantara atau lingkungan umum yang

mempengaruhi kinerja seperti pencahayaan, pewarnaan, udara, kebersihan, kebisingan dan keamanan (kondisi kerja).

3.2.2.2 Variabel Kinerja Guru dalam Pembelajaran (Y)

Tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas pendidikan sesuai dengan tanggungjawab dan wewenangnya dalam pembelajaran. Kinerja guru dalam pembelajaran pada penelitian ini meliputi: merencanakan pembelajaran, (melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran.

3.3

Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Sugiyono (2010: 117) menjelaskan bahwa “ populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karekteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh guru SD Dabin R.A. Kartini Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No NamaSekolah Guru

1 SD Negeri 1 Semawung Daleman 8 orang 2 SD Negeri 2 Semawung Daleman 9 orang

3 SD Negeri Pringowijayan 8 orang

4 SD Negeri Sidarum 7 orang

5 SD Negeri Kuwurejo 8 orang

6 SD Negeri Senepo 8 orang

7 SD Nasional 8 orang

Jumlah 56 orang

Sumber: data survei sekolah dasar se-Dabin R.A. Kartini Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo.

3.3.2 Sampel

Sugiyono (2010: 118) menjelaskan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Arikunto (2013: 174)

menyatakan bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang akan dijadikan objek penelitian.

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik sampling jenuh.

Menurut Sugiyono (2013: 124), “sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel

apabila anggota populasi digunakan sebagai sampel”. Untuk sampel dalam penelitian ini adalah semua guru SD daerah binaan R.A. Kartini Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo. Jadi jumlah sampel yang akan diteliti yaitu 56 guru.

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

Sumber: data survei sekolah dasar se-Dabin R.A. Kartini Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo.

3.4

Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa macam teknik pengumpulan data yang digunakan dalam suatu penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

No NamaSekolah Guru

1 SD Negeri 1 Semawung Daleman 8 orang 2 SD Negeri 2 Semawung Daleman 9 orang 3 SD Negeri Pringowijayan 8 orang 4 SD Negeri Sidarum 7 orang 5 SD Negeri Kuwurejo 8 orang 6 SD Negeri Senepo 8 orang

7 SD Nasional 8 orang

yaitu dengan kuesioner (angket), wawancara, dan dokumentasi. Uraian selengkapnya sebagai berikut:

3.4.1 Kuesioner (angket)

Sugiyono (2013:193) mendefinisikan kuesioner atau angket sebagai teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Sedangkan Riduwan (2012: 71) mendefinisikan angket adalah pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna.

Kuesioner dibedakan menjadi dua jenis yaitu kuesioner atau angket terbuka dan kuesioner atau angket tertutup. Penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup (kuesioner berstruktur). Kuesioner ini sudah disediakan jawaban, sehingga responden hanya memilih satu jawaban yang telah disajikan oleh peneliti

dengan cara memberikan ceklist (√).

Kuesioner dalam penelitian ini merupakan alat penelitian utama yang digunakan untuk memperoleh data pada variabel penelitian yaitu lingkungn fisik (X) dan kinerja guru dalam pembelajaran (Y). Kuesioner atau angket terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Kuesioner atau angket yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya, dibagikan kepada responden untuk diisi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Responden dalam penelitian ini yaitu guru SD di Dabin R.A. Kartini Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo.

3.4.2 Wawancara

Riduwan (2013: 74) berpendapat bahwa “wawancara atau interviu adalah

salah satu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi

langsung dari sumbernya”. Dalam penelitian ini jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur. Menurut Sugiyono (2013: 140) “wawancara

tidak terstruktur adalah wawancara yang tidak menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis dan lengkap. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan”.

Teknik wawancara ini ditujukan kepada kepala sekolah. Adapun narasumber dalam wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Bambang Sukoyo, S.Pd. M.Pd. SD Negeri Sidarum, Moh Saebani SD Negeri 1 Semawung Daleman, Winarsih, S.Pd. SD Negeri 2 Semawung Daleman, Heru Buwono, S.Pd. SD Negeri Senepo, Suparmi, S.Pd. SD Negeri Kuwurejo, Siti Maulidia, S.Pd. M.Pd. SD Negeri Pringgowijayan, dan Dewi Ayvina Lisanjaya, S.E. SD Nasional. Tujuan wawancara dalam penelitian ini untuk mendapatkan informasi awal mengenai variabel penelitian yaitu lingkungan fisik dan kinerja guru dalam pembelajaran di SD Dabin RA. Kartini Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo.

3.4.3 Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Riduwan (2013: 77) menyatakan bahwa dokumentasi ditujukan untuk

memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian.

Menurut Arikunto (2013: 274) berpendapat dokumentasi digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa, catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan surat ijin penelitian, foto kondisi lingkungan fisik sekolah, data angket lingkungan fisik dan kinerja guru dalam pembelajaran.

3.5

Instrumen Penelitian

Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti harus menggunakan sebuah alat ukur yang pada umumnya disebut instrumen penelitian. Arikunto (2013: 203) berpendapat instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga data lebih mudah diolah. Sedangkan menurut Sugiyono (2014: 148) instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket atau kuesioner. Titik tolak dari penyusunan angket ini adalah dengan menetapkan variabel penelitian yang akan diteliti. Dari variabel tersebut diberikan definisi

operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Untuk memudahkan penyusunan angket, maka perlu digunakan matriks pengembangan angket atau kisi-kisi angket (lampiran 1). Setelah kisi-kisi angket dibuat, selanjutnya menyusun angket yang akan digunakan dalam penelitian (lampiran 2).

Penelitian ini menggunakan dua angket. Angket pertama digunakan untuk mengukur variabel X yaitu lingkungan fisik, sedangkan angket kedua digunakan untuk mengukur variabel Y yaitu kinerja guru dalam pembelajaran. Angket yang digunakan menggunakan skala Likert dengan pertanyaan bersifat tertutup yaitu jawaban atas pertanyaan yang diajukan sudah disediakan. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup yang berisi pernyataan yang harus dijawab oleh responden dengan memberikan checklist (√) pada jawaban yang dianggap paling sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang

fenomena sosial” (Sugiyono, 2013: 136). Dalam peneletian ini menggunakan 4

alternatif jawaban yaitu “sangat setuju”, “setuju”, “kurang setuju”, dan “tidak

setuju”. Widoyoko (2013: 106) berpendapat bahwa “skala empat lebih baik

karena dengan skala empat responden tidak memiliki peluang untuk bersikap netral, sehingga responden dipaksa untuk menentukan sikap terhadap pernyataan

atau pertanyaan dalam instrumen”. Kriteria penilaian angket fasilitas belajar di sekolah yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Angket dengan Skala Likert Jawaban Skor Pertanyaan atau

Pernyataan Positif

Skor Pertanyaan atau Pernyataan Negatif

Sangat setuju 4 1

Setuju 3 2

Kurang setuju 2 3

Tidak setuju 1 4

Angket yang telah dibuat harus diuji kehandalannya terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian yaitu dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Sugiyono (2013: 168) menyatakan bahwa instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Setelah diuji validitasnya, selanjutnya angket diuji reliabilitasnya. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Uji coba angket dalam penelitian ini diberikan kepada 18 guru di SD Negeri 1 Kutoarjo dan SD Negeri Sawunggaling yang berada di luar populasi.

Tabel 3.3 Sampel Uji Coba

No NamaSekolah Guru

1 SD Negeri 1 Kutoarjo 9 orang 2 SD Negeri Sawunggaling 9 orang

Jumlah 18 orang

Sumber: data survei SD Negeri 1 Kutoarjo dan SD Negeri Sawunggaling.

Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti harus menggunakan sebuah alat ukur yang pada umumnya disebut instrumen penelitian. Arikunto (2013: 203)

berpendapat bahwa instrumen penelitian adalah “alat atau fasilitas yang digunakan

oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga

lebih mudah diolah”. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan yaitu valid dan reliabel.

3.5.1 Uji Validitas

Menurut Arikunto, (2013: 211) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Uji validitas dapat dilakukan menggunakan Pearson Product Moment. Dalam perhitungan validitas hasil uji coba peneliti menggunakan program Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 20. Langkah-langkah dalam menghitung uji validitas melalui program SPSS menurut Priyatno (2012: 118-9) yaitu pilih Analyze – Correlate – Bivariate. Pada kotak dialog Bivariate Correlations, semua variabel dimasukkan ke kotak Variables. Pada Correlation Coefficients pilih Pearson dan pada Test of Significance pilih Two-tailed lalu klik OK. Koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel Correlations, kolom Perason Correlations.

Sugiyono (2013: 183) berpendapat bahwa suatu instrumen dikatakan valid jika nilai koefisien korelasi (rhitung) suatu instrumen ≥ 0,3 (rkritis). Oleh karena itu, nilai r hitung dari masing-masing item pada output Correlations dibandingkan dengan nilai 0,3 agar diketahui item yang valid. Tabulasi skor angket lingkungan fisik dan kinerja guru dalam pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 3. Sedangkan output uji validitas dapat dilihat pada lampiran 4.

3.5.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan atau keajegan) instrumen yang digunakan. Uji reliabilitas ini

menggunakan rumus Alpha. Dalam menghitung reliabilitas, Peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 20. Langkah-langkah uji reliabilitas yaitu pilih Analyze – Scale – Reliability Analiysis. Pada kotak dialog Reliability Analyze, item-item yang valid dimasukkan pada kotak items. Selanjutnya pada Statistics, pada bagian Descriptives for pilih Scale if item deleted. Kemudian Continue, pada Model pilih Alpha lalu OK. Hasil perhitungan uji reliabilitas (koefisien reliabilitas) dapat dilihat pada tabel Reliability Statistics kolom Cronbach’s Alpha (Priyatno, 2012: 121-2). Suatu instrumen dinyatakan reliabel bila r11 (koefisien reliabilitas) > rtabel (Riduwan, 2013: 107). Output hasil perhitungan reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 5.

Untuk mengetahui apakah instrumen tersebut reliabel atau tidak, langkah selanjutnya adalah membandingkan r11 dengan rtabel. Dalam pengujian reliabilitas item angket uji coba, diketahui n= 318 maka r tabel pada taraf kesalahan 0,05 sebesar 0,468.

Dengan demikian angket yang telah valid dan reliabel digunakan sebagai instrumen penelitian dalam penelitian ini. Selanjutnya dibuat kisi-kisi instrumen penelitian (lampiran 6) dan angket sebagai instrumen penelitian (lampiran 7).

3.6

Metode Analisis Data

3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi

sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono 2014: 199). Pengukuran pada variabel yang diungkap dilakukan dengan memberikan skor pada jawaban angket yang telah diisi oleh responden. Hasil penjumlahan masing-masing butir pertanyaan kemudian dikonsultasikan dengan tabel kategori variabel lingkungan fisik, kategori tersebut terdiri dari rendah, sedang, dan tinggi.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan teknik analisis ini yaitu sebagai berikut:

(1) Menentukan jangkauan, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. (2) Menentukan cacah kelas yang diperlukan yaitu 4, jadi k = 4. (3) Menentukan lebar setiap kelas (interval).

Berdasarkan rumus tersebut, maka dapat diketahui bahwa dalam menginterpretasikan tingkat lingkungan fisik dengan rentang skor 1 sampai dengan 4. Jumlah skor dari tiap responden ditransfomasikan dalam bentuk prosentase skor dengan cara membagi dengan skor maksimalnya dan dikalikan 100%. Prosentase skor tersebut kemudian dibandingkan dengan kriteria lingkungan fisik sebagai berikut: (1) rendah, (2) sedang, dan (3) tinggi. Rumus kriteria lingkungan fisik yaitu sebagai berikut:

(1) Data maksimal 15 x 4 = 60 (2) Data minimal

(3) Range

Data maksimal – Data minimal 60 – 15 = 45

(4) Panjang kelas interval =

= = 15

(5) Proesentase skor maksimal : 4 x 100% = 100%

(6) Prosentase skor minimal 1 : 4 x 100% = 25% (7) Rentang prosentase 100% - 25% = 75% (8) Panjang interval Panjang kelas = 75% : 3 = 25%

Tabel 3.3 Kategori Variabel Lingkungan Fisik Skor Interval Prosentase Kategori X < 37 25% < X ≤ 50% Rendah

37 ≤ X < 53 50% < X ≤ 75% Sedang

53 ≤ X 75% < X ≤ 100% Tinggi Sumber: Rumus posentase Saifuddin Azwar

Prosentase skor lingkungan fisik dihitung dengan rumus berdasarkan penjelasan Riduwan (2012: 89) sebagai berikut:

Keterangan:

Pp = prosentase lingkungan fisik Sk = skor keseluruhan yang diperoleh

 Sm = jumlah skor maksimal

Kategori variabel kinerja guru dalam pembelajaran, kategori tersebut terdiri dari rendah, sedang, dan tinggi. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan teknik analisis ini yaitu sebagai berikut:

(1) Menentukan jangkauan, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. (2) Menentukan cacah kelas yang diperlukan yaitu 4, jadi k = 4. (3) Menentukan lebar setiap kelas (interval).

Berdasarkan rumus tersebut, maka dapat diketahui bahwa dalam menginterpretasikan tingkat fasilitas belajar di sekolah dengan rentang skor 1 sampai dengan 4. Jumlah skor dari tiap responden ditransfomasikan dalam bentuk prosentase skor dengan cara membagi dengan skor maksimalnya dan dikalikan 100%. Prosentase skor tersebut kemudian dibandingkan dengan kriteria fasilitas belajar di sekolah sebagai berikut: (1) rendah, (2) sedang, dan (3) tinggi. Kriteria fasilitas belajar di sekolah yaitu sebagai berikut:

(1) Data maksimal 15 x 4 = 60 (2) Data minimal

15 x 1 = 15 (3) Range

Data maksimal – Data minimal 60 – 15 = 45

(4) Panjang kelas interval =

= = 15 (5) Proesentase skor maksimal

4 : 4 x 100% = 100% (6) Prosentase skor minimal

1 : 4 x 100% = 25% (7) Rentang prosentase 100% - 25% = 75% (8) Panjang interval Panjang kelas = 75% : 3 = 25%

Tabel 3.4 Kategori Kinerja Guru dalam Pembelajaran Skor Interval Prosentase Kategori

X < 37 25% < X ≤ 50% Rendah

37 ≤ X < 53 50% < X ≤ 75% Sedang

53 ≤ X 75% < X ≤ 100% Tinggi Sumber: Rumus posentase Saifuddin Azwar

Persentase skor kinerja guru dalam pembelajaran dihitung dengan rumus berdasarkan penjelasan Riduwan (2012: 89) sebagai berikut:

Pp = x 100%

Pp = persentase kinerja guru dalam pembelajaran. Sk = skor keseluruhan yang diperoleh

 Sm = jumlah skor maksimal

3.6.2 Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis dilakukan untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan memenuhiprasyarat atau tidak untuk dianalisis dengan dengan teknik yang telah di rencanakan. Uji prasyarat analisis dalam penelitian menggunakan uji normalitas, uji linearitas, dan uji hipotesis. Berikut pembahasan secara rincinya.

3.6.2.1Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian (Sujarweni, 2014: 52). Sugiyono (2013: 202) berpendapat bahwa statsistik parametris digunakan berdasarkan asumsi bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis berdistribusi normal. Untuk itu uji normalitas harus dilakukan terlebih dahulu. Bila data tidak normal, maka statistik parametris tidak bisa digunakan, sehingga statistik yang bisa digunakan adalah statistik nonparametris.

Uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov (Sujarweni, 2014: 52). Peneliti menggunakan bantuan program SPSS

versi 20 untuk menghitung normalitas data dengan langkah-langkah berikut: klik Analyze – Nonparametric Tes – Legacy Dialogs – 1 Sample K-S. Kemudian masukkan variabel lingkungan fisik dan kinerja guru dalam pembelajaran ke

dalam kotak Test Variable List dan beri tanda checklist (√) Normal pada kotak dialog Test Distribution klik OK. (Sujarweni, 2014: 53-6)

Hasil uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada output One Sample Kolmogorov-Smirnov baris Asymp. Sig. Data normal jika Asymp. Sig > α, untuk taraf signifikan (α) 5%. Jika signifikansi lebih dari 0,05, maka data berdistribusi normal (Sujarweni, 2014: 36).

3.6.2.2 Uji Linieritas

Setelah uji normalitas dilakukan, tahap selanjutnya yaitu uji linieritas. Uji linieritas digunakan untuk mengetahui variabel X (kesulitan belajar membaca) dan Y (hasil belajar) mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Kalau tidak linier maka analisis regresi tidak dapat dilanjutkan.

Untuk menguji linieritas data, peneliti menggunakan bantuan program SPSS 20 untuk menguji linieritas data. Langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan uji linieritas data menggunakan program SPSS 20 adalah sebagai berikut: Klik Star > All Program > IBM SPSS Statistics > IBM SPSS Statistics 20 maka akan muncul halaman program SPSS 20. Pilih Variable View, pada kolom Name isikan X, kolom Decimals isikan 0, dan kolom Measure isikan Scale. X

mewakili variabel lingkungan fisik. Kemudian isikan kembali kolom Name dengan Y, kolom Decimals dengan 0, dan Measure dengan Scale. Y mewakili variabel kinerja guru dalam pembelajaran. Kemudian klik Data View.

Pada kolom X, kolom tersebut diisi dengan jumlah skor setiap guru yang menjadi sampel yang diperoleh dari angket lingkungan fisik, sedangkan pada

kolom Y diisi dengan jumlah skor dari angket kinerja guru dalam pembelajaran. setelah semua data sudah dimasukkan, lalu klik Analyze > Compare Mean > Means. Selanjutnya akan terbuka kotak dialog Means. Klik X dan masukkan ke

dalam kolom Independent List, selanjutnya klik Y dan masukkan ke dalam kolom Dependent List. Langkah selanjutnya adalah klik Options dan beri tanda checklist

pada Test for linearity kemudian klik Continue dan dilanjutkan dengan klik OK. Selanjtunya akan muncul output Means.

Untuk mengetahui apakah data-data dari angket lingkungan fisik dan angket kinerja guru dalam pembelajaran bersifat liniear, peneliti melihat hasil pada tabel ANOVA Table. Jika Linierity memiliki signifikansi < 0,05 berarti data- data tersebut bersifat liniear, sedangkan jika Linierity memiliki signifikansi > 0,05 berarti data-data tersebut bersifat tidak liniear

3.6.3 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis (teknik analisi akhir) penelitian ini menggunakan beberapa teknik analisis yaitu, analisis korelasi, analisis regresi sederhana, serta koefisien determinan.

Teknik analisis akhir (pengujian hipotesis) penelitian ini menggunakan beberapa teknik analisis yaitu, analisis korelasi, analisis regresi sederhana, serta koefisien determinan.

3.6.3.1Analisis Korelasi

Analisis korelasi atau uji Pearson Product Moment digunakan untuk mencari hubungan variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dan data

berbentuk interval dan ratio (Riduwan, 2013: 227). Untuk menganalisis korelasi, peneliti menggunakan bantuan program SPSS untuk memudahkan dalam analisis korelasi. Langkah-langkah dalam analisis korelasi menggunakan program SPSS adalah sebagai berikut: Klik Star > All Program > IBM SPSS Statistics > IBM

SPSS Statistics 20 maka akan muncul halaman program SPSS 20. Pilih Variable

View, pada kolom Name isikan X, kolom Decimals isikan 0, dan kolom Measure

isikan Scale. X mewakili variabel lingkungan fisik. Kemudian isikan kembali kolom Name dengan Y, kolom Decimals dengan 0, dan Measure dengan Scale. Y mewakili variabel kinerja guru dalam pembelajaran. Kemudian klik Data View. Pada kolom X, kolom tersebut diisi dengan jumlah skor setiap guru yang menjadi sampel yang diperoleh dari angket lingkungan fisik, sedangkan pada kolom Y

Dokumen terkait