• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

C. Hipotesis Tindakan

Proses Belajar Mengajar menggunakan metode yang hanya masuk pada tingkatan verbal adalah metode yang sangat rendah dan efektivitas cenderung kecil karena siswa hanya mendapatkan gambaran abstrak dari sebuah nilai. Sedangkan pengalaman langsung adalah tingkatan yang paling efektif untuk menyampaikan sebuah materi dalam Proses Belajar Mengajar, maka semakin siswa berperan aktif terhadap Proses Belajar Mengajar, maka akan semakin efektif materi yang disampaikan.

Melalui metode Sosiodrama, siswa akan berperan aktif dalam Proses Belajar Mengajar, nilai-nilai seperti Sikap Terpuji akan mudah untuk ditranformasi kepada siswa, karena drama akan melibatkan siswa langsung dalam belajar.

Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapat dimunculkan suatu hipotesis tindakan: “Penggunaan metode sosiodrama dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran akidah akhlak materi pokok membiasakan sikap terpuji di SMP Islam Teratai Putih Global Bekasi Kelas VIII Tahun Pelajaran 2015/2016”.

32

Miftahullah Bisi, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Pembelajaran Sosiodrama Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu di SMP Dwi Putra (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VIII-A SMP Dwi Putra Ciputat ) (Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, 2014, Jakarta)

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian di SMP Islam Teratai Putih Global 3 Bekasi Tahun Pelajaran 2015/2016.

2. Penelitian Tindakan Kelas direncanakan akan dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan bulan April 2016.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

1. Model Penelitian

Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas (class action research). Sesuatu tindakan yang secara khusus diamati terus- menerus, dilihat

plusminusnya, kemudian diadakan pengubahan terkontrol sampai pada upaya maksimal dalam bentuk tindakan yang paling tepat.33 Hal ini sesuai dengan yang dilakukan oleh peneliti.

Definisi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat diambil dari pendapat beberapa tokoh yang berkompeten dalam penelitian. Hal itu perlu dilakukan agar pemahaman tentang PTK tidak menyimpang. Banyak tokoh yang telah memberikan definisi PTK, salah satunya dikemukakan Hopkins yang dikutip oleh Kumandar menyatakan bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan untuk membantu seseorang dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerja sama dalam kerangka etika yang disepakati bersama.34

Secara ringkas tujuan utama penelitian tindakan adalah untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan praktik atau layanan pembelajaran. Penelitian tindakan menekankan kepada kegiatan (tindakan) dengan menguji cobakan suatu ide kedalam praktek atau situasi nyata dalam skala mikro, yang

33

Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindak an Kelas, (Jakarta: Bu mi Aksara, 2007), hlm 2

34

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan ProfesiGuru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm. 46

diharapkan kegiatan tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.35

Fokus penelitian ini adalah terletak pada tindakan-tindakan alternatif yang dibuat oleh peneliti, kemudian diuji cobakan dan dievaluasi apakah tindakan itu dapat memecahkan masalah yang dihadapi oleh siswa.

Beberapa keunikan dari Penelitian Tindakan Kelas, diantaranya sebaga i berikut:36

a. PTK merupakan kegiatan penelitian yang tidak saja berupaya untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari dukungan ilmiahnya. PTK merupakan bagian penting dari upaya pengembangan profesional guru (tumbuhnya sikap profesional dalam diri guru) karena PTK mampu membelajarkan guru untuk berpikir kritis dan sistematis, mampu membiasakan guru untuk menulis dan membuat catatan.

b. Hal yang dipermasalahkan bukan dihasilkan dari kajian teoritis atau dari hasil penelitian terdahulu, tetapi berasal dari adanya permasalahan yang nyata dan aktual yang terjadi dalam pembelajaran dikelas.

c. PTK dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata dan jelas mengenai hal- hal yang terjadi didalam kelas.

d. Adanya kolaborasi (kerjasama) antara praktisi (guru, kepala sekolah, siswa, dan lain- lain) dan peneliti dalam pemahaman kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan(action).

e. PTK dilakukan hanya apabila ada keputusan kelompok dan komitmen untuk pengembangan, untuk meningkatkan profesionalisme guru dan untuk memperoleh pengetahuan sebagai pemecahan masalah.

2. Rancangan Siklus Penelitian

Penelitian ini menggunakan siklus, yang mana pada masing-masing sklus meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi. Siklus

35

Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosialdan Pendidikan, (Jakarta: Bu mi Aksara, 2006), hlm.70

36

30

berhenti apabila kriteria keberhasilan telah tercapai. Desain penelitian yang digunakan adalah model yang dikembangkan oleh Kemmis & Mc Taggart yang dikutip oleh suharsimi arikunto.

Adapun rancangan siklus penelitian ini adalah : a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti merencanakan tindakan berdasarkan tujuan penelitian. Peneliti membuat rencana untuk mencari tindakan yang akan dilakukan di kelas sehubungan dengan rendahnya hasil belajar siswa. Rencana ini kemudian dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Selain itu, pada tahap ini juga peneliti menyiapkan soal yang harus dijawab oleh siswa, lembar observasi dan wawancara.

b. Pelaksanaan (Tindakan)

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan perencanaan pembelajaran yang telah disusun. Tindakan inilah yang menjadi dari PTK, karena rancangan sekenario dan penerapan pembelajaran akan diterapkan dan harus dilaksanakan dengan baik dan tampak wajar.37

c. Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berlangsung. Peneliti dibantu oleh observer yang mengamati segala aktivitas siswa selama pembelajaran. Pada lembar observasi ini ada beberapa indikator yang akan diamati yaitu perhatian siswa, keaktifan siswa, rasa ketertarikan siswa, dan semangat siswa, mengenali dan mendokumentasi semua gejala atau indikator dari proses ataupun hasil tindakanya.

d. Refleksi

Refleksi menurut Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi adalah tahap yang dilakukan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dievaluasi untuk

37

melakukan tindakan berikutnya. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya.38

C. Subyek Penelitian

Subjek penelitian adalah Hasil Belajar Akidah Akhlak pada siswa kelas VIII SMP Islam Teratai Putih Global Bekasi yang berjumlah 27 siswa, terdiri atas 15 laki- laki dan 12 perempuan. Karakterisitik siswa kelas ini secara lebih detail dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Usia rata-rata 14 tahun

2. Latar belakang keluarga atau orang tua mayoritas berpendidikan S1 dan berprofesi sebagai Karyawan.

3. Tingkat kemampuan siswa berdasarkan informasi pengamatan selama guru kelasnya mengajar adalah 4 siswa cukup pandai, 12 siswa berkemampuan sedang dan 11 siswa kurang / lambat dalam belajar.

Subyek penelitian yang dikenai tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Data Siswa Kelas VIII Tahun Pelajaran 2015/2016

No Nama L

/P Tempat Tanggal Lahir Nama Orang Tua 1 Abbey Putra Amirul

Akbar

L Jakarta 04/ 01/ 2002 Wibowo Akbar

2 Adhia Lovelyna Amani P Indramayu 09/ 02/ 2002 Cecep Supriyadi

3 Alya Sabrina P Bekasi 31/12/ 2002 Miftahuddin

4 Ardi Maulana Saputra L Bekasi 15/ 07/ 2002 Panggih Widodo 5 Auleria Chandra Nabila P Bekasi 23/ 11/ 12001 April Yanto 6 Badar Arrizal

Alamsyah

L Padang 15/ 05/ 2002 Mustafa Kamal

7 Bintang Adhyapratama L Bekasi 11/ 04/ 2002 Pratama putra

38

32

8 Dandi Pratama L Bekasi 11/ 08/ 2002 Purnawirawan

9 Devtriana Arifin P Bekasi 12/ 05/ 2002 Arifin

10 Fadillatul Yahdillhaq L Bekasi 15/ 09/ 2002 Saiman Yusuf 11 Feni Setianingsih P Cianjur 14/ 10/ 2002 (Alm) Saefullah 12 Habib Amir Khoiruddin L Bekasi 01/ 06/ 2002 Inang

13 Ichsanul Amal L Surabaya 12/ 12/ 2001 Abdul Rahman

14 Ida Ayu Chandrika Yurianthyn

P Bekasi 25/ 01/ 2002 Ari Samsul Bahri

15

Ilmi Maulina Dewi P Bekasi 25/ 05/ 2002 Muhammad Nur

Lidayatullahubis 16 Intan Putri Hidayat P Bekasi 24/ 08/ 2002 Hidayatullah 17 Larasati Ayu Pramestari P Kosa 20/ 05/2002 Karmidi 18 M. Wafa Naufal

Ramadhan

L Bekasi 21/11/ 2002 Riyandi

19 Mawar Rinjani P Bekasi 07/ 03/ 2002 Dayat

20 Muhamad Rafli Darmawan

L Bekasi 31/11/ 2001 Darmawan

21 Muhammad Reza Hidayat

L Bekasi 15/ 08/ 2002 Nur Hidayat

22 Prem Pathrawuth Wannachai

L Bekasi 23/ 10/ 2002 Robert Wanachai

23 Rian'S Gunawan L Bekasi 21/11/ 2001 Gunawan

24 Rizky Putra Ramadhan L Jakarta 23/ 05/ 2002 Rudi Waluyo 25 Zahrah Nazhifah, Y P Sukabumi 19/11/2002 Andrian 26 Zaki Dzakwan

Mudloffar Muhyiiddin

L Jakarta 04/ Juli/ 2002 Dwi Puji Dwihantoro 27 Zakiyya Shafa Salsabila P Bekasi 01/ 01/ 2002 Cobrih

Daftar siswa diatas, pada saat dilaksanakan tindakan akan dibagi menjadi beberapa kelompok seperti yang terdapat dalam tabel berikut:

Tabel 3.2 Daftar Kelompok

No Nama L/P Kelompok

1 Abbey Putra Amirul Akbar L I

2 Adhia Lovelyna Amani P I

3 Alya Sabrina P I

4 Ardi Maulana Saputra L I

5 Auleria Chandra Nabila P I

6 Badar Arrizal Alamsyah L I

7 Bintang Adhyapratama L I

8 Dandi Pratama L I

9 Devtriana Arifin P I

10 Fadillatul Yahdillhaq L II

11 Feni Setianingsih P II

12 Habib Amir Khoiruddin L II

13 Ichsanul Amal L II

14 Ida Ayu Chandrika Yurianthyn P II

15 Ilmi Maulina Dewi P II

16 Intan Putri Hidayat P II

17 Larasati Ayu Pramestari P II

18 M. Wafa Naufal Ramadhan L II

19 Mawar Rinjani P III

20 Muhamad Rafli Darmawan L III

21 Muhammad Reza Hidayat L III

22 Prem Pathrawuth Wannachai L III

23 Rian'S Gunawan L III

24 Rizky Putra Ramadhan L III

25 Zahrah Nazhifah Yulistia P III

26 Zaki Dzakwan Mudloffar Muhyiiddin L III

34

Dokumen terkait