• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagan II. 2

Hirarki yang Disederhanakan dari Pengaruh-Pengaruh Utama yang Mempengruhi Perilaku Konsumen

Berikut ini penjelasan bagan II. 2 tentang hirarki yang di sederhanakan pengaruh-pengaruh utama yang mempengaruhi perilaku konsumen.

Sosial

Pribadi

Kebudayaan -Subkebudayaan

Kelas sosial-kelompok referensi-keluarga Demografi, termasuk dalam tahap-tahap dalam daur hidup keluarga-gaya hidup

Persepsi, memori, kebutuhan

Sikap terhadap kelas produk

Sikap terhadap merek Psikologis

Pada garis besarnya ada tiga hal yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam memutuskan pembelian suatu produk.

1. Faktor Sosial

Informasi dan tekanan sosial mempengaruhi kebutuhan, keinginan, evaluasi dan preferensi produk atau merek konsumen. Pengaruh sosial yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen mencakup kebudayaan, subkebudayaan, kelas sosial, kelompok referensi dan kebudayaan ( Kotler dan Armstrong, 2001: 201).

a. Faktor budaya adalah serangkaian nilai, persepsi, keinginan, dan perilaku dasar yang dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan instansi penting lainnya.

b. Subbudaya adalah kelompok orang yang memiliki sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang serupa.

c. Kelas sosial adalah pembagian kelompok masyarakat yang relatif permanen dan relative teratur dimana anggota-anggotanya memiliki nilai, minat, dan prilaku yang serupa.

d. Kelompok-kelompok adalah dua atau lebih sekelompok orang yang berinteraksi untuk memenuhi tujuan individu atau tujuan bersama.

e. Keluarga, anggota keluarga memiliki pengaruh yang kuat terhadap prilaku pembeli. Keluarga merupakan organisasi pembelian di masyarakat tempat konsumen berada yang paling penting, dan keluarga telah diteliti secara luas

f. Peran dan status

Seseorang merupakan bagian dari beberapa kelompok-keluarga, klub, organisasi. Posisi orang tersebut dalam tiap kelompok dapat didefinisikan berdasarkan peran dan status

2. Faktor-faktor pribadi

Kepuasan seseorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri ( Kotler dan Armstrong, 2001:209).

a. Umur dan tahap siklus hidup

Sepanjang hidupnya orang akan mengubah barang dan jasa yang dibelinya. Selera terhadap makanan, pakaian, perabotan, rekreasi sering terkait dengan umur.

b. Pekerjaan

Pekerjaan akan mempengaruhi barang dan jasa yang akan dibeli. Pekerja kerah biru akan membeli baju lapangan, sedang pekerja kerah putih akan membeli baju untuk bisnis.

c. Situasi ekonomi

Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk. d. Gaya hidup

Pola hidup seseorang yang tergambarkan pada activities interests, dan opinion (AIO) orang tersebut.

e. Kepribadian dan Konsep Diri

Karakteristik psikologis yang membedakan seseorang yang menghasilkan tanggapan secara konsisten dan terus menerus terhadap lingkungannya.

3. Faktor-faktor Psikologis

Pilihan pembelian dipengaruhi empat faktor psikologis utama: motivasi, persepsi, pembelajaran serta kepercayaan dan sikap ( Kotler dan Armstrong, 2001: 215).

a. Motivasi

Kebutuhan yang mendorong seseorang secara kuat mencari kepuasan atas kebutuhan tersebut.

b. Persepsi

Proses menyeleksi, mengatur dan menginterprestasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti tentang dunia.

c. Pembelajaran

Perubahan perilaku seseorang karena pengalaman. d. Keyakinan

Pemikiran deskriptif yang dipertahankan seseorang mengenai sesuatu. e. Sikap

Evaluasi, perasaan, dan kecenderungan yang konsisten atas suka atau tidak sukanya seseorang terhadap objek atau ide.

J. Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah suatu proses penilaian dan pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan-kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilihan dan penilaian itu biasanya diawali dengan mengidentifikasi masalah utama yang mempengaruhi tujuan, menganalisis, dan memilih berbagai alternatif tersebut dan mengambil keputusan yang dianggap paling baik (Amirullah, 2002: 61).

Dalam konteks prilaku konsumen pengambilan keputusan konsumen (consumer decision) dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana konsumen melakukan penilaian terhadap berbagai alternatif pilihan, dan memilih salah satu atau lebih alternatif yang diperlukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Definisi ini ingin menegaskan bahwa suatu keputusan tidak harus memilih satu dari sejumlah alternatif akan tetapi keputusan harus didasarkan pada relevansi antara masalah dan tujuannya (Amirullah, 2002: 62). Ada beberapa tingkatan dalam pengambilan keputusan yaitu sebagai berikut:

1. Extensive problem solving pada tingkat ini konsumen sangat membutuhkan banyak informasi untuk lebih meyakinkan keputusan yang akan diambil. Konsumen dalam hal ini telah memiliki kriteria-kriteria khusus terhadap barang yang akan dipilihnya. Pengambilan keputusan extensive juga melibatkan keputusan multi pilihan dan upaya kognitif serta prilaku yang cukup besar.

2. Limited problem Solving pada tingkat ini konsumen tidak begitu banyak memerlukan informasi, akan tetapi konsumen tetap perlu mencari-cari informasi untuk lebih memberikan keyakinan-keyakinan. Biasanya konsumen yang ada pada tingkat ini selalu membanding-bandingkan merek atau barang dengan menggali terus informasi- informasi.

3. Routinized response behavior karena konsumen telah memiliki banyak pengalaman membeli, maka informasi biasanya tidak diperlukan lagi. Informasi yang dicari adalah untuk membandingkan saja.

K. Jenis- Jenis Keputusan Konsumen

Menurut Boyd, et al. (2000: 122) proses pengambilan keputusan yang digunakan konsumen ketika melakukan pembelian bervariasi. Dapat dilihat dalam tabel II. 1 proses ini dapat dikelompokkan menjadi empat kategori menurut (1) apakah konsumen memiliki tingkat keterikatan produk yang tinggi atau rendah dan (2) apakah konsumen terlibat dalam pencarian informasi dan evaluasi merek- merek alternatif secara mendalam atau melakukan pengambilan keputusan secara rutin. Pembeli yang berbeda mungkin terlibat dalam jenis proses pengambilan yang berbeda tergantung pada sejauh apa keterlibatannya dalam produk. Sebuah produk yang bagi seorang konsumen memerlukan keterlibatan tinggi mungkin hanya membutuhkan keterlibatan rendah bagi pembeli yang lain.

Tabel II. 1

Pengambilan Keputusan Konsumen Luas keterlibatan Luas pengambilan keputusan

Tinggi Rendah

Luas (pencarian informasi; pertimbangan alternatif merek)

Pengambilan keputusan yang kompleks (mobil, rumah, liburan)

Pengambilan keputusan terbatas; termasuk pencarian variasi dan pembelian atas dasar dorongan (sereal dan makanan kecil untuk orang dewasa)

Rutin/kebiasaan (sedikit atau tidak ada pencarian informasi, terpusat pada satu merek)

Kesetiaan Merek (sepatu olah raga,sereal untuk orang dewasa deodoran)

Tidak berminat ( sayuran beku, serbet

kertas)

Berikut ini penjelasan tabel II. 1 tentanga jenis- jenis keputusan konsumen yang terdiri dari keputusan pembelian dengan keterlibatan tinggi dan keputusan pembelian dengan keterlibatan rendah :

1. Keputusan pembelian dengan keterlibatan tinggi

Pembelian-pembelian dengan keterlibatan tinggi meliputi produk atau jasa secara psikologis penting bagi seorang konsumen karena dapat memenuhi kebutuhan sosial atau pribadinya (Boyd, et al. 2000: 122). Contoh adalah dalam pembelian mobil, rumah, dan beberapa produk yang dibeli secara rutin seperti parfum, pasta gigi dan deodoran.

2. Keputusan pembelian dengan keterlibatan rendah

Produk-produk yang keterlibatan rendah tidak terlalu penting bagi konsumen, pencarian informasi untuk mengevaluasi merek- merek alternatif biasanya

sedikit ( Boyd, et al. 2000: 122). Contohnya adalah pembelian permen atau biskuit di warung.

L. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen dengan Keterlibatan Tinggi

Ketika membeli produk dan jasa dengan keterlibatan tinggi, konsumen melalui proses pemecahan masalah yang melibatkan lima tahap yaitu identifikasi masalah, pencarian informasi, pemilihan alternatif, pembelian, dan penilaian pasca pembelian ( Boyd, et al. 2000: 122). Adapun tahap-tahap tersebut dapat dilihat dalam bagan II. 3.

Bagan II. 3

Proses Pengambilan Keputusan Konsumen dengan Keterlibatan Tinggi dan Kompleks Identifikasi Masalah Pencarian Informasi Evaluasi alternatif Pembelian Pembelian rutin atau kebiasaan (kesetiaan merek) Evaluasi pasca pembelian

Berikut ini adalah penjelasan bagan II. 3 tentang langkah-langkah proses pengambilan keputusan konsumen dengan keterlibatan tinggi dan kompleks.

1. Identifikasi masalah

Proses pengambilan keputusan konsumen dipicu oleh keinginan dan kebutuhan yang tidak dipenuhi. Individu merasakan perbedaan antara kondisi ideal dan aktual pada beberapa dimensi fisik dan sosio psikologis. Hal ini memotivasi mereka untuk mencari barang atau jasa agar kondisi aktual mereka semakin mendekati kondisi idealyang diinginkan.

2. Pencarian informasi

Langkah berikut yang diambil konsumen adalah mengacu pada informasi yang didapatkan dari data masa lampau dan disimpan dalam memori untuk digunakan bilamana diperlukan.

Faktor-faktor yang biasanya meningkatkan pencarian prapembelian ; a. Faktor produk

Waktu antar pembelian yang panjang (produk berumur panjang atau jarang digunakan); gaya produk yang sering berubah; perubahan harga yang sering terjadi; volume pembelian (unit dalam jumlah besar) ; hara mahal; banyak merek alternatif; banyak variasi ciri.

b. Faktor-faktor situasional

Pengalaman : Pengalaman pertama kali; ketiadaan pengalaman; karena produk masi baru: pengalaman yang tidak mencukupi pada kategori

Produk sosial : pembelian untuk hadiah; produk yang dapat dilihat secara sosial.

Pertimbangan-pertimbangan yang berkaitandengan nilai : pembelian lebih disebabkan karena banyaknya pilihan dan bukannya karena diperlukan; semua pilihan memiliki konsekuensi yang diharapkan dan tidak diharapkan; anggota keluarga tidak setuju dengan persyaratan-persyaratan produk atau evaluasi alternatif; pengunaan produk menyimpang dari kelompok rujukan yang penting; pembelian melibatkan pertimbangan lingkungan; banyak suber informasi yang bertentangan.

c. Faktor-faktor pribadi

d. Karakteristik demografis konsumen: pendidikan tinggi; penghasilan tinggi; jabatan kerah putih; usia dibawah 35 tahun.

Kepribadian : dogmatis rendah (pemikiran terbuka); peneriam risiko rendah (cenderung pada kategori umum); faktor-faktor kepribadian yang lain, seperti keterlibatan produk yang tinggi dan kenyamanan berbelanja dan mencari.

3. Evaluasi alternatif

Pilihan atribut yang digunakan oleh konsumen untuk mengevaluasi alternatif produk atau jasa dijelaskan dalam tabel II. 2:

Tabel II. 2

Pemilihan Atribut yang Digunakan Oleh Konsumen

Kategori Atribut khusus

Atribut biaya Harga pembelian, biaya operasional, biaya perbaikan, biaya ektra atau biaya pilihan, biaya instalasi, trade-in-allowance, kemunhkinan nilai jual kembali

Atribut kinerja Tahan lama, kualitas bahan, konstruksi, ketergantungan, fungsi kinerja (kecepatan, gizi, rasa) efisiensi, keamanan, gaya.

Atribut sosial Reputasi merek, citra status, popularitas, dengan anggota keluarga (Apakah anak-anak menyukai ra Mayer hotdog, gaya, busana)

Atribut ketersediaan

Disediakan oleh toko lokal, jangka waktu pendek, kualitas jasa yang disediakan dari dealer lokal, waktu pengantaran. 4. Pembelian

Setelah konsumen mengumpulkan informasi tentang merek- merek alternatif, mengevaluasinya, dan memutuskan merek mana yang paling diinginkan maka akan ada keputusan pembelian.

5. Evaluasi Pasca Pembelian

Evaluasi konsumen tentang sejauh mana produk benar-benar memenuhi harapan konsumen.

M. Keputusan Pembelian dengan Keterlibatan Rendah

Sebagian besar keputusan pembelian adalah rendah dalam keterlibatan konsumen-konsumen menganggap produk atau jasa tidak perlu dikenali. Jadi, konsumen tidak banyak mencari informasi untu pembelian ini. Poin penting yang membedakan dengan keputusan yang kompleks yaitu evaluasi merek hanya terjadi

setelah pembelian awal dilakukan. Ada dua keputusan dengan keterlibatan rendah (Boyd, et.al. 2000: 130).

1. Kelembaman

Konsumen akan membeli merek- merek secara acak atau membeli merek yang sama secara berulang-ulang untuk menghindari pengambilan keputusan. 2. Pembelian karena dorongan hati dan pencarian variasi

Konsumen memutuskan membeli merek yang berbeda sesuai dengan dorongan hati meskipun satu merek sudah akrab bagi mereka melalui eksposur pasif atau iklan atau informasi lain. Motivasi mereka untuk mengubah bukan karena tidak terpuaskan tetapi karena mencari perubahan dan variasi.

N. Penelitian Sebelumnya

Semuel.2003,”Pengaruh Kebutuhan Terhadap Motif penggunaan Kartu Debet Bank Central Asia (BCA) di Kalangan Mahasiswa Aktif Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra Surabaya”.Secara garis besar penelitian ini meneliti tentang motif kognitif dan afektif dalam menggunakan produk kartu debet BCA, dengan asumsi bahwa konsumen dalam mempertimbangkan pembelian suatu produk lebih didasarkan pada faktor obyektif dan subyektif.

Hasil penelitian mengungkapkan kebutuhan yang diukur melalui, achievement needs, power needs, affiliation needs ternyata secara serempak berpengaruh terhadap motif penggunaan kartu debet BCA di kalangan mahasiswa Fakultas Ekonomi

Universitas Kristen PETRA Surabaya, dengan kemampuan 46% dapat dijelaskan dari dalam model. Achievement needs mempunyai pengaruh lebih dominan dibandingkan power needs. Selain itu faktor pendidikan (lama studi) mempunyai dampak terhadap motif kognitif, hal ini terungkap dari adanya perbedaan motif tersebut pada angkatan 1999 dengan angkatan 2000 maupun angkatan 2001

O. Kerangka Konseptual Penelitian

Adapun kerangka konseptual dari penelitian ini sebagai berikut

Bagan II. 4

Kerangka Konseptual Penelitian Jenis kelamin Usia Pekerjaan Pengha silan PERTIMBANGAN • Faktor sosial • Faktor Pribadi • Faktor Psikologis Keputusan Penggunaan Kartu Debet BCA

P. Rumusan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah. Dari rumusan masalah yang telah dirumuskan, maka hipotesis dari penelitian ini adalah :

Ada perbedaan pertimbangan sosial, pribadi dan psikologis dalam mengambil keputusan penggunaan kartu debet BCA berdasarkan karakteristik responden.

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian untuk mengetahui hubungan antara rata-rata sampel yang berbeda secara signifikan.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di kantor pusat BCA Yogyakarta.

C. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2007.

D. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah pengguna kartu debet BCA yang menggunakan jasa mesin ATM BCA di kantor pusat BCA Yogyakarta.

2. Obyek penelitian ini adalah perbedaan pertimbangan dalam mengambil keputusan penggunaan kartu debet berdasarkan karakteristik responden.

E. Definisi Operasional

1. Karakteristik yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen a. Faktor Sosial

Informasi dan tekanan sosial mempengaruhi kebutuhan, keinginan, evaluasi dan preferensi produk atau merek konsumen. Pengaruh sosial yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen mencakup kebudayaan, subkebudayaan, kelas sosial, kelompok referensi dan kebudayaan ( Kotler dan Armstrong, 2001: 201).

1) Faktor budaya adalah serangkaian nilai, persepsi, keinginan, dan perilaku dasar yang dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan instansi penting lainnya.

2) Kelas sosial adalah pembagian kelompok masyarakat yang relatif permanen dan relative teratur dimana anggota-anggotanya memiliki nilai, minat, dan prilaku yang serupa.

3) Kelompok-kelompok adalah dua atau lebih sekelompok orang yang berinteraksi untuk memenuhi tujuan individu atau tujuan bersama.

4) Keluarga, anggota keluarga memiliki pengaruh yang kuat terhadap prilaku pembeli. Keluarga merupakan organisasi pembelian di masyarakat tempat konsumen berada yang paling penting, dan keluarga telah diteliti secara luas.

5) Peran dan status

Seseorang merupakan bagian dari beberapa kelompok-keluarga, klub, organisasi. Posisi orang tersebut dalam tiap kelompok dapat didefinisikan berdasarkan peran dan status.

b. Faktor pribadi

Kepuasan seseorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri ( Kotler dan Armstrong, 2001:209).

1) Umur dan tahap siklus hidup

Sepanjang hidupnya orang akan mengubah barang dan jasa yang dibelinya. Selera terhadap makana n, pakaian, perabotan, rekreasi sering terkait dengan umur.

2) Pekerjaan

Pekerjaan akan mempengaruhi barang dan jasa yang akan dibeli. Pekerja kerah biru akan membeli baju lapangan, sedang pekerja kerah putih akan membeli baju untuk bisnis.

3) Sit uasi ekonomi

Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk. 4) Gaya hidup

Pola hidup seseorang yang tergambarkan pada activities interests, dan opinion (AIO) orang tersebut.

5) Kepribadian dan Konsep Diri

Karakteristik psikologis yang membedakan seseorang yang menghasilkan tanggapan secara konsisten dan terus menerus terhadap lingkungannya.

c. Faktor Psikologis

Pilihan pembelian dipengaruhi empat faktor psikologis utama: motivasi, persepsi, pembelajaran serta kepercayaan dan sikap ( Kotler dan Armstrong, 2001: 215).

1) Motivasi

Kebutuhan yang mendorong seseorang secara kuat mencari kepuasan atas kebutuhan tersebut.

2) Persepsi

Proses menyeleksi, mengatur dan menginterprestasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti tentang dunia.

3) Pembelajaran

Perubahan perilaku seseorang karena pengalaman. 4) Keyakinan

Pemikiran deskriptif yang dipertahankan seseorang mengenai sesuatu. 5) Sikap

Evaluasi, perasaan, dan kecenderungan yang konsisten atas suka atau tidak sukanya seseorang terhadap objek atau ide.

2. Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah suatu proses penilaian dan pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan-kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilihan dan penilaian itu biasanya diawali dengan mengidentifikasi masalah utama yang mempengaruhi tujuan, menganalisis, dan memilih berbagai alternatif tersebut dan mengambil keputusan yang dianggap paling baik (Amirullah, 2002: 61).

F. Variabe l Penelitian

1. Variabel bebas (independent variabel)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau variabel terikat. Variabel independent disini adalah jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan dan tingkat penghasilan.

2. Variabel terikat ( dependent variabel)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat disini adalah pertimbangan keputusan penggunaan kartu debet BCA yang dijabarkan kedalam faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis.

G. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi adalah totalitas kasus yang sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan (Churchill,2005:6). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah pengguna kartu debet BCA di Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Sampel

Sampel adalah unsur-unsur dari kelompok objek yang lebih besar (Churchill, 2005:6). Dari populasi tersebut, peneliti akan menetapkan besarnya sampel sebanyak 100 responden. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah responden pengguna kartu debet BCA di yang menggunakan jasa mesin ATM di kantor pusat BCA Daerah istimewa Yogyakarta.

3. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling yaitu merupakan teknik penentuaan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang ditemui tersebut cocok sebagai sumber data (Churchill, 2005:6). Dalam penelitian ini responden yang menggunakan kartu debet BCA.

H. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data yang digunakan peneliti adalah kuesioner ;

Kuesioner adalah daftar pertanyaan-pertanyaan yang disusun secara tertulis. Kuesioner ini bertujuan untuk memperoleh data berupa jawaban-jawaban para responden (Kuncoro, 2003: 218). Dalam penelitian ini kuesioner dibagi menjadi tiga bagian. Bagian I adalah tentang profil responden. Bagian II adalah variabel bebas yang terdiri dari faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis. Bagian III adalah variabel terikat yaitu keputusan untuk menggunakan kartu debet BCA. Pernyataan-pernyataan tersebut diberi alternatif jawaban 5 kategori dengan skor jawaban 1 sampai 5 dengan skala likert.

Sanagat Setuju : Skor 5 Setuju : Skor 4 Netral : Skor 3 Tidak Setuju : Skor 2 Sangat Tidak Setuju : Skor 1

I. Teknik Pengujian Instrumen

1. Validitas

Validitas data penelitian ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat. Suatu instrument dikatakan valid jika instrument terebut mengukur apa yang seharusnya diukur (Indriantoro dan Supomo, 1999: 181).

( ) ( )

( )

(

)

(

( )

)

⋅ − = 2 2 2 2 y y n x x n y x xy n rxy Dimana : rxy = koefisien

x = nilai jawaban dari masing- masing responden y = total butir dari dari jawaban responden n = banyaknya responden

2. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan suatu alat pengukur dimana mengukur gejala yang sama jika dilakukan berulang-ulang ( Indriantoro dan Supomo, 1999: 181).

( )

(

xy

)

xy bb r r r + ⋅ = 1 2 Dimana : bb

r = reliabilitas instrumen yang dicari antara item ganjil dan item genap

xy

r = koefisien

J. Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Penelitian deskriptif merupakan penelitian non hipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis. Pada penelitian ini analisis ini digunakan dalam menggambarkan karakteristik konsumen.

2. Analisis menggunakan Anova

Analisis data yang digunakan adalah one-way anova. untuk mengetahui hubungan antara rata-rata sampel yang berbeda secara signifikan. Perhitungan akan dilakukan dengan menggunakan program SPSS.

Adapun rumus dalam perhitungannya yaitu : Menentukan F hitung: SSC = ( ) 1 X j r c j − Χ

= SEE =

∑∑

=n =i n j Xj Xij 1 1 ) ( MSE = ) 1 (rc SSE F = MSE MSC K. Pengujian Hipotesis

Akan dilakukan empat pengujian dalam pene litian ini yaitu berdasarkan karakteristik responden jenis kelamin, usia, pekerjaan dan pendapatan.

1. Jenis Kelamin

a. Menentukan formula H0 dan Ha

H0 : Tidak ada perbedaan pertimbangan sosial, pribadi dan psikologis dalam mengambil keputusan penggunaan kartu debet BCA berdasarkan jenis kelamin responden.

Ha : Ada perbedaan pertimbangan sosial, pribadi dan psikologis dalam mengambil keputusan penggunaan kartu debet BCA berdasarkan jenis kelamin responden.

b. Memband ingkan nilai a = 5% dengan nilai sig dalam hasil uji SPSS. c. Tolak H0 a = 5% = Sig.

Terima H0 a = 5% < Sig 2. Usia

a. Menentukan formula H0 dan Ha

H0 : Tidak ada perbedaan pertimbangan sosial, pribadi dan psikologis dalam mengambil keputusan penggunaan kartu debet BCA berdasarkan usia responden.

Ha : Ada perbedaan pertimbangan sosial, pribadi dan psikologis dalam mengambil keputusan penggunaan kartu debet BCA berdasarkan usia responden.

b. Membandingkan nilai a = 5% dengan nilai sig dalam hasil uji SPSS. c. Tolak H0 a = 5% = Sig.

Terima H0 a = 5% < Sig 3. Jenis Pekerjaan

a. Menentukan formula H0 dan Ha

H0 : Tidak ada perbedaan pertimbangan sosial, pribadi dan psikologis dalam mengambil keputusan penggunaan kartu debet BCA berdasarkan pekerjaan responden.

Ha : Ada perbedaan pertimbangan sosial, pribadi dan psikologis dalam mengambil keputusan penggunaan kartu debet BCA berdasarkan jenis pekerjaan responden. b. Membandingkan nilai a = 5% dengan nilai sig dalam hasil uji SPSS. c. Tolak H0 a = 5% = Sig.

Terima H0 a = 5% < Sig 4. Tingkat penghasilan

a. Menentukan formula H0 dan Ha

H0 : Tidak ada perbedaan pertimbangan sosial, pribadi dan psikologis dalam mengambil keputusan penggunaan kartu debet BCA berdasarkan tingkat penghasilan responden.

Ha : Ada perbedaan pertimbangan sosial, pribadi dan psikologis dalam mengambil keputusan penggunaan kartu debet BCA berdasarkan tingkat penghasilan responden. b. Membandingkan nilai a = 5% dengan nilai sig dalam hasil uji SPSS.

c. Tolak H0 a = 5% = Sig. Terima H0 a = 5% < Sig

42

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

BCA secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat berdirinya itu, dan yang paling signifikan adalah krisis moneter yang terjadi di tahun 1997. Krisis ini membawa dampak yang luar biasa pada keseluruhan sistem perbankan di Indonesia. Namun, secara khusus, kondisi ini mempengaruhi aliran dana tunai di BCA dan bahkan sempat mengancam kelanjutannya. Banyak nasabah menjadi panik lalu beramai-ramai menarik dana mereka. Akibatnya, bank terpaksa meminta bantuan dari pemerintah Indonesia. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) lalu mengambil alih BCA di tahun 1998. Berkat kebijaksanaan bisnis dan pengambilan keputusan yang arif, BCA berhasil pulih kembali dalam tahun yang sama. Di bulan Desember 1998, dana pihak ke tiga telah kembali ke tingkat sebelum krisis. Aset

Dokumen terkait