BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA,
Diagram 4.3 Histogram Hasil Belajar Siswa
Dari persentase Diagram 4.3 dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa terlihat pada 41,67% siswa kelas VIII C SMP BOPKRI 3 Yogyakarta berada pada kriteria hasil belajar tinggi (T).
5. Penghargaan Kelompok
Pada akhir pertemuan keempat, peneliti memberikan penghargaan pada masing-masing kelompok yang dilihat dari nilai Tes Kemampuan Awal, kuis 1 dan kuis 2. Sehingga diperoleh:
Tabel 4.16 Peningkatan Kelompok A
No. Absen Peningkatan
1 2 12 5 20 3 5 30 19 5 20 20 5 30 Skor total 20 100 Rata-rata tim 5 25
Penghargaan tim Good team
0% 10% 20% 30% 40% 50%
Tinggi Sedang Rendah
Tabel 4.17 Peningkatan Kelompok B
No. Absen Peningkatan
1 2 17 5 30 22 5 30 16 5 30 1 5 30 Skor total 20 120 Rata-rata tim 5 30
Penghargaan tim Good Team
Tabel 4.18 Peningkatan Kelompok C
No. Absen Peningkatan
1 2 14 5 30 13 30 30 11 5 30 2 5 20 24 5 20 Skor total 50 130 Rata-rata tim 10 26
Penghargaan tim Good Team
Tabel 4.19 Peningkatan Kelompok D
No. Absen Peningkatan
1 2 6 5 30 10 5 30 15 20 30 18 5 30 Skor total 35 120 Rata-rata tim 8,75 30
Penghargaan tim Good Team
Tabel 4.20 Peningkatan Kelompok E
No. Absen Peningkatan
1 2 7 5 20 8 5 10 21 5 20 25 20 30 Skor total 35 80 Rata-rata tim 8,75 20
Tabel 4.21 Peningkatan Kelompok F
No. Absen Peningkatan
1 2 4 5 30 5 5 20 23 5 30 9 5 30 Skor total 20 110 Rata-rata tim 5 27,5
Penghargaan tim Good Team
Dengan demikian dapat diperoleh penghargaan kelompok sebagai berikut:
Tabel 4.22 Penghargaan kelompok
No. Kelompok Skor Peringkat Penghargaan
1 A 15 V Good Team
2 B 17,5 III Good Team
3 C 18 II Good Team
4 D 19,38 I Good Team
5 E 14,38 VI Good Team
6 F 16,25 IV Good Team
6. Korelasi antara Efikasi Diri dan Keaktifan
Analisis korelasi ini digunakan untuk melihat hubungan antara efikasi diri dan keaktifan siswa, dimana sebelum melakukan hal tersebut keduanya diuji normalitas dahulu dengan menggunakan uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov (Irianto, 2010 : 272). Perhitungan uji normalitas ini
terdapat pada Lampiran C.3, dengan hasil bahwa keduanya adalah berdistribusi normal. Kemudian dilakukan uji korelasi rank berdasarkan
sedang (S) dengan skor 2 dan rendah (R) dengan skor 1 (Masidjo : 149) sehingga diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.23 Korelasi antara Efikasi Diri dan Keaktifan
NO NAMA SISWA Efikasi Diri (x) Keaktifan (y) (x-y)2
1 Siswa 1 1 2 1 2 Siswa 2 2 1 1 3 Siswa 3 2 2 0 4 Siswa 4 1 3 4 5 Siswa 5 3 3 0 6 Siswa 6 2 2 0 7 Siswa 7 1 3 4 8 Siswa 8 3 3 0 9 Siswa 9 2 3 1 10 Siswa 10 3 2 1 11 Siswa 11 1 1 0 12 Siswa 12 1 2 1 13 Siswa 13 2 1 1 14 Siswa 14 3 1 4 15 Siswa 15 2 2 0 16 Siswa 16 2 2 0 17 Siswa 17 2 2 0 18 Siswa 18 2 2 0 19 Siswa 19 1 2 1 20 Siswa 20 1 2 1 21 Siswa 21 2 3 1 22 Siswa 22 2 2 0 23 Siswa 23 2 3 1 24 Siswa 24 1 1 0 25 Siswa 25 2 3 1 Jumlah (Di2) 23
Dengan menggunakan korelasi jenjang, maka dapat diperoleh koefisien korelasi sebagai berikut:
∑
Nilai rs tabel pada dengan adalah 0,415. Ternyata r s hitung lebih besar dari r s tabel yaitu 0,77 > 0,415 maka dapat disimpulkan efikasi diri dan keaktifan berkorelasi secara signifikan. 7. Korelasi antara Efikasi Diri dan Hasil Belajar
Analisis ini bertujuan untuk melihat hubungan antara efikasi diri dan hasil belajar. Dimana sebelumnya kedua hal tersebut diuji normalitas terlebih dahulu, kemudian dihitung berdasarkan Tabel 4.10 dan Tabel 4.15 dengan jumlah siswa keseluruhan adalah 25 siswa. Uji normalitas keduanya terdapat di dalam Lampiran C.3, berikut adalah data perhitungan korelasinya dengan menggunakan analisis regresi dimana X adalah nilai efikasi diri dan Y adalah nilai hasil belajar:
a. Ha : terdapat hubungan fungsional linier dan signifikan antara variabel X dengan Y
H0 : tidak terdapat hubungan fungsional yang linier dan signifikan antara variabel X dengan Y
b. Hipotesis statistiknya. Ha: r ≠ 0
c. Tabel penolong.
Tabel 4.24
Penolong untuk menghitung regresi tunggal
NO SISWA Xi Yi Xi Yi X 2 i Y2i 1 50 53 2650 2500 2809 2 74 20 1480 5476 400 3 75 75 5625 5625 5625 4 61 93 5673 3721 8649 5 88 45 3960 7744 2025 6 73 68 4964 5329 4624 7 51 93 4743 2601 8649 8 91 98 8918 8281 9604 9 69 98 6762 4761 9604 10 78 90 7020 6084 8100 11 56 48 2688 3136 2304 12 55 100 5500 3025 10000 13 68 70 4760 4624 4900 14 88 100 8800 7744 10000 15 74 68 5032 5476 4624 16 74 60 4440 5476 3600 17 76 95 7220 5776 9025 18 68 30 2040 4624 900 19 61 98 5978 3721 9604 20 59 63 3717 3481 3969 21 66 53 3498 4356 2809 22 68 70 4760 4624 4900 3400 4624 2500
24 60 25 1500 3600 625 25 76 40 3040 5776 1600 n = 25 ΣXi = 1727 ΣYi =1703 ΣXi Yi = 118168 ΣX2 i = 122185 Σ Y2 i = 131449
d. Memasukkan nilai-nilai diatas dalam rumus a :
∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
e. Memasukkan nilai-nilai diatas ke dalam rumus b :
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
f. Memasukkan nilai a dan b ke dalam persamaan regresi: sehingga persamaan regresinya adalah Y = 55,55 + 0,182X
g. Menguji signifikansi dan linieritas persamaan regresi tersebut dengan menggunakan tabel anova:
1) n = 25
2) ΣY2 = 131449
3) ∑
4) ∑ ∑ ∑ 5) ∑ 6) 7) 8) 9) ; dimana ∑ ∑ ∑ Tabel 4.25
Penolong menghitung JK(E)
NO X n Y 1 50 k1 53 2 51 k2 93 3 55 k3 100 4 56 k4 48 5 59 k5 63 6 60 k6 25 7 61 k7 93 8 61 98 9 66 k8 53 10 68 k9 70 11 68 30
12 68 70 13 68 50 14 69 k10 98 15 73 k11 68 16 74 k12 20 17 74 68 18 74 60 19 75 k13 75 20 76 k14 95 21 76 40 22 78 k15 90 23 88 k16 45 24 88 100 25 91 k17 98 ∑ ∑ ∑
i. [no.1] sampai dengan [no.6] → hasilnya nol
ii. → [no.7 dan 8]
iii. →[no.9]
iv.
→[no.10 sampai no.13]
vi. →[no.16 sampai dengan no.18]
vii. →[no.19]
viii. → [no.20 dan no.21]
ix. → [no.22]
x. → [no.23 dan no.24]
xi. → [no.25] Sehingga → 10) 11) 12) 13) h. Taraf signifikansi i. Kriteria untuk pengujian H0 yaitu:
H0 : linier
Ha : tidak signifikan linier
Jika F sign hitung ≤ F sign tabel, maka H0 diterima.
j. F sign tabel dengan rumus:
k. F line tabel dengan rumus:
( )
l. Ternyata atau sehingga H0 ditolak (signifikan)
Ternyata atau sehingga H0 diterima (linier)
m. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa efikasi diri dan hasil belajar siswa berkorelasi secara signifikan dan linier.
D. Kelemahan dalam Penelitian
1. Waktu yang diberikan oleh guru pembimbing terbatas pada empat kali pertemuan saja sehingga tujuan yang akan dicapai kurang maksimal. 2. Tingkat pengetahuan para siswa SMP BOPKRI 3 tergolong menengah
kebawah dan belum pernah menjalani model pembelajaran selain model klasikal sehingga peneliti merasa kesulitan dalam menerapkan model kooperatif ini yang mengakibatkan kondisi kelas menjadi kurang kondusif. 3. Peneliti membuat kelompok heterogen berdasarkan hasil Tes Kemampuan Awal (TKA) saja dan tidak melihat jenis kelamin mereka masing-masing sehingga kelompok yang telah dibuat tidak seimbang antara perempuan dan laki-laki yang mengakibatkan ada siswa yang merasa tidak nyaman. 4. Kurangnya manajemen kelas dikarenakan terdapat beberapa siswa yang
tergolong cerdas di kelas tersebut tetapi enggan untuk mengajar teman satu kelompoknya, begitu juga untuk mereka yang kurang dalam pelajaran juga enggan bertanya pada yang lebih cerdas sehingga diskusi kelompok kurang berjalan baik.
5. Hasil belajar matematika yang dapat diukur hanya terbatas pada pemahaman kognitif saja dan juga untuk keaktifan siswa diukur berdasarkan keaktifan kelompok, yang sebenarnya hal ini belum kuat untuk menjadi acuan dalam mengukur keaktifan individu siswa. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan waktu, tenaga dan biaya.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian pada siswa-siswi kelas VIII C semester gasal tahun ajaran 2012/ 2013 SMP BOPKRI 3 Yogyakarta dan analisis serta pembahasan data yang diperoleh, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Penelitian model pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achievement Division (STAD) pada pokok bahasan Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel (SPLDV) telah dan dapat terlaksana dengan baik dengan total keterlaksanaan sebesar 93,65%
2. Efikasi diri siswa dalam model pembelajaran kooperatif tipe Student
Team Achievement Division (STAD) adalah cukup. Hal ini tampak
pada presentasi terbesar pada kriteria sedang (S) yaitu 52%, sedangkan rendah (R) 32% dan tinggi (T) 16%. Efikasi diri juga didukung oleh faktor keaktifan siswa dan dalam hal ini termasuk pada kategori cukup aktif. Terlihat pada presentasi terbesar pada kategori sedang (S) yaitu 50% sedangkan untuk kategori tinggi (T) 33,33% dan rendah (R) 16,67%. Keaktifan siswa pada penelitian ini meliputi siswa mengajukan pertanyaan pada anggota kelompok, siswa mengajukan pertanyaan pada guru/pembimbing, siswa menjawab pertanyaan dari
guru/kelompok, siswa mengajukan kritik dan saran pada guru/kelompok atas pembahasan pelajaran yang keliru, siswa mencatat hal-hal penting yang diajarkan guru/pembimbing ke buku masing- masing.
3. Hasil belajar dalam model pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achievement Division (STAD) tergolong tinggi terlihat dari hasil
penelitian sebesar 41,67% sehingga disini model tersebut memberikan hasil yang positif pada hasil belajar siswa.
4. Efikasi diri dan hasil belajar diperoleh hasil yang berkorelasi secara signifikan dan linier dengan perhitungan F sign hitung F sign tabel yaitu 1807,52 4,28 sehingga H0 ditolak (signifikan) serta F line hitung F line tabel yaitu 0,024 1,6075 sehingga H0 diterima (linier). Hal ini berarti jika efikasi diri meningkat maka hasil belajarnya juga meningkat. 5. Efikasi diri dan kekatifan siswa (keterlaksanaan STAD) berkorelasi
secara signifikan ddengan r s hitung r s tabel yaitu 0,77 0,415. Hal ini berarti jika efikasi diri naik maka keaktifannya juga ikut naik (berbanding lurus)
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti agar penelitian mendatang lebih baik adalah sebagai berikut:
1. Jika akan menerapkan model pembelajaran kooperatif dalam waktu singkat, sebaiknya diberlakukan pada sekolah yang rata-rata
kemampuan siswanya adalah menengah ke atas dikarenakan untuk siswa yang kemampuannya menengah kebawah cenderung kesulitan beradaptasi dalam melakukan model pembelajaran yang baru sehingga menyebabkan pembelajaran di kelas menjadi kurang maksimal.
2. Observasi lapangan sebaiknya dilakukan sebanyak mungkin supaya hasilnya menjadi lebih akurat sehingga dalam pembuatan instrumen menjadi lebih terarah.
3. Para observer yang nantinya akan digunakan dalam mengambil data sebaiknya dilatih terlebih dahulu dan diajak mengikuti observasi supaya pada saat pengambilan data para observer tidak kebingungan dalam mengisi lembar observasi ataupun memegang kendali pada beberapa kelompok.
4. Jika akan menggunakan kuisioner skala psikologi, sebaiknya penyebaran kuisioner ini dilakukan dua kali (sebelum dan sesudah penerapan) sehingga kita dapat melihat apakah penerapan model tersebut dapat meningkatkan psikologi mereka atau tidak.
5. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai efikasi diri dan hasil belajar dikarenakan kedua hal tersebut berkorelasi secara siginifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAKEM. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Albert Bandura.1997. Self Efficacy. United States of America : W.H Freeman and Company
Alwisol. 2005. Psikologi Kepribadian edisi revisi. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang
Anita Lie. 2010. Cooperative Learning. Jakarta : PT. Gramedia
Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin. 2006. Aplikasi Statistika dalam
Penelitian. Bandung : Pustaka Setia Bandung
B.R Hergenhahn and Matthew H. Olson. 1997. An Introduction to Theories of Learning, , New Jersey : Prentice-Hall, Inc
Fuad Hassan. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke dua. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka
Herman Hudojo. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta : Departemen pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Husaini Usman dan R.Purnomo Setiady Akbar. 2008. Pengantar Statistika edisi
2. Bumi Aksara
Ign. Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di
Sekolah.Yogyakarta : Kanisius
Santrock J.W. 2002. Life-Span Development edisi ke lima. Jakarta : Erlangga ___________. 2009. Psikologi Pendidikan adisi 3 buku 1. Salemba Humanika. ___________. 2009. Psikologi Pendidikan adisi 3 buku 2. Salemba Humanika. Marsigit. 2009. Matematika kelas VIII. PT Ghalia Indonesia Printing.
Martini. Pembelajaran Standart Proses Berkarakter. Jakarta : Prenada Media Grup
Punaji Setyosari. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup
Riduwan. 2008. Dasar-dasar statistika. Bandung : Alfabetha
Robert E. Slavin. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung : Nusa Media
Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Gambar 1 Siswa Mengerjakan Soal Uji Coba
Gambar 3
Peneliti Menerangkan Penyelesaian SPLDV dengan Menggunakan Metode Subtitusi
Gambar 5 Siswa Mengerjakan Kuis 1 secara Individu
Gambar 6
Gambar 7 Siswa Mengerjakan LKS 2 secara Berkelompok
Gambar 9 Siswa Mengerjakan Kuis 2 secara Individu
Kelas VIII B NO NAMA 1 AP 2 AH 3 AW 4 AS 5 BA 6 CJS 7 DKIL 8 DM 9 DAW 10 FP 11 FS 12 IGNE 13 IA 14 JAW 15 JZPP 16 KL 17 NMR 18 PK 19 SA 20 TPD 21 VEY 22 WAP 23 YAW 24 YAT 25 YM 26 YA 27 YAPW 28 TN KELAS VIII A NO NAMA 1 AND 2 AVD 3 AB 4 BRS 5 CA 6 DEW 7 DMS 8 DRR 9 EP 10 FH 11 HDLL 12 IBKHI 13 JMV 14 LS 15 MNP 16 PC 17 RPRP 18 RP 19 SAR 20 SDKK 21 SHN 22 TAL 23 VR 24 VA 25 YRE 26 YAAN 27 YTAE 28 YKW
Daftar Anggota Kelompok Kelas VIII C Kelompok A Esterina Christiana (12) Andreas Deonny (3) Muhammad Hassan (19) Muhammad Rizal (20) Kelompok B Jose Putra K.R (17) Norma Sari (22) Ignatius Bagas K. (16) Aditya Nugraha P (1) Kelompok C Hardcuan S. (14) Gideon H. (13) Elisabeth D.C.P (11) Andre P. (2) Yosua (24) Kelompok D Bernadetha Ambar (6) Eka Widi Puji A (10) Hilda Henriyette T. (15) Laras Ajeng Aryanti (18)
Kelompok E Brenda Maria T. (7) Clarisa Vira R. (8) Nora Oktami (21) Eltimanto Milenito K (25) Kelompok F Bagus Marvianto (4) Benedictus Vieri S. (5) Valentino Bagus (23) Dewingga Hapsari D. (9)
Lampiran A.3
Ketentuan Dalam Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
A. BELAJAR KELOMPOK
1. Setiap anggota kelompok akan diberikan lembar kerja siswa.
2. Setiap anggota kelompok wajib menyelesaikan lembar kerja tersebut sesuai perintah yang tertera.
3. Apabila ada siswa yang belum paham dalam menyelesaikan tugas yang diberikan, maka siswa lain dalam kelompok tersebut wajib menjelaskan. 4. Apabila ada kelompok yang belum jelas, maka kelompok berhak bertanya
kepada guru.
5. Setiap anggota kelompok wajib menguasai materi tersebut.
6. Aktivitas belajar kelompok sangat mempengaruhi nilai dan penghargaan, baik individu maupun kelompok.
B. PENSKORAN
1. Setiap siswa akan mendapat skor dasar, yaitu berdasarkan tes kemampuan awal.
2. Pada setiap pertemuan akan diadakan kuis.
3. Kriteria penilaian dibuat berdasarkan aturan penilaian dengan acuan rentang nilai 0-100.
4. Dari soal kuis tersebut maka setiap siswa akan mendapatkan skor peningkatan yang dihitung berdasarkan skor dasar dengan aturan sebagai berikut.
SKOR KUIS
SKOR PENINGKATAN
Lebih dari 10 angka dibawah skor dasar 5 10 sampai 1 angka dibawah skor dasar 10 Skor dasar sampai 10 angka di atas skor dasar 20 Lebih dari 10 angka di atas skor dasar 30
Pekerjaan sempurna (tanpa memperhatikan skor dasar) 30
5 10 20 30 30
5. Skor peningkatan tersebut akan dirata-rata untuk mendapatkan skor kelompok, sehingga kerja sama kelompok akan berpengaruh pada skor kelompok
C. PENGHARGAAN KELOMPOK
Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan rata-rata skor kelompok dengan aturan sebagai berikut.
Rata-rata Skor Kelompok Penghargaan Kelompok Penghargaan Kelompok
15 ≤ rata-rata skor < 20 Kelompok baik (good team)
20 ≤ rata-rata skor < 25 Kelompok hebat (great team)
25 ≤ rata-rata skor ≤ 30 Kelompok super (super)
Kelompok Baik (Good Team) Kelompok Hebat (Great Team) Kelompok Super (Super Team)
Lampiran A.4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1
Nama Satuan Pendidikan : SMP BOPKRI 3 Yogyakarta
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : VIII/ 1
Alokasi Waktu : 2x40 menit (1 kali pertemuan) A. Standar Kompetensi
2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
2.1 Menyelesaikan sistem persamaan dua variabel C. Indikator
Menentukan akar SPLDV dengan substitusi dan eliminasi D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menentukan akar SPLDV dengan substitusi dan eliminasi. E. Materi Pokok
Persamaan Linear Dua Variabel F. Uraian Materi Pokok
Pengerjaan soal tes kemampuan awal mengenai sistem persamaan linear dua variabel.
G. Sumber Bahan
1. Daftar nama siswa
2. Lembar soal tes kemampuan awal
3. Lembar ketentuan pembelajaran kooperatif tipe STAD H. Metode
Pendekatan : Kooperatif tipe STAD
Metode : pengerjaan soal tes kemampuan awal secara individu, penjelasan singkat, tanya jawab
I. Strategi Pembelajaran
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi waktu
1. Pembukaaan
Guru mengucap salam dan mengabsen siswa.
5’
2. Kegiatan Inti Eksplorasi
Guru mengajak siswa untuk menumbuhkan sikap jujur, mandiri dan tanggung jawab dalam pengerjaan soal tes kemampuan awal.
Elaborasi
Guru memberikan soal tes kemampuan awal kepada siswa untuk dikerjakan secara individu.
Konfirmasi
Guru memberikan peneguhan kesimpulan dan siswa diharapkan dapat memperhatikan dengan baik.
70’
3. Penutup
Setelah siswa selesai mengerjakan soal tes kemampuan awal, guru memberikan pengantar tentang prosedur pelaksanaan metode kooperatif tipe STAD yang akan dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya.
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk belajar dirumah tentang sistem persamaan linear dua variabel.
Guru mengucap salam penutup.
5’
J. Penilaian
1. Jenis penilaian : tes.
2. Bentuk soal/ instrument : Tes kemampuan awal dan lembar ketentuan pembelajaran kooperatif tipe STAD.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 2
Nama Satuan Pendidikan : SMP BOPKRI 3 Yogyakarta
Mata Pelajaran : Matematika
Alokasi Waktu : 2x40 menit (1 kali pertemuan) A. Standar Kompetensi
2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
2.1 Menyelesaikan sistem persamaan dua variabel C. Indikator
Menentukan akar SPLDV dengan substitusi dan eliminasi D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menentukan akar SPLDV dengan subtitusi dan eliminasi E. Materi Pokok
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel F. Uraian Materi Pokok
Pengerjaan soal tes kemampuan awal mengenai sistem persamaan linear dua variabel.
G. Sumber Bahan
1. Daftar nama siswa 2. Lembar LKS1
3. Lembar ketentuan pembelajaran kooperatif tipe STAD H. Metode
Pendekatan : Kooperatif tipe STAD
Metode : Penjelasan singkat, tanya jawab, diskusi kelompok I. Strategi Pembelajaran
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi waktu
1. Pembukaaan
Guru mengucap salam dan mengabsen siswa.
Guru membagi kelompok yang terdiri dari 4 orang siswa dan sudah ditentukan sebelumnya berdasarkan nilai Tes Kemampuan Awal.
5’
2. Kegiatan Inti Eksplorasi
Guru memulai pembelajaran dengan tanya jawab kepada siswa mengenai operasi aljabar, pengertian PLDV dan SPLDV dan penjelasan secara singkat mengenai penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode substitusi.
Elaborasi
Guru memberikan LKS 1 (terlampir) kepada siswa untuk dikerjakan bersama kelompok yang diharapkan mampu mendidik siswa agar mandiri, mampu bekerja sama dengan baik serta menumbuhkan sikap tanggung jawab kepada diri sendiri dan kelompok.
Setelah selesai pengerjaan LKS 1, salah satu kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil jawaban ke depan kelas sedangkan kelompok lain memperhatikan di meja masing-masing guna menumbuhkan sikap berani, bertanggung jawab dan menghargai pendapat orang lain. Konfirmasi
Guru memberikan peneguhan kesimpulan dan siswa diharapkan dapat memperhatikan dengan baik.
3. Penutup
Setelah siswa selesai mengerjakan LKS1, guru membagi soal kuis kepada siswa untuk dikerjakan secara individu untuk menumbuhkan sikap jujur, berani dan bertanggung jawab.
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk belajar dirumah tentang menentukan akar SPLDV dengan menggunakan metode eliminasi.
Guru mengucap salam penutup.
5’
J. Penilaian
1. Jenis penilaian : tes.
2. Bentuk soal/ instrument : lembar ketentuan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan LKS1.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 3
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : VIII/ 1
Alokasi Waktu : 2x40 menit (1 kali pertemuan) A. Standar Kompetensi
2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
2.1 Menyelesaikan sistem persamaan dua variabel C. Indikator
Menentukan akar SPLDV dengan substitusi dan eliminasi D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menentukan akar SPLDV dengan subtitusi dan eliminasi E. Materi Pokok
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel F. Uraian Materi Pokok
Pengerjaan soal tes kemampuan awal mengenai sistem persamaan linear dua variabel.
G. Sumber Bahan
1. Daftar nama siswa 2. Lembar LKS2
3. Lembar ketentuan pembelajaran kooperati tipe STAD H. Metode
Pendekatan : Kooperatif tipe STAD
Metode : Penjelasan singkat, tanya jawab, diskusi kelompok I. Strategi Pembelajaran
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi waktu
1. Pembukaaan
Guru mengucap salam dan mengabsen siswa.
Guru meminta siswa untuk berkumpul dengan anggota
kelompoknya masing-masing. 2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru memulai pembelajaran dengan tanya jawab kepada siswa mengenai pengertian eliminasi dan penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode eliminasi.
Elaborasi
Guru memberikan LKS 2 (terlampir) kepada siswa untuk dikerjakan bersama kelompok yang diharapkan mampu mendidik siswa agar mandiri, mampu bekerja sama dengan baik serta menumbuhkan sikap tanggung jawab kepada diri sendiri dan kelompok.
Setelah selesai pengerjaan LKS 2, salah satu kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil jawaban ke depan kelas sedangkan kelompok lain memperhatikan di meja masing-masing guna menumbuhkan sikap berani, bertanggung jawab dan menghargai pendapat orang lain. Konfirmasi
Guru memberikan peneguhan kesimpulan dan siswa diharapkan dapat memperhatikan dengan baik.
70’
3. Penutup
Setelah siswa selesai mengerjakan LKS2, guru membagi soal kuis kepada siswa untuk dikerjakan secara individu untuk menumbuhkan sikap jujur, berani dan bertanggung jawab.
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk belajar dirumah tentang menentukan akar SPLDV dengan menggunakan metode subtitusi dan eliminasi guna mempersiapkan diri dalam menempuh Tes Hasil Belajar di pertemuan selanjutnya.
Guru mengucap salam penutup.
5’
J. Penilaian
1. Jenis penilaian : tes.
2. Bentuk soal/ instrument : lembar ketentuan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan LKS2.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 4
Nama Satuan Pendidikan : SMP BOPKRI 3 Yogyakarta
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : VIII/ 1
Alokasi Waktu : 2x40 menit (1 kali pertemuan) A. Standar Kompetensi
2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
2.1 Menyelesaikan sistem persamaan dua variabel C. Indikator
Menentukan akar SPLDV dengan substitusi dan eliminasi D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menentukan akar SPLDV dengan subtitusi dan eliminasi E. Materi Pokok
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel F. Uraian Materi Pokok
Pengerjaan soal tes kemampuan awal mengenai sistem persamaan linear dua variabel.
G. Sumber Bahan
1. Daftar nama siswa
2. Lembar soal Tes Hasil Belajar
3. Lembar ketentuan pembelajaran kooperati tipe STAD H. Metode
Pendekatan : Kooperatif tipe STAD
I. Strategi Pembelajaran
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi waktu
1. Pembukaaan
Guru mengucap salam dan mengabsen siswa.
Sebelum siswa mengerjakan Tes Hasil Belajar, guru membagikan kuisioner mengenai Efikasi Diri Siswa sambil menjelaskan petunjuk cara mengisi kuisioner.
20’
2. Kegiatan Inti Eksplorasi
Guru mengajak siswa untuk menumbuhkan sikap jujur, mandiri dan tanggung jawab dalam pengerjaan soal Tes Hasil Belajar.
Elaborasi
Guru memberikan soal Tes Hasil Belajar kepada siswa untuk dikerjakan secara individu.
Konfirmasi
Setelah siswa selesai mengerjakan, guru memberikan penghargaan kepada siswa berupa sertifikat sebagai kenang-kenangan akan perjuangan mereka dalam menyelesaikan tugas. Hal ini diharapkan mampu memberikan motivasi kepada siswa untuk terus belajar.
Guru memberikan peneguhan kesimpulan dan siswa diharapkan dapat memperhatikan dengan baik.
55’
3. Penutup
Guru mengucapkan salam penutup dan terima kasih.
5’
J. Penilaian
1. Jenis penilaian : tes.
Lampiran A.5
KISI-KISI SOAL TES KEMAMPUAN AWAL UJI COBA
Materi : Sistem Persamaan Linear Satu Variabel (Kelas VII semester 1)
Standar Kompetensi : 2. Memahami bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel.
3. Menggunakan bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel dan perbandingan dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar : 2.3 Menyelesaikan persamaan linear satu variabel
3.1 Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel.
3.2 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan linear satu variabel. Alokasi Waktu : 60 menit
Jumlah Soal : 8 uraian
No. Indikator Pembelajaran
Indikator Pemahaman
Konsep
Kedalaman Indikator Soal No.
Soal 1. Mengenali PLSV dalam berbagai bentuk dan variabel Kemampuan mengklasifikasi objek tertentu menurut sifatsifat tertentu. Kemampuan menyatakan ulang sebuah Pengetahuan Pemahaman
Kategorikan persamaan berikut sebagai PLSV atau bukan kemudian berikan alasannya yang meliputi variabel dan bentuk umumnya.
a.
b.
konsep. 2. Menentukan penyelesaian PLSV Kemampuan Mengembang- kan syarat perlu dan syarat cukup dari suatu konsep. Pengetahuan Pemahaman Penerapan
Tentukan penyelesaian persamaan- persamaan berikut! Berikan kesimpulannya.
a. b.
Apakah merupakan
penyelesaian untuk tiga persamaan berikut? Berikan alasannya.
a. b.
2,3
3. Menentukan bentuk setara dari PLSV dengan cara kedua ruas ditambah, dikurangi, dikalikan atau dibagi dengan bilangan yang sama Kemampuan mengklasifikasi objek tertentu menurut sifatsifat