• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa naungan berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada 7 minggu setelah tanam (MST) dan 8 MST, jumlah daun 18 MST, persentase berbunga 9 - 11 MST dan 13 - 18 MST, jumlah anakan, jumlah umbi, bobot segar umbi per sampel dan bobot segar umbi per plot. Tekstur tanah berpengaruh nyata pada tinggi tanaman 3 MST, 4 MST dan 12 - 18 MST, jumlah daun 10 - 18 MST, persentase berbunga 14 MST, 15 MST dan 17 MST, 18 MST, jumlah anakan, bobot segar daun, berat kering daun, jumlah umbi, bobot segar umbi dan bobot segar umbi per plot. Sedangkan interaksi berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman pada 10 MST, 12 MST, 13 MST dan 15 MST.

Tinggi Tanaman

Dari hasil sidik ragam dapat diketahui bahwa naungan berpengaruh nyata pada 7 MST dan 8 MST, sedangkan tekstur tanah berpengaruh nyata pada 3 MST, 4 MST dan 13 - 18 MST. Interaksi berpengaruh nyata pada pengamatan 10 MST, 12 MST, 13 MST dan 15 MST.

Rataan tinggi tanaman dari perlakuan naungan dan tekstur tanah dapat dilihat pada Tabel 1.

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009. USU Repository © 2009

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009. USU Repository © 2009

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.

USU Repository © 2009

Tabel 2. Rataan interaksi tinggi tanaman 10, 12, 13 dan 15 MST.

Minggu ke Tekstur Naungan

N0 N1 N2 N3

10

T1 29,47 b/A 31,53 a/A 32,05 b/A 34,74 ab/A T2 31,39 a/A 31,61 a/A 31,76 b/A 32,51 b/A T3 30,22 a/A 31,46 a/A 35,55 a/A 36,05 ab/A T4 32,25 a/A 30,38 a/A 30,46 b/A 34,35 ab/A

12

T1 32,66 b/A 35,04 a/A 36,97 ab/A 38,86 a/A T2 35,44 ab/A 33,94 a/A 34,86 bc/A 35,08 b/A T3 34,81 ab/A 35,23 a/A 39,33 a/A 41,68 a/A T4 36,79 a/A 32,74 a/A 33,33 c/A 39,38 a/A

13

T1 34,94 a/A 37,12 a/A 38,72 ab/A 41,98 b/A T2 37,82 a/A 35,56 a/A 37,35 ab/A 37,08 c/A T3 37,64 a/A 38,55 a/A 42,43 ab/A 44,99 a/A T4 38,43 a/A 35,47 a/A 36,92 b/A 42,70 a/A

15

T1 35,02 b/A 37,47 a/A 39,07 ab/A 42,38 a/A T2 38,34 ab/A 35,80 a/A 38,04 b/A 37,08 b/A T3 38,54 ab/A 38,79 a/A 42,65 ab/A 44,99 a/A T4 38,76 a/A 35,85 a/A 37,58 b/A 42,70 a/A Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%. Huruf kecil menunjukkan uji sub plot pada tiap main plot dan huruf capital menunjukkan uji pada perlakuan kombinasi.

Dari Tabel 1 diketahui bahwa rataan tinggi tanaman karena perlakuan naungan tertinggi pada N3 (naungan 75%) yaitu 49.83 cm dan terendah N1 (naungan 55%) sebesar 44.56 cm. Pada pengamatan 7 MST dan 8 MST, N0 tidak berbeda nyata dengan N1 tetapi berbeda nyata dengan N2 dan N3. Pada perlakuan tekstur tanah tertinggi pada T3 (lempung berliat) yaitu 50.28 cm dan terendah pada T1 (pasir berlempung) sebesar 44.20 cm. Pada pengamatan 18 MST, T3 adalah perlakuan tertinggi, tetapi tidak berbeda nyata dengan T4.

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.

USU Repository © 2009

Tabel 2 menunjukkan bahwa interaksi naungan dengan tekstur tertinggi pada 15 MST terdapat pada perlakuan N3T3 (44.99 cm) dan terendah pada N0T1 (35.02 cm).

Grafik pertumbuhan tinggi tanaman disebabkan perlakuan naungan dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Grafik pertumbuhan tinggi tanaman bawang sabrang karena perlakuan naungan pada 3 MST-18 MST.

Grafik pertumbuhan tinggi tanaman disebabkan perlakuan tekstur tanah dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Grafik pertumbuhan tinggi tanaman bawang sabrang karena perlakuan tekstur tanah 3 MST-18 MST. 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 50.00 3 6 9 12 15 18 Minggu Ke T in g g i T a n a m a n ( c m ) N0 (0%) N1 (55%) N2 (65%) N3 (75%) 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 50.00 3 6 9 12 15 18 Minggu Ke T in g g i T a n a m a n ( c m ) T1 (Pasir berlempung) T2 (Lempung berpasir) T3 (Lempung berliat) T4 (Lempung liat

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.

USU Repository © 2009 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 3 6 9 12 15 18 Minggu Ke Ju m la h D a u n ( h e la i) N0 (0%) N1 (55%) N2 (65%) N3 (75%)

Jumlah Daun (helai)

Hasil sidik ragam data penelitian diketahui bahwa naungan berpengaruh nyata terhadap jumlah daun pada 18 MST, sedangkan tekstur tanah berpengaruh nyata pada pengamatan 10-18 MST. Interaksi kedua perlakuan belum menunjukkan pengaruh nyata terhadap jumlah daun.

Rataan jumlah daun dari perlakuan naungan dan tekstur tanah dapat dilihat pada Tabel 3.

Dari Tabel 3 diketahui bahwa rataan jumlah daun karena perlakuan naungan tertinggi pada N0 (42,10 helai) dan terendah N2 (33,24 helai), sedangkan pada perlakuan tekstur tanah tertinggi pada tekstur T3 (44.34 cm) dan terendah pada T2 (31.20 cm). Pada pengamatan 18 MST, naungan N0 tidak berbeda nyata dengan N1 dan perlakuan tekstur T3 tidak berbeda nyata dengan T4. Interaksi antara naungan dan tekstur tanah belum menunjukkan pengaruh yang nyata.

Grafik pertumbuhan jumlah daun karena pengaruh naungan dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Grafik pertumbuhan jumlah daun karena pengaruh naungan 3 MST hingga 18 MST

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.

USU Repository © 2009

Grafik pertumbuhan jumlah daun karena pengaruh tekstur dapat dilihat pada Gambar 4. 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 50.00 3 6 9 12 15 18 Minggu Ke Jum la h D aun ( he la i) T1 (Pasir berlempung) T2 (Lempung berpasir) T3 (Lempung berliat) T4 (Lempung liat

Gambar 4. Grafik pertumbuhan jumlah daun karena pengaruh naungan 3 MST hingga 18 MST

Persentase Berbunga (%)

Sidik ragam hasil transformasi menunjukkan bahwa naungan perpengaruh nyata terhadap persentase berbunga pada 9-11 MST, 13-18 MST dan tekstur tanah berpengaruh nyata pada 13 MST, 14 MST, 16 MST dan 18 MST. Sedangkan interaksi antara keduanya belum menunjukkan pengaruh nyata.

Rataan pertumbuhan persentase berbunga 9 MST sampai 18 MST dapat dilihat pada Tabel 4.

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa karena pangaruh naungan, persentase berbunga pada 18 MST tertinggi terdapat pada perlakuan N0 (76,38%) dan terendah pada perlakuan N3 (42.88%), sedangkan pada perlakuan tekstur tertinggi pada perlakuan T4 (71.18%) dan terendah pada perlakuan T2 (58.49%). Pada perlakuan naungan, N3 berbeda nyata dengan perlakuan lainnya, sedangkan N1, N2 dan N0 saling tidak berbeda nyata.

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009. USU Repository © 2009

Tabel 3. Rataan persentase berbunga (%) karena pengaruh naungan dan tekstur tanah pada 9-18 MST

Perlakuan

Minggu

9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Naungan

N0 (0%) 30.59a 37.78a 58.65a 61.67 65.65a 70.95a 72.19a 76.95a 78.74a 76.38a N1 (55%) 20.65ab 26.17ab 43.19ab 43.89 47.43c 63.51ab 65.47ab 66.06ab 66.02b 66.58a N2 (65%) 10.26b 23.89b 38.44ab 46.67 50.16ab 60.36b 60.36b 63.81b 63.81b 63.26a N3 (75%) 10.66b 10.80b 17.02b 20.56 22.92d 36.15c 38.55c 41.59c 43.43c 42.88b

Tekstur

T1 (Pasir berlempung) 17.00 19.01 33.65 42.22 44.54 53.97b 55.77b 59.80 60.36b 59.25b T2 (Lempung berpasir) 16.80 22.28 37.56 37.22 42.63 55.18b 56.50b 59.08 59.67b 60.17b T3 (lempung berliat) 18.80 28.40 41.75 46.11 48.21 54.37b 54.96b 59.01 59.01b 58.49b T4 (lempung liat berdebu) 19.56 28.95 44.34 47.22 50.78 67.45a 69.33a 70.52 72.97a 71.18a

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada setiap baris menunjukkan tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan taraf 5%.

Gambar 5. Grafik pertumbuhan persentase berbunga karena pengaruh naungan 9-18 MST

Gambar 6. Grafik pertumbuhan persentase berbunga karena pengaruh tekstur tanah 9-18 MST

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Minggu Ke P e rs e n ta se B e rb u n g a N0 N1 N2 N3 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Minggu ke P e rs e n ta se B e rb u n g a T1 T2 T3 T4

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.

USU Repository © 2009

Pada perlakuan tekstur tanah T4 berbeda nyata dengan perlakuan lainnya dan menunjukkan persentase tertinggi, sedangkan perlakuan T1, T2 dan T3 saling berbeda tidak nyata.

Grafik pertumbuhan persentase berbunga karena pengaruh naungan dan tekstur tanah dapat dilihat masing-masing pada Gambar 5 dan 6.

Bobot Segar Daun (gram)

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa naungan dan tekstur tanah perpengaruh nyata terhadap bobot segar daun, sedangkan interaksi antara keduanya belum menunjukkan pengaruh nyata.

Rataan bobot segar daun jumlah anakan karena pengaruh naungan dan tekstur tanah dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rataan bobot segar daun (gram) karena pengaruh naungan dan tekstur tanah.

Tekstur Naungan Rataan

N0 (0%) N1(55%) N2 (65%) N3 (75%)

T1 (Pasir berlempung) 19.81 19.57 21.00 17.33 19.43c T2 (Lempung berpasir) 23.16 15.64 14.95 19.27 18.25c T3 (Lempung berliat) 34.96 35.95 31.33 27.61 32.46a T4 (Lempung liat berdebu) 31.61 28.43 21.93 26.01 26.99b

Rataan 27.38 24.90 22.30 22.56 24.28

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada setiap baris menunjukkan tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan taraf 5%.

Dari Tabel 5 diketahui bahwa rataan bobot segar daun karena perlakuan naungan tertinggi pada N0 (27.38 g) dan terendah N2 (22.30 g), sedangkan pada

perlakuan tekstur tanah tertinggi pada T3 (32.46 g) dan terendah pada T2 (18.25 g). Dari hasil tersebut terlihat bahwa perlakuan T4 memberikan hasil

terbaik dan berbeda nyata terhadap perlakuan lainnya.

Histogram rataan naungan dan tekstur tanah terhadap bobot segar daun dapat dilihat pada Gambar 7.

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.

USU Repository © 2009

Gambar 7. Histogram rataan bobot segar daun karena pengaruh naungan dan tekstur tanah.

Bobot Kering Daun (gram)

Hasil sidik ragam bobot kering daun memperlihathan bahwa naungan belum menunjukkan pengaruh nyata, namun tekstur tanah berpengaruh nyata terhadap bobot kering daun. Interaksi antara kedua perlakuan belum menunjukkan pengaruh nyata.

Rataan bobot kering daun karena pengaruh naungan dan tekstur tanah dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Rataan bobot kering daun (gram) karena pengaruh naungan dan tekstur tanah.

Tekstur Naungan Rataan

N0 (0%) N1(55%) N2 (65%) N3 (75%)

T1 (Pasir berlempung) 4.31 4.06 4.02 3.63 4.00b T2 (Lempung berpasir) 4.79 3.08 3.84 6.09 4.45b T3 (Lempung berliat) 7.30 7.31 5.77 5.63 6.50a T4 (Lempung liat berdebu) 6.97 5.41 4.69 5.75 5.71a

Rataan 5.85 4.97 4.58 5.27 5.17

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada setiap baris menunjukkan tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan taraf 5%.

Tabel 6 menunjukkan bahwa rataan bobot kering daun karena perlakuan naungan tertinggi pada N0 (5.85 g) dan terendah N2 (4.58 g), sedangkan pada

0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 N0 (0%) N1(55%) N2 (65%) N3 (75%) Tingkat naungan (%) B o b o t s e g a r d a u n ( g ra m ) T 1 (Pasir berlempung) T 2 (Lempung berpasir) T 3 (Lempung berliat) T 4 (Lempung liat berdebu)

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.

USU Repository © 2009

perlakuan tekstur tanah tertinggi pada tekstur T3 (6.50 g) dan terendah pada tekstur T1 (4.00 g).

Histogram rataan naungan dan tekstur tanah terhadap bobot kering daun dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Histogram rataan bobot kering daun karena pengaruh naungan dan tekstur tanah.

Jumlah Anakan (anak)

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa naungan dan tekstur tanah perpengaruh nyata terhadap jumlah anakan, sedangkan interaksi antara keduanya belum menunjukkan pengaruh nyata.

Rataan jumlah anakan karena pengaruh naungan dan tekstur tanah dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rataan jumlah anakan (anakan) karena pengaruh naungan dan tekstur tanah.

Tekstur Naungan Rataan

N0 (0%) N1(55%) N2 (65%) N3 (75%)

T1 (Pasir berlempung) 11.59 9.88 7.65 7.21 9.08 c T2 (Lempung berpasir) 11.67 6.62 7.35 8.25 8.47 bc T3 (Lempung berliat) 14.19 12.00 10.00 8.62 11.20 a T4 (Lempung liat berdebu) 12.98 10.33 8.88 9.67 10.47 ab

Rataan 12.61a 9.71b 8.47b 8.43b 9.81

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada setiap kolom dan baris menunjukkan tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan taraf 5%.

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 N0 (0%) N1(55%) N2 (65%) N3 (75%) Tingkat Naungan (%) B e ra t k e ri n g d a u n ( g ra m ) T1 (Pasir berlempung) T2 (Lempung berpasir) T3 (Lempung berliat) T4 (Lempung liat berdebu)

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.

USU Repository © 2009

Tabel 7 menunjukkan bahwa rataan jumlah anakan karena perlakuan naungan tertinggi pada N0 (12.61 anakan) dan terendah N3 (8.43 anakan), sedangkan pada perlakuan tekstur tanah tertinggi pada T3 (11.20 anakan) dan terendah pada T2 (8.47 anakan). Pada perlakuan naungan, kemampuan pembentukan anakan pada N0 berbeda nyata dengan perlakuan lainnya, sedangkan N1, N2, N3 menunjukkan potensi yang sama (saling berbeda tidak nyata). Perlakuan tekstur T3 memiliki potensi tertinggi terhadap pembentukan anakan dibanding perlakuan lainnya, namun berbeda tidak nyata dengan T4.

Histogram rataan naungan dan tekstur tanah terhadap jumlah anakan dapat dilihat pada Gambar 9.

0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 N0 (0%) N1(55%) N2 (65%) N3 (75%) Tingkat Naungan (%) Ju m la h a n a k a n ( a n a k a n ) T1 (Pasir berlempung) T2 (Lempung berpasir) T3 (Lempung berliat) T4 (Lempung liat berdebu)

Gambar 9. Histogram rataan jumlah anakan karena pengaruh naungan dan tekstur tanah.

Jumlah Umbi (umbi)

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa naungan dan tekstur tanah berpengaruh nyata terhadap jumlah umbi, sedangkan interaksi antara keduanya belum menunjukkan pengaruh nyata.

Rataan jumlah umbi karena pengaruh naungan dan tekstur tanah dapat dilihat pada Tabel 8.

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.

USU Repository © 2009

Tabel 8. Rataan jumlah umbi (gram) karena pengaruh naungan dan tekstur tanah.

Tekstur Naungan Rataan

N0 (0%) N1(55%) N2 (65%) N3 (75%)

T1 (Pasir berlempung) 8.63 6.83 6.75 6.59 7.20 ab T2 (Lempung berpasir) 7.42 5.47 5.98 5.92 6.20 b T3 (Lempung berliat) 8.88 9.07 7.73 6.68 8.09 a T4 (Lempung liat berdebu) 9.13 8.38 7.13 7.60 8.06 a

Rataan 8.52a 7.44b 6.90b 6.70b 7.39

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada setiap kolom dan baris menunjukkan tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan taraf 5%.

Dari tabel diatas diketahui bahwa rataan jumlah umbi karena perlakuan naungan tertinggi pada N0 (8.52 umbi) dan terendah N3 (6.70), sedangkan pada perlakuan tekstur tanah tertinggi pada tekstur T3 (8.09 umbi) dan terendah pada tekstur T2 (6.20 umbi). Perlakuan N0 (tanpa naungan) menghasilkan jumlah umbi tertinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Potensi jumlah umbi per tanaman karena pengaruh N1, N2 dan N3 berbeda tidak nyata.

Histogram rataan naungan dan tekstur tanah terhadap jumlah umbi dapat dilihat pada Gambar 10.

0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 N0 (0%) N1(55%) N2 (65%) N3 (75%) Tingkat Naungan (%) B obot s egar um bi per s am pel ( g) T 1 (Pasir berlempung) T 2 (Lempung berpasir) T 3 (Lempung berliat) T 4 (Lempung liat berdebu)

Gambar 10. Histogram rataan jumlah umbi karena pengaruh naungan dan tekstur tanah.

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.

USU Repository © 2009

Bobot Segar Umbi per Sampel (gram)

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa naungan dan tekstur tanah perpengaruh nyata terhadap bobot segar umbi per sampel, sedangkan interaksi antara keduanya belum menunjukkan pengaruh nyata.

Rataan bobot segar umbi karena pengaruh naungan dan tekstur tanah dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Rataan bobot segar umbi (gram) per sampel karena pengaruh naungan dan tekstur tanah.

Tekstur Naungan Rataan

N0 (0%) N1(55%) N2 (65%) N3 (75%)

T1 (Pasir berlempung) 32.15 27.70 22.99 20.30 25.78c T2 (Lempung berpasir) 38.22 18.05 21.33 16.47 23.52c T3 (Lempung berliat) 43.91 35.43 30.56 25.90 33.95a T4 (Lempung liat berdebu) 35.66 31.06 24.21 22.91 28.46b Rataan 37.48a 28.06b 24.77bc 21.40c 27.93 Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada setiap kolom dan baris menunjukkan tidak

berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan taraf 5%.

Dari Tabel 9 diketahui bahwa rataan bobot segar umbi karena perlakuan naungan tertinggi pada N0 (37.48 g) dan terendah N3 (21.40 g), sedangkan pada perlakuan tekstur tanah tertinggi pada T3 (33.95 g) dan terendah pada T2 (23.52 g). Perlakuan naungan N0 menunjukkan hasil terbaik dan berbeda nyata dengan perlakuan naungan lainnya. N3 menunjukkan hasil terendah yang berbeda tidak nyata dengan N2. Pada perlakuan tekstur T3 menunjukkan hasil terbaik yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Potensi pembentukan umbi terendah pada perlakuan T2 yang berbeda tidak nyata dengan T1. Dari hasil juga menunjukkan bahwa penaungan 55%, 65% dan 75% mengakibatkan produksi pertanaman menurun berturut-turut 25.1%, 33.9% dan 42.9% dibanding tanpa penaungan.

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.

USU Repository © 2009

Histogram rataan naungan dan tekstur tanah terhadap bobot segar umbi per sampel dapat dilihat pada Gambar 11.

0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 50.00 N0 (0%) N1(55%) N2 (65%) N3 (75%) Tingkat Naungan (%) B o b o t s e g a r u m b i p e r s a m p e l ( g ) T 1 (Pasir berlempung) T 2 (Lempung berpasir) T 3 (Lempung berliat) T 4 (Lempung liat berdebu)

Gambar 11. Histogram rataan bobot segar umbi per sampel karena pengaruh naungan dan tekstur tanah.

Bobot Segar Umbi per Plot (gram)

Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa naungan dan tekstur tanah perpengaruh nyata terhadap bobot segar umbi per plot, sedangkan interaksi antara keduanya belum menunjukkan pengaruh nyata.

Rataan bobot segar umbi per plot karena pengaruh naungan dan tekstur tanah dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Rataan bobot segar umbi (gram) per plot karena pengaruh naungan dan tekstur tanah.

Tekstur Naungan Rataan

N0 (0%) N1(55%) N2 (65%) N3 (75%)

T1 (Pasir berlempung) 424.96 374.25 358.51 309.03 366.69 bc T2 (Lempung berpasir) 447.67 268.38 378.00 272.96 341.75 c T3 (Lempung berliat) 518.03 448.59 372.55 380.74 429.98 a T4 (Lempung liat berdebu) 553.56 376.00 393.71 315.45 409.68 ab Rataan 486.05a 366.81b 375.69b 319.55b 387.02b Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada setiap kolom dan baris menunjukkan tidak

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.

USU Repository © 2009

Dari Tabel 10 diketahui bahwa rataan bobot segar umbi per plot karena perlakuan naungan tertinggi pada N0 (486.05 g) dan terendah N3 (319.55 g), sedangkan pada perlakuan tekstur tanah tertinggi pada T3 (429.98 g) dan terendah pada T2 (341.75 g). Produksi per plot tertinggi ditunjukkan pada perlakuan tanpa naungan (N0) yang berbeda nyata dengan perlakuan naungan lainnya. N1, N2 dan N3 menunjukkan potensi yang sama (berbeda tidak nyata). Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa perlakuan naungan (N1, N2, dan N3) mengurangi produksi per plot berturut-turut 24.5%, 22.7% dan 34.3% dibanding tanpa penaungan.

Histogram rataan naungan dan tekstur tanah terhadap bobot segar umbi per plot dapat dilihat pada Gambar 12.

0.00 100.00 200.00 300.00 400.00 500.00 600.00 N0 (0%) N1(55%) N2 (65%) N3 (75%) T ingkat Naungan B o b o t s e g a r u m b i p e r p lo t ( g ra m ) T 1 (Pasir berlempung) T 2 (Lempung berpasir) T 3 (lempung berliat) T 4 (Lempung liat berdebu)

Gambar 12. Histogram rataan bobot segar umbi per plot karena pengaruh naungan dan tekstur tanah.

Pembahasan

Pengaruh Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Sabrang (Eleutherine americana Merr).

Hasil analisis secara statistik data penelitian menunjukkan bahwa perlakuan naungan memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada 7 MST dan 8 MST. Pada 7 MST, N3 berbeda nyata dengan perlakuan lainnya,

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.

USU Repository © 2009

sedangkan pada 8 MST, N3 dan N2 tidak berbeda nyata. Perlakuan N3 (naungan 75%) menunjukkan tinggi tanaman tertinggi pada pengamatan 7 MST dan 8 MST. Penyebabnya diduga karena etiolasi yang mengakibatkan daun lebih cepat memanjang ketika menerima sedikit cahaya. Namun secara umum tinggi tanaman tidak dipengaruhi oleh naungan. Hal ini dapat dilihat pada pengamatan-pengamatan pada minggu lainnya terhadap parameter tingi tanaman. Pertumbuhan daun yang lateral (kearah samping) dan tidak membentuknya batang semu pada tanaman bawang sabrang ini menyebabkan pengaruh naungan tidak berbeda nyata.

Jumlah daun secara umum tidak dipengaruhi oleh naungan. Hal ini terlihat pada hampir setiap pengamatan. Jumlah daun berbeda nyata hanya pada pengamatan minggu terakhir (18 MST), dimana perlakuan N0 dan N1 tidak berbeda nyata, tetapi N0 berbeda nyata dengan N2 dan N3. Jumlah daun pada suatu tanaman dipengaruhi lingkungan dan genetik tanaman tersebut (Gardner, dkk, 2003) dan kelihatannya pengaruh genetik lebih dominan daripada pengaruh lingkungan (penaungan) pada pengamatan parameter ini.

Persentase berbunga tanaman bawang sabrang dipengaruhi oleh perlakuan naungan. Tanaman yang mendapat sinar matahari secara langsung (tanpa naungan) menghasilkan persentase berbunga tertingi dari pelakuan lainnya dan cenderung lebih cepat mengeluarkan bunga. Lakitan (1996) menyebutkan beberapa spesies membutuhkan lama penyinaran atau panjang hari tertentu sebagai faktor yang merangsang pembungaanya. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa tanaman bawang sabrang menyukai cahaya penuh untuk berbunga.

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.

USU Repository © 2009

Pada pengamatan parameter jumlah anakan, jumlah umbi, bobot segar umbi per sampel dan bobot segar umbi per plot menunjukkan perbedaan yang nyata karena perlakuan naungan. Perlakuan tanpa naungan memberikan hasil terbaik (tertinggi) dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya, sedangkan pada perlakuan lainnya, walaupun N1, N2 dan N3 tidak berbeda nyata pada uji statistik, perlakuan N3 menunjukkan hasil terendah dan pengaruh naungan yang semakin berat cenderung memberikan hasil yang rendah pada parameter tersebut. Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan suatu spesies tumbuhan dipengaruhi oleh hasil fotosintesinya. Lakitan (1996) menyatakan bahwa intensitas cahaya yang tinggi menyebabkan bahan kering yang terakumulasi lebih banyak dan pertumbuhan umbi dipengaruhi oleh faktor internal yaitu laju dan kualitas fotosintat yang dipasok dari tajuk tanaman. Pada penaungan terutama penaungan berat, Fitter (1981) menjelaskan bahwa kecepatan tumbuh tanaman tersebut sangat rendah karena pada keadaan ini titik kompensasi peningkatan karbon untuk fotosintesis sama dengan kehilangan karena respirasi.

Pengaruh Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Sabrang (Eleutherine americana Merr).

Tekstur tanah menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap tingi tanaman dan jumlah daun, jumlah anakan, jumlah umbi, bobot segar daun, bobot kering daun, bobot segar umbi per sampel dan bobot segar umbi per plot. Tekstur tanah terbaik pada penelitian ini ditunjukkan pada T3 (tekstur lempung berliat) dan T4 (tekstur lempung liat bedebu) yang saling tidak berbeda nyata. Tekstur tanah menurut Webster and Wilson (1986) mempengaruhi kestabilan agregat, permeabilitas tanah terhadap air dan udara, karakteristik drainase, kapasitas

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.

USU Repository © 2009

pemegangan air, kesukaan dalam budidaya tanaman dan status hara dalam tanah. Hartman el al., (1981) tanah yang memiliki persentase pasir tinggi mudah kehilangan air dan tanah yang memiliki liat yang tinggi meningkatkan kapasitas tukar kation. Tanah dengan tekstur lempung berliat (T3) dan lempung liat berdebu (T4) diduga dapat manahan air dengan baik dan mampu mengikat dan menyediakan hara sehingga memberikan pertumbuhan terbaik pada semua parameter diatas.

Persentase berbunga juga dipengaruhi oleh jenis tekstur yang dicobakan. T4 (tekstur lempung liat berdebu) menunjukkan hasil terbaik dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Seperti dijelaskan sebelumnya, dengan ketersediaan air dan hara didalam tanah dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pertumbuhan yang berjalan dengan baik akan mengahasilkan umbi yang besar. Umbi yang besar memungkinkan tanaman mengeluarkan bunga lebih besar daripada umbi yang kecil. Rubatzky dan Yamaguci (1997) menyatakan bahwa ukuran tanaman adalah faktor penting yang menentukan kepekaan terhadap induksi pembungaan. Tanaman yang lebih besar lebih tanggap daripada tanaman yang kecil.

Pengaruh Interaksi Naungan dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Sabrang (Eleutherine americana Merr).

Interaksi antara naungan dan tekstur tanah berpengaruh nyata pada pengamatan tingi tanaman 10, 11, 13 dan 15 MST. Hasil uji Duncan (Tabel 2) menjelaskan bahwa kombinasi perlakuan tidak berbeda nyata satu sama lain. Tetapi pada naungan N3 (75%) tekstur T3 menunjukkan rataan tetinggi dinanding perlakuan lainnya. Endang dalam Yunus (2004) menjelaskan tanah yang

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.

USU Repository © 2009

bertekstur pasir memiliki luas permukaan yang kecil dan sulit menahan unsur hara, sedangkan tanah yang bertekstur liat mempunyai luas permukaan yang besar, sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara sangat tinggi. Sementara itu Wrigley (1982) menyatakan bahwa ada keuntungan pada tanaman yang tumbuh dengan kondisi ternaungi yaitu: Fluktuasi suhu udara (iklim mikro) pada tanaman rendah, kisaran suhu daun dan tanah rendah dibawah tanaman penaung, dan kelembaban relatif tinggi. Kombinasi dari pengaruh penaungan dan tekstur tanah mungkin menyebabkan kombinasi perlakuan N3T3 (naungan 75% dan tekstur lempung berliat) menunjukkan pengaruh terbaik pada parameter tinggi tanaman.

Hartarto Yusuf : Pengaruh Naungan Dan Tekstur Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Sabrang (Eleutherine americana MERR.), 2009.

USU Repository © 2009

Dokumen terkait