• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORITIS

F. Hitsujun

Seperti yang telah kita ketahui bahwa kanji terbentuk dari garis atau coretan. Dimulai dari kanji yang coretannya sedikit sampai yang coretannya banyak.

Menurut Katoo dalam Sudjianto (2004: 65) menjelaskan bahwa nama-nama garis atau coretan yang biasa dipakai untuk penulisan kanji dapat kita lihat sebagai berikut :

1. Ten (丶丶丶丶) 2. Yokokaku atau Ookaku () 3. Tatekaku atau Juukaku () 4. Hidariharai (丿) 5. Migiharai ( ) 6. Ore ( ) 7. Hane ( ) 8. Tome (亅一) 9. Magari ( )

Penulisan kanji dengan garis atau coretan di atas dilakukan dengan suatu tata cara, dengan kata lain kita tidak bisa melakukannya dengan sembarang. Sebagai contoh, untuk menulis kanji 二 ‘dua’, pertama-tama kita harus menulis coretan bagian atas, barulah menulis coretan bawah. Jadi, kita tidak bisa mengacak urutan penulisan, misalnya bagian bawah terlebih dahulu, kemudian baru bagian atasnya. Urutan garis-garis atau coretan-coretan itulah yang disebut hitsujun. Istilah tersebut berlaku juga untuk penulisan huruf kana. Terdapat satu manfaat hitsujun bagi pembelajar bahasa Jepang yaitu sebagai cara untuk menghapal huruf kanji satu demi satu secara tepat.

Dalam gaikoku jin no tameno kanji jiten dijelaskan mengenai pentingnya mempelajari urutan coretan, seperti berikut ini:

The stroke order for characters that is now used is the fruit of long experience. If you follow the standard stroke order, not only can characters be easily and quickly written but also their form will be pleasing to the eye. Stroke order is also helpful for memorizing characters and for looking them up in dictionaries. If everyone used a different stroke order, the finished form at the character would give a very different impression. Unlike kana and Roman letters there are a very great number of characters. Moreover, since the composition of these characters is often complex, we must learn how to combine the various dots and lines in the elements comprising the character and also we must familiarize ourselves with the order in which these dots and lines are written.

Dalam bahasa Indonesia, kutipan di atas dipahami sebagai berikut :

Urutan coretan pada huruf yang dipakai sekarang adalah hasil dari pengalaman yang panjang. Bila kamu mengikuti urutan coretan standar, bukan hanya dapat mempermudah dan mempercepat penulisan tetapi juga huruf tersebut akan lebih enak dilihat. Urutan coretan tentu sangat membantu untuk mengingat huruf dan untuk mencarinya di kamus. Jika setiap orang menggunakan urutan coretan yang berbeda, hasil akhir hurufnya akan memberikan kesan yang sangat berbeda. Tidak seperti kana dan romaji, kedua huruf tersebut luar biasa banyak karakternya.selain itu, sejak komposisi dari huruf-huruf itu kerap kali kompleks, kita harus belajar bagaimana mengkombinasikan titik dan garis yang bervariasi dan tentu kita harus terbiasa dengan urutan tulisan titik dan garis tersebut.

Dari kutipan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pentingnya mempelajari urutan coretan diantaranya adalah mempermudah dan mempercepat penulisan, memperindah huruf, membantu dalam mengingat huruf, dan membantu dalam mencarinya di dalam kamus.

Sebagai salah satu upaya dalam bidang pengajaran kanji pada pendidikan sekolah di Jepang terutama untuk menyeragamkan hitsujun (urutan penulisan kanji), maka pada tahun 1958 Monbusho menyusun Hitsujun Shidoo no Tebiki.

Prinsip-prinsip penulisan urutan kanji yang dikemukakan pada Hitsujun Shidoo

no Tebiki tersebut adalah sebagai berikut (Iwabuchi, 1989 : 227).

1. Kanji ditulis dengan urutan dari atas ke bawah (misalnya kanji 喜). 2. Kanji ditulis dengan urutan dari kiri ke kanan (misalnya kanji 川 例). 3. Yokokaku pada kanji yang memiliki tulisan berbentuk silang ditulis lebih dulu

(misalnya kanji 十 大). Tetapi yokokaku pada bentuk silang seperti pada kanji-kanji 田, 王 dan sebagainya ditulis belakangan.

4. Garis atau coretan yang merupakan bagian tengah kanji ditulis lebih dulu (misalnya kanji 小 水 ), kecuali coretan-coretan pada huruf kanji 火 dan 性. 5. Garis atau coretan yang merupakan bagian luar kanji ditulis lebih dulu

(misalnya kanji 国 司).

6. Coretan hidariharai ditulis lebih dulu (misalnya kanji 人 文).

7. Coretan tatekaku yang menembus atau memotong / membelah bagian kanji yang lainnya ditulis pada urutan yang terakhir (misalnya kanji 中 車). Huruf-huruf seperti , , dan lain-lainnya (yang memiliki tatekaku yang memotong bagian kanji yang lainnya tidak sampai keluar menembus bagian atas ataupun bagian bawah) ditulis dengan urutan ; pertama-tama bagian atas kanji, lalu tatekaku, dan terakhir bagian bawah kanji tersebut.

8. Coretan yokokaku yang menembus atau memotong /membelah bagian kanji lainnya ditulis pada urutan yang terakhir (misalnya kanji 女 子 母).

Selanjutnya dalam Gaikoku Jin no tame no Kanji Jiten dijelaskan lebih rinci mengenai aturan untuk urutan coretan kanji dalam bahasa Jepang dan Inggris. Penulis menerjemahkannya dalam kalimat bahasa Indonesia yang biasa dipakai sehari-hari, sebagai berikut :

Aturan untuk urutan coretan

Aturan penting nomor 1 dari atas ke bawah

1. Dimulai dengan satu coretan single yang ada di bagian teratas huruf dan kemudian di tulis ke bawah.

2. Dimulai dengan satu elemen di atas huruf dan kemudian ditulis ke bawah.

Aturan penting nomor 2 dari kiri ke kanan

1. Dimulai dengan coretan dari kiri dan kemudian ditulis melewati coretan pertama.

2. Dimulai dengan satu elemen di kiri huruf dan kemudian ditulis melewati elemen pertama.

Catatan : tiga dari tipe nyou merupakan kekecualian dari b.

Kedua aturan penting di atas adalah sifat-sifat dasar untuk menulis urutan coretan dengan benar. Menyusul itu terdapat delapan aturan yang terkait dengan kombinasi dari elemen yang dipakai pada coretan yang mana elemen-elemen itu terdiri dari huruf-huruf cina.

Aturan nomor 1 – coretan horizontal ditulis sebelum coretan vertikal. Ketika coretan horizontal dan vertikal bersilang, coretan horizontal hampir selalu ditulis duluan.

1. horizontal – vertikal

2. horizontal – vertikal – vertikal

3. horizontal – horizontal – vertikal

4. horizontal – horizontal – vertikal – vertikal

catatan : aturan dua memberikan contoh dimana coretan horizontal ditulis setelah coretan vertikal (pengecualian untuk aturan nomor satu).

Aturan nomor 2 – coretan horizontal ditulis setelah coretan vertikal. Ketika terdapat tiga atau lebih coretan horizontal dan coretan vertical tidak memotong melewati coretan horizontal ke bawah, coretan horizontal ketiga ditulis terakhir. 1.

2. kemiripan huruf dalam bentuk :

3.

4. kemiripan huruf dalam bentuk :

aturan nomor 3 – coretan bagian tengah ditulis sebelum coretan-coretan pada

salah satu sisi :

coretan bagian tengah ditulis sebelum coretan kiri dan kanan ketika yang akhir

adalah simetris.

Aturan nomor 4 – coretan yang melingkari ditulis sebelum coretan sebelah dalam.

Catatan 1 : ditulis seperti berikut :

Catatan 2 : huruf dengan coretan yang melingkari ditulis seperti berikut :

Aturan nomor 5 – coretan ayunan kiri ditulis yang pertama.

Coretan ayunan kiri ditulis yang pertama ketika coretan ayunan kiri dan kanan menyilang dan ketika keduanya bersentuhan.

Catatan : ditulis seperti berikut :

Aturan nomor 6 – coretan vertikal tengah setelah coretan-coretan horizontal

ditulis terakhir.

1. Ketika coretan vertikal seluruhnya/ sepenuhnya melewati huruf.

Catatan : coretan horizontal terbawah digunakan terakhir dengan ayunan ke atas ketika radikal hen, dengan kata lain terdapat radikal pada bagian tangan kanan dari huruf, seperti pada .

2. Ketika coretan vertikal lewat melalui atas dan tidak melalui bawah.

3. Ketika coretan vertikal lewat melalui bawah dan tidak melalui atas.

4. Ketika coretan vertikal tidak lewat melalui atas maupun bawah, huruf ditulis pada urutan bagian teratas, coretan vertikal dan bagian terbawah.

Aturan nomor 7 – coretan horizontal terakhir datang ketika itu lewat melalui yang lain. Ketika coretan horizontal lewat melalui seluruh huruf ditulis terakhir.

Catatan : hanya adalah pengeculian.

Aturan nomor 8 – coretan horizontal dan coretan ayunan kiri.

1. coretan ayunan kiri ditulis pertama ketika coretan itu pendek dan coretan horizontal panjang.

2. Coretan horizontal ditulis pertama ketika coretan itu pendek dan coretan ayunan kiri panjang.

Catatan : pada tipe gaya Ming panjang coretan ayunan kiri kelihatannya serupa pada a dan b seperti diatas.

Urutan coretan yang diperlukan perhatian istimewa. 1. menulis coretan tare

a. ketika coretan tare ditulis setelah tulisan horizontal.

b. Ketika coretan tare ditulis pertama.

2. menulis coretan ayunan kiri

a. satu tulisan coretan ayunan kiri pertama seperti huruf berikut :

b. satu tulisan coretan ayunan kiri setelah coretan yang lain seperti huruf berikut :

3. menulis radikal nyou

a. satu tulisan radikal nyou sebelum elemen bagian tengah seperti huruf berikut :

b. satu tulisan radikal nyou setelah elemen bagian tengah seperti huruf berikut :

4. menulis hatsu-gashira dan matsuri-gashira a. hatsu-gashira

b. matsuri-gashira

5. menulis huruf lain yang meragukan

Dari kedua sumber di atas, maka dapat disimpulkan mengenai aturan penulisan coretan kanji seperti berikut.

Pada dasarnya dalam menulis kanji terdapat dua aturan, yaitu ditulis dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan. Kita tidak akan menemukan kanji yang ditulis dari bawah ke atas atau dari kanan ke kiri. Dari kedua aturan dasar tersebut dirumuskan 12 aturan yang terkait dengan kombinasi coretannya, sebagai berikut :

1. Yokokaku ditulis sebelum tatekaku.

2. Yokokaku ditulis setelah tatekaku.

3. Coretan bagian tengah ditulis lebih dulu. 4. Coretan bagian luar ditulis lebih dulu. 5. Coretan hidari harai ditulis lebih dulu.

7. Yokokaku yang memotong seluruh elemen ditulis terakhir.

8. Untuk yokokaku dan coretan hidari harai :

a. Coretan hidari harai ditulis lebih dulu ketika coretan itu pendek dan

yokokaku panjang.

b. Yokokaku ditulis lebih dulu ketika coretan itu pendek dan coretan hidari harai panjang.

9. Untuk Coretan Tare a. Tare ditulis lebih dulu.

b. Tare ditulis setelah yokokaku

10.Untuk Hidari harai

a. Hidari harai ditulis lebih dulu.

b. Hidari harai ditulis setelah coretan yang lain

11.Untuk radikal Nyou

a. Radikal Nyou ditulis sebelum elemen bagian tengah. b. Radikal Nyou ditulis setelah elemen bagian tengah.

Dokumen terkait