• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Hubungan Antara Komunikasi dan Kepemimpinan

organisasional ini, mereka akan mendapat inspirasi baru, termotivasi dan bersemangat.

Pemimpin transformasional tidak sekedar mengkomunikasikan nilai mendasar ini kepada bawahannya, namun prilakunya juga harus mencerminkan nilai-nilai itu. Menurut Kuhnert dan Lewis, pemimpin transformasional yang sukses memiliki rasa percaya diri, kepribadian yang dinamis, keyakinan kuat, kemampuan menyampaikan tujuan, mampu membangun citra baik, dan berbakat dalam memotivasi orang lain. Perhatikan bahwa kualitas-kualitas itu tidak dipakai dalam proses pertukaran, pemimpin transformasional tidak menganggap kebutuhan dan keinginan pengikutnya sebagai bahan tawar menawar.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan selalu melibatkan unsur pemimpin, pengikut, dan konteks. Ketiadaan salah satu dari ketiga unsur tersebut akan menghilangkan esensi pemimpin itu sendiri. Pemimpin yang efektif dalam hubungannya dengan bawahan adalah pemimpin yang mampu meyakinkan pengikutnya bahwa kepentingan pribadi dari bawahan adalah visi pemimpin, serta mampu meyakinkan bahwa anggotanya mempunyai andil dalam mengimplementasikannya.

2.4 Hubungan Antara Komunikasi dan Kepemimpinan

Organisasi merupakan suatu wadah yang terdiri dari beberapa individu dengan karakteristik berbeda yang bekerjasama untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Karakteristik individu yang berbeda dalam organisasi menjadi hal yang sangat menarik dan menjadi suatu tantangan untuk dipersatukan dalam

persepsi dan pandangan yang sama pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Perbedaan tersebut seringkali menjadi hambatan yang menimbulkan konflik.

Salah satu sumber konflik yang sering kali terjadi di antara individu diakibatkan oleh buruknya komunikasi. Bagaimana tidak, hampir dari seluruh kehidupan manusia dilakukan untuk berkomunikasi, terlebih lagi kodrat manusia sebagai makhluk sosial.

Komunikasi yang efektif akan menjadi sumber kekuatan untuk mewujudkan tujuan organisasi karena seluruh aspek manajemen dapat dilaksanakan secara terorganisir. Komunikasi diartikan sebagai proses penyampaian informasi, ide, gagasan untuk dipahami dan menghasilkan umpan balik yang diarahkan pada pencapaian tujuan atau informasi yang dimaksud.

Komunikasi bukan hanya sebatas menyampaikan pesan, melainkan memaknai pesan menjadi suattu pemahaman yang sama. Komunikasi dalam suatu organisasi jelas menjadi kebutuhan dan bahkan satu hal yang wajib dilakukan, terlebih oleh pemimpin kepada para anggotanya. Dengan komunikasi, pimpinan dapat menyampaikan atau mensosialisasikan visi, misi, serta tujuan organisasi kepada anggotanya.Hal tersebut merupakan basis kekuasaan pemimpin dalam organisasi.

Setiap anggota organisasi selalu membutuhkan komunikasi dalam bekerjasama dengan sesama anggota maupun dengan lingkungan yang merupakan sumber kedinamisan organisasi. Oteng Sutisna (1983:190-191) memberikan pernyataan tentang pentingnya komunikasi dalam organisasi, yaitu:

30

1. Unsur-unsur esensial suatu organisasi melingkupi suatu maksud bersama, orang-orang yang bersedia membantu tercapainya tujuan bersama, saling berkomunikasi. Tanpa komunikasi tiada maksud atau tujuan bersama akan dipahami dan diterima oleh semua anggota organisasi. Juga tidak akan ada usaha yang dikoordinasikan untuk mencapai suatu tujuan.

2. Apabila komunikasi tidak berjalan semestinya, maksud-maksud atau tujuan mungkin tidak akan dipahami sama sekali dan orang akan cenderung untuk berbuat dengan cara sewenang-wenang dan tidak terkoordinasi.

3. Komunikasi dalam organisasi bermaksud memberi pengertian kepada orang-orang di dalam organisasi tentang maksud-maksud atau tujuan organisasi. Setiap anggota organisasi memahami tujuan organisasinya banyak ditentukan oleh lancer/ tidaknya pola-pola komunikasi para anggotanya. Melalui proses komunikasi ini lah, para pimpinan dan anggota organisasi dapat melaksanakan proses-proses organisasi.

Komunikasi merupakan proses dinamis, yang mempengaruhi perilaku orang-orang dalam menjalankan tugas-tugas organisasi. Interaksi diantara anggota organisasi tersebut terdapat dalam kerangka hubungan vertikalsecara timbal balik dari atasan kepada bawahan atau pun sebaliknya, dapat pula dalam hubungan

horizontal diantara anggota, atau hubungan diagonal. Dengan kata lain komunikasi dalam organisasi merupakan urat nadinya organisasi. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Fakry Gaffar (1982:5) bahwa, komunikasi di dalam organisasi tidak lain adalah suatu kekuatan yang mempertahankan eksistensi organisasi, tanpa komunikasi itu tidak mungkin berfungsi.

Kepemimpinan merupakan bagian dari fungsi manajemen dalam mengimplementasikan fungsi kepemimpinannya, dipandang bahwa suatu kenyataan kehidupan organisasi, seorang pemimpin memainkan peranan yang sangat penting, bahkan dapat dikatakan sangat menentukan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Dalam hal ini pemimpin membutuhkan orang ( sebagai yang dipimpin ), untuk dapat digerakan sedemikian rupa sehingga yang dipimpin dapat memberikan pengabdian dan sumbangsihnya terhadap organisasi perusahaan terutama dalam berusaha, cara bekerja yang efisien, efektif dan ekonomis serta produktif. Jadi jelas bahwa kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang menumbuhkan, memelihara, dan mengembangkan usaha dan iklim yang kooperatif dalam kehidupan organisasional ( Kartono, 1997 : 41 ).

Berkaitan dengan fungsi dan peranan kepemimpinan dalam suatu perusahaan, ( Sondang P. Siagian, 2010 : 46–72 ) menegaskan sebagai berikut :

Seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan untuk:

1. Pemegang kemudi organisasi ke tempat tujuan yang telah ditetapkan. 2. Berperan selaku katalisator yang mampu meningkatkan laju jalannya

organisasi ke tempat yang telah ditentukan. 3. Berperan selaku integrator.

4. Berperan selaku bapak. 5. Peranan selaku pendidik.

Dengan begitu luasnya peranan kepemimpinan dalam perusahaan, maka fungsi kepemimpinan merupakan bagian dari proses manajemen untuk mencapai

32

tujuan organisasi. Pada dasarnya pengertian kepemimpinan adalah sama yaitu mencakup unsur–unsur :

1. Kemampuan mempengaruhi orang lain, bahan atau kelompok.

2. Kemampuan untuk menggerakkan tingkah laku bawahan atau orang lain

3. Hal–hal di atas dilakukan dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.

Selain keterampilan mendengar secara efektif dan keterampilan verbal dan nonverbal, elemen penting dari komunikasi adalah membangun kepercayaan, meningkatkan pemahaman, dan memberdayakan orang lain. Kepercayaan (rasa percaya) berasal dari komitmen yang kuat terhadap prilaku etis di dalam sistem nilai organisasi. Pemahaman berasal dari tindakan mendengarkan orang lain, menggunakan bahasa yang jelas dan hormat dan menggunakan teknik control prilaku yang tepat. Pemberdayaan berarti memberi orang kesempatan untuk berpikir dan bertindak bagi dirinya sendiri berdasarkan pedoman nilai dan visi organisasi. Manfaat dari rasa percaya, pemahaman dan pemberdayaan antara lain adalah menambah kreativitas dan produktivitas karena pekerja siap mengambil inisiatif untuk sukses tanpa control langsung atau paksaan dari manajer atau

pimpinan. Menurut Dan O’Hair – Gustav W. Friedrich – Lynda Dee Dixon (2009:205).

Jadi kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam mempengaruhi atau menggerakan orang lain atau bawahannya sedemikian rupa, sehingga para bawahan bekerja dengan bergairah, bersedia untuk bekerjasama dan mempunyai

disiplin tinggi, para bawahan diikat dalam kelompok serta bersama – sama mendorong mereka ke suatu tujuan tertentu. Dalam melaksanakan fungsi dan teknik kepemimpinan, komunikasi merupakan salah satu bagian terpenting untuk diperhatikan. Sebab tanpa kemampuan berkomunikasi yang baik, mustahil tujuan organisasi akan tercapai. Ini Berarti bahwa seseorang yang ingin menjadi pimpinan harus belajar agar bisa berkomunikasi yang efektif.

Dokumen terkait