• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

C. Pembahasan

2. Hubungan Antara Motivasi Belajar Akuntansi dengan

2. Hubungan Antara Motivasi Belajar Akuntansi dengan Prestasi Belajar Akuntansi

Motivasi belajar siswa akan berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Dengan adanya motivasi, seorang siswa akan terpacu untuk lebih giat belajar sehingga akan membawa pengaruh terhadap prestasinya. Menurut Mudjiono (1999:35), motivasi merupakan dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar.

Seorang siswa yang memiliki motivasi belajar secara intrinsik akan senang dengan semua pelajaran. Siswa tidak akan memilih pelajaran tertentu saja bila ia ingin berhasil dan mendapatkan nilai yang baik. Walaupun siswa yang memilih jurusan IPS juga mempunyai motivasi yang tinggi terhadap pelajaran akuntansi sehingga siswa mendapat nilai yang baik.

Motivasi sangat penting untuk keberhasilan belajar karena dengan motivasi siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat. Siswa yang selalu belajar giat tentu prestasi belajarnya lebih baik. Hal ini menandakan adanya hubungan antara motivasi belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi. 3. Hubungan Antara Dukungan Teman Sekelas dengan Prestasi Belajar

Akuntansi

Suasana belajar dan interaksi yang terjadi antar teman di dalam kelas dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang. Menurut St. Vembriarto

(1993:53), dengan memasuki sekolah anak memasuki kelompok sebaya yang lebih besar, yaitu teman-teman sekelasnya.

Untuk dapat meningkatkan prestasi belajarnya, siswa harus dapat berinteraksi dengan teman sekelasnya, dapat mengadakan kerjasama dalam hal belajar dan mempunyai rasa peduli terhadap teman yang belum tahu. Siswa juga akan berhasil dalam mencapai prestasinya apabila ia mendapat dukungan dari teman-teman sekelasnya. Teman yang baik akan selalu memberikan dukungan yang bersifat positif dalam meningkatkan prestasi belajar akuntansi. Adanya teman sekelas yang mau membantu mengatasi kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas akuntansi atau ada teman yang mempunyai prestasi belajar akuntansi yang baik sehingga siswa yang lain juga merasa tertantang dan ingin mempunyai prestasi belajar akuntansi yang baik. Hal ini menandakan adanya hubungan antara dukungan teman sekelas dengan prestasi belajar akuntansi.

4. Hubungan Antara Bimbingan Guru Akuntansi, Motivasi Belajar Akuntansi, dan Dukungan Teman Sekelas dengan Prestasi Belajar Akuntansi

Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan. Hal ini mengandung arti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh peserta didik atau siswa. Menurut Uzer Usman (1993:5-6), dikatakan bahwa pandangan seorang guru terhadap pengertian belajar akan mempengaruhi tindakannya dalam membimbing

siswa untuk belajar dan mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa yang mendapat bimbingan dari guru akan merasa senang dan akan lebih giat belajar lagi untuk meningkatkan prestasinya.

Seorang siswa yang mempunyai motivasi belajar akuntansi yang tinggi maka prestasi belajar akuntansinya juga tinggi. Motivasi yang ada pada diri seorang siswa tumbuh di dalam diri siswa itu sendiri. Motivasi juga merupakan salah satu faktor yang penting dalam mencapai prestasi belajar.

Prestasi belajar siswa juga dapat dipengaruhi oleh dukungan teman sekelas. Dukungan dari teman sekelas tersebut dapat berupa kerjasama, perhatian atau adanya sikap toleransi. Seorang siswa dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansinya bila ia mendapat dukungan yang positif dari teman-teman sekelasnya. St. Vembriarto (1993:55) mengatakan bahwa siswa dalam suatu kelas akan menyadarkan perbuatannya pada dukungan dan persetujuan kelompok sebanyanya/kelompok kelas.

Dari penjelasan diatas, akan terlihat adanya suatu hubungan yang saling mempengaruhi antara bimbingan guru akuntansi, motivasi belajar akuntansi dan dukungan teman sekelas terhadap prestasi belajar akuntansi.

D. Paradigma Penelitian

Keterikatan antara variabel-variabel penelitian di atas dapat disusun dalam suatu paradigma sebagai berikut:

X1 rX1Y

X2 rX2Y Y

rX123Y

X3 rX3Y

Keterangan:

X1 = variabel bimbingan guru akuntansi X2 = variabel motivasi belajar akuntansi X3 = variabel dukungan teman sekelas Y = variabel prestasi belajar akuntansi rX1Y = hubungan antara X1 dengan Y rX2Y = hubungan antara X2 dengan Y rX3Y = hubungan antara X3 dengan Y rX123Y = hubungan antara X1, X2, X3 dengan Y

Melalui gambar di atas, maka dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara bimbingan guru akuntansi (X1), motivasi belajar akuntansi (X2), dukungan teman sekelas (X3) terhadap prestasi belajar akuntansi (Y).

E. Perumusan Hipotesis

Dari definisi teoritik dan kerangka teoritik di atas, dapat diajukan hipotesis dalam penelitian ini, yaitu:

1. Ada hubungan antara bimbingan guru akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi siswi-siswi kelas XII Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SMA Santa Maria.

2. Ada hubungan antara motivasi belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi siswi-siswi kelas XII Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SMA Santa Maria.

3. Ada hubungan antara dukungan teman sekelas dengan prestasi belajar akuntansi siswi-siswi kelas XII Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SMA Santa Maria.

4. Ada hubungan antara bimbingan guru akuntansi, motivasi belajar akutansi, dan dukungan teman sekelas secara bersama-sama dengan prestasi belajar akuntansi siswi-siswi kelas XII Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SMA Santa Maria.

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah studi kasus, yaitu jenis penelitian tentang subjek tertentu dimana subjek tersebut terbatas maka kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku terbatas pada subjek yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Santa Maria. Jl. Ireda No. 19A, Yogyakarta 55121.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan November-Januari tahun 2011.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam penelitian, dalam hal ini mereka bertindak sebagai pemberi informasi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam hal ini, yang menjadi subjek penelitian adalah siswi-siswi kelas XII Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SMA Santa Maria, Yogyakarta.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan dalam penelitian. Dalam hal ini, yang menjadi objek penelitian adalah bimbingan guru akuntansi, motivasi belajar akuntansi dan dukungan teman sekelas, dan prestasi belajar akuntansi.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah keseluruhan subjek penelitian atau keseluruhan unsur-unsur yang memiliki satu atau beberapa ciri atau karakteristik yang sama (Suharsimi Arikunto,1996:115). Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah siswi-siswi kelas XII Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) semester I SMA Santa Maria, Yogyakarta.

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto,1996:117). Menurut Suharsimi Arikunto (1996:120), dalam pengambilan sampel digunakan suatu perkiraan, apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Dalam penelitian ini, akan diambil sebanyak 50 siswi yang berasal dari siswi-siswi kelas XII Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS) SMA Santa Maria sehingga penelitian yang dilakukan adalah penelitian populasi.

E. Operasionalisasi Variabel

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek yang bervariasi atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian yang akan dilaksanakan ada dua variabel yang menjadi objek penelitian, yaitu:

a. Variabel bebas (independent variable)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas, adalah:

1) Bimbingan guru akuntansi 2) Motivasi belajar akuntansi 3) Dukungan teman sekelas

b. Variabel terikat (dependent variable)

Variabel terikat adalah variabel yang menjadi akibat dari variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah prestasi belajar akuntansi.

2. Pengukuran Variabel

Setiap variabel yang akan dianalisis perlu diukur dengan cara pengukuran masing-masing, maka pengukuran variabel penelitian yang penulis lakukan adalah:

a. Variabel bebas (bimbingan guru akuntansi, motivasi belajar akuntansi, dukungan teman sekelas)

Variabel bimbingan guru akuntansi, motivasi belajar akuntansi, dan dukungan teman sekelas diukur dengan menggunakan skala model Likert. Peneliti menggunakan skala Likert untuk memberikan skor pada kuesioner. Skala Likert ini merupakan salah satu skala yang digunakan untuk mengukur sikap. Ada dua kategori pernyataan yang digunakan, yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif yang dinilai dengan Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Pernyataan positif adalah pernyataan yang mendukung gagasan sedangkan pernyataan negatif adalah pernyataan yang tidak mendukung gagasan.

Skor yang digunakan untuk menilai pernyataan-pernyataan tersebut adalah :

Tabel 3.1 Skor Pernyataan Sikap

Pernyataan Sikap Skor SS Skor S Skor TS Skor STS

Pernyataan Positif 4 3 2 1

b. Variabel terikat (prestasi belajar akuntansi)

Prestasi belajar diukur dari nilai rata-rata ulangan harian mata pelajaran akuntansi siswi-siswi kelas XII Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Semester I.

3. Penentuan Kecenderungan Variabel

Penentuan kecenderungan terhadap variabel bebas dan terikat dinilai dengan penilaian acuan patokan (PAP) tipe II. Penilaian dengan menggunakan PAP tipe II sebagai berikut:

Tabel 3.2. Penilaian Acuan Patokan II

Tingkat Penguasaan Kompetensi Kategori Kecenderungan Variabel

81% - 100% Sangat tinggi

66% - 80% Tinggi

56% - 65% Cukup

46% - 55% Rendah

di bawah 46% Sangat rendah

4. Kisi-Kisi Operasionalisasi Variabel

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Indikator Penelitian

Variabel Bebas Indikator Item

Positif

Item Negatif

Bimbingan Guru Akuntansi

1. Perhatian guru akuntansi 1, 2, 3 4, 5 2. Kerelaan menyediakan waktu

untuk membimbing

3. Kepercayaan guru kepada siswa

10 11, 12

Motivasi Belajar Akuntansi

1. Kemauan untuk mengikuti pelajaran akuntansi

13, 14

2. Keinginan untuk menguasai materi akuntansi

15, 16

3. Usaha untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi

17, 18 19, 20 4. Ketekunan dalam menyelesaikan tugas-tugas akuntansi 21, 22, 23 24 Dukungan Teman Sekelas

1. Kerjasama dengan teman sekelas

25 26

2. Perhatian antar teman sekelas 27, 28, 29

3. Toleransi antar teman sekelas 30 31

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga metode, yaitu:

1. Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden baik laporan tentang pribadinya maupun hal-hal yang ia ketahui. Alasan peneliti menggunakan kuesioner karena kuesioner dirasakan mampu mewakili kekurangan peneliti baik dari

segi waktu, biaya dan tenaga dalam mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian.

2. Wawancara (interview)

Wawancara adalah metode tanya jawab langsung dengan para responden. Wawancara ini digunakan untuk memperkuat data dari kuesioner. Dalam hal ini wawancara dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung dengan kepala sekolah, guru atau karyawan sekolah untuk melengkapi data-data tentang keadaan sekolah.

3. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengungkap data yang bersifat historis dan data yang diperoleh diyakini kebenarannya atau ketepatannya dengan peristiwa atau keterangan sewaktu peristiwa itu terjadi. Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk mencari data tentang prestasi belajar akuntansi siswi-siswi kelas XII Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Semester I SMA Santa Maria.

G. Teknik Pengujian Instrumen

Untuk mengetahui apakah instrumen sudah valid atau belum digunakan analisis sebagai berikut:

1. Analisis Validitas

Validitas adalah taraf sampai di mana suatu instrumen mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo,1995:242). Suatu instrumen dikatakan valid jika dapat mengungkapkan data dan variabel yang diteliti secara tepat. Tujuan dari pengujian validitas kuesioner adalah untuk menguji ketepatan dalam penggunaan suatu alat ukur terhadap suatu kejadian. Dalam hal ini yang diuji adalah butir-butir pertanyaan. Untuk menguji kesahihan (validitas) kuesioner dalam penelitian ini digunakan rumus Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Karl Pearson. Adapun rumusnya sebagai berikut (Suharsimi Arikunto,1999:72):

  

 

2 2



2

 

2

Y Y N X X N Y X XY N rxy            Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi X dan Y N = Banyaknya subjek

X

 = Jumlah skor masing-masing item Y

 = Jumlah skor dari seluruh item XY

 = Jumlah hasil perkalian dari skor variabel X dan Y

Besarnya r dapat diperhitungkan dengan menggunakan taraf signifikansi 5%. Apabila hasil perhitungan menunjukkan r hit  r tabel, maka item tersebut valid. Sedangkan apabila hasil perhitungan menunjukkan r hit 

Uji validitas dilakukan dengan program SPSS 12.0 for Windows dengan jumlah responden (n) = 39 maka angka pada r tabel menunjukkan 0,316 pada taraf signifikansi 5%. Hasil pengujian validitas pada masing-masing variabel dapat dilihat pada penjelasan berikut:

a. Bimbingan Guru Akuntansi

Hasil uji validitas pada variabel bimbingan guru akuntansi dapat dilihat pada lampiran 2. Berikut ringkasan hasil pengujiannya.

Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Variabel Bimbingan Guru Akuntansi

Butir r hitung r tabel Hasil Analisis

1 0,437 0,316 Valid 2 0,443 0,316 Valid 3 0,349 0,316 Valid 4 0,619 0,316 Valid 5 0,728 0,316 Valid 6 0,432 0,316 Valid 7 0,503 0,316 Valid 8 0,547 0,316 Valid 9 0,806 0,316 Valid 10 0,460 0,316 Valid 11 0,776 0,316 Valid 12 0,775 0,316 Valid

Berdasarkan Tabel 3.4 di atas, diketahui bahwa hasil pengujian validitas 12 item pernyataan dalam kuesioner untuk mengukur variabel

bimbingan guru akuntansi dinyatakan valid karena r hitung lebih besar dari r tabel.

b. Motivasi Belajar Akuntansi

Hasil uji validitas pada variabel motivasi belajar akuntansi dapat dilihat pada lampiran 2. Berikut ringkasan hasil pengujiannya.

Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar Akuntansi

Butir r hitung r tabel Hasil Analisis

13 0,600 0,316 Valid 14 0,662 0,316 Valid 15 0,355 0,316 Valid 16 0,422 0,316 Valid 17 0,600 0,316 Valid 18 0,623 0,316 Valid 19 0,575 0,316 Valid 20 0,589 0,316 Valid 21 0,542 0,316 Valid 22 0,340 0,316 Valid 23 0,683 0,316 Valid 24 0,730 0,316 Valid

Berdasarkan Tabel 3.5 di atas, diketahui bahwa hasil pengujian validitas 12 item pernyataan dalam kuesioner untuk mengukur variabel motivasi belajar akuntansi dinyatakan valid karena r hitung lebih besar dari r tabel.

c. Dukungan Teman Sekelas

Hasil uji validitas pada variabel dukungan teman sekelas dapat dilihat pada lampiran 2. Berikut ringkasan hasil pengujiannya.

Tabel 3.6. Hasil Uji Validitas Variabel Dukungan Teman Sekelas

Butir r hitung r tabel Hasil Analisis

25 0,585 0,316 Valid 26 0,402 0,316 Valid 27 0,752 0,316 Valid 28 0,508 0,316 Valid 29 0,732 0,316 Valid 30 0,444 0,316 Valid 31 0,529 0,316 Valid

Berdasarkan Tabel 3.5 di atas, diketahui bahwa hasil pengujian validitas 7 item pernyataan dalam kuesioner untuk mengukur variabel bimbingan guru akuntansi dinyatakan valid karena r hitung lebih besar dari r tabel.

2. Analisis Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,2010:365). Dalam penelitian ini, untuk pengujian reliabilitas instrumen menggunakan Alpha Cronbach, dengan rumus:

                

2 2 1 ) 1 ( t i i S S k k r Keterangan: i r = reliabilitas instrumen

k = mean kuadrat antara subyek

2

i

S = mean kuadrar kesalahan 2

t

S = varians total

Menurut Nunally, jika hasil perhitungan koefisien alpha > 0,60 maka instrumen penelitian tersebut reliabel (dapat dipercaya). Sebaliknya alpha < dari 0,60 maka instrumen penelitian tersebut tidak reliabel (Nunally,1967 dalam Gozhali,2001:42).

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Crtonbach dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows Versi 12.0. Hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 3. Berikut ringkasan hasil pengujiannya.

Tabel 3.7. Rangkuman Pengujian Reliabilitas

Variabel Koef. Alpha Kriteria Reliabilitas Status Tingkat Keandalan Bimbingan Guru

Akuntansi 0,874 0,60 Andal Tinggi

Motivasi Belajar

Dukungan Teman

Sekelas 0,814 0,60 Andal Tinggi

Berdasarkan Tabel 3.7. di atas, diketahui bahwa koefisien alpha untuk masing-masing variabel lebih besar dari nilai kriteria reliabilitas, maka dapat dikatakan semua variabel tersebut reliabel.

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis harus dilakukan karena akan digunakan sebagai langkah selanjutnya dalam melakukan analisis data, selain itu uji prasyarat analisis juga dimaksudkan sebagai dasar dalam mengambil keputusan agar tidak menyimpang dari kebenaran yang seharusnya ditarik.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui gejala-gejala yang diteliti apakah mempunyai sebaran data yang normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan rumus One-Sample Kolmogorov-Smirnov (Sugiyono,2010:255). )] ( ) ( [F X1 S X1 Max Don Keterangan: D = Deviasi maksimum ) (X1

) (X1

Sn = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi Kriteria penerimaan jika nilai probabilitas (sig.) lebih besar dari taraf nyata 5% maka distribusi data normal, jika nilai probabilitas (sig.) lebih kecil dari taraf nyata 5% maka distribusi data tidak normal..

2. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis 1, 2, 3 digunakan analisis korelasi Product Moment (Suharsimi Arikunto,1999:72). Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

a. Rumusan Hipotesis

1) Hubungan antara bimbingan guru akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi

Ho = Tidak ada hubungan signifikan antara bimbingan guru akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi

Ha = Ada hubungan signifikan antara bimbingan guru akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi

2) Hubungan antara motivasi belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi

Ho = Tidak ada hubungan signifikan antara motivasi belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi

dengan prestasi belajar akuntansi

3) Hubungan antara dukungan teman sekelas dengan prestasi belajar

Dokumen terkait